You are on page 1of 15

PANDUAN

PRAKTIK LUMBAL PUNGSI


RSU SUMEKAR SUMENEP

DISUSUN OLEH:
KOMITE PPI RSU SUMEKAR SUMENEP

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP


RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR SUMENEP
Jl. Arya Wiraraja No 99, Lingkar Timur
Telp. (0328) 6762407-Fax. 6762407
Email : rsu.sumekar@gmail.com
SUMENEP
PEMERINTAH KABUPATEN SUMENENEP
RSU SUMEKAR
Jl. Arya Wiraraja No. 99 Limgkar Timur 69417
( ( 0328 ) 6762407 - Fax ( 0328 ) 662257
SUMENEP

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR SUMENEP


Nomor : -III/RSUSS/VII/2018

TENTANG

PANDUAN PRAKTIK LUMBAL PUNGSI

RSU SUMEKAR SUMENEP

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR SUMENEP

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan tingkat pengendalian


infeksi RSU Sumekar sumenep, maka diperlukan
penyelenggaraan pedoman praktik lumbal pungsi yang
aman.
b. Bahwa agar pelayanan pencegahan pengendalian infeksi di
RSU Sumekar Sumenep dapat terlaksana dengan bai, perlu
adanya kebijakan direktur rsu sumenep sebagai landasan
bagi penyelenggara pengendalian infeksi di rumah sakit
umum sumekar sumenep.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana yang
dimaksudkan a dan b, perlu didetapkan kebijakan Direktur
Rumah Sakit Umum Sumekar .
Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2009 Tentang Rumah Sakit;
3. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
382/MENKES/SK/III/2007 Tentang Pedoman Pencegahan
dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas
Kesehatan Lainnya.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM


SUMEKAR SUMENEP TENTANG PANDUAN
PRAKTIK LUMBAL PUNGSI PADA RUMAH SAKIT
UMUM SUMEKAR KABUPATEN SUMENEP
KESATU : Memberlakukan Panduan praktik lumbal Pungsi Pada Rumah
Sakit Umum Sumekar Sumenep sebagai mana terlampir dalam
keputusan ini
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU agar
digunakan sebagai acuan dalam melaksanakan kegiatan praktik
lumbal pungsi pada Rumah Sakit Umum Sumekar Sumenep
KETIGA : Keputusan ini akan dilakukan evaluasi maksimal 3 (tiga) tahun
sejak tanggal ditetapkan.
KEEMPAT Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan, dengan
ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan dan atau
kesalahan di dalamnya akan diadakan perbaikan sebagaimana
mestinya.

Ditetapkan di Sumenep
Pada tanggal 5 Juni 2018
DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM SUMEKAR
dr. H. Soelihanto Soetoyo,Sp.B.FINAC’S
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................1
1. DEFINISI.........................................................................................................2
2. RUANG LINGKUP........................................................................................2
3. TATALAKSANA............................................................................................2
4. DOKUMENTASI............................................................................................8
5. PENUTUP........................................................................................................9

1
PANDUAN PRAKTIK LUMBAL PUNGSI

I. DEFINISI
1. Lumbal Pungsi
Lumbal pungsi adalah upaya pengeluaran cairan serebrospinal dengan
memasukan jarum kedalam ruang subarakhnoid. Test ini dilakukan untuk
pemeriksaan cairan serebrospinali,mengukur dan mengurangi tekanan
cairan serebrospinal,menentukan ada tidaknya darah pada cairan
serebrospinal, untuk mendeteksi adanya blok subarakhnoid spinal,dan
untuk memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis spinal terutama
kasus infeksi. (Brunner and Suddarth’s, 1999, p 1630)
2. Cairan Serebrospinal
Cairan Serebro Spinal (CSS) ditemukan di ventrikel otak dan sisterna dan
ruang subarachnoid yang mengelilingi otak dan medula spinalis. Seluruh
ruangan berhubungan satu sama lain, dan tekanan cairan diatur pada suatu
tingkat yang konstan.

II. RUANG LINGKUP


Praktik lumbal pungsi dilakukan untuk melakukan pemeriksaan cairan
serebrospinal, mengukur dan mengurangi tekanan cairan serebrospinal,
menentukan ada tidaknya darah pada cairan serebrospinal, mendeteksi adanya
blok subarachnoid dan memberikan antibiotic intrathekal ke dalam kanalis
spinal terutama dalam kasus infeksi.

