You are on page 1of 16

MAKALAH

PERBEDAAN, KESETARAAN, DAN HARMONI SOSIAL

Kelompok 3 :
Ahmad Ardianyah
Fahrizal Ramadhan
Hafidh Ahmad Abdullah
Muhammad Dena Al Rafi Adila
Rebecca Batubara
Silma Andiniah

SMAN 1 CISARUA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Essa, Karena Atas limping
Rahmanian Menyusun adapt adapt makalah ini tepat waktu tanpa ada halangan yang berarti
dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Nur Imanm sebagai guru mata
pelajaran Sosiologi yang telah membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam
penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan
karena keterbatasan kami. Maka dari itu penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran
untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membutuhkan.

Bandung, 13 Oktober 2022

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

Contents
BAB 1...................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1. Latar Belakang........................................................................................................................1
Tujuan Pembelajaran.........................................................................................................................1
BAB II.....................................................................................................................................................2
PEMBAHASAN.......................................................................................................................................2
Struktur Sosial.......................................................................................................................................2

ii
BAB 1

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perbedaan budaya tidak boleh memisahkan kita dari yang lain. Keragaman budaya justru
harus membawa sebuah kekuatan kolektif yang dapat bermanfaat bagi seluruh umat manusia.

-Robert Alan-
Perbedaan dan keberagaman bukanlah sumber pemecahbelah. Prinsip kesetaraan dan
harmoni sosial menumbuhkan toleransi di dalam masyarakat.

1. Tujuan Pembelajaran
Dengan mempelajari bab ini, anda diharapkan mampu :

1. Mendeskirpsikan pengertian struktur sosial


2. Mengidentifikasi diferensiasi sosial di masyarakat
3. Membedakan berbagai pengaruh diferensiasi sosial berdasarkan pengamatan atau
kasus yang terdapat di masyarakat
4. Memahami perbedaan nilai yang terdapat pada kelompok sosial yang beragam

Di dalam masyarakat, memang ada perbedaan atau ketidaksamaan sosial.


Ketidaksamaan sosial terdiri dari ketidaksamaan sosial horizontal dan ketidaksamaan
sosial vertikal. Ketidaksamaan sosial horizontal adalah perbedaan antarindividu atau
kelompok yang tidak menunjukkan adanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah
(disebut juga, diferensiasi sosial). Sementara itu, ketidaksamaan sosial vertikal adalah
perbedaan antaridividu atau kelompok yang menunjukkan adanya tingkatan lebih
renday atau lebih tinggi (disebut juga, stratifikasi sosial). Dalam interaksi sosial
antarindividu yang berbeda tersebut, kesetaraan perlu diterapkan. Dengan prinsip ini,
harmoni sosial dapat tercipta. Harmoni sosial merupakan kondisi dimana individu
hidup sejalan dan serasi dan setiap anggota masyarakat dapat menjalani secara baik
sesuai kuadrat dan posisi sosialnya.

1
BAB II

PEMBAHASAN
1. Struktur Sosial
1.1. Pengertian dan Ciri Struktur Sosial
Struktur Sosial dipahami sebagai suatu bangunan sosial yang terdiri dari berbagai
unsur pembentuk masyarakat. Unsur-unsur tersebut saling berhubungan satu dengan yang
lain dan fungsional. Artinya, kalau terjadi perbuahan salah satu unsur, unsur yang lain akan
mengalami perubahan juga.

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status dan peran (role). Status
dan peranan tersebut menunjuk pada suatu keteraturan perilaku yang dapat membentuk suatu
masyaraktat. Dengan demikian, secara sederhana dapat kita katakan bahwa sturktur sosial
adalah keseluruhan jalinan anat unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu kaidah -kaidah sosial,
lembaga-lembaga sosial, kelompok-kelompok sosial dan lapisan-lapisan sosial.

1.2. Fungsi dan Bentuk Struktur Sosial

Mayot Polak menyatakan bahwa struktur sosial dapat berfungsi sebagai pengawas
sosial, yakni sebagai penekan kemungkinan pelanggaran terhadap norma, nilai dan
pengaturan kelompok atau masyarakat. Struktur sosial juga dapat berfungsi sebagai dasar
untuk menanamkan disiplin sosial kelompok atau masyarakat.

