penjualan adalah penjualan kepada semua pembeli dengan
kredit atau tunai dan dengan dasar akrual artinya penjualan diakul tidak
‘saat penerimaan kas, tetapi saat penyerahan barang. Penjualan kepada
‘Karyawan yang pembayarannya tidak dilakukan pada saat transaksi periyerahan
‘batana tetap diakui sebagai penjualan tahun 2016. Dalam rekonsiliasi fiskal,
penjualan kepada karyawan sebesar Rp20,000.000 akan menambah penghasilan
" Menurut akuntansi, dan selanjutnya berpengaruh menaikkan laba kena pajak
{sebagai koreksi positif).
AD Imbalan dalam bentuk natura (beras Rp20.365.000 dan pengobatan WA Se
RP5.100,000) tidak boleh dikurangkan dari penghasilan bruto (non-deductible
expense) sesuai Pasal 9 ayat (1) UU PPh. Oleh karena itu, dalam rekonsilias!fiskal
jumiah biaya tersebut harus dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, yang
berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak (koreksi positif)
43) Biaya yana dikeluarkan untuk kepentingan pribadi pemeganc
dinas anggota keluarga pemegang saham sebesar Rp596.000) t
dikurangkan dari penghasilan bruto (non
(1) UU PPh. Oleh karena itu, dalam rekonsiliasi fiskal, jumiah biay
dikurangkan dari biaya menurut akuntansi, y
laba kena pajak (koreksi positif)
ag berarti ber
Aa) Sumbangen untuk berbagai kepentingan kepada pihak-pihak yang tidak
mempunyai hubungen kerja, usaha, kepemilikan dan
biaya yang tidak boleh dikurangkan dari penghasilan b
sebesar p12.754.000 dalam biaya promosi/iklan harus dikurangkan dar
menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak
(sebagai koreksi positif).
~ Pajak Penghasilan yang dibayarkan oleh Wajib P:
dari penghasilan bruto Wajib Pajak
PPh Pasal 25 sebesar Rp60,000.000 yang dibayarkan ol
dalam tahun 2016 tidak boleh dimasukkan sebagai biaya tahun 2016. Oleh
karena itu, dalam rekonsiliasifiskal jumlah tersebut dikurangkan dari biaya
menurut akuntansi, yang berarti menaikkan laba kena pajak (koreksi positf
uai Pasal 9 ay.
Pajak PT Perdana
7-4 Sk
sebesar Rp65.798.000 tidak ada daftar nominatif), merupakan non-deductible
expense, Dalam rekonsiliasi fiskal, jumlah biaya tersebut harus dikurangkan dari
biaya menurut akuntansi, yang berarti berpengaruh menaikkan laba kena pajak
tkoreksi positif).
(Beban royalti sebesar fp 2.112.000 (Rp237.465.000 ~ p225.353.000) ” WSL
__-non-deductible expense. Penjelasan sama dengan A).OT
Tau
Menurut akuntansi, perusahaan diperbolehkan membentukeadat
piutang pada setiap akhir tahun untuk menaksir besarnya pilitang Ya
dapat ditagih pada tahun berikutnya. Perusahaan membentuk cadangan
sebesar Rp 105.654.000 pada akhir tahun 2016, sehingga dalam laporan laba rug
tampak kerugian piutang sebesar Rp105.654.000. Hal tersebut berbeda dengan
ketentuan fiskal yang menyatakan bahwa kerugian piutang yang boleh didkut
adalah sejumlah piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih pada tahun 2016:
Oleh karena piutang yang nyata-nyata tidak dapat ditagih menUrut fiskal edalaht
Rp60.500.000, maka biaya kerugian menurut akuntansi harus dikurangi dengan
Rp45.154.01 /esuaian ini akan berpengaruh menaikkan laba kena pajak
koreksi positif)
(sebag
jenurut akuntansi kemungkinan berbeda dengan
pat per dalam metode penyusutan, pengakuan milla Sisa,
nanfaat/umur ekonomis. Penghitungan penyusutan tahun
ut fiskal dapat dilihat pada tabel penyusuten berikutnya. Tabet int 2
1 digunakan sebagai data pengisian Lampiran Khusus tentang a
Penyusutan wt
karena terc
Penyusutan dan Amortisasi
Dalam rekonsiliasifiskal, biaya penyusutan menurut akuntansi harus ditambahy
dengan Rp36,000.000 (yaitu Rip205.000.000 — Rp169.000.000), hal ini berarth
mengurangi laba kena pajak (sebagai koreksi negatif)
Penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan adalah penghasilan yang
dikenakan pajak bersifat final. Oleh karena bersifat final, maka jumlah Palak
yang telah dipotong tersebut tidak dapat dikreditkan dari total PPhyang
terutang pada akhir tahun, sehingga penghasilan tersebut juga tidak pend
¥
pln an Canscaner‘Tahun 2016 -> tabel ini sekaligus untuk mengisi Lampiram
SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Badan
> akumulasi penyusutan mesin (Januari 2010 s.d. Desember 2015) 6 tahun, per tahun Rp62.500.000.
‘akumulasi penyusutan kendaraan (Desember 2010 s.d. Desember 2015) :5 tahun, per tahun Rp50.000.000.
‘akumulasi penyusutan komputer (Maret 2012 s.d. Desember 2015) 3. tahun 10 bulan, per tahun Rp37.500.000.
akumulasi penyusutan inventaris (Januari 2010 s.d. Desember 2015) _: 6 tahun, per tahun Rp25.000.000.
