You are on page 1of 8
Menimibang Menginget PERATURAN DAERAH KOTA PADANG NOMOR 25 TAHUN 2002 TENTANG RETRIGUS TEMPAT REKREAS! DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG, bahwa dengan berlekunya Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 tentang Penibahan atas Undang-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Reiribusi Daerah maka Retritusi Tempat Rekreasi merupakan salah satu jenis Retribusi Jasa Usaha dan merupakan sumber penerimaan Daerah Kata; bahwa Peraturan Daarah Kolamadya Daerah Tingkat il Padang Nomor 9 Tahun 1992 tentang Pengaturan dan Retrbusi Qbjek-objek Wisale Oalam Kotamadya Daarah Tingkat il Padang, khusus kelentuan mengenai retribusi tidak sesuai lagi dengan keadaan saat ii bahwa berdasarkan gertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b peru membentuk Peraluren Daerah tentang Reltibusi Termpat Rakreas| Undang-undang Nomor 9 Tahun 1956 tentang Pernbentukan Daerah Otonom Kota Besar Dalam Lingkungen Daorah Propinsi Sumatera Tengah (Lemberan Negara Tahun 1956 Nomor 20); Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acare Pidana {Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Nomar 3203); Undang-undang Nomor § Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lemharan Negara Nomar 3427); Undung-undang Nomor 18 Tahun 1997 tentang Pojak Daerah dan Retibusi Daerah (Lembaren Negara Tahun 1997 Nomor 41,Tambehen Lembaran Negara Nomar 3679), sebagaimana telsh diubah dengan Undang-undang Nomor $4 Tahun 2000 (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomer 248, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4048); Undang-undang Nomor 22 Tahun 1$9¢ tentang Pemeriniahay Deereh (Lenbaran Nevara Tahun 199° Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nemor 3839); Peraturon Pemerintah Nomor 17 Tahun 1990 tentang Perubahan Bates Whiayah Kotamadya Daerah Tingiet il Padang (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 26, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3164); 7. Peraturen Pomerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1963 Nomar 36, Tambeltan Lesnbaran Negara Nomor 3258); 8 Peraturan Pemerintah Nomor 67 Tahun 1996 tentang Penyelenggeraan Kecariwisatean (Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3858); $. Peraturen Pamerintath Nomor 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaen dan Pettanggungjawaban Keuangan Daorah (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 202, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4022); 410. Persturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2001 tentang Relribusi Daerah (Lemoaran Negara Tahun 2001 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4439); 411, Kepuusen Presiden Nomar 44 Tahun 1999 tentang Teknik Penyusunan Peraiuren Perundang-undangan dan Bentuk Rancengan Undang-undang, Rencengan Peraturan Pemerintah dan Rencangen Keputusan Presiden (Lembaran Negara Tahun 1889 Nomor 70) 12, Peraluran Mentesi Dalam Negeri Nomor 4 Tahun 1997 tentang Penyidix Pegewai Negeri Sipil lingkungen Femerintah Daerah; 13. Keputusan Menteri Dalam Negeri dan Otonomi Daerah Nomor 22 Tahun 2001 tentang Blentuk Produk-produks Hukum Daerah 14, Peraturan Daerah Kotamadya Oaerah Tingkat ll Padang Nomar 9 Tahun 1992 tentang Pengaturen dan Retribusi Objet-abjek Wisata Datam Kotamadya Daerah Tingkat tl Padang; 46, Peraturan Daerah Kota Padang Nontor 4 Tahun 2001 tentang Pembentukan Susunan Organicasi Dinas Daerah (Lembaran Daerah Tahun 2001 Nomar 8); Dengan perseluiuen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KOTA PADANG. MEMUTUSKAN : Menetapkan © PERATURAN OAERAH KOTA PADANG TENTANG RETRIBUS| TEMPAT REKREASI BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 4, Daerah adeleh Kota Padang 2. Perrerintah Deereh adalah Pemeriatah Kota Padang. 