Struktur sosial dapat dilihat secara horizontal dan vertikal. Secara horizontal, struktur
sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan perbedaan suku bangsa, agama
dan adat. Secara vertikal, struktur sosial ditandai dengan adanya kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan lapisan sosial. Dalam banyak literatur, struktur sosial horizontal disebut
diferensiasi sosial, sedangkan struktur secara vertikal disebut stratifikasi sosial.

2. Diferensiasi Sosial

Diferensiasi sosial adalah pembedaan anggota masyarakat secara horizontal yang


artinya bahwa proses pembedaan tersebut masih mempunyai derajat atau tingkatan yang
sama sehingga perihal ini tidak ada orang atau sekelompok orang yang lebih tinggi atau lebih
rendah posisinya di dalam masyarakat.

2
Dalam masyarakat majemuk (plural society), pengelompokan horizontal yang
didasarkan pada perbedaan ras, etnis (suku bangsa), klan dan agama disebut dengan istilah
kemajemukan sosial. Pengelompokan berdasarkan perbedaan profesi dan jenis kelamin
disebut heterogenitas sosial.

Kemajemukan sosial ditandai dengan adanya perbedaan berdasarkan:

1. Berdasarkan ciri fisik


Misalnya, warna kulit, bentuk rambut, bentuk mata, bentuk hidung, dan bentuk
rahang. Ciri-ciri fisik tersebut disebut ciri-ciri fenotip kuantitatif.
2. Berdasarkan ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan pekerjaan yang menimbulkan perbedaan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Termasuk dalam kategori ini adalah
perbedaan peran, prestise dan kekuasaan. Contohnya pola perilaku guru akan berbeda
dengan pola perilaku tentara.
3. Berdasarkan ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat menyangkut nilai-nilai
yang dianutnya, seperti religi, sistem kekeluargaan, keuletan, dan ketangguhan.
Hasilnya dapat dilihat dari pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, arsitektur dan
agama.

1.1. Bentuk-Bentuk Diferensiasi Sosial

Beberapa bentuk diferensiasi sosial diantaranya adalah diferensiasi ras, diferensiasi


suku bangsa, diferensiasi klan, diferensiasi agama, diferensiasi profesi, dan diferensiasi jenis
kelamin.

a. Diferensiasi Ras
Ras adalah sekelompok manusia yang mempunyai ciri-ciri fisik yang sama. Artinya
ras ditentukan berdasarkan ciri fisik yang telah dibawa sejak lahir, bukan ditentukan
berdasarkan unsur budaya yang berkembang di masyarakat. Menurut Ralf Linton
secara garis besar, manusia dibagi yang tiga kelompok ras utama:
1. Ras Mongoloid memiliki ciri-ciri fisik kulit warna kuning sampai sawo matang,
rambut lurus, bulu badan sedikit, dan mata sipit (terutama Asoa Mongoloid). Ras
Mongoloid dibagi menjadi dua yaitu, Mongoloid Asia dan Indian. Mongoloid

3
Asia terdiri dari subras Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan subras Melayu
(Malaysia, Indonesia, dan Filipina). Mongoloid Indian terdiri dari orang-orang
Indian di Amerika.
2. Ras Negroid memiliki ciri-ciri fisik rambut keriting, kulit hitam, bibir tebal, dan
kelopak mata lurus. Dibagi menjadi lime subras, yaitu Negrito, Nilitz, Negro
Rimba, Negro Oseanis, dan Hontetot-Boysesman.
3. Ras Kaukasoid memiliki ciri-ciri fisik hidung mancung, kulit putih, rambut pirang
kemerah-merahan sampai coklat kehitam-hitaman, dan kelopak mata lurus. Dibagi
menjadi lime subras, yaitu Nordic, Alpin, Mediteran, Armenoid, dan India.

Indonesia sebagai negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-macam


subras, yaitu:

1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya


2. Vedroid, yaitu suku bangsa Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan
Tonum di Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas:
a. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
b. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar, Jawa,
dan Sunda

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena adanya faktor berikut.

1. Kondisi geografis dan iklim


2. Faktor makanan
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)

b. Diferensiasi Suku Bangsa (Etnis)


Suku bangsa merupakan hasil dari sistem kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam sistem kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka memiliki
ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama. Jumlah suuk bangsa di
Indonesia saat ini sulit diperkirakan. Menurut C. Van Vollen Houven, jumlah suku
bangsa di Indonesia adalah 316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada

4
sekitar 119. Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut keanekaragaman budaya,
yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi, bahasa dan kesenian.
c. Diferensiasi Klan
Klan juga sering disebut kerabat, besar, atau keluarga luas (extended family).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan atas dasar
garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan ayah (patrilineal).

