You are on page 1of 22

BAB I

PENDAHULUAN

Instalasi Farmasi adalah bagian dari Rumah Sakit yang bertugas menyelenggarakan,
mengkoordinasikan, mengatur dan mengawasi seluruh kegiatan pelayanan farmasi serta
melaksanakan pembinaan teknis kefarmasian di Rumah Sakit.
Instalasi farmasi rumah sakit merupakan suatu instalasi di rumah sakit dengan
fasilitas penyelenggaraan kefarmasian di bawah pimpinan seorang apoteker dan memenuhi
persyaratan secara hukum untuk mengadakan, menyediakan, dan mengelola seluruh aspek
penyediaan perbekalan kesehatan di rumah sakit yang berintikan pelayanan produk yang
lengkap dan pelayanan farmasi klinik yang sifat pelayanannya berorientasi kepada
kepentingan penderita.
Dalam struktur organisasi Rumah Sakit Umum tipe C ini, instalasi farmasi rumah sakit
berada di bawah Kepala Seksi Penunjang Medis. Untuk ke depannya, akan lebih baik jika
instalasi farmasi rumah sakit dimasukkan di bawah Kepala Bidang Pelayanan Medis
mengingat 60% pemasukan rumah sakit adalah dari farmasi.
Keteraturan dalam pengorganisasian di Instalasi Farmasi RSU Full Bethesda Deli
Serdang merupakan hal yang penting dalam peningkatan mutu pelayanan instalasi farmasi.
Untuk mendukung peningkatan pelayanan kesehatan di RSU Full Bethesda Deli Serdang,
maka perlu disusun suatu Pedoman Pengorganisasian Farmasi yang dapat dipakai sebagai
acuan dalam merencanakan peningkatan dan pengembangan pengorganisasian di bidang
Farmasi.

1
BAB II

GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT


FULL BETHESDA DELI SERDANG

A. Latar Belakang
Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang merupakan sebuah Klinik Umum /
Rumah Bersalin yang bernama Klinik Umum / Rumah Bersalin BINA KASIH yang didukung
oleh Dokter dan Bidan 24 jam.

Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan Klinik Umum/Rumah Bersalin tersebut


tercetuslah rencana untuk mengembangkan Klinik Umum/Rumah Bersalin BINA KASIH
menjadi Rumah Sakit dengan tujuan untuk melayani masyarakat dalam hal kesehatan.

RSU Full Bethesda merupakan salah satu rumah sakit swasta tipe C dan akan menjadi pusat
rujukan bagi masyarakat kecamatan sunggal dan Kabupaten Deli Serdang.
Yayasan ini didirikan dan disahkan secara hukum oleh Pitta Emme Sitompul,
SH,Notaris / PPAT :
NO. IZIN RSU : SK. KA. DINKES PROPSU 440.441/2415/III/2009
TANGGAL AKTE : 23 MARET 2009
NAMA YAYASAN : YAYASAN FULL BETHESDA

Atas berkat dan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa maka berdirilah sebuah Rumah Sakit
Umum dengan kriteria :
NAMA RUMAH SAKIT : Rumah Sakit Umum FULL BETHESDA
ALAMAT : Jl. Binjai Km. 10,8 / Jl. Sama No. 71 Medan

Tahun 2014 Yayasan Full Bethesda berubah menjadi PT. Bethesda Gosar Mandiri
dengan pengesahan dari Menteri Hukum dan HAM Republik Indonesia No. AHU-
16532.40.10.2014 atas permohonan Notaris Martua Simanjuntak, SH. RSU Full Bethesda
berdiri sejak tahun 2009, sesuai izin penyelenggaraan Rumah sakit No.
440.441/2415/III/Tahun 2009 yang di terbitkan oleh Dinas Kesehatan Provinsi Sumater utara.
Rumah Sakit pada saat ini sangat penting dalam masyarakat. Maka dengan ini
Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang sesuai dengan peran serta Rumah Sakit
Umum Full Bethesda Deli Serdang terhadap dunia luar dalam hal ini ke dunia internasional,
ingin memperkenalkan Rumah Sakit ini ke masyarakat.
2
Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang sudah mengalami perubahan yang
signifikan dan cukup besar, dalam hal ini Rumah Sakit tersebut telah memiliki Penetapan
Kelas C dari Pemerintahan Pusat, dalam hali ini Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
dan sudah Terakreditasi. Sehingga dengan demikian terwujudlah visi dan misi Rumah Sakit
Umum Full Bethesda Deli Serdang yang selama ini kita cita-citakan.