III. TATA LAKSANA

1. Indikasi lumbal pungsi


a. Mengambil bahan pemeriksaan CSF untuk diagnostic dan persiapan
pemeriksaan pasien yang dicurigasi mengalami meningitis,
encepahilitis atau tumor malignan.

2
b. Untuk mengidentifikasi adanya darah dalam CSF akibat trauma atau
dicurigai adanya perdarahan subarachnoid. Untuk memasukan cairan
opaq ke dalam ruang subarakhnoid.
c. Untuk mengidentifikasi adanya tekanan intrakarnial/intraspinal,untuk
memasukan obat intratekal seperti terapi antibiotik atau obat
sitotoksik.

2. Kontraindikasi
a. Infeksi dekat tempat penusukan. Kontaminasi dari infeksi akan
menyebabkan meningitis.
b. Pasien dengan peningkatan tekanan intra cranial. Herniasi serebral
atau herniasi serebral
c. Pasien yang mengalami penyakit sendi-sendi vertebra degeneratif. Hal
ini akan sulit untuk penusukan jarum ke ruang interspinal.
d. Bleeding diathesis, seperti Coagulopathy dan Penurunan platelet.
e. Pola pernafasan abnormal.

3. Tehnik praktik lumbal pungsi


a. Persiapan alat
1) Troleey
2) Kassa steril
3) Kapas steril
4) Sarung tangan steril
5) Baju steril
6) Jarum punksi ukuran 19, 20, 22,23 G.
7) Manometer spinal
8) Masker dan pelindung mata
9) Alcohol dalam lauran antiseptic untuk membersihkan kulit.
10) Spuit dan jarum untuk memberikan obat anestesi local
11) Obat anestesi loka (lidokian 1% 2 x ml), tanpa epinefrin.
12) Tempat penampung csf steril x 3 (untuk bakteriologi, sitologi dan
biokimia).

3
13) Plester
14) Depper
15) Jam yang ada penunjuk detiknya
16) Tempat sampah.
b. Persiapan pasien
1) Pasien diposisikan tidur lateral pada ujung tempat tidur dengan
lutut ditarik ke abdomen. Catatan : bila pasiennya obesitas, bisa
mengambil posisi duduk di atas kursi, dengan kursi dibalikan dan
kepala disandarkan pada tempat sandarannya.
2) Jelaskan prosedur pemeriksaan pada klien.
3) Memberi penyuluhan kepada pasien dan keluarga tentang lumbal
pungsi meliputi tujuan, prosedur, posisi, lama tindakan, sensasi-
sensasi yang akan dialami dan hal-hal yang mungkin terjadi
berikut upaya yang diperlukan untuk mengurangi hal-hal tersebut
4) Meminta izin dari pasien/keluarga dengan menadatangani
formulir kesediaan dilakukan tindakan lumbal pungsi.
5) Meyakinkan klien tentang tindakan yang akan dilakukan
c. Prosedur
1) Preinteraksi
1. Kaji catatan medis dan catatan keperawatan klien
2. Kesiapan perawat melakukan tindakan
3. Jelaskan tujuan tindakan
4. Persiapkan dan kumpulkan alat-alat
5. Cuci tangan.
2) Interaksi
1. Posisi pasien lateral recumbent dengan bagian punggung di
pinggir tempat tidur. Lutut pada posisi fleksi menempel pada
abdomen,leher fleksi kedepan dagunya menepel pada dada
(posisi knee chest).
2. Pilih lokasi pungsi. Tiap celah interspinosus vertebral dibawah
L2 dapat digunakan pada orang dewasa, meskipun dianjurkan
L4-L5 atau L5-S1 (Krista iliaca berada dibidang prosessus

