You are on page 1of 7

AJIE - Asian Journal of Innovation and Entrepreneurship

(e-ISSN: 2477- 0574 ; p-ISSN: 2477-3824)


Vol. 03, Issue. 03, September 2018

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK SARUNG TENUN ATBM GUNA


MEWUJUDKAN KABUPATEN GRESIK SEBAGAI KAWASAN INTI
INDUSTRI SARUNG TENUN ATBM DI INDONESIA

Andi Iswoyo1, Trisa Indrawati2, Alfi Nugroho3


1, 2
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, Indonesia
3
Fakultas Teknik, Universitas Wijaya Putra, Surabaya, Indonesia
*Corresponding E-mail : andi@uwp.ac.id

ABSTRACT

The aim of this program is to spur export growth of UKM Weaving Gloves products in Gresik
Regency, namely UKM "Taiz Bottles" and "Al Multazam Bottles" through product quality improvement
in order to support the acceleration of Gresik Regency as the Core Area of ATBM Weaving Gloves
Products. The program also aims to accelerate the transfer of technology and management from Wijaya
Putra University as program implementers, to partner SMEs as an industrial community while also
developing links & matches between Wijaya Putra University, SMEs, the Government of Gresik
Regency and the wider community. The results of the implementation of this program include; 1).
Collaboration with the District Government of Gresik through the Cooperative, Micro and Perindag
Enterprises, 2) Addition of Non-Machine Looms (ATBM); 3) Making of Extractor Machine Washing
Gloves; 4). Repair of Production Sites and Production Floor Arrangements; 5). Repairing the washing,
dyeing and making of waste treatment 6). Production Process Improvement is carried out at several
production steps; 7). HR Assistance, Marketing and Financial Management and 8) Establishment of
quality assurance standards and product design catalogs that are currently still in the process of
completion. The method of implementation of this program includes: training and mentoring with
activities including: manufacturing machinery and production equipment, procuring equipment,
participating in exhibitions, making web, structuring storage space for raw materials, goods and show
rooms, cooperating with BPEN and IPR processing.

Keywords: ATBM Weaving Gloves, Exports, SMEs

ABSTRAK

Tujuan program ini adalah memacu pertumbuhan ekspor produk Sarung Tenun UKM di
Kabupaten Gresik yaitu UKM “Botol Taiz” dan “Botol Al Multazam” melalui peningkatan kualitas
produk dalam rangka menunjang percepatan terwujudnya Kabupaten Gresik sebagai Kawasan Inti
Produk Sarung Tenun ATBM. Program ini juga bertujuan mempercepat alih teknologi dan manajemen
dari Universitas Wijaya Putra sebagai pelaksana program, kepada UKM mitra sebagai masyarakat
industri disamping juga mengembangkan link & match antara Universitas Wijaya Putra, UKM,
Pemerintah Kebupaten Gresik dan masyarakat luas. Hasil pelaksanaan di program ini antara lain; 1).
Kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik melalui Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perindag,
2) Penambahan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM); 3) Pembuatan Mesin Ekstraktor Cuci Sarung; 4).
Perbaikan Tempat Produksi dan Penataan Lantai Produksi; 5). Perbaikan tempat pencucian, pencelupan
dan pembuatan pengolahan limbah 6). Perbaikan Proses Produksi dilakukan pada beberapa langkah
produksi; 7). Pendampingan SDM, Pemasaran dan Pengelolaan Keuangan dan 8) Pembuatan standart
quality assurance dan Katalog desain produk yang saat ini masih dalam proses penyelesaian. Metode
pelaksanaan program ini meliputi: pelatihan dan pendampingan dengan kegiatan antara lain: pembuatan
mesin dan alat produksi, pengadaan peralatan, keikutsertaan dalam pameran, pembuatan web, penataan
ruang penyimpanan bahan baku, barang dan show room, menjalin kerja sama dengan BPEN serta
pemrosesan HAKI.

Kata kunci: Sarung Tenun ATBM, Ekspor, UKM

223
AJIE – Volume. 03, Issue. 03, September 2018

PENDAHULUAN cenderung hanya untuk dapat bertahan.