3
BAB III

Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Rumah Sakit

A. Visi, Misi, Motto, Falsafah, Nilai Dan Tujuan Rumah Sakit Umum Full Bethesda
Deli Serdang
1. Visi

‘Menjadikan Rumah Sakit Full Bethesda sebagai Pusat rujukan bagi masyarakat yang
tinggal di daerah Medan-Deli Serdang-Binjai, serta meyediakan alat penunjang medis
yang memadai dan dokter-dokter yang berkompeten dibidangnya masing-masing”.

2. Misi :

a. Memberikan pelayanan kesehatan tingkat primer, dan sekunder


b. Menyediakan fasilitas pelayanan rawat jalan, rawat inap, dan penunjang medis
bagi masyarakat pengguna jasa Rumah Sakit.
c. Mengembangkan kemampuan professional kesehatan dengan didukung
manajemen Rumah Sakit yang handal.
d. Melakukan penelitian dan pengembangan dalam bidang pelayanan kesehatan.
e. Menciptakan suasana kerja yang handal penuh dengan rasa kekeluargaan

3. Motto :

“TUHAN ALLAH MENYEMBUHKAN, KAMI MEMBANTU”

4. Tujuan
Terwujudnya kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, melalui layanan kesehatan
umum dengan pelayanan profesional dan prima dengan pendekatan pemeliharaan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),
pemulihan kesehatan (rehabiliatif) yang dilakukan secara menyeluruh sesuai dengan
peraturan perundang-undangan, serta tuntutan iman, pengharapan, dan kasih dengan tidak
memandang agama, golongan dan kedudukan.

B. Visi, Misi, Dan Motto Instalasi Farmasi RSU Full Bethesda Deli Serdang

4
1) VISI
Terwujudnya pelayanan farmasi yang bermutu, terjangkau, serta mampu memenuhi
kebutuhan pengobatan dengan cepat dan tepat.

2) MISI
a) Menyelenggarakan pelayanan farmasi yang cepat dan tepat dengan berorientasi
keselamatan pasien.
b) Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia yang dimiliki.
c) Mengupayakan penyediaan perbekalan farmasi yang lengkap, bermutu dan terjangkau.
d) Melakasanakan pelayanan farmasi dengan optimal dengan berinteraksi baik dengan
pasien dan tenaga kesehatan lainnya.
e) Meningkatkan ketelitian dalam pelayanan pengguanaan obat-obatan khususnya
pengguanaan obat yang beresiko tinggi (high alert).

3) MOTTO
“Melayani dengan hati dan mengobati dengan ilmu”.

BAB IV

5
STRUKTUR ORGANISASI
RUMAH SAKIT UMUM FULL BETHESDA DELI SERDANG

BAB V

6
STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA

A. STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA INSTALASI FARMASI RUMAH


SAKIT UMUM DELI SERDANG
Standard ketenagaan kefarmasian adalah penetapan kebutuhan tenaga farmasi baik
jumlah, kualifikasi, maupun kualitas untuk melaksanakan pelayanan farmasi yang telah
ditetapkan di Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang.
Instalasi farmasi Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang dipimpin oleh seorang
Apoteker penanggungjawab yang bertanggungjawab kepada Ka. Bidang Pelayanan dan
membawahi Apoteker Pendamping serta Tenaga Kefarmasi lainnya yaitu Asisten apoteker.

