Professional Documents
Culture Documents
Airbone
Airbone
IN HOUSE TRAINING
PENGELOLAAN PASIEN
INFEKSIUS
( INFEKSI AIRBONE )
PENDAHULUAN
2.1 DEFINISI
Penyakit bawaan udara (bahasa Inggris: airborne disease) adalah
semua penyakit yang disebabkan oleh patogen yang dapat ditularkan
melalui udara oleh partikel kecil dalam waktu dan jarak tertentu. [2] Penyakit-
penyakit semacam ini bersifat penting baik dalam kedokteran manusia
maupun kedokteran hewan. Patogen yang ditularkan melalui udara dapat
berupa virus, bakteri, atau jamur, dan dapat menyebar melalui bernapas,
bicara, batuk, bersin, terangkatnya debu, penyemprotan cairan, penyiraman
toilet, atau kegiatan apa pun yang menghasilkan partikel aerosol atau
percikan. Penyakit bawaan udara tidak termasuk kondisi yang disebabkan
oleh polusi udara seperti senyawa organik mudah menguap, gas, dan partikel
udara.
Salah satu penyakit airbone adalah Coronavirus (COVID-19). Tanda
dan gejala umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan
akut seperti demam, batuk dan sesak napas. Masa inkubasi ratarata 5-6 hari
dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada kasus COVID19 yang berat
dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan
bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada
sebagian besar kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami
kesulitan bernapas, dan hasil rontgen menunjukkan infiltrat pneumonia luas
di kedua paru
2.2 PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Tindakan penncegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di
pelayanan kesehatan dan masyarakat. Langkah-langkah pencegahan yang
paling efektif di masyarakat meliputi:
1. Melakukan kebersiha tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan
tidak terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun dan air mengalir jika
terlihat kotor.
2. Menghindari menyentuh mata, hidung, dan mulut
3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut
dengan lengan atas bagian dalam atautisu, lalu buanglah tisu ke tempat
sampah.
4. Pakailah masker medis jika memiliki gejla pernafasan dan melakukan
kebersihan tangan setelah membuang masker ke tempat sampah.
5. Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala
gangguan pernafasan.
BAB II
KEWASPADAAN ISOLASI
gabungan dari:
d. Pengendalian lingkungan
g. Penempatan pasien
b. APD petugas:
Sarung tangan bersih non steril, ganti setelah kontak
bahan infeksius, lepaskan sarung tangan sebelum keluar
dari kamar pasien dan cuci tangan menggunakan
antiseptik
c. Transport pasien
Batasi kontak saat transportasi pasien
2) Kewaspadaan transmisi droplet
a. Penempatan pasien :
Kamar tersendiri atau kohorting, beri jarak antar pasien
>1m
b. APD petugas:
Masker Bedah/Prosedur, dipakai saat memasuki ruang
rawat pasien
c. Transport pasien
Batasi transportasi pasien, pasangkan masker pada pasien
saat transportasi
kohorting
b. APD petugas:
Minimal gunakan Masker Bedah/Prosedur
Gaun
Goggle
Transport pasien
Catatan :
PENUTUP
Pedoman ini merupakan panduan bagi tenaga medis yang ada di rumah
sakit dan bukan buku standar yang bersifat mutlak oleh karena itu untuk
pelaksanaan di lapangan dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi dan
kebutuhan masing-masing Rumah Sakit.
Hormat kami,
Pemohon