You are on page 1of 9

Volume 4, No.

1, Oktober 2020: 81 – 89

STUDI ANALISIS DIMENSI DAN STABILITAS


TUBUH BENDUNGAN URUGAN BERINGIN SILA
Natalia Yuliana Margaretha
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: nataliahurek21322@gmail.com

I Made Kamiana
Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: kamianamade@eng.upr.ac.id

Dwi Anung Nindito


Jurusan/Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Palangka Raya
Jln. Hendrik Timang, Palangka Raya, e-mail: dwi_anungnindito@eng.upr.ac.id

Abstract: Beringin Sila embankment dam is a water reservoir construction that is planned to
overcome the imbalance quantity of water available to meet the needs of the community in
the Utan District, Sumbawa Regency. Therefore, the analysis of dimensions and stability needs to
be carried out to obtain an effective dam construction to collect water and meet dam safety
requirements that are influenced by forces acting on the dam. The calculation methods used in
determining the dimensional analysis are flooded retesting for 1.000 years and the S.M.B. method.
The stability calculation method used is the Cassagrande method to determine the seepage line
formation with the terms Qf < Qinflowmax, Forchheimer to draw a seepage flow-net, Bishop to
determine the stability of the dam's body slope with the condition Sf > 1,2. Dimension calculation
results in 87 meters high dam, 13 meters wide beam, 800,93 meters long dam, upstream slope 1: 4,
downstream slope 1: 3, horizontal drainage dimensions 2 meters x 240 meters. The results of the
analysis of the stability of the dam seepage obtained 11,88 x 10-3 m3/sec < 11,88 m3/sec (safe).
The analysis results in the stability of the dam slope at the condition of the after construction slope
upstream 4,34 (safe) and slope downstream 2,99 (safe), the dam water level reaches a full
elevation of 2,13 (safe), and the condition of the dam rapid drawdown sudden 3,82 (safe). The
results of the stability analysis of boiling and piping obtained 6,44 x 10-6 m/sec < 0,06 m/sec
(safe).

Keywords: dimension analysis, stability analysis, rock fill dam

Abstrak: Bendungan urugan Beringin Sila merupakan konstruksi penampung air yang
direncanakan untuk mengatasi masalah ketidakseimbangan kuantitas air yang tersedia dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat di Kecamatan Utan, Kabupaten Sumbawa. Oleh karena itu,
analisis dimensi dan stabilitas bendungan perlu dilakukan dengan tujuan memperoleh konstruksi
bendungan yang efektif untuk menampung air dan memenuhi syarat keamanan bendungan yang
dipengaruhi oleh gaya-gaya yang bekerja pada bendungan. Metode perhitungan yang digunakan
dalam menentukan analisis dimensi yaitu penelusuran banjir kala ulang 1.000 tahun dan metode
S.M.B. Metode perhitungan stabilitas yang digunakan yaitu metode Cassagrande untuk
mengetahui formasi garis depresi dengan syarat Qf < Qinflowmaks, Forchheimer untuk menggambar
jaringan trayektori, dan Bishop untuk mengetahui stabilitas lereng tubuh bendungan dengan syarat
Fk > 1,2. Hasil perhitungan dimensi diperoleh tinggi bendungan 87 meter, lebar mercu 13 meter,
panjang bendungan 800,93 meter, kemiringan lereng hulu 1:4, kemiringan lereng hilir 1:3, dimensi
drainase horisontal 2 meter x 240 meter. Hasil analisis terhadap stabilitas aliran filtrasi bendungan
diperoleh 11,88 x 10-3 m3/det < 11,88 m3/det (aman). Hasil analisis terhadap stabilitas lereng
bendungan pada kondisi baru selesai dibangun sisi hulu 4,34 (aman) dan hilir 2,99 (aman), pada
kondisi muka air bendungan mencapai elevasi penuh 2,13 (aman), dan pada kondisi bendungan
mengalami penurunan air mendadak 3,82 (aman). Hasil analisis stabilitas terhadap boiling dan
piping diperoleh 6,44 x 10-6 m/det < 0,06 m/det (aman).