Gambar Struktur :

Ka. Instalasi Farmasi


Apoteker Penanggungjawab

Apotke Pendamping

Administrasi Asisten Apoteker


Farmasi/gudang

BAB VI

7
URAIAN TUGAS

A. Kepala Instalasi Farmasi


1. Mengelola dan menyelenggarakan kegiatan perbekalan farmasi.
2. Bertanggung jawab terhadap pelayanan farmasi rumah sakit, baik pelayanan farmasi
klinik maupun farmasi non klinik.
3. Bertanggung jawab atas semua pelaporan yang dibuat Instalasi Farmasi.
4. Bertanggung jawab terhadap pengembangan Instalasi Farmasi sesuai perkembangan
dan kebutuhan rumah sakit.
5. Bertanggung jawab atas pembinaan pegawai di Instalasi Farmasi.
6. Mengawasi semua pharmaceutical supplies yang dikirimkan dan dipergunakan
dirumah Sakit.
7. Mengawasi pemakain dan melaporkan pengeluaran obat narkotika dan psikotropika
dan membuat laporan tiap bulan.
8. Motivator farmasi guna mendapatkan hasil kinerja yang baik
9. Membuat plan kerja untuk mengembangkan farmasi di Rumah Sakit untuk menjamin
kualitas pelayanan yang baik
10. Mengawasi pemakaian obat khususnya penggunaan higt aleart atau obat yang
membutuhkan penanganan Khusus.

B. Apoteker Pendamping
1. Menyusun program kerja dan cara monitoring serta evaluasi untuk peningkatan mutu
di instalasi farmasi sesuai target yang ditetapkan.
2. Melaksanakan monitoring dan evaluasi capaian pelaksanaan program kerja
3. Memberikan umpan balik terhadap hasil capaian Rumah Sakit Umum Full Bethesda
Deli Serdang.
4. Melaksanakan Pelayanan Farmasi Klinis ke pasien baik rawat inap maupun rawat
jalan.
5. Melakukan tindakan hasil monitoring dan evaluasi, yaitu melakukan perbaikan
kualitas pelayanan sesuai target yang ditetapkan dan meningkatkan kualitas pelayanan
jika capaian sudah memuaskan.
6. Membuat, memperbaiki, mengembangkan dan menjalankan protap sesuai dengan
perkembangan ilmu kefarmasian.
8
7. Melaksanakan pengawasan, pembinaan, bimbingan dan evaluasi terhadap pelaksanaan
pelayanan kefarmasian dalam rangka pengembangan mutu pelayanan farmasi.
8. Membina hubungan kerja yang baik dengan instalasi kerja yang ada di lingkungan
rumah sakit.
9. Mengawasi pemakaian obat khususnya penggunaan High Alert.
10. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Farmasi.

C. Asisten Apoteker
1. Melaksanakan Pelayanan Farmasi.
2. Mengidentifikasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
3. Mencegah dan mengatasi masalah yang berkaitan dengan obat dan alat kesehatan
4. Memantau efektifitas dan keamanan penggunaan obat dan alat kesehatan
5. Verifikasi kesesuaian resep dan obat yang diberikan.
6. Melakukan penyerahan obat kepada pasien rawat jalan
7. Melakukan penyerahan obat/alkes kepada perawat/bidan pelaksana untuk selanjutnya
diberikan kepada pasien rawat inap.
8. Petugas ruangan rawat inap Asisten Apoteker Langsung memberikan obat kepasien
sesuai pemberian obat sistem UDDD.
9. Memberikan Informasi obat kepada dokter, perawat, apoteker, maupun
pasien/keluarga.
10. Mengawasi pemakaian obat khususnya penggunaan high alert.
11. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Farmasi