B. Stratifikasi Sosial

1.1.1. Pengertian Stratifikasi Sosial


Max Weber mendefinisikan dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, hak keistimewaan, dan prestise.
Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penduduk atau
masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).
Perwujudan pelapisan di dalam masyarakat dikenal dengan istilah kelas sosial.
Kelas sosial terditri atas kelas sosial tinggi (upper class), kelas sosial menengah
(middle class), dan kelas sosial rendah (lower class). Kelas sosial tinggi biasanya diisi
oleh para pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya. Kelas sosial menengah biasanya
meliputi kaum intelektual, seperti dosen, peneliti, mahasiswa, pengusaha kecil dan
menengah, serta pegawai negeri. Kelas sosial rendah biasanya merupakan kelompok
terbesar dalam masyarakat, seperti buruh, petani gurem dan pedagang kecil.
Pengelompokan semacam i9tu terdapat dalam segala bidang kehidupan.

1.1.2. Faktor Penyebab Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat proses yang terjadi
dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian,
umur, fisik, jenis kelamin, sifat keaslian keanggotan masyarakat, dan harta benda.
Dalam perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk sebagai
subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Beberapa kondisi umu yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial dalam


masyarakat adalah sebagai berikut:

5
1. Perbedaan ras dan budaya
2. Pembagian tugas yang terspesialiasi
3. Kelangkaan
1.1.3. Dasar Stratifikasi Sosial Dalam Masyarakat

Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat disebabkan adanya sesutau yang


dihargai lebih, yaitu:

1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status dan kedudukan
6. Peran (role)

1.1.4. Sifat Stratifikasi Sosial

Menurut Soejono Soekanto, dilihat dari sifatnya stratifikasi sosial dibedakan menjadi:

1. Stratifikasi sosial tertutup


Adalah bentuk stratifikasi yang anggota dari setiap stratanya sulit melakukan
mobilitas vertikal. Karenanya, stratifikasi sosial jenis ini bersifat diskriminatif,
contohnya sistem kasta, masyarakat rasialis, dan masyarakat feudal,
2. Stratifikasi sosial terbuka
Bersifat demokratis. Kemungkinan mobilitas sangat besar. Maksudnya, setiap
anggota strata dapat bebas berpindah strata sosial, baik vertikal maupun
horizontal. Walaupun kenyataannya mobilitas harus melalui perjuangan berat,
kemungkinan untuk berpindah strata selalu ada. Contoh doktor, pengusaha atau
guru.
3. Stratifikasi Sosial Campuran
Merupakan kombinasi antara stratifikasi sosial tertutup dan terbuka. Misalnya
seseorang memiliki kasta Brahmana di Bali pindah ke Jakarta.

1.1.5. Fungsi Stratifikasi Sosial

Fungsi stratifikasi sosial adalah sebagai berikut:

1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif

6
2. Menjadi sistem pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan kewibawaan
dan penghargaan
3. Kriteria sistem pertentangan dan persaingan
4. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan
5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan
6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem
sosial yang sama dalam masyarakat

Perwujudan dari stratifikasi sosial adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat kita lihat
dari segi ekonomi, sosial dan politik.

1. Ekonomi
Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan membedakan
masyarakat atas kepemilikan harta.
a. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya
b. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang berkecukupan
c. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang-orang miskin
2. Sosial
Merupakan sistem penggolongan masyarakat menurut status. Umumnya, nilai
status seseorang dalam masyarakat diukur dari prestise atau gengsi. Contohnya,
orang lebih memilih menjadi pegawai meski gajinya lebih kecil daripada jadi
tukang. Pelapisan secara sosial dapat pula dilihat dari pembagian kasta di Bali.
3. Politik
Pelapisan masyarakat didasarkan pada wewenang atau kekuasaan. Makin besar
wewenang atau kekuasaan seseorang, makin tinggi lapisan sosialnya. Masyarakat
yang memiliki wewenang atau kuasa umumya ditempatkan pada lapisan
masyarakat atas. Kelompok ini mencakup para pejabat eksekutif, yudikatif, dan
legislatif. Pembagian jenis ini terlihat pula pad hierarki militer,

7
1.1.6. Sistem Stratifikasi yang ada di Indonesia

a. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Pertanian


Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi
masyarakat pertanian di Pulau Jawa

Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah


(cikal bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan
tempat tinggal dan lahan pertanian. Bisanya mereka menjadi sesepuh atau
golongan yang dituakan.