Kata kunci: : analisis dimensi, analisis stabilitas, bendungan urugan

81
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

PENDAHULUAN dengan Vol.TN = volume tampungan normal


Pembangunan bendungan urugan (m3), Vol.TH = volume tampungan hidup
merupakan salah satu solusi yang dipilih untuk (m3), Vol.TM = volume tampungan mati
mengatasi ketidakseimbangan kuantitas air (m3) (Soedibyo, 2003).
yang tersedia untuk memenuhi tingginya 2. Penelusuran banjir
𝐼1 + 𝐼2
tingkat kebutuhan air masyarakat suatu daerah, + 1 = 2 (2)
2
mengingat salah satu fungsi bendungan adalah
dengan I1 dan I2 = debit inflow (m /det), 1
3
sebagai konstruksi penampung air.
= tampungan ke-i per satuan waktu
Tahapan pembangunan bendungan secara dikurangi debit outflow ke-i (m3/det), 2 =
umum terdiri atas tahapan studi, penyelidikan, tampungan ke-n per satuan waktu ditambah
perencanaan, pelaksanaan konstruksi, serta debit outflow ke-n (m3/det) (Soemarno,
operasi dan pemeliharaan (Soedibyo, 2003). 1987). Penelusuran banjir menggunakan
Tahapan perencanaan bendungan urugan metode penelusuran banjir lewat waduk
merupakan salah satu proses penting dalam dengan kala ulang 1.000 tahun.
tahapan pembangunan bendungan karena 3. Dimensi tubuh bendungan
tahapan ini bertujuan untuk menganalisis dan a. Tinggi jagaan (Hf)
menentukan kapasitas kemampuan bendungan 𝐻𝑓 = ∆𝐻 + ℎ𝑤 + ℎ𝑎 + ℎ𝑖 (3)
ℎ𝑒
yang direncanakan sebagai konstruksi 𝐻𝑓 = ∆𝐻 + + ℎ𝑎 + ℎ𝑖 (4)
2
penampung air. ℎ𝑒
𝐻𝑓 = ℎ𝑤 + + ℎ𝑎 + ℎ𝑖 (5)
2
Untuk mendapatkan konstruksi dengan Hf = tinggi jagaan (m), hw =
bendungan urugan yang efektif menampung tinggi ombak akibat tiupan angin (m)
kebutuhan air rencana dan memenuhi syarat (ditentukan menggunakan metode
keamanan bendungan, maka perlu diketahui S.M.B), he = tinggi ombak akibat
bagaimana analisis dimensi dan analisis gempa (m), ha = tinggi kemungkinan
stabilitas tubuh bendungan urugan agar tujuan kenaikan permukaan air waduk apabila
perencanaan bendungan dapat terpenuhi. terjadi kemacetan-kemacetan pada
Adapun jenis bendungan urugan yang dianalisis pintu bangunan pelimpah (m), h i =
adalah bendungan urugan batu dengan inti tinggi tambahan yang didasarkan pada
vertikal. tingkat urgensi dari waduk (m)
(Sosrodarsono dan Takeda, 2002). Dari
TINJAUAN PUSTAKA ketiga persamaan tersebut dipilih
persamaan dengan hasil terbesar.
Dimensi Bendungan Urugan b. Tinggi bendungan (H)
Dalam perhitungan analisis dimensi 𝐻 = 𝐸𝑙𝑣.𝑀𝐴𝐵 − 𝐸𝑙𝑣.𝐷𝐵 + 𝐻𝑓 (6)
tubuh bendungan urugan terdapat beberapa dengan H = tinggi bendungan (m),
faktor yang mempengaruhi antara lain Elv.MAB = elevasi muka air banjir (m),
kebutuhan air, volume tampungan rencana, dan Elv.DB = elevasi dasar bendungan (m),
penelusuran banjir. Berdasarkan pertimbangan dan Hf = tinggi jagaan (m)
terhadap faktor tersebut maka dimensi tubuh (Sosrodarsono dan Takeda, 2002).
bendungan urugan dapat diketahui dengan c. Lebar mercu (b)
menentukan tinggi jagaan, tinggi bendungan, 1
𝑏 = (3,6 𝑥 𝐻 ⁄3 ) − 3,0 (7)
lebar puncak bendungan, panjang bendungan,
kemiringan lereng hulu dan kemiringan lereng dengan b = lebar mercu (m) dan H =
hilir bendungan, pelindung lereng bendungan, tinggi bendungan (m) (Sosrodarsono
pondasi bendungan, serta drainase bendungan. dan Takeda, 2002).
d. Panjang bendungan (L)
Rumus, syarat, dan metode yang Panjang bendungan ditentukan
digunakan dalam analisis dimensi tubuh berdasarkan keadaan topografi lokasi
bendungan urugan adalah : bendungan (Sosrodarsono dan Takeda,
1. Kebutuhan air dan tampungan bendungan 2002).
𝑉𝑜𝑙. 𝑇𝑁 = 𝑉𝑜𝑙. 𝑇𝐻 + 𝑉𝑜𝑙. 𝑇𝑀 (1) e. Kemiringan lereng hulu dan kemiringan
lereng hilir