D. Adminstrasi Gudang/Farmasi
1. Merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi secara optimal
2. Menyiapkan perencanaan kebutuhan rutin perbekalan setiap bulan
3. Mengadakan perbekalan farmasi
4. Menerima perbekalan farmasi sesuai spesifikasi yang berlaku
5. Menyimpan perbekalan farmasi
6. Mendistribusikan perbekalan farmasi ke instalasi-instalasi pelayanan
7. Melaksanakan penerimaan perbekalan farmasi yang diadakan di rumah sakit
8. Melaksanakan penyimpanan perbekalan farmasi yang dimiliki rumah sakit
9. Melaksanakan pengiriman perbekalan farmasi dari gudang ke distribusi.
9
10. Penerimaan pengeluaran dari persediaan perbekalan farmasi yang ada di gudang
perbekalan
11. Melakukan Pencacatan Obat/Alkes yang keluar diinstalasi Farmasi.
12. Mengecek Persediaan Stok obat.
13. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Instalasi Farmasi.

BAB VII

TATA HUBUNGAN KERJA


10
Pelayanan Farmasi Rumah sakit adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari sistem
pelayanan kesehatan rumah sakit yang utuh dan berorientasi kepada pelayanan pasien,
penyediaan obat yang bermutu dan terjangkau bagi semua lapisan masyarakat. Kriteria yang
harus dipenuhi adalah:
a. Tercantumnya falsafah dan tujuan tertulis mencerminkan
peranan pelayanan farmasis dan kegiatan lain, maksudnya:
 Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan biasa
maupun dalam keadaan darurat, sesuai dengan keadaan pasien maupun fasilitas yang
tersedia.
 Menyelenggarakan kegiatan pelayanan profesional berdasarkan prosedur
kefarmasian dan etik profesi.
 Melaksanakan komunikasi, informasi, dan edukasi mengenai obat.
 Menjalankan pengawasan obat berdasarkan peraturan yang berlaku.
 Melakukan dan memberi pelayanan yang bermutu melalui analisa, telaah, dan
evaluasi pelayanan.
 Mengawasi dan memberi pelayanan bermutu melalui analisa, telaah, dan
evaluasi pelayanan.
 Mengadakan penelitian di bidang farmasi dan peningkatan metode.
b. Pelayanan farmasi meliputi penyediaan dan distribusi
perbekalan farmasi, pelayanan farmasi klinik serta membuat informasi dan menjamin
kualitas
c. pelayanan yang berhubungan dengan penggunaan obat. Hal ini
mencakup beberapa hal, antara lain:
 Perencanaan dan pengadaan perbekalan farmasi.
 Pembuatan obat termasuk pengemasan kembali.
 Penyimpanan perbekalan farmasi.
 Distribusi dan penyerahan untuk pasien rawat jalan dan rawat inap.
 Penyelenggaraan pelayanan farmasi klinik yang meliputi penyiapan,
pencampuran, penyampaian dosis, indikasi efek samping, penghitungan kadar, dan
harga.

11
 Penyediaan informasi dan edukasi bagi staf medik, tenaga kesehatan, dan
pasien.
 Pemantau terapi obat (TDM), Memonitoring Efek Samping Obat (MESO)
Serta mengkaji penggunaan obat.
 Pelayanan bahan/alat steril untuk keperluan pembedahan, kegiatan medis, dan
perawatan tertentu di dalam ruangan dan di dalam rumah sakit.
1. Administrasi dan Pengelolaan
Pelayanan diselenggarakan dan diatur demi berlangsungnya pelayanan farmasi yang
efisien dan bermutu, berdasarkan fasilitas yang ada dan standar pelayanan keprofesian
yang universal. Kriteria yang diharapkan antara lain:
a. Adanya bagan organisasi yang menggambarkan tugas, fungsi, wewenang, dan
tanggung jawab serta hubungan koordinasi di dalam maupun di luar pelayanan
farmasi yang ditetapkan oleh pimpinan rumah sakit.
b. Bagan organisasi dapat direvisi setiap 3 tahun dan diubah bila terdapat
perubahan seperti pelayanan, pola kepegawaian, standar pelayanan farmasi, dan peran
rumah sakit.
c. Kepala instansi harus terlibat dalam perencanaan managemen dan penentuan
anggaran serta penggunaan sumber daya.
d. Instalasi farmasi harus menyelenggarakan rapat pertemuan untuk
membicarakan masalah-masalah dalam meningkatkan pelayanan farmasi. Hasil
pertemuan tersebut disebarluaskan dan dicatat untuk disimpan.
e. Adanya komunikasi yang tetap terjaga dengan dokter dan paramedis, serta
selalu berpartisipasi dalam rapat yang membahas masalah perawatan atau rapat antar
bagian atau konferensi dengan pihak lain yang mempunyai relevansi dengan farmasi.
f. Hasil penilaian atau pencatatan konduite terhadap staf didokumentasikan
secara rahasia dan hanya digunakan oleh atasan yang mempunyai wewenang untuk
itu.
g. Dokumentasi yang rapi dan rinci dari pelayanan farmasi dan dilakukan
evaluasi terhadap pelayanan farmasi setiap 3 tahun.
h. Kepala instalasi farmasi harus terlibat langsung dalam perumusan segala
keputusan yang berhubungan dengan pelayanan farmasi dan penggunaan obat.
2. Staf dan Pimpinan

