You are on page 1of 55
DIREKTORAT JENDERAL STANDARDISAS! DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN Jaan idan aan 20430 TW. O21 5451652, 8581716125, Fc 02.8205 KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR : 26/SPK/KEP/3/2015 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGUJIAN ATAS KEBENARAN KUANTITAS: BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS: ‘YANG DINYATAKAN DALAM SATUAN BERAT DAN VOLUME, DIREKTUR JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Peraturan, Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011 tentang Barang Dalam Keadaan Terbungkus, perlu mengatur petunjuk teknis pengujian atas kebenaran kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume; b. bahwa penetapan petunjuk teknis pengujian atas kebenaran kuantitas Barang Dalam Keadaan ‘Terbungkus yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume, dimaksudkan untuk memberikan kepastian hukum atas jaminan kebenaran kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume; c. bahwa berdasarkan pertimbangan —_sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menctapkan Keputusan Direktur — Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen tentang Petunjuk Teknis Pengujian atas Kebenaran Kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang Dinyatakan dalam Satuan Berat dan Volume; Mengingat : 1, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1981 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3193); 2. Undang-Undang Nomor 8 ‘Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3821); 3. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 4. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); x 10. lL. 12, 13. 14, Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Kensumen Nomor: 26/SPK/KEP/3/2015 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Dacrah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587); Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1987 tentang Satuan Turunan, Satuan Tambahan, dan Satuan Lain Yang Berlaku (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 1987 Nomor 17, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3351); Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara scbagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 13 Tahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 24); Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Esclon I Kementerian Negara sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 14 ‘ahun 2014 (Lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2014 Nomor 25); Keputusan Presiden Nomor 121/P Tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinct Kerja Periode Tahun 2014-2019; Peraturan Meateri Perdagangan Nomor 50/M-DAG/PER/ 10/2009 tentang Unit Kerja dan Unit Pelaksana Teknis Metrologi Legal; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57/M-DAG/PER/8/2012; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011 tentang Barang Dalam Keadaan Terbungkus; Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 69/M-DAG/PER/10/2014 tentang _-Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kemetrologian; Peraturan Menteri Perdagangan Nomo: 71/M-DAG/PER/ 10/2014 tentang Pengawasan Alat- alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya, Barang Dalam Keadaan Terbungkus, dan Satuan Uluran; Menetapkan PERTAMA, KEDUA KETIGA, KEEMPAT Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Nomor: 26/SPK/KEP/3/2015 MEMUTUSKAN Memberlakukan Petunjuk Teknis Pengujian Atas Kebenaran Kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BD) yang Dinyatakan Dalam Satuan Berat dan Volume yang selanjutnya disebut Petunjuk ‘Teknis sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari. Keputusan Direktur —Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ini. Petunjuk Tcknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum PERTAMA merupakan pedoman bagi Pengamat Tera dan Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan kegiatan pengujian dalam rangka pembinaan dan pengawasan atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume. Pada saat Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ini mulai berlaku, ketentuan mengenai pengujian kebenaran kuantitas BDKT khusus untuk BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume dalam Keputusan Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Nomor 31/DJPDN/Kep/XI/ 1999 tentang Pedoman Pengawasan Barang Dalam Keadaan ‘Terbungkus dicabut dan dinyatakan tidal berlaku. Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi_ dan Perlindungan Konsumen ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 25 Maret 2015 Salinan Keputusan Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ini disampaikan kepada: 1, Menteri Perdagangan Republik Indonesia; 2. Para Pejabat Eselon I di Lingkungan Kementerian Perdagangan; 3. Para Pejabat Eselon II di Lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen; 4. Kepala Biro Hukum, Kementerian Perdagangan. LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL STANDARDISASI DAN PERLINDUNGAN KONSUMEN NOMOR TANGGAL 2 26/SPK/KEP/3/2015 : 25 Maret 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGUJIAN ATAS KEBENARAN KUANTITAS BARANG DALAM KEADAAN TERBUNGKUS YANG DINYATAKAN DALAM SATUAN BERAT DAN VOLUME: Bab I Bab IL Bab IIL Bab IV Bab V Lampiran Lampiran I Lampiran Il Lampiran IIL Lampiran IV Lampiran V Lampiran V DAFTAR ISI Pendahuluan 1.1. Latar Belakang 1.2. Maksud dan Tujuan 1.3. Lingkup dan Penerapan 1.4. Pengertian Ketentuan dan ‘Tata Cara Pengambilan Sampel 2.1, Ketentuan Pengambilan Sampel 2.2, Tata Cara Pengambilan Sampel Ketentuan Pengujian BDKT 3.1. Batas Kesalahan yang Diizinkan 3.2. Persyaratan Diterimanya Lot Pemeriksaan BDKT ‘Tata Cara Pengujian BDKT 4.1, Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satuan Berat 4.1, Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satuan Volume Penutup Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satuan secara Umum Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT yang Dibekukan (Frozen) Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Berat Tuntas (Drained Weight) Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Gas Cair Cerapan Pengujian Kuantitas BDKT dalam Satuan Volume (Metode Penimbangan) Cerapan Pengujian Kuantitas BDKT dalam Satuan Volume (Metode Penakaran} DIREKTUR, JENDERAL 1 1.2. L8, BABI PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam rangka memberikan kepastian hukum dan melindungi kepentingan umum melalui jaminan kebenaran kuantitas Barang Dalam Keadaan ‘Terbungkus (BDKT), telah ditetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/ 10/2011 tentang Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang merupakan amanat Pasal 24 Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal. Dalam Peraturan Menteri Perdagangan tersebut sccara umum mengatur kewajiban bagi produsen, importir atau pengemas untuk memenuhi kesesuaian pelabelan kuantitas dan kebenaran kuantitas BDKT. Sebagai upaya untuk memenuhi kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume, harus dilakukan pengawasan untuk memastikan kuantitas nominal BDKT sesuai dengan kuantitas sebenarnya berdasarkan ketentuan pengujian BDKT. Berdasarkan uraian di atas, maka diperlukan Petunjuk Teknis Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume. Maksud dan Tujuan 1. Maksud Untuk mewujudkan kesamaan persepsi dan keseragaman dalam pelaksanaan kegiatan pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume. 2. Tujuan ‘Tersedianya pedoman bagi Pengamat Tera dan Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan kegiatan pengujian dalam rangka pembinaan dan pengawasan atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume, Lingkup dan Penerapan 1. Lingkup Petunjuk teknis ini mengatur tentang ketentuan dan tata cara pengambilan sampel serta ketentuan dan tata cara pengujian teknis atas kebenaran kuantitas untuk BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume. 2. Penerapan Petunjuk teknis ini digunakan sebagai pedoman pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume Pengujian dimaksud dilakukan setelah titik akhir pengecekan/ quality control BDKT, di tempat penyimpanan/gudang BDKT atau di tempat penjualan BDKT. a 1.4, Pengertian Dalam petunjuk teknis ini yang dimaksud dengan: L 12. 13. 14. 15. 