82
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

1.) Kemiringan lereng hulu (Fsu) Perhitungan formasi garis depresi


𝑚 − 𝑘 𝑥 𝑗′
𝐹𝑠𝑢 = ′ 𝑥 tan  >1,1 (8) menggunakan metode Cassagrande dan
1+𝑘 𝑥 𝑗 𝑥 𝑚 rumus yang digunakan adalah :
dengan Fsu = angka keamanan 1
kemiringan lereng hulu, m = 𝑦𝑜 = (ℎ2 + 𝑑 2 ) ⁄2 − 𝑑 (10)
kemiringan lereng hulu, k = dengan yo = ordinat (m), h = jarak
koefisien gempa,  = sudut geser vertikal (m), dan d = jarak horisontal
(m) (Sosrodarsono dan Takeda, 2002).
dalam bahan timbunan (˚), dan j’ =
b. Jaringan trayektori aliran filtrasi
berat volume dalam air (ton/m3)
(seepage flow-net)
(Sosrodarsono dan Takeda, 2002).
Jaringan trayektori digambar
2.) Kemiringan lereng hilir (Fsd)
𝑛−𝑘 menggunakan metode grafis
𝐹𝑠𝑑 = 𝑥 tan  > 1,1 (9) Forchheimer (Sosrodarsono dan
1+𝑘 𝑥𝑛
dengan Fsd = angka keamanan Takeda, 2002).
kemiringan lereng hilir, n = c. Kapasitas aliran filtrasi
kemiringan lereng hilir, k = 𝑁𝑓
𝑄𝑓 = ( ) 𝑥 𝑘 𝑥 𝐻 𝑥 𝐿 (11)
koefisien gempa, dan  = sudut 𝑁𝑝
geser dalam bahan timbunan (˚) dengan Qf = kapasitas aliran filtrasi
(Sosrodarsono dan Takeda, 2002). (m3/det), Nf = angka pembagi dari garis
f. Pelindung lereng trayektori aliran filtrasi, Np = angka
Pelindung lereng hilir dan hulu pembagi dari garis equipotensial, k =
bendungan urugan dapat digunakan koefisien filtrasi, H = tinggi tekanan air
hamparan batu pelindung atau riprap total (m), dan L = panjang profil
(Sosrodarsono dan Takeda, 2002). melintang tubuh bendungan (m),
g. Pondasi bendungan dengan syarat Qf < 2% x Qinflowmax
Pondasi bendungan urugan yang (Sosrodarsono dan Takeda, 2002).
direncanakan dapat ditentukan 2. Analisis stabilitas longsor pada lereng
berdasarkan kondisi geologi lokasi as tubuh bendungan
bendungan (Anonim, 2003). Analisis stabilitas longsor pada lereng
h. Drainase bendungan tubuh bendungan dihitung menggunakan
Drainase bendungan urugan yang metode Bishop dengan syarat Fk ≥ 1,2 dan
dipilih adalah tipe drainase horizontal. rumus yang digunakan adalah :
1
Stabilitas Bendungan Urugan 𝐹𝑘 = ∑ [𝑐 ′ x 𝑏 + ((𝑊 −
∑ 𝑊 x sin 𝛼