12
Pelayanan farmasi diatur dan dikelola demi tercapainya tujuan pelayanan. Kriterianya
antara lain:
a. Instalasi farmasi rumah sakit dipimpin oleh seorang apoteker.
b. Pelayanan kefarmasian diselenggarakan dan dikelola oleh apoteker yang
mempunyai pengalaman minimal 2 tahun di bagian rumah sakit.
c. Apoteker telah terdaftar di Departemen kesesehatan dan mempunyai surat ijin
kerja.
d. Pada pelaksanaannya, apoteker dibantu oleh tenaga ahli madya farmasi.
e. Kepala instalasi farmasi rumah sakit bertanggung jawab terhadap segala aspek
hukum dan peraturan-peraturan baik terhadap pengawasan distribusi maupun
administrasi barang.
f. Setiap saat harus ada apoteker di tempat pelayanan untuk melangsungkan dan
mengawasi pelayanan kefarmasian dan harus ada pendelegasian wewenang yang
bertanggung-jawab jika kepala farmasi berhalangan hadir.
g. Adanya uraian tugas (job description) bagi staf dan pimpinan farmasi.
h. Adanya staf farmasi yang jumlah dan kualifikasinya disesuaikan dengan
kebutuhan.
i. Apabila ada pelatihan kefarmasian bagi tenaga farmasi, harus ditunjuk
apoteker yang memiliki kualifikasi pendidik/pengajar untuk mengawasi jalannya
pelatihan tersebut.
j. Penilaian terhadap staf harus dilakukan berdasarkan tugas yang terkait dengan
pekerjaan fungsional yang diberikan dan juga pada penampilan kerja yang dihasilkan
dalam meningkatkan mutu pelayanan.
3. Tata Hubungan Kerja Dengan Unit Lainnya.

13
Unit Rawat PPI Komite
Inap Keperawatan

Unit Rawat
Jalan FARMAS
UGD
I

OK ICU

LABORATORIUM
VK DAN
RADIOLOGI
IPSRS/IPCN
Ra

Keterangan :

 Komite Keperawatan
Hubungan kerja Farmasi dengan komite keperawatan lebih dititik beratkan pada hubungan
struktural di bidang kewenangan klinis, kredensial.
 PPI
Hubungan kerja farmasi dalam terkait antimikro atau penggunaan antibiotik.
 Unit Gawat Darurat
Hubungan kerja Farmasi dengan IGD berhubungan dengan pasien yang akan melayani
permintaan perbekalan farmasi untuk emergency stock.
 Intensive Care Unit
Hubungan kerja Farmasi dengan ICU berhubungan dengan perbekalan farmasi dalam
perbekalan farmasi baik dalam hal emergency maupun penyediaan stok ICU.
 IPSRS/IPCN
Hubungan kerja Farmasi dengan bagian alkes berhubungan dengan meliputi perbaikan sarana
dan peralatan yang ada di Instalasi farmasi Rumah Sakit baik dalam bentuk pengadaan barang
untuk ruang farmasi, kalibrasi dan juga perawatan /maintenance alat-alat farmasi.
 VK
Hubungan kerja Farmasi dengan VK berhubungan dengan kegiatan Penyediaan perbekalan
farmasi dalam hal tindakan.
 LABORATORIUM
Hubungan kerja Farmasi dengan Laboratorium berhubungan dengan kegiatan Penyediaan
perbekalan farmasi dalam hal keperluan Pemeriksaan Pasien di Laboratorium.
 OK
Hubungan kerja Farmasi dengan OK berhubungan dengan pengadaan obat-obatan dan alkes
dalam hal kebutuhan pembedahan/operasi.
 Radiologi