8, Kepiala Daerah adalah Walikota Padang, 4 Pejabat etalch peqewai yang diberi tugas tertentu ditidang retnbusi daereh sesual dengan Pefaturan perundang.undangan yang beriaky, 5 Baclen adsleh sekumpulan orang dan atau modal yang merupakan kesaluan balk yang ‘mefakukan usaha maupun yang tidak mefskuken usaha yeng meliputi perseroan terbatas, perseroan Komanditer, perseroan lainnye, badan useha milk negara atau daeran, dengen nama dan bontuk apapun, frma, kongsi, koperasi, dang pensiun, persckutuan, perkumpulan, yayasan, ‘organisa inassa, organises’ sosial politk atau organisasi yang sojan's, jambaga, bentuk usaha atap dan bentuk badar:lainnya. 1 Relnbusi Jasa Usahe avata celibusi-atas jasa yang disediekan olen Pemerintah Daerah dengan menganut prinsip Komersial karena pada dasamya dapat pula cisediakan oleh sektor swasia. 7. Tempat rebreasi, adalah tempat rekreasi, dan poriwisota yang cimiiki danfateu dikelola oleh Pemariniah Daerah, B Panwiseta adalah segale sesuatu yang berbubungan dengan Wisata, termasuk pengusehaen ‘objek dan daya tarik wisata, sera usaha-usaha yang terkait dibidang tersebut. 9, Retrbusi Tempat rekreasi yang solanjuinya dapat dsebut retrbusi adalah pembayaran alas pelayanan penyediaen fasiltas tempat rekreasi dan pariwisala, yang dimiliki dan/atau dikelols ‘Olah Pemerintan Daerah. 40, Waj Retribusi adele orang prbadi atau badan yang menurut peraturan perundang-undangan ‘etnbusi ciwajbkan untuk melakukan pembayeran retrbusi tormasuk pemungut atau pemotong Retribusi tertentu; 11, Sural Keletapan Retribusi Daerah, vang dapat disingkat SKRD adalah surat ketetepan yang Menentukan besarya jummlah Retribusi 42 asa Rotibust adalan jangka waktu yang merupakan batas waktu bagi wajib retibusi unluk memamfaatkan jasa pelayanan tempat rekreast, 19, Surat Tagihan Retrinisi Oaerah yang dapat disingket STRD adalah surat untuk melakukan taginan Retritusi dan atau sanksi Administresi berupa bunga dan atau denda 44, Sural Ketetapan Retibusi Daerah Lebin Bayar yang dapat disingkat SKROLB, adalah surat keletapan Retnbusi yang menentuken jumleh Keleoinan pembeyaran Relnibusi karena jumsh red Retribusi lebin besar dari peda Retrbusi yang tenutang atau tidak seharusnya terutang. 45, Pemerksaan adalah serangkaian kegiatan untuk rencari, mengumpulken, dan mengolan data dan atau kelerangan laineya untuk menguj kepaluhan pemenuhen kewajiban retrbus| Daerah dan untuk tujuan fain ¢alam rangka melakserakan kelentuan peraluran perundang-undangan fetrbusi Daerah. 16, Penyidik Pegawai Negeri Sipl yang dapat cisingkat PPNS adalah Pejabal Pegawei Negeri Sipl tertentu clingkungan Pemerintah Daersh yang diber wewenang khusus oleh Undang-undang Untuk mefakukan penyidikan terhedap palanggaran Peraturan Deeran ‘i. Penyidikan tindak pidane citidang Relribusi Daerah adalah serangkaian tindakan yang cilakukan dieh Panyidic Pegawei Negani Sip, yang selanjutnya dapat disebut Penyidik, untuk moncari arta mengumpulkan ukti yang dengan tutti itu membuat terang tindak pidana dibidang ‘elrbusi Daerah yang teiadiserta menemukan lersangkanya, BAB II NAMA, OB YEK DAN SUBYEX RETRIBUS! Pasal 2 Dengan nama Retritezsi Fempat Rekroasi, dipungit Retnibusi schagai pembayaran alas polayanan periyediaan fasiitas tempat rekreasi dan pariwisala. Pasal 3 (1) Objek retribusi adzlat pelayanan penyadiaan fasiltas, tempat rekreasi dan parwisata. (2) Tidak tecmasuk chek rotribusi adalah petayanan penyediaan tempat rekreasi, tempat pariwisata, yang dimiiki dan dicelala oleh pihak swasta. Pasald Subjok Retibusi adaloh orang prbadi atau batan yang menggunekenimenikmali_pelayanan penyatiaan fasiitas tempat rekreasi can parwisata BAB Ill GOLONGAN RETRIBUS! Pasal 5 Retbusi tompat rakraas: digolengkan sebagai Retribusi Jasa Useha, BAB IV CARA MENGUKUR TINGKAT PENGGUNAAN JASA Pasal 6 Tingkat penggunaan jasa dihitung berdasarkan jumlah subjek Relnibusi yang memantaatkan tempat ‘elceas| éan Gariwisata dan janis fasiitas yang dimantalan, BABY PRINSIP DAN SASARAN DALAM PENETAPAN, STRUKTUR DAN BESARNYA TARIF Pasal 7 Prinsip dan sasaran dalam penetapan struktur dan besamya tant retriousi didaserken pada tujuan untuk memperoleh keuntungan yang layak setagaimana keuntungan yang pantas diterima oleh pengusahia sejenis yang neroperasi secora efisien dan berorentasi pada harga pasar. BAB Vi STRUATUR DAN BESARNYA TARIF Pasal & (1), Struktur tarf ditetankan berdasarkan usia, jens fasitas,lokasi dan jangka wakiu pamiakaian (2) Besamya tari ditetaokan sebagai berkut : © Rotribusi masuk iokasitempal rekreas! 