Permasalahan yang dihadapi oleh kedua
Sarung tenun merupakan produk
mitra relatif banyak, yang disebabkan oleh
unggulan Kabupaten Gresik, dimana
banyaknya permasalahan adalah
pengusaha sarung tenun sebagian besar
panjangnya rantai produksi. Dari
tersebar di beberapa desa antara lain Desa
pengamatan pelaksana, terdapat 15 proses
Sekar Kurung Kecamatan Gresik, Desa
produksi, yaitu; Pewarnaan benang,
Wedani, Desa Jambu, Desa Semampir,
Pengelosan, Skir dan Lap boom,
Desa Cagakagung Kecamatan Cerme,
pemedangan, penggambaran desain/corak
Dusun Karangploso Desa Klampok
sarung, pengikatan, pencelupan warna,
Kecamatan Benjeng serta beberapa desa
pemedangan tumpal, penggambaran
lainnya. Usaha ini umumnya adalah usaha
desain/corak tumpal, pengikatan tumpal,
turun temurun yang diwariskan oleh
pencelupan warna, penenunan, obras dan
keluarga. Meskipun terdapat perusahaan
jahit, pencucian dan lipat serta packing.
sarung besar di Gresik, namun usaha ini
Permasalahan utama yang dihadapi
sampai saat ini masih dapat menghidupi
mitra adalah terjadinya penumpukan / wait
pemilik dan pekerjanya, hal ini pasar
in process yang mengakibatkan bottle neck
sarung tenun telah memiliki segmen
pada beberapa proses, yaitu: pewarnaan,
tersendiri di masyarakat Indonesia bahkan
penjemuran (benang tipe 210), pedang
dunia. Sebagian produk sarung Tenun ini
(benang tipe 140), penjemuran (benang tipe
oleh pengusahanya telah diekspor ke
140) dan penenunan (Widi & Nofan, 2013).
beberapa negara di asia tenggara dan timur
Bottle neck / penyumbatan proses produksi
tengah.
terjadi karena sebagian besar proses
Adapun Usaha Kecil dan Menengah
produksi dilakukan diluar tempat usaha,
(UKM) yang menjadi mitra dalam Program
diantaranya proses pengikatan dan proses
Pengembangan Produk Ekspor ini adalah
penenunan, selain itu hampir semua proses
UKM Bidang Sandang dan Kulit yang
produksi, besaran insentif yang diberikan
berlokasi di Desa Klampok Kecamatan
berdasarkan perolehan hasil kerja sehingga
Benjeng Kabupaten Gresik. Lokasi ini
para pekerja yang memiliki etos kerja
dipilih karena desa ini merupakan salah
rendah akan menghambat penyelesaian
satu desa dengan industri kecil dan sedang
hasil pada prosesnya.
terbanyak di wilayah Kecamatan Benjeng
yaitu terdapat 85 industri kecil/rumah Permasalahan prioritas untuk
tangga dan 6 industri sedang (BPS, 2015). diselesaikan pada tahun pertama antara
Ada 2 (dua) UKM yang bersedia menjadi lain; 1) Jumlah peralatan masih kurang
Mitra yaitu Botol Ta’iz dengan pemilik terutama alat tenun, pengelosan,
Bapak Warsito sebagai UKM yang pemedangan, mesin jahit, peralatan
beralamat di Dusun Karangploso Desa pewarnaan dan pencelupan; 2) Tidak
Klampok RT. 10 RW. 05 Kecamatan adanya standar hasil tenunan, sehingga
Benjeng Kabupaten Gresik dan Botol Al setiap penenun bisa berbeda-beda, hal ini
Multazam dengan pemilik Ibu Solikhah Sri berdampak pada hasil produk yang tidak
Hastuti sebagai UKM-2 yang beralamat di seragam ; 3) Lay-out proses belum tertata
Dusun Karangploso Desa Klampok RT. 12 dengan baik, sehingga tidak teratur dan
RW. 06 Kecamatan Benjeng Kabupaten tumpang tindih ; 4) Mutu produk belum
Gresik. Kedua mitra bergerak dalam bidang terjaga dalam beberapa hal antara lain
usaha yang sama yaitu Sarung Tenun proses penenunan yang njlumbat; 5)
ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin). Kapasitas produksi yang masih belum bisa
Kondisi kedua mitra dapat memenuhi kebutuhan pasar terutama
digambarkan sebagai usaha kecil yang ekspor; 6) Manajemen produksi: terdapat
meskipun sudah lama berdiri namun tidak kekurangan alat produksi, pengelolaan
ada perkembangan yang berarti dan proses produksi belum maksimal; 7)
224
Iswoyo1, Indrawati2, Nugroho3