14
Hubungan kerja Farmasi dengan Radiologi berhubungan dengan kegiatan Penyediaan
perbekalan farmasi dalam hal keperluan Pemeriksaan Pasien di Radiologi.
 Unit Rawat Jalan
Hubungan kerja Farmasi dengan unit rawat jalan hubungan dalam pemberian obat langsung
kepada pasien sehingga dalam pencapain pengobatan pasien lebih maksimal dan
mempengaruhi tingkat kepuasan pasien.
 Unit Rawat Inap
Hubungan kerja Farmasi dengan unit rawat inap hubungan langsung dalam pemberian obat
yang berpengaruh pada farmasi klinis pengobatan pasien dalam penggunaan obat sehingga
pasien mendapatkan pengobatan yang maksimal.
 Logistik Umum
Hubungan kerja farmasi dengan Logistik yaitu hubungan kerja dalam hal penyediaan seperti
ATK, dan beberapa keperluan penyediaan pengemasan obat yang disediahkan logistik.

BAB VIII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL


INSTALASI FARMASI

A. Pola Ketenagan

Dalam mencapai suatu keberhasilan pelayanan dibutuhkan oleh semua aspek termasuk
adalah Sumber Daya Manusia yang merupakan aspek yang sangat penting dalam melakukan
pelayanan di Rumah Sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang.
Penataan ketenagaan di kefarmasian memerlukan pola sebagai alat yang akan menjadi
dasar dalam perencanaan, pendistribusian, pengembangan ketenagaan baik jumlah, kualifikasi
dan kualitas SDM. Pola ketenagaan kefarmasian ditinjau secara berkala sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan serta kebutuhan masyarakat.
B. Menghitung Kebutuhan Jumlah  Tenaga Kerja Di Farmasi
1. Hitung jumlah hari Produktif dan hari libur
 
Jam kerja/ hari : 8 jam
Jumlah hari non produktif
Hari minggu : 52 Hari
Hari Cuti Tahun : 12 Hari
Hari Pelatihan : 5 Hari
Hari Libur Nasional : 15 Hari
15
Hari Sakit/Ketidakhadiran Kerja : 10 Hari
=     102 Hari
Jumlah hari produktif/orang selama 1 tahun :
365 hari – 102 hari  = 263 hari
= 263 hari x 8 jam
= 2104 Jam

2. Hitung jumlah Resep yang dilayani berdasarkan asumsi kenaikan resep tahun lalu Perkiraan
jumlah resep tahun 2018
= ∑resep tahun 2018
=  34.224 resep

Yang terdiri dari misal : resep  racikan misal 30 % , non racikan 70 %


• Resep racikan   
    = 30% x 34.224
    = 10.267 resep

• Resep non racikan       


   = 70% x 34.224
   = 23.957 resep
3. Hitung jumlah Asisten Apoteker yang dibutuhkan :

Jika Waktu yang diperlukan untuk racikan = 30 menit dan non racikan 60 menit, maka

