You are on page 1of 6

Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1.

Oktober 2019

Implementasi Rancangan Pelatihan Kemetrologian bagi Juru Timbang


Menggunakan Metode ADDIE
Studi Kasus : Bandung Raya

Rismisari Harfiah
Pusat Pengembangan Sumber Daya Kemetrologian,
Kementerian Perdagangan

ABSTRACT: Legal metrology is a very large and complex field to be implemented. In


realizing orderly measurement for all of Indonesia, very large human resources are needed.
A total of 1900 Metrology Human Resources currently available cannot meet the needs of
the community, which includes at least 14.230 traditional markets and hundreds of modern
markets spread throughout Indonesia. Adding large numbers of Metrologi personnel from
ASN is very difficult, the most likely choice is to recruit personnel outside metrology such as
market managers of traditional and modern market. This situation encouraging idea to recruit
weighers whose task is to check the scales in traditional and modern markets. Through the
ADDIE method which include analize, design, develop, implementation and evaluation a
training model for weighers is designed. As a result, two days of training (20 JP) with
classroom learning methods and laboratory practices is held . Furthermore, the weigher
conducts trials in the market where each of them is on duty. The evaluation results with an
average value of 4.43 of 5 Likert Scale indicate that the training is satisfying and meets the
needs of the knowledge and skills of the weighers before duty.

Keywords: market, weighers, ADDIE method, Training for Weighers

ABSTRAK: Metrologi legal adalah sebuah bidang yang sangat besar dan kompleks untuk
dilaksanakan. Dalam mewujudkan tertib ukur untuk seluruh Indonesia diperlukan sumber
daya manusia yang sangat besar. Sebanyak 1900 orang SDM Metrologi yang ada saat ini
tidak dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang minimal mencakup pasar tradisional
sebanyak 14.230 buah dan ratusan pasar modern yang tersebar di seluruh Indonesia.
Penambahan SDM Metrologi dari kalangan ASN secara besar-besaran sangat sulit untuk
dilakukan, pilihan yang paling mungkin dilakukan adalah merekrut personil di luar lingkungan
ASN metrologi seperti pengelola pasar tradisional dan modern itu sendiri. Hal ini mendorong
digagasnya juru timbang yang tugasnya melakukan pengecekan timbangan di pasar
tradisional dan modern. Melalui tahapan dalam metode ADDIE yaitu analisis, desain,
pengembangan, Implementasi dan evaluasi dirancanglah model pelatihan bagi juru timbang.
Sebagai hasilnya, pelatihan berupa pembelajaran teori dan praktek selama 20 JP telah
dilaksanakan bagi calon juru timbang dengan metode pembelajaran di kelas dan praktek di
laboratorium. Selanjutnya juru timbang melakukan uji coba di pasar tempatnya masing-
masing bertugas. Hasil evaluasi dengan nilai rata-rata 4.43 dari 5 Skala Likert menunjukkan
pelatihan tersebut memuaskan dan memenuhi kebutuhan pengetahuan dan keterampilan
para juru timbang sebelum bertugas.

Kata kunci : Pasar, Juru Timbang, Metode ADDIE, Pelatihan Juru Timbang

PENDAHULUAN terutama timbangan. Sebanyak 14.230


buah pasar tradisional serta ratusan pasar
Pasar merupakan salah satu urat modern tersebar di seluruh wilayah
nadi bangsa Indonesia dimana kegiatan Indonesia dengan total sekitar 16.213
transaksi perdagangan berlangsung pasar (BPS, 2017). Tentunya alat ukur
secara besar-besaran dengan melibatkan takar timbang dan perlengkapannya
pembeli, penjual maupun alat ukur (UTTP) yang digunakan jumlahnya sangat

8
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1. Oktober 2019

banyak. Sebagai contoh adalah pada b. Desain (Design)


