You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Sistem koordinasi merupakan suatu sistem yang mengatur kerja
semua sistem organ dapat bekerja secara serasi. Sistem koordinasi bekerja
untuk menerima rangsangan, mengolahnya dan kemudian meneruskannya
untuk menanggapi rangsangan tadi. Setiap rangsangan-rangsangan yang
diterima melalui indra, akan diolah di otak. Kemudian otak akan
meneruskan rangsangan tersebut ke organ yang bersangkutan. Setiap
aktivitas yang terjadi di dalam tubuh, baik yang sederhana maupun yang
kompleks merupakan hasil koordinasi yang rumit dan sistematis dari
beberapa sistem dalam tubuh. Sistem koordinasi pada hewan meliputi
sistem saraf beserta indra dan sistem endokrin (hormon). Sistem saraf yang
dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin tinggi tingkatan hewan
semakin kompleks sistem sarafnya.

Sistem saraf dan sistem endokrin bekerja sama dan berinteraksi


dalam mengatur fungsi-fungsi internal tubuh dan perilaku. Adapun alat
indra merupakan reseptor rangsang dari luar. Namun meskipun terdapat
hubungan antara struktur dan fungsi, sistem saraf dan sistem endokrin
sedikit berbeda mengenai pengaturan waktunya dalam menjalankan fungsi
koordinasi. Sebagai contoh, dengan kerumitan strukturnya, saraf
dikhususkan untuk transmisi impuls dengan cepat (sekitar 150m/detik) dan
akibatnya, informasi dapat merambat dari otak manusia ke alat
pengindraan atau sebaliknya hanya dalam tempo beberapa milidetik.
Sebaliknya, sistem endokrin memerlukan waktu beberapa menit, jam, atau
bahkan hari untuk bekerja. Hal ini dikarenakan dibutuhkannnya waktu
untuk sintesis dan pengangkutan hormon dalam darah ke organ targetnya.

Agar dapat bertahan hidup dan berkembang biak, hewan harus


merespon dengan cepat dan tepat serta beradaptasi terhadap
lingkungannya. Oleh karena itu, secara garis besar di dalam makalah ini,
penulis akan membahas bagaimana sistem saraf memerantarai interaksi
hewan dengan lingkungannya seraya bekerja sama dengan sistem endokrin
dan melihat bagaimana kerja alat indra yang merupakan reseptor rangsang
eksternal.

1.2 Rumusan masalah


1. Bagaimanakah perbandingan system saraf dan hormone pada
vertebrata ?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui perbandingan system saraf dan hormon pada
vertebrata
BAB II

A.      Pengertian Sistem Koordinasi


Sistem koordinasi merupakan sistem saraf (pengaturan tubuh)
berupa penghantaran impul saraf ke susunan saraf pusat, pemrosesan
impul saraf dan perintah untuk memberi tanggapan rangsangan atau sistem
yang mengatur kerja semua sistem organ agar dapat bekerja secara serasi.
Sistem koordinasi pada hewan meliputi sistem saraf beserta indera dan
sistem endokrin(hormon). Sistem saraf merupakan sistem yang khas bagi
hewan, karena sistem saraf ini tidak dimiliki oleh tumbuhan.