Manajemen keuangan dan Akuntansi: Permasalahan lainnya dari sisi


Penggolongan produk, penggolongan Sumber Daya Manusia dan Fasilitas Usaha,
biaya, dan pencatatan yang dilakukan masih terdapat beberapa permasalahan,
selama ini belum digolongkan sebagaimana diantaraya; 9) Komitmen dan etos kerja
kaidah-kaidah Akuntansi yang ada; 8) karyawan perlu ditumbuhkan; 10)
Penjualan ekspor masih melalui broker Ketrampilan teknik produksi karyawan
sehingga terbatas pasar ekspornya. perlu ditingkatkan; 11) Belum ada
pelatihan tentang proses produksi dan
Ruang produksi masih belum tertata
dengan baik;
Dibidang keuangan, dengan skala bisnis
yang sekarang berjalan terdapat
permasalahan finansial yang berupa;
kurangnya modal kerja, apalagi nanti
apabila usahanya berkembang menjadi
besar maka tambahan modal kerja sangat
diperlukan.
Gambar 1 Diagram Alur Proses Produksi

Tabel 1 Kapasitas Produksi dan Harga jual


UKM Botol Ta’iz UKM Botol Al Multazam
No Tahun
Jumlah (lbr) Jumlah (Juta Rp.) Jumlah (lbr) Jumlah (Juta Rp)
1 2013 4.390 362,17 3.200 260,50
2 2014 5.270 434,77 4.840 415,70
3 2015 6.940 572,55 3.560 327,70
4 2016 7.105 586,16 3.580 329,54
Sumber : Laporan Kemajuan PPPE (Iswoyo, 2018)

METODE Adapun solusi yang ditawarkan


Metode yang digunakan dalam pada pelaksanaan Program ini di tahun
menyelesaikan masalah yang dihadapi pertama difokuskan pada peningkatan
mitra diberikan secara bertahap dengan
tahapan sebagai berikut; Tahap I antara lain; kapasitas produksi untuk memenuhi
1) Koordinasi dengan mitra dan permintaan pasar dan perbaikan
menentukan program prioritas; 2) manajemen insentif bagi pekerja agar bisa
Merencanakan keuangan dan sharing lebih produktif.
dengan mitra; dan 3) Menetapkan tugas dan
tanggung jawab masing-masing personil. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sedangkan pada tahap II, antara lain; 1) Hasil yang dicapai dalam kegiatan
Mengatur persediaan bahan baku; 2) Ipteks bagi Produk Ekspor (IbPE) pada
Pengadaan Mesin Skir; 3) Penambahan tahun kedua (tahun 2018) mengacu pada
Alat Tenun; 4) Penataan layout produksi solusi yang ditawarkan dan target luaran
dan ruang produksi; 5) Pelatihan dan IbPE pada tahun pertama. Beberapa
pendampingan desain produk dan mutu kegiatan dan hasil yang sudah dicapai
produk; 6) Pelatihan dan pendampingan kegiatan IbPE pada tahun pertama adalah
perencanaan produksi; 7) Pelatihan dan sebagai berikut:
Pendampingan administrasi keuangan; dan
1. Pengadaan Mesin Klos
8) Peningkatan omset dan asset. Mesin ini digunakan untuk
menggulung benang dari roll besar ke roll
kecil sebelum masuk dalam proses skir dan