salah satu pasar yang terdapat di wilayah Pada tahap ini dilakukan perumusan
bandung yaitu pasar lembang, terdapat mengenai tujuan pembelajaran serta
2455 timbangan yang digunakan menentukan kinerja yang ingin
sedangkan jumlah penera yang dicapai.
bertanggung jawab hanya satu penera c. Pengembangan (Development)
dan 2 pengamat tera (KBB, 2017). Pada tahap ini dilakukan perancangan
Hal itulah yang mendorong mengenai solusi untuk menyelaraskan
Direktorat Metrologi untuk mengajak para kesenjangan antara kondisi saat ini
pengelola pasar dan ritel modern untuk dengan kondisi yang diharapkan.
terlibat dalam pemastian kebenaran d. Implementasi (Implementation)
timbangan yang digunakan di wilayah Tahap implementasi merupakan
mereka. Personil tersebut adalah juru pelaksanaan dari hasil yang
timbang yang diberi kewenangan dan dirumuskan pada tahapan-tahapan
tugas untuk menguji kebenaran sebelumnya.
penunjukkan timbangan yang digunakan e. Evaluasi (Evaluation)
oleh pedagang. Evaluasi dilakukan untuk mengetahui
Pengecekan yang dilakukan tidak efektivitas dari rancangan yang telah
menggantikan proses peneraan karena dirumuskan dari tahapan-tahapan
dilakukan dengan tidak membuka segel. sebelumnya
Prosedur pengujian dilakukan sesuai
intruksi kerja yang disusun secara HASIL DAN PEMBAHASAN
sederhana oleh Direktorat Metrologi Sistem pelatihan juru timbang yang
sehingga mudah dipahami namun tidak dilakukan melalui metode ADDIE
bertentangan dengan aturan peneraan dilakukan melalui lima tahapan yaitu yaitu
baku yang biasa dilakukan secara resmi analisis, desain, pengembangan,
oleh penera. Dalam memahami instruksi implementasi dan evaluasi.
kerja tersebut tidak diperlukan
pemahaman yang mendalam mengenai Tahapan Analisis
kemetrologian, tapi tetap saja diperlukan Juru Timbang merupakan petugas
pelatihan khusus agar mereka dapat yang akan bertugas untuk mengecek
melakukan tugasnya. Hal inilah yang timbangan yang digunakan di masyarakat,
menjadi latar belakang dilakukannya baik di pasar tradisional maupun pasar
kajian mengenai pelatihan bagi juru modern. Pengecekan yang dilakukan tidak
timbang. menggantikan proses peneraan karena
dilakukan dengan tidak membuka segel.
METODOLOGI Mereka diberi kewenangan dan tugas
Metode yang digunakan dalam untuk menguji kebenaran penunjukkan
perancangan sistem pelatihan juru timbangan yang digunakan oleh
timbang ini adalah metode ADDIE yang pedagang.
dikembangkan oleh Dick dan Cary pada Pelatihan peneraan timbangan yang
tahun 1978 dan direvisi pada tahun 1981 biasa diselenggarakan oleh PPSDK
oleh Russell Watson. Model ini banyak adalah pelatihan yang ditujukan untuk
digunakan dalam pengembangan program penera dalam melakukan tugas peneraan.
pendidikan dan pelatihan. Pada dasarnya Diperlukan sebuah rancangan pelatihan
model desain pembelajaran ADDIE baru yang merupakan modifikasi dari
memiliki komponen-komponen atau pelatihan peneraan timbangan dan
tahapan utama yang terdiri dari (Suryadi, disesuaikan dengan tugas juru timbang.
2013): Latar belakang juru timbang yang tidak
a. Analisis (Analyze) semuanya dari bidang teknis merupakan
Eksplorasi dilakukan secara pertimbangan penting sehingga pelatihan
sistematis sebagai langkah untuk ini dirancang bersifat sederhana,
mendapatkan gambaran mengenai meminimalisir teori, memperbanyak
kondisi saat ini serta merumuskan praktikum dan orientasi lapangan.
langkah-langkah yang akan dilakukan.