16. Barang Dalam Keadaan Terbungkus yang selanjutnya disingkat BDKT adalah barang atau komoditas tertentu yang dimasukkan ke dalam kemasan tertutup, dan untuk mempergunakannya harus merusak kemasan atau segel kemasan yang kuantitasnya telah ditentukan dan dinyatakan pada label sebelum diedarkan, dijual, ditawarkan, atau dipamerkan, Label adalah setiap keterangan mengenai barang yang berbentuk gambar, tulisan, kombinasi keduanya atau bentuk lain yang memuat informasi tentang barang dan keterangan pelaku usaha serta informasi lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang disertakan pada barang, dimasukkan ke dalam, ditempelkan pada, ditempatkan pada, atau merupakan bagian kemasan barang, Kemasan adalah wadah yang digunakan untuk mengemas atau membungkus barang yang bersentuhan langsung dengan barang atau tidak bersentuhan, Merusak kemasan atau segel kemasan adalah semua perbuatan berupa membuka kemasan atau melepaskan segel kemasan BDKT. Berat adalah besaran yang sinonim dengan massa yang digunakan untuk menyatakan ukuran hasil penimbangan. Volume adalah besaran yang digunakan untuk menyatakan isi, Tara adalah kemasan BDKT. Berat Tara adalah nilai berat kemasan BDKT. Kuantitas nominal (Qn) adalah nilai kuantitas BDKT yang tercantum pada. label. . Sampel adalah contoh BDKT yang dipilih untuk mewakili suatu populasi. . Satuan ukuran adalah satuan yang merupakan ukuran dari satuan besaran. Satuan Sistem Internasional (SI) adalah satuan ukuran yang sistemnya bersumber pada suatu ukuran yang didapat berdasarkan atas satuan dasar yang disahkan oleh Konferensi Umum untuk Ukuran dan Timbangan. Satuan lain yang berlaku adalah satuan yang tidak termasuk baik sebagai satuan dasar maupun satuan turunan, yang oleh La Conference Generale des Poids at Mesures (CGPM) dibolehkan pemakaiannya dengan ketentuan-ketentuan tertentu karena penting dan luas penggunaannya. Kuantitas sebenarnya adalah nilai kuantitas BDKT yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran sesuai dengan ketentuan yang derlaku. Batas Kesalahan Yang Diizinkan (T) adalah batas kesalahan negatif dari nilai kuantitas BDKT yang diizinkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Sampling acak adalah pengambilan sampel dari suatu populasi dengan menganggap bahwa setiap sampel dalam populasi terscbut mempunyai peluang yang sama. i7: 18. Ukuran satu lot adalah jumlah BDKT dalam satu kali penyerahan ke gudang, jumlah BDK? yang diproduksi dalam kurun waktu satu jam, atau jumlah BDKT yang ada di dalam tempat penjualan (display). Faktor k adalah faktor keamanan untuk menghitung tingkat kepercayaan dalam uji statistik yang didasarkan pada tingkat kepercayaan 99,5%, BAB IL KETENTUAN DAN TATA CARA PENGAMBILAN SAMPEL BDKT 2.1 Ketentuan Pengambilan Sampel BDKT Pengambilan sampel BDKT dilakukan dengan menggunakan metode sampling acak dari populasi/lot setelah titik akhir pengecekan/quality control BDKT, di tempat penyimpanan/gudang BDKT atau di tempat penjualan BDKT. Lot berkaitan dengan jumlah total BDKT yang diproduksi perusahaan yang sama dan harus memiliki kesamaan: 1, kuantitas nominal; 2. bentuk/desain; 3. jenis produls; ¢ 4. kode produksi. Dalam hal pengambilan sampel terhadap BDKT dengan kode produksi yang sama tidak dapat dilakukan atau BDKT tidak memiliki kode produksi, maka pengambilan sampel BDKT dilakukan dengan memperhatikan angka 1, 2 dan 3, Ketentuan penetapan populasi/lot BDKT sebagai berikut: 1, Untuk sampel BDKT yang diambil pada titik akhir pengecckan/ quality control yang berada di proses produksi/ production line, ukuran 1 (satu) lot sama dengan jumlah BDKT yang diproduksi dalam kurun waktu 1 (satu) jam. 2, Untuk sampel BDKT yang diambil di tempat penyimpanan/gudang, ukuran 1 (satu) lot sama dengan jumlah BDKT dalam satu. kali penyerahan ke tempat penyimpanan. Satu kali penycrahan dibatasi sampai dengan 10.000 produk. 3. Untuk sampel BDKT yang diambil dari tempat penjualan,ukuran (satu) lot sama dengan jumlah BDKT yang dijual di tempat tersebut. Perlengkapan yang diperlukan dalam pengambilan sampel: 1, Stopwatch; 2. Komputer, kalkulator, atau tabel bilangan acak; 3. Alat tulis, Dalam menentukan teknik sampling untuk pengujian BDKT menggunakan 3 (tiga) cara: 1. Sampling untuk pengujian dengan cara tidak merusak Pengambilan sampel untuk pengujian dengan cara tidak merusak dilakukan berdasarkan petunjuk pada Tabel 1. Tabel 1. Tabel Sampling Uleuran Lot Ukuran | Banyaknya“BDKT | Faktori sampel | tidak sesuai” yang diizinkan (L) (n) {o) (i) 100 sampai 500 50 3 0,379 501 sampai 3200 80 5 0,295, Lebih dari 3200 125 7 0,234 2. Sampling untuk pengujian dengan cara merusak Pengambilan sampel untuk pengujian dengan cara merusak dilakukan berdasarkan petunjuls pada Tabel 2. Tabel 2. Ketentuan Sampel untuk Pengujian secara Merusale Ukuran Lot Ukuran Banyaknya “BDKT Faktor k sample | tidak sesuai” yang diizinkan| | | a (n) () {k] Sama dengan atau 20 1 0,640 lebih dari 100, 3. Sampling keseluruhan/total Pengambilan sampel keseluruhan/total (100% BDKT] dilakukan apabila ukuran lot lebih kecil dari 100 dan banyaknya BDKT yang tidak memenuhi ketentuan tidak boleh melebihi 2,5% dari BDKT yang diproduksi/dijual. Sampling ini dapat dilakukan untuk pengujian BDKT dengan cara tidak merusak dan merusak. 2.2 Tata Cara Pengambilan Sampel BDKT. 1. Pengambilan Sampel di Titilc Akthir Pengecekan/ Quality Control BDKT Tahapan pengambilan sampel di titik akhir pengecekan/quality control BDKT yang berada di proses produksi/production line sebagai berikut: a, Tentukan populasi/lot pemeriksaan dalam kurun waktu 1 (satu) jam proses produksi. b. Tentukan jumlah sampel dari populasi/lot pemeriksaan di atas berdasarkan petunjuk pada tabel sampling (Tabel 1 dan Tabel 2) atau sampling pada pengujian total. c. Tentukan nilai bilangan acak dengan melihat tabel bilangan acak atau bilangan acal: yang diperoleh (generate) dari alat hitung komputer atau kalkulator. d. Urutian nilai bilangan acak di atas dimulai dari yang terkecil. e. Untuk mengubah ke dalam satuan waktu, hitung dasar waktu pertama kali sampel itu akan diambil dengan menggunakan rumus: 3600 tN dimana: Jf =nilai satuan waktu dalam sekon. N_ =jumlah populasi/lot. f, Ubah nilai bilangan acak ke dalam satuan waktu (dalam sekon) dengan cara mengalikan bilangan acak dengan nilai satuan waktu (), Kemudian hasilnya dibulatkan tanpa desimal, g. Pilih sampel dengan menggunakan nilai dalam satuan waktu dengan bantuan stopwatch. Pengambilan Sampel di Tempat Penyimpanan/Gudang BDKT Tahapan pengambilan sampel di tempat penyimpanan/gudang BDKT sebagai berikut: a. Tentukan populasi/lot. Penentuan populasi/lot dapat berdasarkan dokumen_ pengiriman BDKT ke tempat penyimpanan/gudang. b. Populasi/lot dibagi ke dalam beberapa kluster. c. Tentukan jumlah sampel dari populasi/lot pemeriksaan di atas berdasarkan petunjuk pada tabel sampling (abel 1 dan Tabel 2) atau sampling pada pengujian total. d. Acak kluster tersebut dengan metode pengambilan sampel sederhana untuk menentukan kluster mana yang akan diambil e. Tentukan nilai bilangan acak dengan melihat tabel bilangan acak atau bilangan acak yang diperoleh (generate) dari alat hitung komputer atau kalkulator. {, Urutkan nilai bilangan acak dimulai dari yang terkecil. g. Pilih sampel dari setiap kluster berdasarkan nilai bilangan acak. . Pengambilan Sampel di Tempat Penjualan BDKT ‘Tahapan pengambilan sampel di tempat penjualan BDKT sebagai berikut: a, Tentukan populasi berdasarkan jumlah BDKT yang ada pada tempat penjualan (display). b. Tentukan jumlah sampel dari populasi di atas berdasarkan pada tabel sampling (Tabel 1 dan Tabel 2) atau sampling pada pengujian total. ¢. Tentukan nilai bilangan acak dengan melihat tabel bilangan acak atau bilangan acak yang diperoleh (generate) dari alat hitung komputer atau kalkulator. d. Urutkan nilai bilangan acak di atas dimulai dari yang terkecil. ¢. Pilih sampel berdasarkan nilai bilangan acak di atas. 10 BAB IIL KETENTUAN PENGUJIAN BDKT 3.1 Batas Kesalahan yang Diizinkan (1) Nilai T pada BDKT adalah sebagaimana petunjuk yang tercantum pada Tabel 3. ‘Tabel 3. Batas Kesalahan yang Diizinkan Kuantitas Nominal | ‘Batas Kesalahan yang Diizinkan Produk (Qn) ay dalam g atau mL Persen dariQ, | gatau mL 5s/d 50 9 - 50 s/d 100 _ 25 100 s/d 200 — = 200 s/d 300 a 300 s/d 500 - |__500 s/d 1000 3 6 1000 s/d 10 000 - 10 000 s/d 15 000 7 150 15.000 s/d 50.000 - Keterangan: * Dalam penggunaan tabel, nilai Batas Kesalahan yang dibitung berdasarkan persen dari Qn harus dibulatkan satu desimal ke atas. Nilai T adalah dalam negatif, Untuk BDKT yang pengemasannya tidak sama yang dinyatakan dalam satuan berat, toleransi kesalahan sesuai petunjuk pada abel 4, Tabel 4. Toleransi Kesalahan untuk BDKT yang Pengemasannya Tidak Sama Kuantitas nominal (Q,) | — Toleransi kesalahan Ue SL ee se sampai 500 2 501 sampai 2000 5 2001sampai 10000 10 3.2. Persyaratan Diterimanya Lot Pemerik: Persyaratan diterimanya lot pemeriksaan BDKT harus memenuhi 3 (tiga) ketentuan sebagaimana petunjuk pada Tabel 5. Apabila scluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan Jika tidak terpenuhi seluruhnya maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak. 11 Tabel 5. Persyaratan Diterimanya Lot Ketentuan Uraian il Kuantitas sebenarnya BDKT secara rata-rala tidak boleh kurang dari kuantitas nominal. Banyaknya “BDKT tidak sesuai” yang masuk dalam 2 kesalahan T1 memenuhi ketentuan pada Tabel 1, Tabel 2, atau ketentuan pada sampling total. Tidak ada “BDKT tidak sesuai” yang masuk dalam l kesalahan T2. 