225
AJIE – Volume. 03, Issue. 03, September 2018

pemedangan/pembuatan corak. Kondisi efektif. Selain itu sedang dibangun bak


awal mesin ini masih manual dengan pengolah limbah pewarna system lumpur
putaran tangan, kecepatan yang rendah dan aktif agar tidak mencemari lingkungan.
satu kali gulung hanya satu roll. Dengan
mesin ini, direncanakan menggunakan
mesin dan satu kali putaran bisa 5-7 roll.
Sampai saat ini mesin klos masih dalam
tahap penyelesaian dan uji coba di bengkel.
Dengan adanya mesin ini diharapkan
kecepatan produksi akan meningkat dan
meningkatkan kapasitas produksi untuk
meningkatkan omzet mitra.

2. Penambahan Alat Tenun


Penambahan Alat Tenun Bukan Gambar 2 Pembuatan Bak Pengolah
Mesin (ATBM) bagi Mitra 1 dilakukan Limbah Pewarna
guna meningkatkan kapasitas produksi
tenun dan mengganti beberapa ATBM yang 4. Penataan dan Perbaikan Tempat
rusak karena lapuk dan hasil produksi yang Produksi
kurang baik. Penambahan ini dilakukan Perbaikan tempat produksi
dengan membeli ATBM milik pengusaha dilakukan pada renovasi bangunan yang
lain yang sudah tidak berproduksi namun sebelumnya beratap rendah dan kayu
masih baik. Beberapa alat tenun dibeli baru sehingga terkesan kotor dan tidak sehat
dari produsen di sekitar lokasi mitra. Selain untuk karyawan yang produksi, saat ini
itu penambahan ATBM ini juga untuk dilakukan renovasi dengan menggunakan
memenuhi banyaknya pengrajin tenun yang galvalum yang lebih ringan dan bersih.
berpindah dari pengusaha yang gulung Sirkulasi udara juga dibuat sedemikian rupa
tikar/tidak berproduksi ke Mitra 1. Pada sehingga ruangan tidak pengab dan lembab
awal tahun pelaksanaan, penambahan sehingga lebih sehat untuk karyawan.
ATBM sejumlah 30 unit dan langsung Selain itu. Pada bagian lantai yang
disebarkan ke pengrajin masing-masing sebelumnya menggunakan rabat beton tapi
dirumah pengrajin. sudah sangat kotor terlihat seperti tidak
dirabat, saat ini sudah diperbaiki. Pada
3. Perbaikan tempat pencucian, tempat penjemuran, yang semula berlantai
pencelupan dan pembuatan bak tanah, saat ini sudah di sirtu sehingga lebih
pengolah limbah pewarna bersih untuk sarung yang dijemur dan lebih
Perbaikan tempat pencucian rapi.
dilakukan dengan pengadaan tendon air dan Adapun penataan tempat produksi
perbaikan bak celup. Tendon air sangat dilakukan pada beberapa tahapan produksi,
diperlukan karena ketersediaan air bersih di diantaranya penataan ulang mesin dan alat-
lokasi mitra sangat sedikit dan sangat alat produksi. Diantaranya adalah penataan
tergantung pada air telaga yang jika pada mesin skir, alat medang, meja setrika,
musim kemarau kering. Hal ini juga untuk mesin press dan mesin cuci. Penataan ini
menjaga pasokan air dan kejernihan air diupayakan menghemat tempat,
sehingga mutu sarung setelah di cuci tetap memperluas ruang gerak karyawan dan
baik. Perbaikan bak pencelupan dilakukan mengikuti alur produksi sehingga
dengan pembuatan bak celup dari beton mengurangi kemacetan di beberapa proses.
karena pencelupan ini membutuhkan suhu
hingga 120o C dan menurut mitra
penggunaan bak beton ini lebih awet dan