1. Sistem saraf
Sistem saraf yang dimiliki oleh hewan berbeda-beda, semakin
tinggi tingkatan hewan semakin komplek sistem sarafnya. Sistem
saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk
bervariasi. Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf
tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai hubungan kerja seperti
mata rantai (berurutan) antara reseptor dan efektor. Reseptor adalah
satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi
mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam
tubuh. Efektor adalah sel atau organ yang menghasilkan tanggapan
terhadap rangsangan. Contohnya otot dan kelenjar. Sistem saraf
terdiri dari jutaan sel saraf (neuron). Fungsi sel saraf adalah
mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.
a. Sistem saraf Pisces
Ikan (pisces) mempunyai susunan pusat saraf berupa otak
dan sumsum tulang belakang otak terdiri atas 3 bagian, yaitu otak
besar, otak kecil dan otak tengah. Saraf yang berkembang baik
adalah saraf yang berasal dari indra penglihatan. Pada beberapa
jenis ikan misalnya ikan hiu, saraf pembau juga berkembang
dengan baik. Dengan demikian, hiu dapat mencium dar'ah
mangsa yang terluka, walaupun jaraknya agak jauh. Otak kecil
ikan berukuran lebih besar daripada ukuran otak besarnya. Pusat
koordinasi otot ikan dan pusat keseimbangan terletak pada otak
kecil.
b. Sistem saraf Amfibi 
Pada katak yang paling berkembang adalah penglihatannya
oleh karena itu bagian otak secara keseluruhan hanya berbentuk
memanjang sebab bagian otak kecilnya tidak begitu berkembang.
Sistem saraf pada katak terdiri atas dua bagian yaitu sistem saraf
yang berupa otak dan sumsum tulang belakang. Bagian otak
amphibia tersusun secara memanjang. Sistem saraf amphibi
disesuaikan dengan tempat hidupnya, dilingkungan darat dan
lingkungan air. Otak tengah Amphibia yang tumbuh
menggelembung menjadi pusat penglihatan, sedangkan otak
kecilnya tidak berkembang dengan baik.
c. Sistem saraf Reptil
Sistem saraf pada reptilia terdiri atas sistem saraf pusat
yang berupa otak dan sumsum tulang belakang. Bagian otak
terbagi menjadi empat bagian, yaitu otak besar, otak kecil, otak
tengah, sumsum penghubung atau lanjutan. Bangsa reptilia
umumnya memiliki daya penciuman yang sangat tajam oleh
sebab itu bagian otak yang merupakan pusat penciumannya lebih
berkembang dan bentuknya lebih besar dan memanjang kearah
depan.
d. Sistem saraf Aves
Sistem saraf burung terdiri atas sistem saraf pusat dan saraf
tepi. Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang
belakang. Sistem saraf tepi terdiri atas serabut-serabut saraf yang
berasal dan otak dan serabut-serabut saraf yang berasal dari sela-
sela ruas tulang belakang; Otak burung terdiri atas otak depan,
otak tengah, otak belakang, dan sumsum lanjutan. Otak besar
sebagai bagian utama dan otak depan terbagi menjadi belahan
kanan dan belahan kiri. Permukaannya tidak berlipat-lipat
sehingga tidak menampung lebih banyak sel-sel saraf seperti pada
otak besar manusia.
Otak tengah burung sebagai pusat saraf penglihat
berkembang baik dengan membentuk gelembung sehingga indra
penglihat burung berkembang dengan baik. Di permukaan otak
kecil terdapat lipatan-lipatan yang mampu menampung sel-sel
saraf lebih banyak. Sel saràf yang makin banyak pada otak kecil
menunjukkan pusat keseimbangan burung ketika terbang
berkembang dengan baik.
e. System saraf Mamalia
Bagian-bagian otak hewan mamaliä terdiri atas otak depan,
otak tengah, dan otak belakang yang berkembang dengan baik.
Selain itu, mamalia juga memiliki sumsum lanjutan dan sumsum
tulang belakang (sumsum spinal). Beberapa jenis mamalia
memiliki kemampuan lebih karena pusat-pusat saraf di otak
hewan tersebut mengalami perkembangan yang lebih menonjol.
Kemampuan seperti itu bermanfaat bagi hewan dalam mencari
mangsa. Misalnya, kemampuan lebih pada india penglihat dan
indra pendengar kucing, indra pendengar kelelawar yang sangat
tajam, dan indra pencium anjing yang sangat tajam.