1, Ketentuan 1 (Ketentuan Rata-Rata BDK'T) Untuk menentukan apakah hasil pengujian memenuhi persyaratan rata- rata BDKT, dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Hitung nilai kesalahan total BDKT (PPE) dengan menjumlahkan kesalahan BDKT individu (e)) dengan menggunakan rumus: TPE => Kesalahan BDKT individ ,, dimana: n = ukuran sampel i = urutan sampel b. Hitung nilai kesalahan rata-rata BDKT (AE) dengan menggunakan rumus: AE ” dimana: TPE = nilai kesalahan total BDKT n= ukuran sampel, dengan ketentuan: 1) Apabila AE bernilai positif, maka Ketentuan 1 pada Tabel 5 terpenuhi 2) Apabila AE bernilai negatif, maka dilanjutkan dengan menghitung Batas Kesalahan Sampel (SEL), SEL = 5) xk Eb Any, Si = dimana: Sy) = standar deviasi/simpangan baku sampel BDKT k= faktor k ukuran sampel selisih kuantitas sebenamya dengan Qn sampel ke-i y = rata-rata selisih kuantitas sebenamya dengan Qn 12 dengan ketentuan: 1) Apabila (SEL+AL) bernilai positif maka Ketentuan 1 pada Tabel 5 terpenuhi; 2) Apabila (SEL+AE) bernilai negatif, maka ketentuan 1 pada ‘Tabel 5 tidak terpenuhi. 2. Ketentuan 2 (Ketentuan Kesalahan T1) Kesalahan T1 adalah rentang penunjukan kesalahan negatif (e) antara Batas Kesalahan yang Diizinkan (T) sampai dengan dua kali Batas Kesalahan yang Diizinkan (27), seperti terlihat pada Gambar 1. Gambar 1 : Kesalahan T1 dan Kesalahan T2 Kesalahan dalam BKD (T) Untuk menentukan apakah hasil pengujian memenuhi Ketentuan 2 dengan cara membandingkan tiap kesalahan negatif BDKT individu dengan nilai T pada Tabel 3, dengan ketentuan: a. Apabila nilai kesalahan negatif BDKT individu melebihi Batas Kesalahan yang Diizinkan (1) pada Tabel 3, maka BDKT tersebut dinyatakan "tidak sesuai”. b. Ketentuan 2 terpenuhi apabila banyaknya “BDKT tidak sesuai” yang masuk dalam kesalahan Tl memenuhi jumlah yang diijinkan sebagaimana ditetapkan pada Tabel 1, Tabel 2 atau ketentuan pada sampling total. c. Apabila banyaknya "BDKT tidak sesuai” yang masuk dalam kesalahan T1 melebihi jumlah yang diijinkan sebagaimana ditetapkan pada ketentuan Tabel 1, ‘Tabel 2, atau ketentuan pada sampling total maka Ketentuan 2 tidak terpenuhi. 3. Ketentuan 3 (Ketentuan Kesalahan T2) Kesalahan T2 adalah rentang penunjukan kesalahan negatif (e) lebih dari dua kali Batas Kesalahan yang Diizinkan (2T) seperti terlihat pada Gambar 1. Untuk menentukan apakah hasil pengujian memenuhi Ketentuan 3, dilakukan dengan cara membandingkan tiap kesalahan negatif BDKT individu dengan nilai T pada Tabel 3, dengan ketentuan: 13, a. Apabila nilai kesalahan negatif BDKT individu melebihi Batas Kesalahan yang Diizinkan (I) pada Tabel 3, maka BDKT tersebut dinyatakan "tidak sesuai”, b. Ketentuan 3 terpenuhi apabila tidak ada “BDKT tidak sesuai” yang masuk dalam kesalahan T2. 14 BAB IV TATA CARA PENGUJIAN BDKT 4.1. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satuan Berat 1. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Dalam Satuan Berat Secara Umum Pengujian kebenaran kuantias BDKT dalam satuan berat secara umum dilakukan untuk pengujian kuantitas BDKT selain BDKT yang dibekukan (frozen), BDKT berat tuntas (drained weight) dan BDKT Gas Cair. Pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan berat secara umum menggunakan metode pengujian dengan cara tidak merusak. a. Persiapan 1) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan antara lain: a) timbangan clektronik dengan skala interval yang sesuai berdasarkan petunjuk pada Tabel 6; b) alat hitung (kalkulator atau komputer}; c) gunting; a) wadah; ¢) lap kain/tissue. ‘Tabel 6. Skala Interval Timbangan untuk Pengukuran Berat f Berat Kotor/bruto Skala Interval (d) (gram) (gram) Ieurang dari 25 0,01 25 s.d kurang dari 1000 0,1 1000 s.d kurang dari 5000 1,0 5000 dan lebih 2,0 2) Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain: a) Cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan berat secara umum dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran I, b) Sertifikat timbangan. 3) Memastikan timbangan yang akan digunakan —_sudah dikalibrasi/ditera ulang dan memiliki sertifikat/tanda tera sah yang berlaku, 4) Menyetel timbangan dalam keadaan datar serta menunjuk angka 0 (nol), 5) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian BDKT kuantitas berat secara umum, 6) Menentukan lot untuk pemeriksaan dan menentukan sampel BDKT sebagaimana ditentukan dalam BAB Il, dengan cara sebagai berikut: 1s a) Pengujian dengan cara tidak merusak menggunakan abel 1 b) Pengujian dengan cara merusak menggunakan Tabel 2 ¢} Pengujian dengan ukuran lot lebih kecil dari 100 dilakukan terhadap keseluruhan BDKT dengan ketentuan banyaknya BDK? yang tidak memenuhi ketentuan tidak boleh melebihi 2,5% dari BDKT yang diproduksi/dijual. 7) Menentukan Batas Kesalahan yang Diizinkan (T) sebagaimana petunjuk pada Tabel 3. b. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT 1) Melakukan pengujian Tara dengan cara: @) ambil sampel Tara secara acak sebanyak 10 kemasan BDKT; b) pengambilan sampel Tara dapat menggunakan: (1) sampel Tara sebelum dilakukan pengisian BDKT (unused dry tare}; atau (2) sampel Tara setelah dilakukan pengisian BDKT (used dry tare}, dengan cara membuka kemasan BDKT, memisahkan Tara (kemasan dan bahan lain yang ada dalam BDKT yang tidak dapat dikonsumsi) dengan produk BDKT dan membersihkan ‘Tara sampai tidak ada produk BDKT yang tersisa; c) timbang berat dari masing-masing Tara tersebut; 4) catat berat masing-masing Tara ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan berat secara umum; ¢) hitung rata-rata berat Tara (ATW) dari sampel Tara yang telah ditimbang dengan rumus: 1a ATW =~) x, ae dimana: n = ukuran sampel i = urutan sampel xi = nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i jika ATW kurang dari atau sama dengan 10% Qn maka ATW dapat digunakan untuk menentukan kuantitas scbenarnya dari BDKT; 1) dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn maka ambil sampel Tara sebanyak 15 buah lagi dan hitung standar deviasi dari 25 sampel Tara dengan menggunakan rumus: Si) = standar deviasi sampel Tara n= ukuran sampel i = urutan sampel 16 a) xi = nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i z u rata-rata berat Tara Apabila standar deviasi sj) kurang dari 0,25 T, maka hitung rata-rata dari 25 sampel Tara sebagai nilai ATW. dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn dan sy lebih besar dari 0,25 T, maka tidak perlu menghitung ATW dan ATW tidak dapat dipergunakan schingga berat masing-masing Tara dihitung sebagaimana petunjuk pada Tabel 7. ‘Tabel 7. Tara Maka. Gunakan| ATW untuk menentukan kuantitas produk BDKT yang sebenarnya. ATW > 10% Qn dan sq < 0,25 T ATW > 10% Qn dan sq) > 0,25 T Gunakan sebanyak 25 BDKT untuk_menghitung ATW. ATW tidak dapat digunakan, Gunakan berat Tara masing- masing untuk menentukan kuantitas produk BDKT yang sebenarnya. 2) Melakukan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dengan langkah- langkah sebagai berikut: a) b) ¢ dj 8) bj ‘Timbang berat kotor (bruto) dari sampel BDKT. Catat data berat kotor (bruto) ke dalam Cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan berat secara umum. Hitung kuantitas sebenarnya (Qi) dengan rumus: Qj = Brito — ATW Apabila ATW tidak digunakan sebenarnya dengan rumu maka hitung kuantitas Oy) = Brutoyy ~ Berat tara Hitung kesalahan BDKT individu (aJdengan rumus: = Qo - On Ulangi langkah a) sampai d) secara berurutan untuk masing- masing sampel BDKT. Tentukan hasil —_pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab Ill Sub Bab 3.2. angka 1, Tentukan hasil _pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 2 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 2. Tentukan hasil pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. i] Apabila scluruh ketentuan pada ‘abel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak’ terpenuhi scluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak, i) Untuk kuantitas nominal BDKT yang kurang dari 5 gram, hanya berlaku Ketentuan 1 pada Tabel 5 yaitu rata-rata kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn. 2. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT yang Dibekukan (rozen) Pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen) menggunakan metode pengujian dengan cara merusak. a. Pesiapan 1) 2) 3) 4) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan antara lain: a) timbangan clektronik dengan skala interval yang sesuai berdasarkan petunjuk pada Tabel 6; b) termometer dengan daya baca 1°C; cc) stopwatch; d) alat hitung (kalkulator atau komputer); | keranjang; {) 2 (dua) wadah penampung cairan; g} wastafel (air yang mengalir) dan penyiramnya; h) saringan logam dengan ukuran lubang maksimal 2,36 mm? dan ketebalan 1,12 mm untuk: Diameter Saringan 20 cm 30cm | 1. [Buah dan sayuran yang) Qn 1,40 kg | Qn > 1,40 kg dibekukan 2. |Makanan laut atau ikan| Qn < 900g Qn > 900 g¢ yang dilapisi air dan dibekukan 3. |Udang dan kepiting yang! Qn<450g | Qn>450g dibekukan No. Komoditas i) sarung tangan; dan i) lap kain/tissue, Menyiapkan dolumen yang diperlukan, antara lain: a) cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen) dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran Ui; b) sertifikat timbangan; dan ¢) sertifikat termometer. Memastikan timbangan dantermometer yang akan digunakan harus sudah dikalibrasi/ditera ulang dan memiliki sertifikat/tanda tera sah yang berlaku. Menyetel timbangan dalam keadaan datar dan menunjuk angka 0 (nol). 