4
spinosus L4). Beri tanda pada celah interspinosus yang telah
ditentukan.MM
3. Dokter mengenakan masker, tutup kepala, pakai sarung tangan
dan gaun steril.
4. Desinfeksi kulit degan larutan desinfektans dan bentuk
lapangan steril dengan duk penutup.
5. Anesthesi kulit dengan Lidokain atau Xylokain, infiltrasi
jaringan lebih dapam hingga ligamen longitudinal dan
periosteum
6. Tusukkan jarum spinal dengan stilet didalamnya kedalam
jaringan subkutis. Jarum harus memasuki rongga interspinosus
tegak lurus terhadap aksis panjang vertebra.
7. Tusukkan jarum kedalam rongga subarachnoid dengan
perlahanlahan, sampai terasa lepas. Ini pertanda ligamentum
flavum telah ditembus. Lepaskan stilet untuk memeriksa aliran
cairan serebrospinal. Bila tidak ada aliran cairan CSF putar
jarumnya karena ujung jarum mungkin tersumbat. Bila cairan
tetap tidak keluar. Masukkan lagi stiletnya dan tusukkan jarum
lebih dalam. Cabut stiletnya pada interval sekitar 2 mm dan
periksa untuk aliran cairan CSF. Ulangi cara ini sampai keluar
cairan.
8. Bila akan mengetahui tekananCSF, hubungkan jarum lumbal
dengan manometer pemantau tekanan, normalnya 60 – 180
mmHg dengan posisi pasien berrbaring lateral recumbent.
Sebelum mengukur tekanan, tungkai dan kepala pasien harus
diluruskan. Bantu pasien meluruskan kakinya perlahan-lahan.
9. Anjurkan pasien untuk bernafas secara normal, hindarkan
mengedan.
10. Untuk mengetahui apakah rongga subarahnoid tersumbat atau
tidak, petugas dapat melakukan test queckenstedt dengan cara
mengoklusi salah satu vena jugularis selama I\10 detik. Bila
terdapat obstruksi medulla spinalis maka tekanan tersebut

5
tidak naik tetapi apabila tidak terdapat obstruksi pada medulla
spinalis maka setelah 10 menit vena jugularis ditekan, tekanan
tersebut akan naik dan turun dalam waktu 30 detik.
11. Tampung cairan CSF untuk pemeriksaan. Masukkan cairan
tesbut dalam 3 tabung steril dan yang sudah berisi reagen,
setiap tabung diisi 1 ml cairan CSF. Cairan ini digunakan
untuk pemeriksaan (1) jumlah dan jenis sel serta jenis kuman
(2) kadar protein dan glukosa (3) sitologi sel tumor (4) kadar
gamaglobulin, fraksi protein lainnya, keberadaan pita
oligoklonal dan tes serologis (5) pigmen laktat, ammonia, pH,
CO2, enzim dan substansi yang dihasilkan tumor (contohnya
β2 mikroglobulin) dan (6) bakteri dan jamur (melalui kultur),
antigen kriptokokus dan organism lainnya, DNA virus herpes,
citomegalovirus dan kuman lainnya (menggunakan PCR) dan
isolasi virus. Untuk pemeriksaan noneapelt prinsipnya adalah
globulin mengendap dalam waktu 0,5 jam pada larutan asam
sulfat. Cara pemeriksaanya adalah kedalam tabung reaksi
masukkan reagen 0,7 ml dengan menggunakan pipet,
kemudian masukkan cairan CSF 0,5 . diamkan selama 2 – 3
menit perhatikan apakah terbentuk endapan putih. Cara
penilainnya adalah sebagai berikut:
(-) Cincin putih tidak dijumpai

(+) Cincin putih sangat tipis dilihat dengan latar


belakang hitam dan bila dikocok tetap putih

( ++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan


menjadi opolecement (berkabut)

( +++ ) Cincin putih jelas dan bila dikocok cairan menjadi


keruh

6
( ++++ ) Cincin putih sangat jelas dan bila dikocok cairan
menjadi sangat keruh

12. Untuk test pandi bertujuan untuk mengetahui apakah ada


peningkatan globulin dan albumin, prinsipnya adalah protein
mengendap pada larutan jenuh fenol dalam air. caranya adalah
isilah tabung gelas arloji dengan 1 cc cairan reagen pandi
kemudian teteskan 1 tetes cairan CSF, perhatikan reaksi yang
terjadi apakah ada kekeruhan.
13. Bila lumbal pungsi digunakan untuk mengeluarkan cairan
liquor pada pasien dengan hydrocepalus berat maka maksimal
cairan dikeluarkan adalah 100 cc.
14. Setelah semua tindakan selesai, manometer dilepaskan
masukan kembali stilet jarum lumbal kemudian lepaskan
jarumnya. Pasang balutan pada bekas tusukan.
3) Terminasi
1. Anjurkan pasien berbaring terlentang selama 2 – 3 jam untuk
memisahkan kelurusan bekas jarum puncture dural dan
arakhnoid di lapisan otak, untuk mengurangi kebocoran CSF.
2. Monitor pasien untuk komplikasi lumbar puncture. Memberi
tahu dokter bila terjadi komplikasi.
3. Anjurkan meningkatktan intake cairan untuk mengurangi
risiko headache post-prosedur. Bila timbul sakit kepala,
lakukan kompres es pada kepala, anjurkan tekhnik relaksasi,
bila perlu pemberian analgetik dan tidur sampai sakit kepala
hilang.
d. Rapikan alat-alat
e. Cuci tangan
f. Dokumentasi