2. System endokrin (hormone)


sistem endokrin pada vertebrata dapat dibedakan menjadi 3
kelompok kelenjar utama yaitu hipotalamus, hipofisis atau pituitari,
dan kelenjar endokrin tepi. Pada vertebrata, sistem saraf memberikan
pengaruh yang sangat jelas terhadap sistem endokrin. Berbagai organ
endokrin tepi pada vertebrata bekerja di bawah kendali kelenjar
pituitari bagian depan (anterior) yang merupakan salah satu organ
endokrin pusat. Pituitari anterior bekerja dibawah pengaruh
hipotalamus, yang kerjanya dipengaruhi oleh saraf
a. Hipotalamus dan Pituitari
Hipotalamus dan pituitari merupakan organ endokrin pusat
yang dimiliki hewan vertebrata. Hipotalamus merupakan bagian
otak vertebrata yang terletak di bawah talamus dan berperan
dalam mempertemukan sistem saraf dan endokrin. Talamus
adalah kumpulan sel syaraf yang terletak di bagian tengah otak
vertebrata. Hipotalamus berfungsi untuk mengendalikan kelenjar
pituitari, sementara pituitari juga berfungsi mengendalikan
kelenjar endokrin lainnya. Oleh karena itu hipotalamus disebut
sebagai kelenjar induk. Hormon yang dikeluarkan oleh
hipotalamus akan dibawa ke pituitari ada dua jenis hormon dari
hipotalamus yaitu hormon yang dilepaskan ke pituitari depan dan
hormon yang dilepas ke pituitari belakang. Hormon yang dilepas
ke pituitari belakang akan dilepas melalui akson plasma yang
membentang dari hipotalamus hingga ke bagian tersebut .
Kelenjar pituitari belakang disebut daerah neurondokrinal
karena pada daerah ini banyak ditemukan juluran saraf dari sel
neurosekretori, yang badan selnya terletak di hipotalamus. Oleh
karena itu pituitari belakang disebut juga neurohipofisis. Dari
neurohipofisis hormon dari hipotalamus akan langsung dilepas ke
sirkulasi melalui ujung akson. Hormon hipotalamus yang dilepas
di pituitari belakang ialah hormon ADH dan oksitosin. ADH
sangat penting untuk mengendalikan penyerapan air di saluran
ginjal sedangkan oksitosin berperan merangsang kontraksi otot
polos pada dinding rahim dan kelenjar susu. ADH dan oksitosin
merupakan hormon dari golongan peptida.
Pada semua vertebrata dapat ditemukan peptida yang
memiliki efek hayati serupa dengan ADH dan oksitosin tetapi
susunan asam aminonya berbeda. Hormon penting lain yang
dikeluarkan oleh hipotalamu yaitu hormon pelepas ( releasing
hormon, RH ) dan hormon penghambat (Release inhibiting
hormon, RIH . Kedua jenis hormon tersebut dilepas dari ujung
akson sel neurosekretori di hipotalamus ke kapiler darah di
dekatnya. Dari hipotalamus, RH, RIH dibawa oleh darah ke
pituitari depan yang juga disebut adenohipofisis. RH bekerja
untuk mempengaruhi pelepasan hormon dari pituitari depan.
Hormon dari pituitari depan selanjutnya akan
mempengaruhi pengeluaran hormon dari kelenjar lain yang
merupakan kelenjat tepi, sebaliknya RIH menghambat pelepasan
hormon dari pituitari depan. Hormon-hormon yang dihasilkan
dari hipotalamus dan pituitari beserta fungsinya masing-masing
dapat dipelajari dari Hormon pertumbuhan merangsang
pertumbuhan tubuh pada semua hewan dan berpengaruh pada
metabolisme karbohidrat, lipid dan protein. Hormon ini juga
merangsang hati untuk melepaskan somatomedin, yang dapat
merangsang mitosis dalam jaringan tulang. TRH merangsang
kelenjar tiroid untuk menyekresikan hormon tiroksin dan
tirodotiromin yang dapat mengendalikan laju metabolisme pada
mamalia dan metamorfosis pada Amphibia.
b. Organ Endokrin Tepi
Organ endokrin tepi adalah semua organ endokrin diluar
hipotalamus dan pituitari. Semakin hari semakin banyak
ditemukan organ endokrin baru pada vertebrata. Saat ini banyak
diketahui jantung juga mampu menghasilkan hormon yang
disebut ANP. Hormon tersebut berkaitan erat dengan pengaturan
ion natrium diginjal. Hampir semua aktivitas dalam tubuh hewan
dipengaruhi oleh hormon. Aktivitas tersebut meliputi proses
pencernaan, peredaran darah, pengeluaran, osmoregulasi. Dalam
mengatur aktivitas tubuh sistem endokrin biasanya bekerjasama
dengan sistem saraf .