18 5) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). 6) Menentukan lot pemeriksaan dan sample mengacu pada Tabel 2. 7) Menentukan Batas Kesalahan yang Diizinkan (1) sebagaimana ‘Tabel 3. . Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT 1) Menentukan kuantitas sebenarnya dengan _langkah-langkah sebagai berikut: a) Buah dan sayuran yang dibekukan (1) Timbang saringan dan wadah secara bersamaan. (2) Catat berat hasil penimbangan tersebut (mz) ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (3) Timbang berat brutto dari sampel BDKT. (4) Catat berat bruto ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (5) Jika BDKT tidak kedap air, letakkan BDKT di kantong plastik dan keluarkan setiap kelebihan udara menggunakan penyedot kemudian tutup kembali dengan rapat. (6) Rendam BDKT ke dalam air suhu (2021)°C dengan keadaan air mengalir, sampai es mencair. (7) Setelah es mencair, pindahkan BDKT dan keringkan, (8) Buka BDKT secara hati-hati, minimalkan guncangan agar BDKT tidak rusak. {9} Timbang berat Tara dari sampel BDKT. (10) Catat berat Tara pada cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (11) Pindahkan produk ke dalam saringan. Upayakan BDKT tersebar dalam saringan dan kemudian miringkan saringan. dengan kemiringan 179 sampai 20°. (12) Tiriskan selama 2 (dua) menit. (13) Tempatkan saringan di atas wadah dan timbang kembali berat saringan, wadah dan produk (md). (14) Hitung berat sebenarnya (P) dengan cara mengurangi berat saringan, wadah dan produk (md) dengan berat saringan dan wadah (mr) dengan menggunakan rumus: P= ma~mr (15) Ulangi langkah (1) sampai (14) secara berurutan untuk masing-masing sampel BDKT. (16) Tentukan jumlah kandungan cairan dengan cara: (a) Hitung berat netto (BDKT dan cairan) untuk masing- masing sampel BDKT dengan menggunakan rumus: Berat Netto = Berat Brutto - Berat Tara (b) Hitung berat kandungan cairan untuk masing-masing sampel BDKTT dengan menggunakan rumus: 19 Berat kandungan cairan = Berat Netto - P (c) Hitung rata-rata berat kandungan cairan dan rata-rata berat netto (BDKT+cairan). (dj Hitung —persentase -kandungan —cairan dengan menggunakan ramus: rata ~ rata berat ka Persentase = idungan eairan x100% rata —rata berat netto b) Makanan laut atau ikan dilapisi air yang dibekukan (1) Timbang saringan dan wadah secara bersamaan. (2) Catat berat hasil penimbangan tersebut (mT) ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (3) Timbang berat bruto dari sampel BDKT. (4) Catat berat bruto ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (5) Buka kemasan BDKT dan tempatkan produk di bawah siraman air dingin yang mengalir secara perlahan-lahan hingga lapisan es terbuang. Lakukan secara hati-hati untuk menghindari kerusakan produk. (6) Timbang berat Tara dari sampel BDK?. (7) Catat berat Tara pada cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT yang dibekukan (frozen). (8) Pindahkan produk ke dalam saringan, (9) Miringkan saringan dengan kemiringan 17° sampai 20° dari garis horizontal untuk mengeringkan/mengalitkan tanpa mengubah posisi produk tersebut. (10) Tiriskan selama 2 menit. (11) Tempatkan saringan di atas wadah dan timbang kembali berat saringan, wadah dan produk (mad). (12) Hitung berat sebenarnya (P} dengan cara mengurangi berat saringan, wadah dan produl (md) dengan berat saringan dan wadah (mT) dengan menggunakan rumus: P= mq-mr (13) Ulangi langkah (1) sampai (12) secara berurutan untuk masing-masing sampel BDKT. (14) Tentukan jumlah kandungan cairan dengan cara: (a) Hitung berat netto (BDKT+cairan) untuk masing-masing sampel BDKT dengan menggunakan rumus: Berat Netto = Berat Brutto - Berat Tara (b) Hitung berat kandungan cairan untuk masing-masing sampel BDK'T dengan menggunakan rumus: Berat kandungan cairan = Berat Netto -P 20 (c) Hitung rata-rata berat kandungan cairan dan rata-rata berat netto (BDKT+cairan), (d) Hitung —persentase kandungancairan dengan menggunakan rumus: rata ~ rata berat kandungan rata — rata berat netto Persentase = ©) Udang dan kepiting yang dibekukan (1) Timbang wadah dan saringan untuk menampung produk. (2) Catat berat hasil penimbangan terscbut (mr). (3) Timbang berat brutto untuk masing-masing sampel BDKT. (4) Buka kemasan BDKT dan timbang berat Tara untuk masing-masing sampel BDKT. (5) Tempatkan produk dalam keranjang dan rendam dalam wadah air yang berukuran besar (minimal 15 liter) pada suhu (26 * 1)°C, Bagian atas dari keranjang tersebut harus lebih tinggi dari permukaan air. (6) Pertahankan pada suhu tersebut dengan cara menyirami wadah dengan air mengalir sampai produk mencair. (7) Segera setelah es mencair yang ditunjukan dengan hilangnya sifat keras/beku pada produk, pindahkan produk ke dalam saringan, (8) Miringkan saringan tersebut hingga mendekati kemiringan 30° dari garis horizontal untuk melancarkan_pengaliran tanpa mengubah posisi produk, (9) Tiriskan selama 2 menit, (10) Tempatkan saringan di atas wadah dan timbang kembali berat saringan, wadah dan produk (md). (11) Hitung berat sebenarnya (P) dengan cara mengurangi berat saringan, wadah dan produ (ma) dengan berat saringan dan wadah (m1), menggunakan rumus: P= ma-mr (12) Ulangi langkah (1) sampai (11) secara berurutan dari masing-masing sampel BDKT. (13) Tentukan jumlah kandungan cairan dengan cara: (a) Hitung berat netto (BDKT+cairan) untuk masing-masing sampel BDKT dengan menggunakan rumus: Berat Netto = Berat Brutto - Berat Tara (b) Hitung berat kandungan cairan untuk masing-masing sampel BDKT dengan menggunakan rumus: Berat kandungan cairan = Berat Netto - P (©) Hitung rata-rata berat kandungan cairan dan rata-rata berat netto, (4) Hitung —persentase kandungan cairan dengan menggunakan rumus: 21 ‘ata ~ rala berat kandungan eairan Persentase rata —rata berat netto x100% 2) Menentukan kesalahan BDKT individu (e) dengan mengurangi nilai kuantitas sebenarnya dengan kuantitas nominal, menggunakan rumus: a= P=; 3) Menentukan hasil__pengujian | memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 1. 4) Menentukan hasil —pengujian memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 2 {sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 2. 5) Menentukan hasil pengujian memenuhi/tidak ~— memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. 6) Apabila seluruh ketentuan pada ‘Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaan dinyatakan diterima dan jika tidak terpenuhi seluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak. 7) Untuk kuantitas nominal BDKT yang kurang dari 5 gram, hanya berlaku Ketentuan 1 pada Tabel 5 yaitu’ rata-rata kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn. 3. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Berat Tuntas (Drained Weight) Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT berat tuntas (drained weight) atau produk BDKT dalam media cair diterapkan pada BDKT dengan kuantitas nominal sampai 50 kilogram, Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT berat tuntas (drained weight) dilakukan apabila pada kemasan BDKT hanya mencantumkan berat tuntas (drained weght) dan apabila pada kemasan BDKT juga mencantumkan berat bersih (netto} maka dapat dilakukan juga pengujian BDKT menggunakan prosedur pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan berat secara umum. Ketika suatu BDKT berisi barang yang bersifat padat dalam suatu media cair maka terdapat tiga kemungkinan yang dapat dilakukan: - Media cair dimaksudkan untuk ditinggalkan/dibuang setelah digunakan (misalnya mentimun dalam air cuka). Istilah “isi BDKT” (sama dengan *kuantitas produk’} diterapkan pada produk yang bersifat padat. Dalam kasus ini produk bersifat padat adalah produk yang berada dalam kemasan tanpa memperhitungkan bahan kemasan dan media cair, Dalam hal ini, “bahan kemasan” (semua yang dimaksudkan untuk ditinggalkan setelah digunakan) termasuk media caimnya. ‘Isi BDKT” hanyalah produk yang bersifat padat. - Media cair tersebut dibuang setelah digunakan (misalnya mentimun dalam air cuka). — Istilah BDKT” (kuantitas produk) hanya diterapkan pada produk yang bersifat padat yaitu produk yang berada dalam kemasan tanpa memperhitungkan bahan kemasan dan media cairnya, Media cair tidak dimaksudkan untuk ditinggalkan/dibuang setelah digunakan (misalnya minuman keras dengan’ kismis, dan jus buah dengan daging buahnya). Istilah ‘isi BDK'T” (sama dengan “kuantitas 22 produk”) diterapkan pada produk yang bersifat padat dan media cairnya. Dalam hal ini ‘bahan kemasan® (semua yang dimaksudkan untuk ditinggalkan setelah digunakan) TIDAK termasuk media cairnya. “Isi BDKT” adalah produk yang bersilat padat bersama dengan media cairnya. Lampiran ini tidak bisa diterapkan untuk produk-produk seperti ini Media cair tersebut dikonsumsi (misalnya minuman keras dengan kismis, dan jus buah dengan daging buahnya). Istilah “isi BDKT? (kuantitas produk} diterapkan pada produk yang bersifat padat dan media cairnya. Schingga pengujian kebenaran kuantitas BDKT berat tuntas (drained weight) tidak dapat diterapkan untuk produk seperti ini, Media cair mungkin ditinggalkan atau mungkin tidak ditinggalkan setelah digunakan (misalnya: jus manisan dengan buahnya atau ikan dalam cairan minyak). Definisi. dari bahan kemasan tidak memisahkan antara media cair dan barangnya. Sebagai contoh, suatu resep masakan di label mungkin menyebutkan bahwa media cair “dimaksudkan untuk ditinggaikan setelah digunakan” atau tidak. Dalam hal ini, kuantitas produk yang bersifat padat dan kuantitas media cair mungkin dicantumkan pada label. Media cair tersebut mungkin dibuang atau dikonsumsi (misalnya: jus manisan dengan buahnya atau ikan dalam cairan minyak). Dalam hal ini, istilah “isi BDKT” (Kuantitas produk} yaitu kuantitas produk yang bersifat padat dan kuantitas media cair yang dicantumkan pada label. . Persiapan 1) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan antara lain: a) timbangan eleKtronik dengan skala interval yang sesuai berdasarkan petunjuk pada Tabel 6; b) stopwatch; ¢) saringan dengan lubang 2,5 mm? dan ketebalan logam 1,12 mm? dengan: (1) diameter 20 cm untuk kuantitas nominal kurang atau sama dengan 850 (g atau ml); dan (2) diameter 30 cm untui kuantitas nominal lebih dari 850 (g atau mi); d) 2 (dua) wadah/penampung cairan; dan ¢) sarung tangan, 2) Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain: a) cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT berat tuntas (drained weight) sebagaimana pada Lampiran IIT; dan bj) sertifikat timbangan, 3) Memastikan timbangan yang akan digunakan —_sudah dikalibrasi/ditera ulang dan memiliki sertifikat/tanda tera sah yang berlaku. 4) Menyetel timbangan dalam keadaan datar serta menunjuk angka 0 (nol) 23 5) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian BDKT kuantitas berat tuntas (drained weight). 6) Pada pengujian ini tidak dilakukan prosedur penentuan Tara Karena pengujian dilakukan dengan menggunakan metode merusak, schingga untuk menentukan lot pemeriksaan dan menentukan sample mengacu pada Tabel 2. 7) Menentukan Batas Kesalahan yang Di ‘Tabel 3. . Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT zinkan (T} mengacu pada 1) Timbang saringan dan wadah secara bersamaan. 2) Catat berat hasil penimbangan tersebut (Pe:) ke dalam ccrapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT berat tuntas (drained weight). 3) Buka BDK? dan tuangkan isi BDKT ke dalam saringan untuk menghilangkan cairan pada BDKT. Upayakan BDKT (drained weight) tersebar dalam saringan dan jangan menggerak-gerakan saringan. 4) Miringkan saringan dengan kemiringan 17° sampai 20°. 5) Untuk produk padat BDKT yang terdapat rongga atau cekungan, balikkan dengan hati-hati sampai air dapat dikeringkan dengan memiringkan saringan, 6) Tiriskan selama 2 (dua) menit, 7| Tempatkan saringan di atas wadah dan hitung kembali berat saringan, wadah dan BDKT (drained weight) atau Peo. 8) Hitung berat drained weight sebenarnya dengan cara mengurangi berat saringan, wadah dan BDKT dengan berat saringan dan wadah. Pa PyPy dimana: P = Berat drained weight sebenarnya P.. = Berat saringan, wadah dan BDKT P, = Berat saringan dan wadah 9) Tentukan kesalahan BDK' individu (¢) dengan mengurangi nilai kuantitas sebenarnya dengan kuantitas nominal (Qa). €,=P-Q, 10) Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidak memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 1. 11) Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidak memenuhi Ketentuan 2 sebagaimana pada Bab Il Sub Bab 3.2. angka 2. ‘Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidak memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. 12) 13) Apabila seluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak terpenuhi seluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak, 24 14) Untuk kuantitas nominal BDKT yang kurang dari 5 gram, hanya berlaku Ketentuan 1 pada Tabel 5 yaitu rata-rata kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn. 4, Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Gas Cair Pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair dapat dilakukan di Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji (SPPBE)/stasiun pengisian lainnya atau dapat juga dilakukan di agen/sub agen/pengecer. a. Persiapan Sebelum melakukan pengujian BDKT pengamat tera atau pengawas kemetrologian harus melakukan langkah-langkah persiapan sebagai berilcut: 1) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan, antara lain: a) timbangan elektronik dengan skala interval yang sesuai berdasarkan pada Tabel 6; b) alat hitung (kalkulator atau komputer); c} gunting; d) wadah; dan ¢) lap kain/tissue. 2) Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain: a) cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran IV; dan b) sertifilcat timbangan. 3) Memastikan timbangan yang akan digunakan —_sudah dikalibrasi/ditera lang dan memiliki sertifikat/tanda tera sah yang berlaku, 4) Menyetel timbangan dalam keadaan datar serta menunjuk angka 0 (nol). 5) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian BDKT Gas Cair. 6) Menentukan lot untuk pemeriksaan dan menentukan sampel BDKT scbagaimana ditentukan dalam BAB Il. 7) Menentukan Batas Kesalahan yang Diizinkan (T) sebagaimana petunjuk pada Tabel 3. b. Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair di Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Bulk Elpiji__(SPPBE)/Stasiun Pengangkutan dan Pengisian Elpiji Khusus (SPPEK) atau. stasiun pengisian lainnya. 1) Mclakukan pengujian Tara dengan cara: a) Ambil sampel ‘Tara (tabung kosong) secara acak scbanyak 10 kemasan BDKT; b) Pengambilan sampel Tara dilakukan sebelum dilakukan pengisian gas cair. c) Timbang berat dari masing-masing Tara tersebut. 25 d) Catat berat masing-masing Tara ke dalam Cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair. ¢) Hitung rata-rata berat ‘Tara (ATW) dari sampel Tara yang telah ditimbang dengan menggunakan rumus: iis ATW =—)' x, oy dimana: n= ukuran sampel i = urutan sampel u 5 jika ATW kurang dari atau sama dengan 10% Qn maka ATW dapat digunakan untuk menentukan kuantitas sebenarnya dari BDKT, f) Dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn maka ambil sampel Tara sebanyak 15 buah lagi dan hitung standar deviasi dari 25 sampel Tara dengan menggunakan rumus: nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i dimana: S) = standar deviasi sampel Tara n= _ukuran sampel urutan sampel nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i Xx = rata-rata berat Tara Apabila standar deviasi Sq kurang dari 0,25 T, maka hitung rata-rata dari 25 sampel sebagai nilai ATW. 8) Dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn dan Sp) lebih besar dari 0,25 T, maka tidak perlu menghitung ATW dan ATW tidak dapat dipergunakan sehingga berat masing-masing Tara dihitung sebagaimana petunjuk pada Tabel 7. 2) Melakukan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dengan cara: a) Timbang berat kotor (bruto) dari sampel BDKT. b) Catat data berat kotor (bruto) ke dalam Ccrapan Pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair. ) Hitung kuantitas sebenarnya (Qi) dengan rumus: Oe) = Brgy ~ AT Apabila ATW tidak digunakan maka hitung kuantitas sebenarnya dengan rumus: Quy = Brutoy, —berat tabung kosong yang ditimbang d) Hitung kesalahan BDKT individu (2) dengan rumus: Fy = Qu -Qn 26 e} Tentukan hasil__pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 1. f) Tentukan hail —_pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 2 scbagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 2. g) Tentukan _hasil _pengujian _memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 3 scbagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. h) Apabila seluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak’ terpenuhi scluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolal, c. Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair di Agen, Sub Agen atau Pengecer 1) Melakukan pengujian Tara dengan cara: a) Ambil sampel Tara (tabung kosong) sccara acak sebanyak 10 kemasan BDKT; b) Untuk pengujian di agen/sub agen/pengecer, berat Tara tidak ditimbang melainkan sesuai dengan nilai berat tabung kosong yang tertulis pada tabung. ¢} Catat berat masing-masing Tara ke dalam Cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair. d) Hitung rata-rata berat ‘Tara (ATW) dari sampel Tara yang telah ditimbang dengan menggunakan rumus: atw=1 oy; ne dimana: n= ukuran sampel i urutan sampel x nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i jika ATW kurang dari atau sama dengan 10% Qn maka ATW dapat digunakan untuk menentukan kuantitas sebenarnya dari BDKT, ¢) Dalam hal ATW lebih besar 10% Qn maka ambil sampel Tara sebanyak 15 buah lagi dan hitung standar deviasi dari 25 sampel Tara dengan menggunakan rumus: owe Sea? dimana: Sp) = standar deviasi sampel Tara n = ukuran sampel i = urutan sampel xi = nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i x = rata-rata berat Tara 27 Apabila standar deviasi Sw) < 0,25 T, maka hitung rata-rata dari 25 sampel Tara sebagai nilai ATW. 1) Dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn dan Sy lebih besar dari 0,25 T, maka tidak perlu menghitung ATW dan ATW tidal dapat dipergunakan schingga berat masing-masing Tara dihitung sebagaimana ketentuan pada Tabel 7. 2) Melakukan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dengan cara: a) Timbang berat kotor (bruto) dari sampel BDKT. b) Catat data berat kotor (bruto) ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT Gas Cair. ¢) Hitung kuantitas sebenarnya (Q) dengan rumus: Op) = Brgy — ATW Apabila ATW tidak digunakan maka hitung kuantitas sebenarnya dengan rumus: Qu) = Bruto,, ~ berat tabung kosong yang tertulis pada tabung 4) Hitung kesalahan BDKT individu (e) dengan rumus: = QQ, ¢) Tentukan hasil pengujian _memenuhi/tidak | memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 1. f) Tentukan hasil _pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 2 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 2. g) Tentukan hasil _pengujian _ memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. h) Apabila seluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak terpenuhi seluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak. 4.2. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satuan Volume 1, Metode Penimbangan a. Persiapan 1) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang diperlukan, antara lain: a) timbangan clektronik dengan skala interval yang sesuai berdasarkan petunjuk pada Tabel 6; hydrometer, portable density meter dan b) alat ukur massa jeni lain-tain; ¢} alat hitung (kalkulator atau komputer); d) gunting; e) wadah; dan 1) lap kain/tissue, 2) Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain: 28 a) cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode penimbangan), dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran V; b) sertifikat timbangan; dan ©) sertifikat alat wkur massa jenis. 3) Memastikan timbangan dan alat ukur massa jenis yang ak: digunakan harus sudah dikalibrasi/ditera ulang dan memi sertifikat/tanda tera sah yang berlaku. 4) Menyetel timbangan dalam keadaan datar dan menunjuk angka 0 (nol). 5) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode penimbangan). 6) Menentukan lot untuk pemeriksaan dan menentukan sampel BDKT sebagaimana ditentukan dalam BAB II. 7) Dalam hal akan digunakan metode pengujian BDKT dengan cara tidak merusak, ukuran sampel ditentukan berdasarkan petunjule pada Tabel 1, 8) Menentukan Batas Kesalahan yang Di petunjuk pada abel 3; kan (T) sebagaimana . Pengujian Tara Menentukan berat Tara dengan cara: 1) Ambil sampel Tara secara acak sebanyak 10 kemasan BDKT. 2) Pengambilan sampel Tara dapat menggunakan: a) sampel Tara sebelum dilakukan pengisian BDKT (unused dry tare); atau b) sampel Tara setelah dilakukan pengisian BDKT (used dry tare), dengan cara membuka kemasan BDKT, memisahkan Tara (kemasan dan bahan lain yang ada dalam BDKT yang tidak dapat dikonsumsi) dengan produk BDK dan membersihkcan Tara sampai tidak ada produk BDKT yang tersisa. 3) Timbang berat dari masing-masing Tara tersebut. 4) Catat berat masing-masing Tara ke dalam cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode penimbangan). 5) Hitung rata-rata berat Tara (ATW) dari sampel Tara yang telah ditimbang dengan rumus: 12: ATH =D dimana: 0 n ukuran sampel i urutan sampel xi nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i jika ATW kurang dari atau sama dengan 10% Qn maka ATW dapat digunakan untuk menentukan kuantitas sebenarnya dari BDKT. 29 6) Dalam hal ATW lebih besar dari 10% Qn maka ambil sampel Tara sebanyak 15 buah lagi dan hitung standar deviasi dari 25 sampel Tara dengan menggunakan rumus: [ 1< : se Va de x) dimana, Sw = standar deviasi sampel Tara n = ukuran sampel = urutan sampel x; = nilai Tara hasil penimbangan sampel ke-i 4 " rata-rata berat Tara Apabila standar deviasi sy) kurang dari 0,25 T, maka hitung rata- rata dari 25 sampel Tara sebagai nilai ATW. 7) Dalam hal ATW lebih besar dari 10 % Qn dan Sy lebih besar dari 0,25 T, maka tidak perlu menghitung ATW dan ATW tidak dapat dipergunakan schingga berat_ masing-masing Tara dihitung sebagaimana petunjuk pada Tabel 7. . Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT 1) Timbang berat kotor (bruto) dari sampel BDK?. 2) Catat berat kotor (bruto) ke dalam Cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode penimbangan). 3) Hitung kuantitas sebenarnya(Q) dengan rumus: Q,, = Bruto,, - ATW Apabila ATW tidak digunakan maka hitung kuantitas sebenarnya dengan rumus: Qj) = Brutoy, ~ Berat tara Karena perhitungan —menggunakan —_metode _penimbangan (gravimetri) maka kuantitas sebenarnya kita konversi ke satuan volume dengan terlebih dahulu kita tentukan nilai massa jenisnya (9 dengan alat ukur massa jenis. Perhitungan kuantitas sebenarnya dengan satuan volume dihitung dengan rumus: Q,, hasil peninbangan p-0.0012 Qeai, = 0.99985 x 4) Hitung kesalahan BDKT individu (s) dengan rumus: Fy = Quy - 2, 5) Ulangi langkah 1) sampai 4) secara berurutan untuk masing masing sampel BDKT, 6) Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidak memenuhi Ketentuan 1 sebagaimana pada Bab Il] Sub Bab 3.2. angka 1 7) Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidal memenuh Ketentuan 2 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 2. 30 8) Tentukan hasil pengujian memenuhi/tidak memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab III Sub Bab 3.2. angka 3. 9) Apabila seluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak terpenuhi seluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak. 10) Untuk kuantitas nominal BDKT yang kurang dari 5 ml, hanya berlaku Ketentuan 1 pada Tabel 5 yaitu rata-rata kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn. Metode Penakaran a. Persiapan 1) Menyiapkan peralatan atau perlengkapan yang. diperlukan, antara lain: a) gelas ukur, bejana ukur, atau labu ukur tipe IN; b) landasan atau pendatar (water pass); ©) pipet; d) kaca pembesar; e) alat hitung (kalkulator atau komputer); ) gunting; g) wadah; dan h) lap kain/tisue. 2) Menyiapkan dokumen yang diperlukan, antara lain: a) cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode penakaran) sebagaimana pada Lampiran VI; dan b) sertifikat Gelas ukur, bejana ukur, atau labu ukur. 3) Memastikan Gelas ukur, bejana ukur, atau labu ukur tipe IN sudah dikalibrasi/ditera ulang dan memiliki sertifikat/tanda tera sah yang berlaku. 4) Mencatat data BDKT pada cerapan pengujian BDKT atas kebenaran kuantitas Volume (metode penakaran). 5) Menentukan lot untuk pemeriksaan dan menentukan sampel BDKT sebagaimana ditentukan dalam BAB II. 6) Dalam hal akan digunakan metode pengujian BDKT dengan cara merusak, ukuran sampel ditentukan berdasarkan petunjuk pada Tabel 2. 7) Menentukan Batas Kesalahan yang Diizinkan (?) sebagaimana petunjul pada Tabel 3; b. Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT 1) Tentukan kuantitas sebenarnya/kuantitas — aktual/berat bersih/netto dengan cara merusak pembungkusnya kemudian takar BDKT tersebut sesuai Tabel 8 dan memperhatikan sampling sesuai petunjuk pada Tabel 2 31 ‘Tabel 8. Alat Takar yang Digunakan Kuantitas Nominal Qn) | Alat Takar yang Waktu (mi) Digunakan Tetesan _ (sekon) 5 20.000 Bejana Ukur 30 | 2) Pembacaan skala pada gelas ukur/bejana ukur sesuai pada gambar di bawah ini: ay Eye hve Gambar Pembacaan Meniscus 3) Catat hasil pembacaan kuantitas sebenarnya (Q(i)) pada cerapan pengujian kebenaran kuantitas BDKT dalam satuan volume (metode pengukuran). 4) Hitung kesalahan BDKT individu (@) dengn rumus: a = Qi -Q, 5) Ulangi langkah 1) sampai 4) secara berurutan untuk masing masing sampel BDKT. 6) Tentukan hasil pengujian _memenuhi/tidak | memenuhi Ketentuan 1 scbagaimana pada Bab Ill Sub Bab 3.2. angka 1. 7) Tentukan hasil pengujian _memenuhi/tidak — memenuhi Ketentuan 2 sebagaimana pada Bab Ill Sub Bab 3.2. angka 2. 8) Tentukan hasil pengujian _memenuhi/tidakk ~—memenuhi Ketentuan 3 sebagaimana pada Bab Ill Sub Bab 3.2, angka 3, 9) Apabila seluruh ketentuan pada Tabel 5 terpenuhi, maka lot pemeriksaaan dinyatakan diterima dan jika tidak’ terpenuhi seluruhnya, maka lot pemeriksaan dinyatakan ditolak. 