226
Iswoyo1, Indrawati2, Nugroho3

Gambar 4 Proses pengecekan mutu sarung


Gambar 3 Penataan dan Perbaikan tempat sebelum di packing
produksi
Pendampingan juga dilakukan pada
5. Pendampingan produksi, keuangan, aspek keuangan terutama pada pencatatan
SDM, mutu dan desain produk akuntansi. Pada tahun pertama pelaksanaan
Pendampingan ini dilakukan program ini, mitra sudah diberikan aplikasi
melalui kunjungan yang dilakukan oleh tim berbasis android “Si Apik” untuk
pelaksana secara rutin tiap dua mingguan. membukukan semua yang terkait dengan
Materi pendampingan terutama ditekankan keungan. Kendala yang dihadapi adalah
pada perbaikan setiap proses di lantai mitra masih belum secara rutin
produksi. Mengingat rendahnya kesadaran memasukkan data. Perbaikan yang
akan mutu para karyawannya, tim diberikan dengan menyarankan untuk
pelaksana berusaha terus mengingatkan administrasi keuangan diserahkan kepada
tiap karyawan untuk terus melakukan anggota keluarga lainnya, dalam hal ini
perbaikan dan meningkatkan etos kerja adik dari mitra yang lebih muda dan lebih
dalam hal mutu. Seperti pada proses peduli pada pentingnya pencatatan
penenunan, pengikatan, penjahitan, dan akuntansi.
lain-lain. Agar karyawan tetap mau Pendampingan yang lain dilakukan
menjaga mutu, saat ini sedang disusun pada kinerja karyawan. Diantaranya
rancangan standar jaminan mutu (standard dengan mengagendakan pertemuan rutin
quality assurance) yang mengatur tentang dengan semua karyawan yang ada disetiap
standar dan prosedur produksi dan akhir pekan. Pertemuan ini membahas
distribusi bahan dan barang jadi sehingga tentang kendala-kendala yang dihadapi
setiap proses tetap terjaga kualitasnya dan mereka pada saat produksi dan apa usulan
tidak rusak pada proses berikutnya. Standar mereka untuk perbaikan proses produksi
tersebut juga direncanakan mengatur semua diminggu berikutnya. Pertemuan ini juga
proses termasuk pengadaan bahan baku sangat efektif untuk memberikan motivasi
benang dan peralatan dan proses kepada karyawan, sehingga mampu
pendistribusian barang hingga sampai ke meningkatkan kedekatan secara emosional
tangan agen ekspor. antara mitra dan karyawannya sehinga
secara tidak langsung akan mengurangi