7
IV. DOKUMENTASI
1. Audit ketepatan praktik lumbal pungsi yang aman.
2. Audit kepatuhan praktik lumbal pungsi yang aman.
3. Hasil audit dilaporkan ke direktur dan unit terkait

8
V. PENUTUP
Buku Panduan praktik lumbal pungsi ini disusun sedemikan rupa
disesuaikan dengan kondisi di Rumah Sakit Umum Sumekar Oleh karena
itu di harapkan agar seluruh karyawan yang bekerja di rumah sakit ini
mengetahui dan memahami berbagai cara tepat dalam stiap langkah
mencuci tanah yang baik dan benar sesuai dengan panduan yang dibuat.
Demikian buku panduan praktik lumbal pungsi kami susun,
diharapkan dapat berguna untuk meminimalisisr resiko penularan penyakit
akibat kerja di lingkungan RS Umum Sumekar

Ditetapkan di : Sumenep
Pada tanggal : 5 Juni 2018
Tim PPI RS Umum Sumekar
Ketua,

dr. Tony Santoso putra

9
Praktik Lumbal fungsi

No. Dokumen No. Revisi Halaman


1 dari 1

Ditetapkan,
Direktur RSU Sumekar

Tanggal Terbit
SPO 23 JULI 2023

dr. INU FARIYANTO, Sp. An

Lumbal pungsi adalah suatu pemeriksaan liquor cerebro


PENGERTIAN spinal (LCS) untuk memperoleh informasi spesifik yang
dapat mempercepat diagnose, pengobatan atau
menentukan pengobatan/kemajuan penyakit.
TUJUAN Untuk membantu penegakan diagnose dan mengetahui
perkembangan penyakit.
KEBIJAKAN SK Direktur Rumah Sakit Umum Sumekar
PROSEDUR 1. Dokter dan perawat melakukan kebersihan tangan
2. Memakai APD (masker dan sarung tangan)
3. Pasien diberitahukan tindakan yang akan dilakukan
4. Memposisikan pasien miring ke kiri, kemudian
Tarik gariks lurus yang menghubungkan krista illi-
aca kiri dan kanan
5. Jarum lumbal pungsi ditusukkan dititik ini/ satu
celah diatas,satu celah dibawah
6. Lakukan tindakan aseptic atau desinfeksi lokasi
penusukan
7. Berikan injeksi obat anastesi secara intrakutan,
subkutan kedalam ligamentum intenspinalis kiri
dan kanan tunggu sekitar 2 menit
8. Lakukan penusukan jarum lumbal pungsi pada me-
dia tegak lurus
9. Setelah melewati ligamentum inten spinalis stilitel
dicabut dan diperhatikan kondisi cairan (jernih,
keruh, atau berdarah)
10. Apabila tidak ada cairan yang menetes , jarum di-
tusukkan beberapa mili meter, lebih dalam dan
diputar sedikit sampai cairan menetes

1
11. Untuk mengukur tekanan intra kranial ( TIK) di-
pasang :
a. Manometer, ukur tinggi permukaan cairan
(TIK adalah ukuran tinggi tersebut dalam sat-
uan centimeter air)
b. Teteskan 3 (tiga ) tetes cairan liquor kedalam
tabung reagen none, dan dilihat adanya reaksi
reagen tersebut
c. Selanjutnya teteskan 3 cc sampai 5 cc cairan
liquor pada botol steril untuk pemeriksaan
sellen,protein,glukosa dan elektrolit untuk bi-
akkan kuan, kemudian dikirim kelaboraturium
12. Tutup luka dengan balutan dan plester
13. Setelah selesai tindakan dokter dan perawat
melepas APD
14. Dokter dan perawat mencuci tangan
UNIT TERKAIT 1. Departemen saraf
2. Instalasi Rawat Inap
3. Instalasi Rawat Jalan

You might also like