10) Untuk kuantitas nominal BDKT yang kurang dari 5 ml, hanya berlaku ketentuan 1 pada Tabel 5 yaitu rata-rata kuantitas sebenarnya tidak boleh kurang dari Qn. 32 BABV PENUTUP Petunjuk Teknis Pengujian atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume merupakan pedoman Pengamat Tera dan Pengawas Kemetrologian dalam melaksanakan pengujian dalam rangka pembinaan dan pengawasan atas kebenaran kuantitas BDKT yang dinyatakan dalam satuan berat dan volume sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/10/2011 tentang Barang Dalam Keadaan ‘Terbungkus. Dengan adanya Petunjuk Teknis ini diharapkan ketentuan kuantitas nominal BDK? harus sesuai dengan kuantitas sebenarnya, schingga dengan demikian akan tercipta kepastian hukum atas kebenaran kuantitas Barang Dalam Keadaan Terbungkus (BDKT) sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal yang bertujuan untuk melindungi kepentingan umum/ konsumen. 33 Lampiran | -KOP SURAT- CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN BERAT SECARA UMUM. A, Informasi Umum Nama Barang Merek Nama Produsen/Pengemas/Importit) Alamat Kapasitas produksi/jam (Lot) produk/jam, Penguji S Lokasi PengambilanSampel: Tanggal PengambilanSampel Lokasi Pengujian ‘Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Bersih/Netto (Qn) C. Parameter Pengujian BKD T= Faktor Keamanan (k) Rata-rata Berat Tara (ATW) 34 D. Tabel Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT dalam Satan Berat secara Umum Penimbangan Netto | ‘SELISIH @) fae Neng enurut| || Kesalahan | Kesalahan _Keterangan No. Jabel (Qn) T1 12 & _£ g g & QM) 2 { 6 | @ 6) | @ i) 8) Q) 0 10% Qn & ATW. _| Qn Maka rata-rata Tara ++ 10% Dapat/tidak | digunakan dalam perhitungan netto TPE = AE = sty) SEL __ SEL+AE | Maka Ketentuan. 1 terpenuhi/tidalc terpenuhi Kesalahan T1 Kesalahan T1 agit Maka Ketentuan terpenuhi/tidak | terpenuhi 35 kesalahan T2 Kesalahan T2 2 | Maka Ketentuan 3 _terpenuhi/tidake terpenuhi Kesimpulan Hasil Pengujian kuantitas | Produk BDKT dinyatakan DITERIMA/DI- TOLAK Penguji 1 Penguji 2 NIP. NP. PETUNJUK PENGISIAN CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN BERAT SECARA UMUM 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji. 2. Kolom 2 diisi dengan berat sampel tara hasil penimbangan, Selanjutnya dihitung rata-rata berat tara (ATW) dan dihitung apakah ATW memenuhi persyaratan untuk digunakan. Kolom 3 diisi dengan berat bruto hasil penimbangan, Kolom 4 diisi dengan nilai kuantitas sebenarnya/berat bersih/netto (dalam satuan berat) yaitu hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk ATW yang memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan atau hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan masing-masing taranya untuk ATW yang tidak 36 10. memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan (Perhatikan ketentuan tentang rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk menghitung kuantitas sebenarnya), Kolom 5 diisi dengan berat netto menurut label (kuantitas nominal). Kolom 6 diisi dengan cara mengurangi berat netto hasil penimbangan pada kolom 4 dengan kuantitas nominalnya pada kolom 5. Kolom 7 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai enya berada di kesalahan Ty (untuk ¢ yang bertanda negatit) Kolom 8 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai ¢ nya berada di kesalahan Tz (untuk ¢ yang bertanda negatif), Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai nya di kesalahan T2 (untuk 6 yang bertanda negatif). Kolom 9 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai ATW, TPE, AB, k, SEL dan keterangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak hasil pengujian tersebut. 37 Lampiran I -KOP SURAT. (CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT YANG DIBEKUKAN (FROZEN A. Informasi Umum Nama Barang Merek 5 Nama Produsen/Pengemas/Importit) : Alamat Kapasitas produksi/jam (Lot): produk/jam Penguji : 1, Lokasi Pengambilan Sampel Tanggal Pengambilan Sampel Lokasi Pengujian ‘Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Bersih /Netto (Qn) C. Parameter Pengujian BKD iT » oe Faktor Keamanan (k) 38 3 T tenywo30q wae aV+1ES ‘TS | s Wnwedse3 J wenqusjoq eqew (+) Ty av ad Istrez9]0) seIeg oe = 40s = u = | 3 = ud (or) (a (3) @ og [es | w& 18) (fa w_] 3 a 3s | 3 3 3 (wo) Puy ay ld) | xa cep) yepes ana, eu weupresey | TL weueressy | 2 | oe | onoy| “qupem up | mE] TON udéueIay qjnmusur ‘uesupeg | uesuueg | eueqepsay, oan Rue UATE fuszosy) wea 30e, LYE SeyAUENy erenoqey werftBueg ede PeqeL, “T @ Hnsug “dIN ‘dIN Jsuer9[Oyseyeq HVIOL 1d/VINRIaLIa ueyeyedurp Lid xnpoid seqTeny, ueffnBuad [sey (rev GLSV>TL Funuedza3 sepH /rqnuedzey PETUNJUK PENGISIAN CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTIATAS BDKT YANG DIBEKUKAN (FROZEN, 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji, Kolom 2 diisi dengan hasil penimbangan bruto. 3. Kolom 3 diisi dengan hasil penimbangan wadah dan saringan dalam keadaan kosong, 4. Kolom 4 diisi dengan hasil penimbangan wadah, saringan dan kuantitas BDKT. Kolom 5 diisi dengan hasil perhitungan kolom 4 dikurangi dengan kolom 3. Kolom 6 diisi dengan berat frozen menurut label (kuantitas nominal]. Kolom 7 diisi dengan hasil perhitungan kolom 5 dikurangi kolom 6. oN oo Kolom 8 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai e nya berada di kesalahan ‘Ty (untuk e yang bertanda negatif). 9. Kolom 9 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai c nya berada di kesalahan ‘Te (untuk ¢ yang bertanda negatif). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya diatas 2 kali BKDnya. 10. Kolom 10 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai TPE, AE, k, SEL dan keterangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolal hasil pengujian tersebut. 41 Lampiran III -KOP SURAT- CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT BERAT TUNTAS (DRAINED WEIGHT) A, Informasi Umum Nama Barang Merek 5 Nama Produsen/Pengemas/Importir*) : Alamat : Kapasitas produksi/jam (Lot): produk/jam Penguji a, Lokasi Pengambilan Sampel Tanggal Pengambilan Sampel Lokasi Pengujian ‘Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Tuntas/Drained Weight (Qn) : Berat Bersih /Netto (Qn) C. Parameter Pengujian. BKD :T = gy = Faktor Keamanan (Ik) 42 . Tabel Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Berat Tuntas Penimbangan Sarina, Sarin Kosala | Kesalahan Ws vm | | Sea | esa sig cit f tate | lM, | an Panet | baer b | wea) | |e ls @ « | « [-« ole) ee fe Pe fo] @ o 09) on ~ Batas tolerant = oe - : ae - ‘AS (+) make kotontwan 1 terpcnah J Ae = + Maks Katentuan 1 Terpenubi / tidak terpenuht Santa, Keeaiahnn = " Shan, ienalaan n ° : Maka Ketontuan 2 Terpenuht / tial terpenuhi Sula, ieoalehan - | |r ‘ Smit ecalaian " = A Make kotentan 9 Z ‘Terpenui / tidak terpemus esimpulan L ost penguin huss pork IDE gata DIFRRINA/DITOLAK Penguji 1 Penguji 2 (ij (____) NIP. NIP. 43 PETUNJUK PENGISIAN PADA TABEL D CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT BERAT TUNTAS (DRAINED WEIGHT) 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji Kolom 2 diisi dengan hasil penimbangan bruto. 3. Kolom 3 diisi dengan hasil penimbangan panci dan saringan dalam keadaan kosong. 4. Kolom 4 diisi dengan hasil penimbangan panci, saringan dan kuantitas BDKT dalam keadaan kering (drained weight). 5. Kolom 5 diisi dengan hasil perhitungan kolom 4 dikurangi dengan kolom 3. 6. Kolom 6 diisi dengan berat drained weight menurut label (kuantitas nominal). Kolom 7 diisi dengan hasil perhitungan kolom 5 dikurangi kolom 6 8. Kolom 8 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai ¢ nya berada di kesalahan 7, (untuk € yang bertanda negatif). 9. Kolom 9 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai ¢ nya beradadi kesalahan ‘T, (untuk € yang bertanda negatif). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya di atas T, (untuk © yang bertanda negatif} 10. Kolom 10 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai TPE, AE, k, SEL, dan keterangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak hasil pengujian tersebut. E. Tabel Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Berat Tuntas (Drained Weighd, Apabila Mencantumkan Berat Bersih (Netto): rey ashen eT i ore foto | arn spate ees ri 4 | 2) (3) 7 8) mw g 1o%on= g AW LOH Qa inka parser I J Dapat/tidal diguaakans 44 dalam perhitungan nnetio we aw. - a seh = Moka Kotentuan 1 lexpenul fedak ‘wrpenui Sealanan TL = Kesalalian Th ..€ Maka Ketentuan 2 lespemuhi/tidnie teepenishi kosaihan Kesalahan 72 ...¢ Maka Ketentuan 3 terpennnitidake terpennh Kesimpulan Hail Pengujian lenantitas Produk BDET dlnyatakan DIMERIMA/DITOLAK. Penguji 1 Penguji 2 fd { NIP, NIP. PETUNJUK PENGISIAN PADA TABEL E CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS EDKT BERAT TUNTAS (DRAINED WEIGHT), APABILA MENCANTUMKAN BERAT BERSIH (NETTO) 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji. 2. Kolom 2 diisi dengan berat sampel tara hasil penimbangan. 