c. Sistem endokrin pada vertebrata


1. Sistem endokrin pisces
1) Kelenjar Pituitary
Kelanjar pituitary ini disebut juga dengan hyphophysa
yang terketak dibawah dienchephalon. Suatu tangkai yang
menghubungkan antara kelenajr ini dengan dienchephalon
disebut dengan infundibulum. Kelenjar ini walaupun kecil
sobat, fungsi dan struktunya merupakan organ tubuh yang
sangat sulit dan rumit.
2) Kelenjar Tyroid
Semua hewan yang termasuk ke dalam kelompok
invertebrata memiliki kelenjar thyroid dan trak terkecuali
degan ikan. Sebagian besar sobat, tulang memilii tulang sejati
dan cyclostomata teridiri dari folikel –  folikel ang relatif
menyebar didekat aorta ventral.
3) Kelenjar Parathyroid
Yakni sekseri dari kelenjar Parathyroid ini
berdifferensiasi dengan epitel kantonng farings ketiga dan juga
keempat.
2. sistem endokrin amphibi
Katak memiliki beberapa kelenjar endokrin yang
menghasilkan sekresi intern desebut hormon. Fungsi
mengatur atau mengontrol tugas-tugas tubuh, merangsang,
baik yang bersifat mengaktifkan atau mengerem pertubuhan,
mengaktifkan bermacammacam jaringan dan berpengaruh
terhadap tingkah laku makhluk hidup. Pada dasar otak
terdapat glandulae pituitaria atau glandula hypophysa. Bagian
anterior kelenjar ini menghasilkan hormon pertumbuhan.
Hormon ini mengontrol pertumbuhan tubuh terutama pada
panjang tulang. Juga merangsang gonad untuk menghasilkan
sel kelamin.
Bagian tengah pituitaria menghasilkan hormon intermidine
yang mempunyai peranan dalam pengaturan cromatophora
dalam kulit. Bagian posterior g. Pituitaria menghasilkan
hormon yang mengatur pengambilan air. Hormon tyroid yang
mengatur metabolisme. Kelenjar ini menjadi besar pada
berudu sebelum metamorphose menjadi katak. Kelenjar
pankreas menghasilkan enzim dan hormon insulin yang
mengatur meteabolisme zat gula.
3. Sistem endokrin reptile
Sistem hormon atau sistem endokrin yang terdapat pada
reptil terdiri dari yang mengeluarkan hormon penting untuk
fungsi tubuh normal.  Sebagai contoh, ular memiliki kelenjar
endokrin yang sama seperti mamalia. Misalnya saja seperti
hormon tiroid, paratiroid, dan juga kelenjar adrenal
Adapun  kelenjar tirodi tersebut terletak di daerah
tenggorokan yang bertanggung jawab untuk pertumbuhan dan
juag perkembangan hewan seperti shedding normal kulit.
Adapun paratiroid tersebut adalah struktur yang sipasangkan
yang berlolkasi dekat denagn tiroid dan membantu dalam
proses metabolisme kalsium dan sistem peredaran darah
reptile.
4. Sistem endokrin aves
Kelenjar endokrin terdiri atas glandulae pituitaria atau
hypophysa terletak didasar otak pada ujung infundibulum,
glandulae thyroidea yang terletak di bawah pena jugularis
dekat cabang arteri subclavia dan arteri carotis. Glandulae
pancreatucus menghasilkan hormon insulin. Glandulae sub
renalis atau glandula andrenalis terletak pada permukaan
ventral dan Ren, Glandulae sexualis menghasilkan hormon
yang mempengaruhi tanda kelamin sekunder terutama terletak
pada warna bulu. Sel-sel neurosekresi terdapat pada terutama
hewan rendah kecuali hewan bersel satu.
5. Sistem endokrin pada mamalia
Dalam tubuh mamalia terdapat ada begitu banyak jenis
hormon yag saling mendukung fungsi dari yang satu dengan
yang lainnya. Hormon atau kelenjar seperti hipofisis berperan
atau bertugas sebagai kelenjar penguasa karena kelenjar
hipofisis ini mampu mengkoordinasikan berbagai dari fungsi
kelenjar endokrin yang lainnya.
kelenjar pineal, merupakan struktur atau kelenjar kecil yang
terdapat pada otak hewan vertebrata tersebut yang
menghasilkan beberapa hormon seperti melatonin, yang
merupakan suatu turunan dari asam amino tryptophan.
Sementara itu sobat, pada masa kehamilan hewan mamalia
ini, palsentanya juga bertindak sebagai suatu kelenjar
endokrin yang konon sebagai penghasil hormon pada
umumnya.
Perbandingan sistem hormone pada vertebrata
No Kelas Alat/struktur Fungsi Mekanisme
Vertebrata
1. Pisces 1. Kelenjar pituary 1. Osmoregulasi memasuki masa kawin
(dibawah dan reproduksi pembentukan sperma
diencepalon) 2. Pengedaran pada ikan jantan
2. Kelenjar guanin dalam dipengaruhi oleh
Thyroid pada kulit, mengubah hormon testosteron
Osteichthyes metabolism yang dihasilkan sel-sel
berada di dekat nutrogeal leydig di bawah
norta ventral, karbohidrat dan kendali hormon
pada osmoregulasi gonadotrophin.
Elasmobranchii 3. Mengatur kadar Hormon inilah yang
kelenjar kalsium dan akan menghasilkan
tersendiri yang fosfor FSH untuk
dikelilingi oleh 4. Osmoregulasi merangsang sel-sel
jaringan ikat 5. Adrenalin sertoli
3. Kelenjar 6. Metabolisme menghasilkanandrogen
Parathyroid kalsium binding protein(ABP)
(diferensiasi yang mengikat
7. Penghasil gamet
epitel kantong testosteron untuk
8. Metabolisme
faring 3 dan 4) pematangan sperma
karbohidrat dan
4. Kelenjar
glukosa (insulin)
interregnal
9. Melatonin
5.  Kromafin
10. osmoregulasi
6. Ultimobranchine
7.  Gonad
8.  Kelenjar
langertans (pada
limfa dan
empedu)
9. Badan penial
10. Badan stannis
2. Amphibi 1. Glandula 1. Pada bagian Pada fase
pituitary (pada anterior sebagai metamorphosis katak
dasar otak). perangsang sangat membutuhkan
2. Glandula pertumbuhan dan hormone pertumbuhan,
hyroid gonad, pada misalnya hormon
(dibelakang bagian tengan pertumbuhan yang
tulang rawan sebagai terdapat pada dasar
hyroid) kromatofor, dan otakglandulae
3. Kelenjar pada bagian pituitaria atauglandula
pancreas yaitu posterior sebagai hypophysabagian
enzim dan hormon anterior. Hormon ini
insulin mengatur akan disekresikan oleh
pengambilan air. kelenjar tersebut dalam
2. Mengatur mengontrol
metabolisme pertumbuhan terutama
3.  Mengatur panjang tulang, juga
metabolism zat merangsang gonad
gula untuk menghasilkan
sel kelamin.
3 Reptile 1. Kelenjar tiroid 1. Metabolisme. Misalnya pasca reptil
(dekat 2.  Metabolisme melakukan fertilisasi,
tenggorokan). kalsium. telur reptil yang
2. Kelenjar 3. Meningkatkan terbentuk akan sedikit
paratiroid denyut jantung lebih keras dibanding
(dekat tiroid). dan telur amfibi, sebab
3. kelenjar adrenal pernapasan. diselubungi oleh
(wilayah ekor). albumin dan
pembungkus luar
berupa cangkang
kalkareus yang
dihasilkan oleh
kelenjar di sepanjang
oviduk.
4. Aves 1. Glandula Mempengaruhi tanda Saat memasuki fase
pituitaria (dasar kelamin sekunder, dan dewasa burung
otak pewarnaan pada bulu. tersebut akan
infunelibulum). mengganti bulu atau
2. Glandula disebut dengan molting
hyroid. yang biasanya terjadi
3. Glandula setelah musim
pancreatus perkembangbiakan,
4. Glandula tetapi ada juga