1. Hari biasa a) Orang Gewasa.. Rp. 1.500.-/Orang!t Kali Masuk, by Anak-anok Rp. 1.000,/Orangit Kali Masut 2. Hari Litur/Hari RayaTahur Baru: 8) Orany v8. sooesal. 2.000, (Orang Kali Masuk: b) Anak-anac » Rp. 1.500,-/Orangit Kali Masuk , Pesmakeian fasiis clokasitampat rekreasi 4, Pemakaian tempat oleh pedagang dliokasi! tempat rekreasl: 2] Pedagang yang mempergunckan gerobak vo... 1,000,/nat b) Pedagang Tentengan...u.sice mene Rp. $00, har. 1c) Pedagang yang mempergunakan payung besar..Rp. 1.000-/harifouah. 2, Pemakaian Kios Pomda Rp, 2.000, -/nan. 3. Pemekaian WClKamar Mandi a) Buang Air Keel...... a weeB. 500,-/kali/Orang, 1b) Buang Ait BeSaF ssn sene Rp.4.000,-ali/Orang. C} MANGE BIIES. eerste : Rp. 1.000,-kali/Orang, 4, Pemakaian Pentas a) Siang nari, seeatiansmaseere AP 100,000,-fkali pakai. Db) Mallat Bits snnamnnnnnniinnsnsneaRD 150,000 kali pakai. 5. Pemakaian Gedung Pertemuan Taman Hulari Raya Muhammad Hatta ; ) Siang hati ven. 100,000, fea pakal b) Malem hai... Rp, 150,090,-/kali pakal. 6. Pemakaian tempat untuk kegiatan perkemahan can atau Lintas Alam Rp, 2,000, vorang/hari (3) Besemya Tarif Retibusi tersebut dalam ayat (2) huruf a dan huruf b angka 6 diatas temmasuk ‘Asuransi Keoelakasn din. BAB VII WILAYAH PEMUNGUTAN Pasal 9 Relribusi yang tervlang dipungut gi wilayah Daerah tempal pelayanan penyediaan fasitas tempat fekreasi dan pariwisata BAS Vill MASA RETRIBUSI TERUTANG. Pasal 10 Masa ‘etrousi adalah jangka waktu yang lamanya 1 (satu) hari ateu jangka waklu tertenty ditetapkan oleh Kepela Daerah, ae m BAB IX FATA CARA PEMUNGUTAN Pasal 1% (1) Pemungutan retibus: tdak dapat dioorongkan, (2) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRO atau cokumen lain yang dipersamakan, {3} Tala cara pemungutan rethibusi lebih tanjut ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. BAB X SANKSI ADMINISTRASI Pasal 12 Dalam hal Wajb Retribusi tidak membayar lepel pada wakiunya alaw kurang membayer, dikenakan ‘sanksi adrinistrasi berups bunga sebesar 2 % (dua persen} setiap tulan dart retibusi yang terutang yang lidek atay kurang ditvayar dan ditagih dengan menggunakan STRO. BAB X! KEBERATAN Pasal 13 {1) Wiej vetibusi dapst mengajukan Keberatan kepade Kepala Oaerah alas SKRD atau dokumen lain yang dipersamskan {@) Keberatan disjutan secara tertuts dalam bahasa wdonesia dengan disertal alasan-alasan yang jelas, @) Keveratan harus diajukan dalam. jangka waktu peling lama 2 (dua) bulan sejak tanggal SKRO itetapkan, kacuali apatila wajio retriousi daca! monunjukkan bahwa jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi Karena keacaan diluar kekuasaannya (4) Pengajuan Keberetan tidak menunda kewapban memibeyar relribusi den peleksanaan penagihan rotribusi BAB Xl PENGEMBALIAN KELEBIHAN PEMBAYARAN Pasal 14 ({] Alas Kelebitan pembayaran retibusi, wajty retibusi dapat _mengajukan parmohonan pengembalian kepada Kepala Daerah, (2) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak diterimanya pernohonan elebitan pembayaran relrbusi sebagaimana dirraksud pada ayat (1) harus memberikan keputusan (Q) Apabila jangia waktu sabagaimana crmaksud pada ayat (2) teloh cilampaui dan Kepela Daerah tidak memberkan suatu keputusan, cermohonan pengemblian pembayaran relrbusi dianggap dikabulkan dan SKROLB harus diterbitkan datam jangka wakiu paling lama 1 (satu) bulan (4) Apabila wajib relribusi mempunyal hutang retribusi lainya, kelebihan pembayaran retribusi sebagaimana dimiaksuc pada ayat (1) langsung disernitungkan untuk melunesi terlebih dahulu tang retribusi tersebu (6) Pengembalian kelebinan pembayaran retribusi sebagaimana dimaksud pada eyat (1) dilakukan dam jangka