227
AJIE – Volume. 03, Issue. 03, September 2018

retensi dan meningkatkan kinerja mereka. Tim pelaksana bersama mitra telah
Pertemuan diakhir dengan penyerahan upah bertemu dengan Dinas Koperasi, Usaha
kerja setiap karyawan. Mikro dan Perindag Kabupaten tersebut.
Dalam kesempatan tersebut tim pelaksana
6. Pendampingan Pengurusan Hak dan mitra meminta informasi terkait
Cipta atas Desain beberapa hal dan mendapatkan konfirmasi
Saat ini sedang disusun draft ajuan tentang upaya-upaya yang dilakukan oleh
Hak Cipta atas Desain Sarung ATBM. Pemerintah Kabupaten untuk mewujudkan
Desain sarung ATBM yang dimiliki oleh Gresik sebagai Kawasan Industri Inti
mitra masih belum tercatat dengan baik, produk Sarung Tenun ATBM yang telah
meskipun menurut mitra desain yang ditetapkan oleh Kementerian Perindustrian,
dihasilkan sudah sangat banyak, hal ini Pemkab juga mendata mitra untuk nantinya
memang terbukti dari setiap kodi (20 akan diundang ketika ada pameran yang
lembar) sarung, desain dan warna sarung diselenggarakan oleh Pemkab atau
selalu berubah, sehingga dipasaran sarung Provinsi. Selain itu pertemuan tersebut juga
tersebut terlihat unik dan berbeda dengan membahas tentang peluang-pekuang mitra
yang lain. Mitra terlihat sering mencari untuk mendapatkan akses permodalan dari
informasi desain dari internet dan Bank dan BUMN/D yang bekerjasama
mencoba-coba untuk diterapkan pada dengan Pemkab.
sarung produksinya, hal inilah yang
menjadikan setiap sarung yang diproduksi SIMPULAN
selalu laris dipasaran. Berdasarkan program kegiatan IbPE
Salah satu desain yang saat ini yang sudah dilaksanakan dan hasil yang
dikembangkan adalah menyasar capai pada tahun pertama maka dapat
perusahaan-perusahaan untuk membuat disimpulan yaitu: 1). Pengadaan Mesin
sarung khas masing-masing perusahaan. Klos bagi Mitra 2, dengan mesin ini,
Desain motif sarung bisa mengikuti direncanakan menggunakan mesin dan satu
budaya/ciri khas di masing-masing kali putaran bisa 5-7 roll. Sampai saat ini
perusahaan. mesin klos masih dalam tahap penyelesaian
dan uji coba di bengkel, 2) Penambahan
Alat Tenun bagi Mitra 1 dilakukan guna
meningkatkan kapasitas produksi tenun, 3).
Perbaikan tempat pencucian dan
pencelupan dengan pengadaan tendon air
dan perbaikan bak celup, 4) Penataan dan
Perbaikan Tempat Produksi dengan
renovasi bangunan, perabaan lantai,
pengerasan lantai pengeringan, dan
penataan layout mesin dan alat, 5)
Pendampingan produksi, keuangan, SDM,
mutu dan desain produk untuk
meningkatkan kualitas produksi dan desain,
Gambar 5 Desain sarung untuk 6) Pendampingan Pengurusan Hak Cipta
perusahaan/ Instansi atas Desain, dimnana saat ini sedang
disusun draft ajuan Hak Cipta atas Desain
7. Koordinasi dengan Dinas Koperasi Sarung ATBM, 7) Koordinasi dengan
dan UMKM Kab. Gresik terkait Dinas Koperasi dan UMKM Kab. Gresik
dengan dukungan pemasaran, akses terkait dengan dukungan pemasaran, akses
permodalan dan kesempatan permodalan dan kesempatan mengikuti
mengikuti pameran pameran.

228
Iswoyo1, Indrawati2, Nugroho3

UCAPAN TERIMA KASIH


Ucapan terima kasih disampaikan
kepada Direktorat Riset dan Pengabdian
kepada Masyarakat, Dirjen Penguatan Riset
dan Pengembangan, Kementerian Riset,
Teknologi dan Pendidikan Tinggi, Kopertis
Wilayah VII Jawa Timur, Universitas
Wijaya Putra, Pemerintah Kabupaten
Gresik, Kepala Desa Klampok Kecamatan
Benjeng dan Mitra yang bekerjasama
dengan program ini.

DAFTAR REFERENSI
Bank Indonesia. 2015. Pedoman
Pencatatan Transaksi Keuangan
Usaha Kecil Badan Usaha Bukan
Badan Hukum Sektor Manufaktur.
Departemen Pengembangan
UMKM Bank Indonesia. Jakarta
BPS Kabupaten Gresik. 2015. Kecamatan
Benjeng dalam Angka 2015.
Katalog BPS: 1102001.3525060
Iswoyo, Andi, Indrawati, Trisa & Nugroho,
Wahyu. 2017. Laporan Kemajuan
Program Iptek bagi Produk Ekspor,
IbPE Sarung Tenun ATBM di
Kabupaten Gresik. Universitas
Wijaya Putra. Surabaya
Widhy Wahyani dan Nofan Hadi
Ahmad. (2012, 14 Juli). Analisis Bottle
Neck Dengan Pendekatan Simulasi Arena
Pada Produk Sarung Tenun Ikat Tradisional
(Studi Kasus Pada UKM Sarung Tenun Ikat
Tradisional di Desa Wedani, Kecamatan
Menganti, Kabupaten Gresik). Seminar
Nasional Inovasi Rekayasa Teknologi
(SNIRT) Ke - 1, Tahun 2012. Fakultas
Teknik, Universitas 17 Agustus 1945,
Cirebon, Indonesia

229

You might also like