Stabilitas terhadap konstruksi tubuh (𝑢 x 𝑏)) tan ∅) 𝑥


sec 𝛼
tan ∅′x tan 𝛼
] (12)
bendungan urugan bertujuan untuk menentukan 1+ 𝐹𝑘
dimensi bendungan urugan yang tepat sehingga dengan Fk = faktor keamanan, W = berat
mampu menahan beban-beban dan gaya-gaya segmen tanah (ton), c’ = kohesi tanah
yang bekerja pada tubuh bendungan selama (ton/m2), b = lebar segmen tanah (m), u =
bendungan (Soedibyo, 2003). Analisis terhadap tegangan air pori (ton/m2), ∅ = sudut geser
stabilitas tubuh bendungan urugan terdiri atas
dalam tanah (˚), dan  = sudut antara garis
analisis stabilitas tubuh bendungan terhadap
vertikal dan jari-jari R (˚) (Soedarmo dan
aliran filtrasi, analisis terhadap stabilitas lereng
Purnomo, 1997).
tubuh bendungan, dan analisis stabilitas tubuh
3. Analisis stabilitas terhadap boiling dan
bendungan urugan terhadap sufosi dan piping.
piping
Rumus, syarat, dan metode yang 𝑣=𝑘𝑥𝑖 (13)
𝑤 𝑥𝑔
digunakan dalam analisis dimensi tubuh 𝑐= √ 1 (14)
𝐹𝑥𝛾 𝑤
bendungan urugan adalah :
Syarat keamanan terhadap boiling dan
1. Analisis stabilitas lereng terhadap aliran piping adalah v < c, dengan v = kecepatan
filtrasi aliran filtrasi pada bidang keluarnya
a. Formasi garis depresi (m/det), k = koefisien filtrasi, i = gradient
debit, w1 = berat butiran bahan dalam air

83
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

(ton/m3), g = percepatan gravitasi (m/det2), 3.) Kapasitas aliran filtrasi.


F = luas permukaan yang menampung b. Stabilitas longsor pada lereng tubuh
aliran filtrasi (m2), dan w = berat isi air bendungan dihitung menggunakan
(ton/m3) (Sosrodarsono dan Takeda, 2002). metode Bishop dengan syarat Fs ≥ 1,2.
c. Stabilitas terhadap boiling dan piping.
METODE PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN
Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah lokasi rencana Kebutuhan Air dan Volume Tampungan
bendungan urugan Beringin Sila yang berada di Kebutuhan air irigasi dan air baku
Sungai Utan, Desa Tengah Kecamatan Utan maksimal masing-masing sebesar 55.987.200
Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara m3 dan 2.680.560 m3, sehingga total kebutuhan
Barat dengan koordinat lokasi pada 8˚27’28,85” air rencana adalah 58.667.760 m3. Selain
LS dan 117˚7’37,36” BT. merencanakan kebutuhan air, juga direncanakan
volume tampungan mati maksimal yaitu sebesar
Data Perencanaan 4.200.000 m3 dengan elevasi permukaan
Data perencanaan yang digunakan dalam tampungan mati berada pada elevas +104,50.
analisis dan perhitungan adalah berupa data
Berdasarkan data-data tersebut dapat
sekunder yang terdiri dari data topografi, data
ditentukan elevasi dan volume tampungan
hidrologi, data geologi teknik, dan data
untuk M.A.R dan M.A.N. M.A.R direncanakan
mekanika tanah.
dengan ketinggian minimal 50 cm, sehingga
diketahui elevasi rencana M.A. adalah +105
Tahapan Analisis dan Perhitungan
dengan volume tampungan M.A.R adalah
Tahapan analisis dan perhitungan yang
4.571.428,57 m 3. M.A.N direncanakan
digunakan dalam perencanaan tubuh bendungan
berdasarkan volume tampungan normal sebesar
urugan adalah :
64.042.857,14 m3 pada elevasi +161.
1. Menghitung kebutuhan air dan tampungan
bendungan.
Penelusuran Banjir
2. Menghitung penelusuran banjir
Penelusuran banjir yang dilakukan pada
(menggunakan metode penelusuran banjir
bangunan pelimpah berpengaruh pada tubuh
dalam waduk).
bendungan urugan dalam bentuk ketinggian
3. Menentukan dimensi tubuh bendungan
muka air banjir dan digunakan untuk
urugan.
menentukan dimensi tinggi bendungan.
a. Menghitung tinggi jagaan (dengan
Berdasarkan hasil perhitungan penelusuran
perhitungan tinggi ombak akibat tiupan
banjir dalam waduk diperoleh debit outflow
angin menggunakan metode SMB).
rencana dengan kala ulang 1.000 tahunan
b. Menghitung tinggi bendungan.
(Q1.000) adalah sebesar 291,63 m3/det, tinggi air
c. Menghitung lebar mercu bendungan.
di atas ambang pelimpah adalah 1,61 meter, dan
d. Menentukan panjang bendungan.
elevasi muka air banjir adalah +162,61.
e. Menentukan kemiringan lereng hulu dan
hilir tubuh bendungan dengan syarat F s ≥ Dimensi Tubuh Bendungan Urugan
1,1. Tubuh bendungan urugan direncanakan
f. Menentukan jenis pelindung lereng hulu berupa bendungan urugan batu dengan inti
dan lereng hilir pada tubuh bendungan. kedap air tegak dan perhitungan dimensi tubuh
g. Menentukan jenis pondasi bendungan. bendungan urugan dapat dilakukan berdasarkan
h. Menentukan jenis drainase bendungan. data hasil perhitungan terhadap tampungan
4. Menghitung analisis stabilitas tubuh bendungan, muka air normal, muka air banjir,
bendungan urugan. dan tampungan mati.
a. Stabilitas lereng terhadap aliran filtrasi.
1.) Formasi garis depresi dihitung 1. Tinggi jagaan
menggunakan metode Cassagrande. Tinggi jagaan tubuh bendungan dapat
2.) Jaringan trayektori digambar diperoleh dengan memilih nilai terbesar dari
menggunakan metode grafis kombinasi hasil perhitungan terhadap tinggi
Forchheimer.