waktu paling lama 2 (dua) bulan sejak diterbtkarnya SKROLB, (6) Apabila kelebiher: pembayaran retribusi dilakukan selelah lewat jangka waktu 2 (dua) bulan, Kepala Daerah meriberikan imbalan bunga sebesar 2 % (dua persen) sebulan atas keterlambatan pernayaran kelabihan ratribusi BAS Xill PENGURANGAN, KERINGANAN DAN PEMEBEBASAN RETRIBUS! Pasal 15 (1) Kepela Daerah dapat mertherkan pengurangan,keringanan dan pembetisan relribus (@) Pengurargan dan pembebasan dapat deikan pada wal retibusi dengan memperhatkan kemampuan wajib retribus|. Pemtetasan sebagai mana dimaksud ayat (1) ditas dapat diberkan kepada Tata care , enqurangan, keringanan dan pemnbebasan retibusi dtotaokan olon Kepaia Daerah BAB XIV KETENTUAN PIDANA Pasal 16 (1) Walp Retinusi yang tidak melaksenakan kewalibannya sehingga merugikan kevangan Daerah ciencam pidana kursngan paling lama 6 (enam) bulan atau denda paling banyak Ro. 3.000.000,- (tga juta rupiah), (@) Tindok pidona yang dimaksud dalam ayat (1) adalah pelanggaran BAB XV PENYIDIKAN Pasal 17 (1} Ponyidik Pogawat Neger Sipll tertentu dlingkungan Pemeriniah Kota diberl wewenang khusus © sebagai Penyidik untuk melatukan peryidikan tindak pidana dibidang retribusi Daerah, sebageimana dalarn Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berlaku (2) Wewenang Penyjdik sebegaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah : @ menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterengan atau laporan berkenaan dengan tindak pidena dibdang retnbusi Daerah agar keletangan atau laporan tersebut menjadi lebih kongkap dan jelas; b, meneiii, mencari dan mengumpulkan Kelerangen mengenai orang pribadi atou badan tentang kebenaran perbualen yeng dlakuken sehubungan dengan findak pidana retribusi Daerah, ©. Meminta Keterengan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan tindak pidana dibicang retnitusi Daerah; d. Memeriksa bullu-buku, calalan-catatan dan dokumen-dokumen Iain berkenaan dengan tindak pidana di bidang retribusi Daerah; @ Melakukan penggeledatian untuk mendepetkan bahan bukli pembukuen, pencetatan dan ddokumen dokumen jain Serta metakukan penyilaan techadap bahan bukli lersebut, 1, Meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka palaksanaan tugas penyidikan ‘indak pidana dibidang retribusi Daerah; 9g. Menyuruh bertenti dan/atay melareng seseorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemerixsaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan‘atau dokumen yang cibawa sebagaimana dimaksud hurut¢; fh. Memottet seseorang yang berkaitan dengan lindak pidana retribusi Daerah; ji. Memangai orang untuk didengar keterangennya dan diperksa sebagai tersangka alau seksi; j. Menghentikan penyjikan; k Melzkukan lindekan lain yang peru untuk Kelancaran penyidiken tindsk pidana dibidang retibusi Daerah menurut hukum yang dapat cinertanggung jawabkan. Penyidik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memberitahukan dimuizinya penyiikan dan ‘menyampaikan hasil penyidikannya kepada Penuntut Umum, melalui Penyidi« Pojabat Pols Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang-undang Hukum Acara Pina yang beraku BAB XVI KETENTUAN PENUTUP Pasal 18 (1) Pada saat bertakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daergh Kotamadya Oaerah Tingket |l Padang Nomor 8 Tahun 1962 tentang Pengaturan dan Retibusi Objek-objek Wisata Dalam Kolamradya Daerah Tingkat Il Padang, sepanjang menyangkut retrbusi dicabut dan tidak berlaku lagi (2) Hethal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai feleksanaannya akan dialur lebih lanl dengan Kepulusan Kepala Daerah. Pasal 19 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. ‘Ager satiap orang dapat mengetahuinya, memerintatkan pengundangan Peraturan Daerah ini ‘dengan penempatannya dalam | embaran Derah Kota Padang. Ditetapkan di Padang Diundangkan di Padang pada -9 September 2002 (AN ‘Muda Nip. 010044715 LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG TAHUN 2002 NOMOR 48

You might also like