• Untuk resep racikan          = 10.267 x  60 menit   = 616.020

• Untuk resep non racikan   = 23.957 x  30 menit   =  718.710

                                                                                 =  1.334.730/ 60 menit = 22.245

Tenaga yang diperlukan = 22.245 x 1 orang = 10.57 = 11 orang

                                            2104
Jadi jumlah asisten yang dibutuhkan untuk melayani resep rawat jalan 34.224 lembar per
bulan adalah 11 orang

C. Kualifikasi Personil (Sumber Daya Manusia)

Jumlah
Nama Jabatan Pendidikan Sertifikasi
Kebutuhan
STRA, SIPA,seminar/pelatihan
 Ka. Instalasi Farmasi  Apoteker 1
manajemen farmasi
STRA, SIPA,seminar/pelatihan
 Apoteker Pendamping  Apoteker 3
manajemen farmasi
D3 Farmasi
Asisten Apoteker atau S1  STRTTK, SIKTTK 8
Farmasi
16
Administrasi/Gudang
 SMK/SMF  – 2
Farmasi

D. Kegiatan Orientasi

Kegiatan orientasi dilakukan ke semua Instalasi kerja yang ada dirumah sakit sebagai
satu upaya penting dalam peningkatan pemahaman terhadap kondisi rumah sakit dan prosedur
pekerjaan.
Kegiatan orientasi yang dilakukan di Instalasi Farmasi RSU Full Bethesda Deli Serdang
meliputi beberapa hal sebagai berikut :
a. Organisasi
Merupakan pengenalan organisasi yang meliputi Organisasi RSU Full Bethesda Deli Serdang
dan Instalasi Farmasi.
b. Visi, Misi Instalasi Farmasi
Merupakan pengenalan Visi dan Misi Instalasi Farmasi sebagai bekal untuk dapat melakukan
pelayanan yang efektif, efisien dan berkualitas.
c. Pelayanan
Memperkenalkan alur pelayanan Instalasi Farmasi sebagai penunjang pelayanan Medis RSU
Full Bethesda Deli Serdang.
d. Sarana dan Prasarana
Memperkenalkan sarana dan prasarana yang digunakan dalam melakukan pelayanan
Kefarmasian.

17
BAB IX
PERTEMUAN/ RAPAT

Dalam lingkup Rumah sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang selalu dilakukan rapat.
Pertemuan rapat ini sangat bermanfaat untuk masing-masing instalasi guna memberikan
informasi dan pengetahuan yang berhubungan dengan peningkatan pelayanan rumah sakit.
Kegiatan rapat ini bisa dilakukan hanya dalam instalasi Farmasi sendiri atau bisa juga
dilakukan rapat antar Instalasi lainnya. Kegiatan rapat ini biasanya dihadiri oleh seluruh staf
instalasi farmasi.
Kegiatan yang dibahas meliputi banyak kegiatan baik dari pelaporan kerja, kebutuhan
sarana dan prasarana dilapangan, maupun berbagai hal yang menyangkut kelangsungan
instalasi masing- masing. Sehingga dengan dilakukan rapat rutin ini dapat dilakukan tindak
lanjut untuk kendala yang dihadapi dilapangan maupun yang dihadapi di instalasi internal itu
sendiri. Dalam kegiatan rapat ini dibuat undangan berupa internal memo, daftar hadir dan
notulen hasil rapat yang nantinya dilaporkan kepada Kepala Seksi Penunjang Medis Rumah
sakit Umum Full Bethesda Deli Serdang.
Kegiatan pertemuan/ rapat intern biasanya dilakukan setiap 1 bulan sekali di hadiri
oleh seluruh karyawan Instalasi farmasi, waktu dan hari ditentukan. Pertemuan rutin lainnya
seperti morning report dilakukan dan di hadiri oleh seluruh kepala Ruangan beserta Kepala
Bidang Pelayanan Rumah Sakit untuk membahas masalah-masalah yang terjadi di instalasi
18
kerja dan lapangan. Kegiatan rapat lain yang biasa dilakukan di Rumah sakit Umum Full
Bethesda Deli Serdang misalnya rapat tentang masalah pengadaan obat, penjualan, koordinasi
dengan instalasi lain, dll.