9
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1. Oktober 2019

Juru timbang tersebar di seluruh Tahap Pengembangan


wilayah Indonesia sehingga pelatihan Pada tahap ini dilakukan
tidak bisa dilakukan hanya di PPSDK, perancangan pelatihan Juru Timbang
sehingga perlu dipertimbangkan untuk dengan tujuan memberi pemahaman dan
melakukan pelatihan di daerah dengan kemampuan para calon juru timbang untuk
sumber daya lokal yang tersedia. melakukan pengecekan kebenaran
timbangan yang digunakan di pasar.
Tahap Desain Untuk mencapai kompetensi
Prosedur pengujian juru timbang tersebut diperlukan rancangan pelatihan
dilakukan sesuai intruksi kerja yang yang sederhana dan tepat sasaran, sesuai
disusun secara sederhana oleh Direktorat dengan calon peserta pelatihan. Calon
Metrologi dalam Peraturan Menteri peserta pelatihan adalah para pengelola
Perdagangan No 51 Tahun 2019 tentang pasar dengan berbagai latar belakang
Juru Ukur, Takar dan Timbang. Instruksi pendidikan. Sehingga materi harus
kerja memuat instruksi persiapan, disesuaikan dengan pemahaman awal
pengujian timbangan serta pelaporan hasil peserta. Peserta berasal dari dinas
pengecekan timbangan yang meliputi pengelola pasar, teknisi dan operator pada
timbangan meja, dacin, timbangan bobot took retail seperti Yogya Group, Borma
ingsut, timbangan elektronik dan dan Indomaret dengan latar belakang
timbangan pegas. Pelatihan yang di sarjana, SMK dan SMA dengan jurusan
desain selama dua hari sejauh ini dinilai yang beragam mulai administrasi sampai
memadai sebagai kemampuan awal yang teknik.
harus dimiliki oleh juru timbang. Bagi para peserta pengetahuan
Tujuan pelatihan ini adalah untuk dasar mengenai metrologi khususnya
memberikan kompetensi berupa timbangan bukan merupakan hal baru
pemahaman dan kemampuan para calon khususnya cara penggunaan, sedangkan
juru timbang untuk melakukan untuk pengujiannya sama sekali
pengecekan kebenaran timbangan yang merupakan hal yang baru sehingga
digunakan di pasar. Sehingga timbangan pelatihan ini dirancang agar peserta
yang beredar di pasar dalam kondisi baik mempunyai kompetensi untuk menguji
dan layak pakai diantara jangka waktu tera performa timbangan.
ulang.
Rancangan alur proses
pembelajaran dijelaskan pada Gambar 1.

Gambar 1. Alur Proses Pembelajaran Juru Timbang


Uk 10
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1. Oktober 2019

Total pembelajaran adalah 20 JP (2 hari) karena bisa saja juru timbang yang
meliputi pembelajaran teori serta praktek berasal dari unit metrologi legal ini
di laboratorium. Materi yang disusun difungsikan sebagai bagian dari pembina
berdasarkan intruksi kerja yang terdapat para juru timbang lainnya. Pembelajaran
dalam Peraturan Menteri Perdagangan No dilakukan selama 2 hari (20 JP) kemudian
51 Tahun 2019 tentang Juru Ukur, Takar dilanjutkan dengan uji coba lapangan di
dan Timbang meliputi: wilayah kerja masing-masing. Salah satu
a. Teori Dasar Timbangan (3 JP) pasar yang menjadi tempat uji coba
b. Teori Pengujian TBO Mekanik (4 lapangan adalah Pasar Cihapit Kota
JP) Bandung.
c. Teori Pengujian TBO Elektronik (3 Direktur Metrologi ikut hadir untuk
JP) memantau dan memastikan hasil
d. Praktikum Pengujian TBO Mekanik pembelajaran juru timbang berlangsung
dan Elektronik (10 JP) efektif dan sesuai harapan.
Setelah mengikuti pembelajaran di
PPSDK selama 2 hari lalu dilanjutkan Tahap Evaluasi
dengan uji coba lapangan sesuai dengan Evaluasi dilakukan dengan
daerah kerja masing-masing peserta. beberapa metode, yaitu:
Media pembelajaran serta alat 1. Uji Coba langsung di Lapangan
praktek berupa berbagai jenis timbangan 2. Kuesioner yang disebar ke peserta
dimaksimalkan untuk memperoleh pelatihan.
kompetensi peserta yang diharapkan. Praktek di laboratorium dilakukan
Rancangan pembelajaran ini fleksibel per orang per alat, tidak dilakukan secara
dalam penentuan jumlah pengajar yang berkelompok untuk memastikan tiap
diperlukan. Jika peserta pelatihan lebih peserta mencapai kompetensi yang sama.
dari 10 orang maka pengajar praktikum Untuk tiap peserta pelatihan dengan
yang terlibat sekitar 5 orang, sehingga dibimbing oleh 5 orang Pengajar,
waktu tunggu peserta dapat diminimalisir. sehingga dapat mengenalkan pengujian
timbangan dengan lebih jelas. Umpan
Tahap Implementasi balik dari peserta sangat
Rancangan pembelajaran Juru menggembirakan, semua peserta dapat
Timbang seperti dijelaskan pada Gambar melakukan pengujian timbangan sesuai
1 diuji cobakan langsung dengan dengan instruksi kerja yang dikeluarkan
melibatkan para calon juru timbang di oleh Direktorat Metrologi dalam Peraturan
Wilayah Bandung Raya. Pelaksanaan Menteri Perdagangan No 51 Tahun 2019
dilakukan dalam 2 angkatan, angkatan I tentang Juru Ukur, Takar dan Timbang.
diselenggarakan pada tanggal 4-5 Maret Uji coba di lapangan dilakukan
2018 dengan 26 peserta, sedangkan untuk mengukur kemampuan peserta
Angkatan II diselenggarakan pada tanggal dalam melakukan pengecekan timbangan
11-12 Maret dengan peserta sebanyak 32 secara langsung di pasar tempat mereka
orang. Komposisi peserta dijelaskan pada bertugas. Uji coba dipantau dan di
grafik dalam Gambar 2. evaluasi oleh Direktorat Metrologi
Dari grafik pada Gambar 2 terlihat termasuk Direktur dan jajarannya. Hasil
bahwa terjadi perubahan komposisi evaluasi menunjukkan para peserta siap
peserta. Peserta dari unit pasar untuk melaksanakan tugasnya sebagai
mengalami peningkatan signifikan yaitu juru timbang.
dari 58% menjadi 75% dan ini sesuai Kuesioner yang disebarkan pada
dengan tujuan digagasnya juru timbang. peserta pelatihan menunjukkan hasil rata-
Juru timbang diharapkan melibatkan rata 4,43 dalam skala Likert yang berarti
personil di luar SDM metrologi, bisa dari bahwa pelaksanaan pembelajaran dinilai
pengelola pasar dan retail atau dari sangat baik oleh peserta. Skala yang
masyarakat umum. digunakan adalah 1 sampai 5 yang
Sementara ini peserta pelatihan menggambarkan pendapat para peserta
masih ada yang berasal dari unit metrologi pelatihan terhadap pelaksanaan pelatihan
legal, namun bukan berarti hal yang salah mulai dari sangat buruk, buruk, cukup,