84
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

kemungkinan kenaikan permukaan air sebesar 1V:4H dan 1V:3H dengan nilai
waduk yang terjadi akibat timbulnya banjir faktor keamanan (Fs) masing-masing sebesar
abnormal (h) = 0,10 meter, tinggi 1,62 > 1,1 (aman) dan 1,23 > 1,1 (aman).
jangkauan ombak yang disebabkan oleh 6. Pelindung lereng tubuh bendungan
angin (hw) = 0,53 meter, tinggi ombak akibat Pelindung lereng tubuh bendungan
gempa (he) = 3,41 meter, tinggi direncanakan berupa hamparan batu (riprap)
kemungkinan kenaikan permukaan air di sisi hulu dan hilirnya. Ketebalan lapisan
waduk apabila terjadi kemacetan pada pintu riprap dapat ditentukan berdasarkan nilai h w
bangunan pelimpah (ha) = 0,00 meter, dan pada perhitungan tinggi jagaan, yaitu 0,53
tinggi tambahan (hi) = 1 meter. Berdasarkan meter.
hasil kombinasi perhitungan, nilai terbesar
tinggi jagaan adalah 3,24 meter > nilai tinggi Dengan nilai hw sebesar 0,53 meter, maka
jagaan standar untuk bendungan dengan diperoleh diameter rata-rata batu pelindung
tinggi antara 50-100 meter yaitu 3 meter, 25 cm, ketebalan minimum hamparan batu
sehingga tinggi jagaan yang digunakan pelindung 30 cm dan direncanakanan setebal
adalah 3,24 meter. 100 cm, serta ketebalan minimum lapisan
filter sebesar 15 cm dan direncanakan tebal
2. Tinggi bendungan lapisan filter kasar sebesar 500 cm, dan
Dengan elevasi dasar bendungan rencana ketebalan lapisan filter halus sebesar 800
pada +80, elevasi M.A.B pada +162,61 dan cm.
tinggi jagaan sebesar 3,24 meter, maka
tinggi bendungan rencana adalah 85,84 7. Pondasi bendungan
meter. Namun dengan mempertimbangkan Pondasi bendungan direncanakan sesuai
terjadinya penurunan tubuh bendungan dan dengan keadaan geologi as bendungan.
adanya proses konsolidasi, maka Berdasarkan kondisi geologi pada as lokasi
ditambahkan faktor besar penimbunan ekstra bendungan, maka direncanakan formasi
(extra banking) sebesar 1% dari tinggi batuan yang digunakan sebagai pondasi
bendungan yaitu sebesar 0,86 meter, adalah berupa pondasi alluvial dengan
sehingga total tinggi bendungan rencana kualifikasi material berupa material lepas
adalah 87 meter dan elevasi mercu berukuran bongkah, kerakal, kerikil, pasir,
bendungan pada +167. lanau, lempung sebagai endapan sungai.
3. Lebar mercu bendungan 8. Drainase bendungan
Lebar mercu bendungan hasil perhitungan
adalah 13 meter. Drainase bendungan direncanakan berupa
drainase horizontal pada bagian bawah
4. Panjang bendungan bendungan atau disebut dengan drainase
Panjang bendungan ditentukan berdasarkan alas. Drainase alas digunakan pada
tinggi bendungan dan topografi bendungan, bendungan dengan zona kedap air yang lebar
sehingga diperoleh panjang bendungan karena efek peningkatan kekedapan airnya
adalah 800,93 meter. yang cukup baik. Drainase alas horizontal
5. Kemiringan lereng hulu dan kemiringan direncanakan menggunakan material filter
lereng hilir halus. Kedalaman drainase alas sebesar 2
Kemiringan lereng hulu dan kemiringan meter dan panjang 240 meter.
lereng hilir tubuh bendungan direncanakan