‘akumulasi penyusutan bangunan (31 Desember 2009 s.d. Desember 2015):6 tahun, per tahun Rp30.000.000.20.000.000
tura dalam gaji 25,465,000
i" + Pengeluaran untuk pemegang saham dalam biaya perjalanan dinas 596,000 :
+ Sumbangan tidak terkait hubungan kerja pada biaya promosi 12.754,000
+ Pajak penghasilan dalam pajak 60,000,000
+ Pengeluaran tidak ada daftar nominatif pada biaya representasi 65.798.000
+ Biaya royalti tidak disertai bukti pendukung dari pihak luar 12.112.000
+ Cadangan dalam biaya kerugian piutang 45.154.000
= Biaya rekreasi sebagai kenikmatan dalam beban lain-lain 2.652.000
Total koreksi fiskal positif 244,531.000
Koreksi fiskal negatif:
=Selisih penghitungan depresiasi akuntansi lebih besar daripada fiskal 36.000.000
+ Dividen bukan objek pajak 25.000.000
+ Sewa yang PPh-nya bersifat final 5,000,000
Total koreksi fiskal negatif (66.000.000)
Penghasilan neto fiskal 1.167.645.000
Penjelasan informasi A11 s.d. A12, dan BI sampai dengan B4 untuk menghitung kredit
pajak dan mengisi formulir 1771-III dan 1771-IV Tahun Pajak 2016
rs) PPh Pasal 23 atas sewa peralatan pabrik dari PT Putra Surya 1771 = It
= 2% x Rp12.000.000
= Rp240,000
PPh Pasal 23 atas sewa kendaraan dari PT Putra Surya 1770 =
= 2% x Rp8,000.000
= Rp160.000
Total penghasilan sewa peralatan pabrik dan kendaraan Rp20,000.000
otal PPh Pasal 23 = Rp400.000Perhubungan)
Dasar pengenaan pajak = 100/110 x Rp8,.800.000.000
= Rp8.000.000.000
PPh Pasal 22 = 1,5% x Rp&.000.000,000
= Rp120000.000
sal 22 atas impor barang (Bea & Cukal)
Nilei impor = CIF + bea masuk dan bea masuk tambahan
($40,000 + $3.000 + $7.000) + (25% x CIF)
= $50.000 + (25% x $50,000.00)
F = $62.500 x Rp 10.000
= Rp625.000,000
eg Pasal 22 = 2,5% x Rp625.000.000 = Rp15.625.000
PE
Pasal 22 —Rp120.000.000 + Rp15.625000
=Rpl 000
PPh Pasal 24 untuk Negara Kanada: at Lamp Khusus
t WRdan |. PPhyang terutang Rp251.916.375 ” 7A
informasi Il. (Penghasilan di Kanada = total penghasilan) x PPh terutang ” Lihat
B3) = (Rp200 juta + Rp1.157.645.000) x Rp251.916.375 hitungan
= Rp43.522.215 halaman
Ill PPh terutang/dibayar di Kanada berikutnya
= 40% x Rp200 juta = Rp80.000.000
Kredit pajak LN (PPh Pasal 24) Kanada = Rp43.522.215,
PPh Pasal 24 untuk Negara Singapura:
1. PPh yang terutang Rp251.916.375
\1, (Penghasilan di Singapura + total PKP) x PPh terutang
= (Rp50 juta + Rp1.157.645.000) x Rp251.916.375
= Rp10.880.554
{il PPh terutang/dibayar di Singapura
= 20% x Rp50 juta = Rp10,000,000
‘Kredit pajak LIN (PPh Pasal 24) Singapura = RplRugi fiskal tahun 2013 Rp350.000.000
Dikompensasikan pada labafiskal
Sanur 2014 (Bp150,000.000)
Sisa rugi fiskal tahun 2013 Rp200,000.000
Dikompensasikan pada laba fiskal
tahun 2015 (Rp 190,00
Sisa rugi fiskal tahun 2013, Rp 10,000,000
Sisa rugi fiskal tahun 2013 seluruhnya dikompensasikan pada laba
fiskal tahun 2016
Menghitung PPh yang Terutang Tahun Pajak 2016
Penghasilan neto fiskal Rp1.167.645.000 > (LR fiskal)
Kompensasi rugi tahun sebelumnya Rp 10,000.00 (-) > infokasusB6
Penghasilan kena pajak RplL.l 000
Penghasilan kena pajak yang mendapat fasilitas:
(Rp4.800.000.000 + Rp18.524.815.000) x Rp1.157.645.000 = Rp299.959.000
Penghasilan kena pajak yang tidak mendapat fasilitas:
(Rp1.157.645.000 - Rp299.959.000) = Rp857.686.000
PPh terutang:
= 50% x 25% x Rp299.959.000 Rp 37.494.875
= 25% x Rp857.686.000 Rp214.421.500 @
Rp251.916.375
Menghitung PPh Kurang atau Lebih Dibayar Tahun Pajak 2016
Total PPh terutang Rp2sL9l
Kredit Pajak:
* PPh Pasal 22 Rp135.625,000
* PPh Pasal 23 Rp 2.650,000 ™
» PPh Pasal 24 Rp 53,522,215
25.(info kasus B5) Rp 60,000.00 _