3. Selanjutnya dihitung rata-rata berat tara (ATW) dan dihitung apakah ATW memenuhi persyaratan untuk digunakan, Kolom 3 diisi dengan berat bruto hasil penimbangan. Kolom 4 diisi dengan nilai kuantitas sebenarnya/beratbersih/netto (dalam satuan berat) yaitu hasil dari berat bruto dari setiap BDKT 45 9. 10. individu dalam sampel dikurangi dengan rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk ATW yang memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan atau hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan masing-masing taranya untuk ATW yang tidak memenuhi persyeratan untuk bisa digunakan (Perhatikan ketentuan tentang rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk menghitung kuantitas sebenarnya). Kolom 5 diisi dengan berat netto menurut label (kuantitas nominal). Kolom 6 diisi dengan cara mengurangi berat netto hasil penimbangan pada kolom 4 dengan kuantitas nominalnya pada kolom 5. Kolom 7 diisi tanda Y jika ada BDKT yang nilai nya berada di kesalahan T. (untuk € yang bertanda negatif). Kolom 8 diisi tanda Y jika ada BDKT yang nilai ¢ nya berada di kesalahan Ty (untuk & yang bertanda negatif). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya di kesalahan Ty (untuk € yang bertanda negatit). Kolom 9 diisi dengan ketcrangan yang menerangkan nilai ATW, TPE, AE, k, SEL danketerangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak hasil pengujian tersebut. 46 Lampiran IV -KOP SURAT- CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT GAS CAIR A. Informasi Umum Nama Barang Merek : Nama Produsen/Pengemas/Importir4 : Alamat Kapasitas produksi/jam (Lot): produk/jam Penguji g ly 2 Lokasi Pengambilan Sampel ‘Tanggal Pengambilan Sampel Lokasi Pengujian ‘Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Bersih /Netto (Qn) C. Parameter Pengujian BKD :T= Faktor Keamanan (k) Rata-rata Berat Tara (ATW) aT D. Tabel Cerapan Pengujian Kebenaran Kuantitas BDKT Berat Gas Cair: Penimbangan ae SEIS ara | Bruto | wetto| abot | ¢ | xosalehantt | Resalahant2 190) a |e le a & CC i a Keterangan (8) 1 mw g lowen= g Wooo 108 QR Maka rata-rata Tara alain pertitungan nett me | AB, _ jo - SEL = SULA = Maka Ketentiian 1 terpenuhi/tidale terpenuiht Kesalabant! =... ysalanantl Maka Ketenninan 2 terpenubi/tideke ‘wrpenuli esalatunT2 = Kesalahant © Maka Ketentuan 2 ‘eryeamhiftidak lerpenubt KKesimputan Masi Pengufian, Jnnatitas Produk BRT «inyatakan’ DITERIMA/DITOLAK Penguji 1 Penguji 2 (_____) ______) NIP. NIP, 48 10. PETUNJUK PENGISIAN CERAPAN PENGUJIAN KEBENARAN KUANTITAS BDKT GAS CAIR Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji. Apabila pengujian dilakukan di SPPBE Kolom 2 sampel tara/tabung kosong hasil penimbangan sedangkan apabila dengan nilai berat pengujian dilakukan di luar SPPBE maka nilai berat tabung kosong diambil dari yang tertera pada tabung. Selanjutnya dihitung rata-rata berat tara (ATW) dan dihitung apakah ATW memenuhi persyaratan untuk digunakan. Kolom 3 diisi dengan berat bruto hasil penimbangan, Kolom 4 diisi dengan nilai kuantitas sebenarnya/beratbersih/netto (dalam satuan berat) yaitu hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk ATW yang memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan atau hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan masing-masing taranya untuk ATW yang tidak memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan (Perhatikan ketentuan tentang rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk menghitung kuantitas sebenarnya). Kolom 5 diisi dengan berat netto menurut label (kuantitas nominal). Kolom 6 diisi dengan cara mengurangi berat netto hasil penimbangan pada kolom 4 dengan kuantitas nominalnya pada kolom 5. Kolom 7 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai enya berada di kesalahan TI (untuk ¢ yang bertanda negatif). Kolom 8 diisi tanda V jika ada BDKT yang nilai & nya berada di kesalahan T2 (untuk ¢ yang bertanda negatil). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya di kesalahan 72 (untuk ¢ yang bertanda negatil). Kolom 9 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai ATW, TPE, AE, k, SEL danketerangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak hasil pengujian tersebut. 49 Lampiran V -KOP SURAT- ee CERAPAN PENGUJIAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN VOLUME (METODE PENIMBANGAN) A. Informasi Umum Nama Barang Merek Nama Produsen/Pengemas/Importir') : Alamat Kapasitas produksi/jam (Lot): produlk/jam Penguji Lokasi Pengambilan Sampel Tanggal Pengambilan Sampel Lokasi Pengujian Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Bersih/Netto (Qn) C, Parameter Pengujian BKD 27 Faktor Keamanan (k) enis | sruto | netto | weeeo aie) ole! oe | ow) o a o 09) oy toeans og Woe 8H OH Mon sat-eata Tara Dap tidak igus aleen pert neta m8 wm She SELAA = fexpenuhi dak terpenubt Keaalahanth = KeaalaheaT) sa 6 aka Ketentuan 2 expo terpest esalahaoy2 Heath sooo ® aka Retentsan 9 espana expen Kesimpalan Hil Penguin Rute rruruan/prroLak Penguji 1 Penguji 2 NIP, NIP. 1 PETUNJUK PENGISIAN CERAPAN PENGUJIAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN VOLUME (METODE PENIMBANGAN) 1. Kolom 1 diisi dengan nomor urut penimbangan/pengukuran dari sampel yang sedang diuji, 2. Kolom 2 diisi dengan berat sampel tara hasil penimbangan. Selanjutnya dihitung rata-rata berat tara (ATW) dan dihitung apakah ATW memenuhi persyaratan untuk digunakan. 3. Kolom 3 diisi dengan massa jenis cairan BDKT volume yang diuji 4, Kolom 4 diisi dengan berat bruto hasil penimbangan, 5. Kolom 5 diisi dengan nilai kuantitas sebenarnya/berat bersih/netto (dalam satuan berat) yaitu hasil dari berat bruto dari setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk ATW yang memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan atau hasil dari berat bruto deri setiap BDKT individu dalam sampel dikurangi dengan masing- masing taranya untuk ATW yang tidak memenuhi persyaratan untuk bisa digunakan (Perhatikan ketentuan tentang rata-rata berat sampel tara (ATW) untuk menghitung kuantitas sebenarnya). 6. Kolom 6 diisi dengan netto dalam satuan volume, yang diperoleh dari pembagian antara setiap berat netto BDKT individu (dalam satuan berat) dengan massa jenis (masing-masing nilai di kolom 5 dibagi kolom 3). 7. Kolom 7 diisi dengan berat netto menurut label (kuantitas nominal). 8. Kolom 8 diisi dengan cara mengurangi netto dalam satuan volume pada kolom 6 dengan kuantitas nominal pada kolom 7. 9. Kolom 9 diisi tanda 4 jika ada BDKT yang nilai ¢ nya berada di kesalahan Ty (untuk ¢ yang bertanda negatif), 10. Kolom 10 diisi tanda 1 jika ada BDKT yang nilai ¢ nya berada di kesalahan ‘72 (untuk ¢ yang bertanda negatif). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya di atas 2 (dua) kali BKDNya (27) 11, Kolom 11 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai ATW, TPE, AB, k, SEL dan keterangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak has pengujian tersebut. Lampiran VI -KOP SURAT- CERAPAN PENGUJIAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN VOLUME (METODE PENAKARAN) A. Informasi Umum Nama Barang Merek ‘ Nama Produsen/Pengemas/Importir4) : Alamat Kapasitas produksi/jam (Lot): produk/jam. Penguji DL 2. Lokasi Pengambilan Sampel ‘Tanggal Pengambilan Sampel Lokasi Pengujian ‘Tanggal Pengujian B. Label Kuantitas Berat Bersih /Netto (Qn) C. Parameter Pengujian BKD tT = Faktor Keamanan (k) 53 D. Tabel Cerapan Pengnjian Kebenaran Kuantitas BDKT Dalam Satuan Volume (Metode Penakaran) Pause | Wott Kosala 6) Keteraan lle | See © KomlahanT1 | Kosalohen 72 ra a a w |e @ o “ o o koe = 19%600- g POW 1% On Mate entra Ta elle digunatan lam perhitungan mato we me om Sala = Maka Ketentvan 1 ‘erpenuhi [tidak terpenuhi measm = Make Ketentvan 2 Aerpenuhi tidak rps OT one Mat Ketetuan 9 ternemi/tidae erpenui Kesimpubin Hail Penguin kuna Produk BK aingataten DITERIMA/DITOLAK. Penguji 1 Penguji 2 NIP. NIP. a PETUNJUK PENGISIAN CERAPAN PENGUJIAN KUANTITAS BDKT DALAM SATUAN VOLUME (METODE PENAKARAN) Kolom 1 diisi dengan nomor urut dari penakaran sampel yang sedang diuji. Kolom 2 diisi dengan nilai kuantitas sebenarnya/berat bersih/netto (dalam satuan volume) hasil penakaran gelas ukur atau bejana ukur dll. Kolom 3 diisi dengan netto menurut label (kuantitas nominal). Kolom 4 diisi dengan cara mengurangi netto hasil penakaran pada kolom 2 dengan kuantitas nominal pada kolom 3. Kolom 5 diisi tanda ¥ jika ada BDK'T yang nilai ¢ nya berada di kesalahan 7) (untuk A yang bertanda negatif). Kolom 6 diisi tanda ¥ jika ada BDKT yang nilai e nya berada di kesalahan ‘2 (untuk A yang bertanda negatif). Pada kolom ini tidak boleh ada 1 (satu) BDKT pun yang nilai ¢ nya di atas 21 (untuk ¢ yang bertanda negatil). Kolom 7 diisi dengan keterangan yang menerangkan nilai ATW, TPE, AE,k, SEL dan ketcrangan lain yang menjelaskan diterima atau ditolak hasil pengujian tersebut 55

You might also like