BAB X

PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan kegiatan farmasi diperlukan dalam perencanaan,


pemantauan, dan evaluasi serta pengambilan keputusan untuk peningkatan pelayanan farmasi.
Untuk itu kegiatan ini harus dilakukan secara cermat dan teliti, karena kesalahan dalam
pencatatan dan pelaporan akan mengakibatkan kesalahan dalam menetapkan suatu tindakan.
A. PENCATATAN
Pencatatan kegiatan farmasi dilakukan sesuai dengan jenis kegiatannya.
Ada 5 jenis pencatatan, yaitu :
1) Pencatatan kegiatan pelayanan
2) Pencatatan keuangan
3) Pencatatan logistik
4) Pencatatan kepegawaian
5) Pencatatan kegiatan lainnya, seperti pengadaan obat cyto
Dalam bab ini hanya akan dibahas pencatatan kegiatan pelayanan saja. Pencatatan kegiatan
pelayanan dapat dilakukan dengan membuat buku sebagai berikut :
1) Buku registrasi besar/induk berisi data – data obat secara lengkap serta hasil
penjualannya
2) Buku pembelian/pengadaan obat
19
3) Buku penjualan/pengeluaran obat
4) Buku stock obat
5) Buku komunikasi pertukaran petugas ( shift )
6) Buku pengadaan stock obat disetiap instalasi pelayanan
7) Buku catatan control harian

B. PELAPORAN
Pelaporn kegiatan pelayanan laboratorium terdiri dari :
1) Laporan kegiatan rutin harian
Laporan harian ini dilakukan setiap hari. Kegiatan pelaporan harian ini dilakukan oleh
Apoteker ataupun administrasi baik secara lisan maupun tulisan. Pelaporan harian ini seperti
laporan mengenai jumlah petugas farmasi yang dinas dengan jumlah pasien yang ditangani
dan kendala yang dihadapi setiap harinya, pelaporan keluhan pasien atau pegawai yang
berhubungan dengan pengambilan obat dan pelaporan tentang kebutuhan sarana dan
prasarana instalasi farmasi baik pengadaan obat ataupun alat kesehatan (ALKES). Pelaporan
harian ini biasanya disampaikan kepada instalasi atau kepala bidang terkait.
2) Laporan kegiatan rutin bulanan
Laporan bulanan dilakukan setiap bulan sebagai tindak lanjut dari laporan kejadian
setiap hari dalam kegiatan farmasi. Pelaporan ini biasanya menyangkut kegiatan program
kerja yang dilakukan instalasi farmasi dalam kurun waktu sebulan. Pelaporan ini dapat
berupa: laporan jumlah resep obat yang keluar dari ruang pelayanan maupun dari instalasi
farmasi,, laporan inventaris pemeliharaan barang Instalasi farmasi, laporan penilaian
karyawan, laporan indikator mutu, laporan evaluasi program kerja instalasi farmasi, laporan
kebutuhan karyawan, laporan kejadian K3RS, dll.
3) Laporan Tahunan
Laporan tahunan biasanya dilakukan setiap akhir tahun. Tujuan laporan tahunan ini
untuk mengevalusi seluruh laporan harian dan bulanan sehingga dapat dilihat total kegiatan
yang berlangsung dalam pelayanan farmasi sehingga dapat dilakukan tindak lanjut dari
evaluasi laporan tahunan ini. Laporan tahunan kegiatan pelayanan laboratorium dapat berupa
rekapitulasi total obat/alkes yang dikeluarkan.
4) Laporan khusus (misalnya : Narkotika dan Psikotropika)

20
BAB XI

PENUTUP

Pedoman Pengorganisasian Instalasi Farmasi RSU Full Bethesda Deli Serdang


ditetapkan sebagai acuan pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian sesuai dengan standard dan
pola ketenagaan Farmasi. Kiranya dalam Rumah sakit dapat mencapai visi sesuai dengan
harapan dan sistem pelaksanaan kegiatan yang terorganisir.

21
22

You might also like