Gambar 1. Penampang melintang bendungan urugan rencana

85
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

Keterangan : a. Formasi garis depresi


A = Riprap E = Inti lempung Formasi garis depresi dihitung
B = Batu F = Drainase menggunakan metode Cassagrande
horizontal untuk mendapatkan koordinat parabola
C = Filter kasar G = Mercu bendungan dasar pembentuk garis depresi. Titik-
D = Filter halus H = Tinggi titik koordinat parabola tersebut
Bendungan dihubungkan dan digabungkan dengan
skema penampang melintang bendungan
Stabilitas Tubuh Bendungan Urugan urugan rencana sehingga membentuk
skema formasi garis depresi pada
1. Stabilitas terhadap aliran filtrasi bendungan dengan inti vertikal.

90 58,84; 82,61
40,00; 72,24
70 20,00; 59,30
50,00; 77,91
30,00; 66,09
50 10,00; 51,62
0,00; 42,58
30

-21,29; 0,00
10

-30 -20 -10 -10 0 10 20 30 40 50 60

Gambar 2. Koordinat parabola

Gambar 3. Skema formasi garis depresi pada bendungan inti vertikal

b. Jaringan trayektori Jaringan trayektori rencana terdiri dari


Jaringan trayektori pada tubuh garis trayektori (Nf) sebanyak 10 garis,
bendungan digambar dengan metode garis equipotensial (Np) sebanyak 11
grafis Forchheimer. garis.

Gambar 4. Jaringan trayektori aliran filtrasi

c. Kapasitas aliran filtrasi 2% x Qinflow maks yaitu 11,80 m3/det


Kapasitas aliran filtrasi pada tubuh (aman).
bendungan dihitung berdasarkan
2. Stabilitas longsor pada lereng tubuh
jaringan trayektori aliran filtrasi,
bendungan
sehingga diperoleh kapasitas aliran
Stabilitas longsor pada lereng tubuh
filtrasi (Qf) sebesar 11,88 x 10-3 m3/det <
bendungan dihitung menggunakan metode

86
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

Bishop dengan syarat faktor keamanan (Fs) > Stabilitas longsor pada lereng tubuh
1,2. Stabilitas longsor ditinjau dalam tiga bendungan urugan pada kondisi
kondisi, yaitu pada saat bendungan baru bendungan baru selesai dibangun yang
selesai dibangun (tinjau lereng hulu dan ditinjau pada lereng hulu diperoleh
lereng hilir), saat bendungan mencapai angka keamanan (Fs) sebesar 4,34 > 1,2
elevasi penuh (tinjau lereng hulu), pada saat dan yang ditinjau pada lereng hilir
bendungan mengalami penurunan air diperoleh angka keamanan (Fs) sebesar
mendadak (rapid drawdown) (tinjau lereng 2,99 > 1,2. Angka keamanan yang lebih
hilir). dari atau sama dengan 1,2 masuk dalam
kategori aman.
a. Pada saat bendungan baru selesai
dibangun (tinjau lereng hulu dan lereng
hilir)

Gambar 5. Sketsa stabilitas longsor pada lereng bendungan saat bendungan baru selesai dibangun tinjau lereng
hulu

Gambar 6. Sketsa stabilitas longsor pada lereng bendungan saat bendungan baru selesai dibangun tinjau lereng
hilir

b. Pada saat muka air bendungan mencapai yang ditinjau pada lereng hulu diperoleh
elevasi penuh (tinjau lereng hilir) angka keamanan (Fs) sebesar 2,13 > 1,2.
Stabilitas longsor pada lereng tubuh Angka keamanan lebih dari atau sama
bendungan urugan pada kondisi muka dengan 1,2 masuk dalam kategori aman.
air mencapai elevasi muka air penuh

Gambar 7. Sketsa stabilitas longsor pada lereng bendungan saat bendungan mencapai elevasi muka air penuh

87
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

c. Pada saat bendungan mengalami air mencapai elevasi muka air penuh
penurunan air mendadak (tinjau lereng yang ditinjau pada lereng hulu diperoleh
hulu) angka keamanan (Fs) sebesar 3,82 > 1,2.
Stabilitas longsor pada lereng tubuh Angka keamanan lebih dari atau sama
bendungan urugan pada kondisi muka dengan 1,2 masuk dalam kategori aman.