Golongan kedua diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan
keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah dan kaya karena keuletan
dan kemampuan lainnya. Kelompok yang kedua disebut kuli kenceng.
Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit
dan hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri (kuli kendo). Golongan
yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun
bekerja di sektor pertanian.

b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat Feudal


Pola masyarakat feudal adalah sebagai berikut.
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati
oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal)
dan lapisan bawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal
meruapakan tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus
hidup menghamba dan selalu dalam posisi bawah.

8
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskrimatif, yaitu kaum
feudal memperlakukan bawahannya secara tidak adil dan cenderung
sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki sistem stratifikasi tertutup.
c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda

d. Sistem Stratifkasi Sosial pada Zaman Industri Modern


Berdasarkan Kriteria Profesi Berdasarkan Ekonomi

1.1.7. Konsekuensi Stratifikasi Sosial

Dalam kenyataanya, orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu
membayar sekolah yang mahal, ada yang tidak. Akibatnya, pernghargaan yang diberikan
masyarakat pun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya hidup
(life style).

 Pakaian : Model pakaian dan perlengkapan busana


 Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis
kendaraan dan perabot rumah tangganya
 Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
 Makanan : Selera dan jenis makanan
 Gelar, Pangkat, atau Jabatan
 Hobi dan Kegemaran

C. Kesetaraan

Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda, yaitu sebagai berikut.


1. Kesetaraan hukum, kesamaan di hadapan hukum
2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan

9
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama

Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda, yaitu sebagai berikut.

1. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus diatur oleh kriteria
universal
2. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan bahwa semya
peserta mulai dari garis start yang sama
3. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan peluang
kehidupan yang setara

D. Harmoni Sosial

Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti keadaan tertib,
teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai suatu kehidupan yang penuh
harmoni. Harmoni sosial adalah kondisi di mana inidvidu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakatnya.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat dengan solidaritas. Secara etimologis,
solidaritas adalah kekompakan atau kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan
keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan pada
perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.

E. Kesetaraan dan Harmoni Sosial dalam Masyarakat Multikultural

Agar harmoni sosial terwujud dalam masyarakat, maka prinsip kesetaraan harus
diterapkan di tengah-tengah diferensiasi stratifikasi sosial.

1. Dinamika Masyarakat Indonesia


Sejarah perkembangan masyarakat Indonesia menunjukkan bahwa potensi konflik
antar kelompok masyarakat di Indonesia cukup besar. Konflik tersebut dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:

10
1. Harga diri dan perkembangan kelompok terusik
2. Perbedaan pendirian atau sikap
3. Perbedaan kebudayaan yang dimiliki setiap etnis
4. Benturan kepentingan (politik, ekonomi, dan kekuasaan)
5. Perubahan yang terlalu cepat sehingga mengganggu keseimbangan sistem dan
kemapanan

2. Mewujudkan Masyarakat Multikultural


Di tengah potensi konflik yang memungkinkan bagi bangsa kita, maka usaha untuk
membentuk suatu masyarakat multikultural menjadi sangat penting. Secara sederhana,
masyarakat multikultural dapat dimengerti sebagai masyarakat yang terdiri atas
beragam kelompok sosial dengan sistem norma dan kebudayaan yang berbeda-beda.
Masyarakat multikultural merupakan bentuk dari masyarakat modern yang
anggotanya terdiri atas berbagai golongan, suku, etnis, ras, agama, dan budaya.
Mereka hidup bersama dalam wilayah lokal maupun nasional. Bahkan, mereka juga
berhubungan dengan masyarakat internasional, baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman (kemajemukan), tetapi juga


kesederajatan antarperbedaan. Dalam multikulturalisme terkandung pengertian bahwa
tidak ada sistem norma dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau
tidak ada sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan
adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan jantung dari multikulturalisme.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural


Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang
pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan demokratisasi.
Namun demikian, idealisme masyarakat multikultural dan kenyataannya menemui
banyak hambatan, di antaranya:

1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik


2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap asli
6. Pandangan negatif penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara
mengenai kebudayaan penduduk asli

11
4. Manfaat masyarakat multikultural
a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan
budaya yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap
toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya
kapital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak memonopoli oleh
satu orang atau kelompok saja

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.sosiologi79.com/2017/03/materi-sosiologi-kelas-xi-bab-3_17.html

13

You might also like