andrenalin sebelum musim kawin.

5. Glandula Namun indikasi bahwa

sexualis pergantian bulu burung


dipengaruhi oleh
banyak faktor, sebab
pergantian bulu tidak
tampak nyata
terinduksi oelh
tingginya dosis
hormon tiroksin yang
kelihatan lebih aktif
saat itu.
5 Mamalia 1. Kelenjar Kelenjar endokrin ada Mamalia memiliki
tiroid, yang berfungsi mengatur hipotalamus dan
adrenal, dan aktivitas tubuh seperti hipofisis, yang
kelenjar pertumbuhan, merupakan suatu
gonad yang metabolisme lemak, kelenjar kecil tetapi
mengatur karbohidrat dan sekresi kompleks yang terletak
aktifitas urin. Pada kelenjar pada dasar
kelenjar pineal lebih difokuskan hipotalamus.
endokrin lain. pada ritme harian dalam Hipotalamus
2. Kelenjar sintesis serotonin, melepaskan sejumlah
pineal di atas melatonin, dan bahan- hormon hipofisa;
diencefalon, bahan kiomia lain dalam beberapa diantaranya
3. kelenjar tiroid situasi kurang cahaya. memicu pelepasan
yang terdiri Pada kelenjar tiroid hormon  dan yang
atas 2 lobus berperan dalam lainnya menekan
4.  kelenjar metabolisme dan pelepasan hormon
paratiroid regulasi, kelenjar hipofisa. Kelenjar
yang sangat paratiroid berperan endokrin ini
dekat dengan utama dalam mensekresikan paling
kelenjar tiroid metabolisme kalsium. tidak sembilan hormon
yang bersifat yang kebanyakan
sangat meregulasi fungsi-
esensial. fungsi jaringan
endokrin yang lain.
Hipofisa sendiri
dikontrol oleh
sekolompok sel-sel
neurosekretoris di
dalam hipotalamus
yang terdapat pada
dasar otak. Sel-sel
neurosekretoris
tersebut merespon
input sensoris dari
berbagai bagian tubuh,
oleh karena itu ikut
serta dalam refleks-
refleks neuroendokrin
yang meregulasi
sejumlah fungi-fungsi
termasuk kontrol suhu,
osmoregulasi, siklus
seksual, dan fungsi-
fungsi endokrin lain.

You might also like