11
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1. Oktober 2019

Gambar 2. Peserta Pelatihan Juru Timbang Angkatan I dan II

baik dan sangat baik. Dari tanya jawab


yang dilakukan oleh panitia didapat pencahayaan karena terlalu silau
tanggapan dan masukan sebagai berikut: untuk melihat tayangan di
a. Pelatihan sangat bermanfaat bagi proyektor.
peserta dalam rangka menunaikan e. Alat praktek sebaiknya ditambah
tugasnya sebagai juru timbang agar waktu tunggu para peserta
b. Waktu pelaksanaan selama 2 hari berkurang
dirasa cukup, tidak sampai f. Pengajar sebaiknya ditambah
mengganggu tugas kantor terutama saat praktikum sehingga
c. Penyampaian materi sangat jelas, dapat lebih mengoptimalkan
namun bisa lebih ditambahkan pembelajaran.
praktek agar lebih jelas lagi.
d. Sarana kelas agak kurang
mendukung, terutama

12
Jurnal Cendekia Niaga , Vol. 3 No. 1. Oktober 2019

SIMPULAN 51 tentang Juru Ukur, Takar dan


Timbang
Pelatihan juru timbang dirancang
menggunakan metode ADDIE melalui
sistem pembelajaran konvensional tatap
muka. Pelatihan dilakukan selama 2 hari
(20 JP) berlokasi di PPSDK dengan
pembelajaran teori dan praktek.
Rancangan ini diuji cobakan pada
pelatihan juru timbang dengan total jumlah
peserta sebanyak 58 orang. Evaluasi dari
rancangan ini menunjukkan bahwa
pembelajaran ini efektif bagi para calon
juru timbang dengan memberi penilaian
4.43 dari 5 dalam skala Likert.
Adanya evaluasi lapangan langsung
oleh Direktur Metrologi memberikan
umpan balik yang sangat positif ditandai
dengan banyaknya
daerah yang berminat untuk mendaftarkan
pesertanya sebagai juru timbang seperti
Kota Solo, Purwakarta, Tasikmalaya dan
kota lainnya.
Masukan-masukan yang diberikan
oleh peserta dan Direktorat Metrologi
ditindaklanjuti dengan penambahan pasar
sebagai tempat praktek lapangan,
kemudian penambahan jumlah timbangan
yang meliputi timbangan meja, pegas,
sentisimal, dacin dan timbangan elektronik
dengan berbagai Kapasitas.

REFERENSI

BPS,2017, Katalog 1305112, Direktori


Pasar Tradisional dan Pusat
Perbelanjaan.

Direktorat Metrologi, 2018, Pertemuan


Tahunan: Sumber Daya Manusia
Kemetrologian.

Suryadi, Ade. 2013. Model Desain


Pembelajaran Virtual Berbasis
Teknologi Virtual Class untuk
Pelaksanaan Open Lesson pada
Digital Lesson Study, Sekolah
Teknik Elektro dan Informatika,
Institut Teknologi Bandung

Kabupaten Bandung Barat, 2017. Laporan


Potensi UTTP Tahun 2017.

Kementerian Perdagangan, 2019.


Peraturan Menteri Perdagangan No

13

You might also like