Gambar 8. Sketsa stabilitas longsor pada lereng bendungan saat bendungan mengalami penurunan air mendadak

3. Stabilitas terhadap boiling dan piping dengan angka keamanan (Fs) 4,34 > 1,2
Agar tubuh bendungan aman terhadap (aman), pada saat bendungan baru selesai
boiling dan piping harus memenuhi syarat dibangun sisi hilir dengan angka keamanan
yaitu kecepatan rembesan (v) < kecepatan (Fs) 2,99 > 1,2 (aman), pada saat bendungan
kritis (c), dan hasil perhitungan kecepatan mencapai elevasi penuh (tinjau lereng hilir)
rembesan (v) adalah 6,44 x 10-5 m/det < dengan angka keamanan (Fs) 2,13 > 1,2
kecepatan kritis (c) 0,06 m/det, maka (aman), pada saat bendungan mengalami
stabilitas tubuh bendungan terhadap boiling penurunan air mendadak (tinjau lereng hulu)
dan piping dinyatakan aman. dengan angka keamanan (Fs) 3,82 > 1,2
(aman), serta stabilitas terhadap boiling dan
PENUTUP piping dengan kecepatan rembesan (v)
adalah 6,44 x 10-5 m/det < kecepatan kritis
Kesimpulan (c) 0,06 m/det (aman).
Bendungan urugan direncanakan dengan
tipe urugan batu dengan inti kedap air tegak. Saran
Tujuan pembangunan adalah untuk memenuhi Mengingat terdapat keterbatasan data
kebutuhan air irigasi dan air baku, sehingga perencanaan serta banyak metode yang dapat
berdasarkan hasil analisis diperoleh : digunakan dalam analisis dimensi tubuh
1. Dimensi tubuh bendungan bendungan dan stabilitas tubuh bendungan,
Tinggi bendungan 87 meter, lebar mercu maka diperlukan penelitian lanjutan sebagai
bendungan 13 meter, panjang bendungan pembanding dengan tujuan untuk mendapatkan
800,93 meter, kemiringan lereng hulu desain alternatif lain yang lebih efektif dan
1V:4H, kemiringan lereng hilir 1V:3H, tebal efisien.
riprap 100 cm, tebal lapisan filter kasar 500
cm, tebal lapisan filter halus 800 cm, serta DAFTAR PUSTAKA
drainase horizontal dengan kedalaman 2
meter dan panjang 240 meter. Anonim. (2003). Pedoman Kriteria Umum
Desain Bendungan. Departemen
2. Stabilitas tubuh bendungan
Pemukiman dan Prasarana Wilayah
Stabilitas pada tubuh bendungan ditinjau Direktorat Jenderal Sumber Daya Air
terhadap terhadap aliran filtrasi dengan Komisi Keamanan Bendungan.
kapasitas aliran (Qf) 11,88 x 10-3 m3/det <
Masrevaniah, A. (2010). Konstruksi Bendungan
2% x Qinflow maks yaitu 11,80 m3/det (aman),
Urugan Volume I. CV. Asrori Malang,
stabilitas longsor pada lereng tubuh Malang.
bendungan yang dihitung berdasarkan Soedarmo, G.D., dan Purnomo, S.J.E. (1997).
berbagai kondisi, antara lain pada saat
Mekanika Tanah 2. Kanisius, Malang.
bendungan baru selesai dibangun sisi hulu

88
Margaretha, Y. N., dkk / Studi Analisis Dimensi … / Jurnal Teknika, Vol. 4, No. 1, Oktober 2020, hlm 81 - 89

Soedibyo. (2003). Teknik Bendungan. Pradnya


Paramita, Jakarta.
Soemarno, C.D. (1987). Hidrologi Teknik.
Usaha Offset Printing, Surabaya.

89

You might also like