You are on page 1of 32

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.

S DENGAN MASALAH
KEPERAWATAN UTAMA : NYERI AKUT PADA PASIEN
POST OPERASI HERNIORAPHY HARI KE 2 DI RUANG
AL MA’UN RS PKU MUHAMMADIYAH SRUWENG

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Stase Keperawatan Medikal Bedah
Program Studi Pendidikan Profesi Ners

Di Susun Oleh :
Kasiyanto

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG

2022/2023
i

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa “Asuhan


Keperawatan Pada Tn.S Dengan Masalah Keperawatan Utama : Nyeri Akut Pada
Pasien Post Hernioraphy hari ke 2 di Ruang Al Ma’un RS PKU Muhammadiyah
Sruweng”

Di Susun Oleh :
Kasiyanto

Telah disetujui pada tanggal 7 September 2022

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

(Hendri Tamara Yuda, M. Kep) (H.Bisri Samsuri, S.Kep.Ns)


ii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... ii
HALAMAN DAFTAR ISI .......................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................ iv
A. Pengertian ......................................................................................... 1
B. Etiologi ............................................................................................... 1
C. Batasan Karakteristik ......................................................................... 2
D. Patofisiologi ………………………………………………………... 3
E. Pathways ............................................................................................ 4
F. Masalah Keperawatan Lain Yang Muncul ........................................ 5
G. Intervensi Keperawatan…………………………………………….. 5
BAB II TINJAUAN KASUS ....................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 21
1

BAB I
LAPORAN PENDAHULUAN

A. PENGERTIAN
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan yang tidak menyenangkan,
bersifat sangat subjektif. Perasaan nyeri pada setiap orang berbeda dalam hal
skala meupun tingkatannya, dan hanya orang tersebutlah yang dapat
menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Tetty, 2015).
Nyeri akut menurut Herdman & Kamitsuru (2015) merupakan
pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktualatau potensial atau yang digambarkan sebagai
kerusakan (International Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-
tiba atau lambat dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat
diantisipasi atau diprediksi.
Nyeri adalah pengalaman sensori dan pengalaman emosional yang tidak
menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang aktual atau potensial
yang dirasakan dalam kejadian dimana terjadi kerusakan jaringan tubuh
(Wahyudi & Abd.Wahid, 2016)
Nyeri akut merupakan pengalaman sensorik atau emosional yang
berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual maupun fungsional dengan waktu
yang mendadak atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat yang
berlangsung selama 3 bulan (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016).
Nyeri akut dapat dideskripsikan sebagai nyeri yang terjadi setelah cedera
akut, penyakit atau intervensi bedah, dan memiliki awitan yang cepat, dengan
intensitas yang bervariasi (ringan sampai berat) serta berlangsung singkat
(kurang dari enam bulan) dan menghilang dengan atau tanpa pengobatan
setelah keadaan pulih pada area yang rusak. Nyeri akut biasanya berlangsung
singkat. Pasien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala
perspirasi meningkat, denyut jantung dan tekanan darah meningkat serta pallor
(Mubarak et al., 2015).
2

B. ETIOLOGI
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016), penyebab nyeri :
1. Agen pencedera fisiologis (misalnya : inflamasi, iskemia, neoplasma)
2. Agen pencedera kimiawi (misalnya : terbakar, bahan kimia iritan)
3. Agen pencedera fisik (misalnya : abses, amputasi, terbakar, terpotong,
mengangkat berat, prosedur operasi, trauma, latihan fisik berlebihan)
(SDKI, 2016)

C. BATASAN KARAKTERISTIK
1. Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien
yang tidak dapat mengungkapkannya (misal neonatal infant pain scale,
pain assesmen check list for senior with limited abilitd to komunicate)
2. Diaforesis
3. Dilatasi pupil
4. Ekspresi wajah nyeri (misal mata kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap pada satu fokus, meringis)
5. Fokus menyempit (misal: persepsi waktu, proses berfikir, interaksi dengan
orang dengan lingkungan)
6. Fokus pada diri sendiri
7. Keluhan tentang intensitas nyeri menggunakan standar skala nyeri
penilaian numeric.
8. Laporan tentang perilaku nyeri atau perubahan aktifitas (misalnya.
Anggota keluarga, pemberi asuhan)
9. Mengekspresikan perilaku (misalnya, gelisah, merengek, menangis,
waspada)
10. Peilaku distraksi
3

11. Perubahan pada parameter fisiolagis misalnya (Tekanan Darah, frekuensi


jantung, frekuensi pernapasan, saturasi oksigen, End/tidal Karbondioksida
(CO2).
12. Perubahan sisi untuk mengindari nyeri
13. Perubahan selera makan
14. Putus asa
15. Sikap melindungi area nyeri
16. Sikap tubuh melindungi

D. PATOFISOLOGI
Nyeri diawali dgn kerusakan jaringan (tissue damage), dimna jaringan
tubuh yg cedera melepaskan zat kimia inflamatori (excitatory
neurotransmitters), (histamine dan bradykinin) sbg vasodilator yg kuat ->
edema, kemerahan dan nyeri dan menstimulasi pelepasan prostaglandins
Transduksi (transduction) : perubahan energi stimulus menjadi energi
elektrik, -> proses transmisi (transmission) yakni ketika energi listik mengenai
nociceptor dihantarkan melalui serabut saraf A dan C dihantarkan dengan cepat
ke substantia gelatinosa di dorsal horn dari spinal cord -> ke otak melalui
spinothalamic tracts -> thalamus dan pusat-pusat yg lbh tinggi termsk reticular
formation, limbic system, dan somatosensory cortex
Persepsi (perseption): otak menginterpretasi signal, memproses informasi
dr pengalaman, pengetahuan, budaya, serta mempersepsikan nyeri -> individu
mulai menyadari nyeri.
Modulasi (modulation): saat otak mempersepsikan nyeri, tubuh
melepaskan neuromodulator, seperti opioids (endorphins and enkephalins),
serotonin, norepinephrine & gamma aminobutyric acid -> menghalangi
/menghambat transmisi nyeri & membantu menimbulkan keadaan analgesik,
& berefek menghilangkan nyeri
4

E. PATHWAY

Hernia

Pembedahan

Psikologis Fisik

Ketakutan Terputusnya
inkontinuitas jaringan

Kurang
infomasi
luka Merangsang area
sensorik

Ansietas
Tempat masuknya
mikroorganisme Menstimulasi
syaraf perifer

Risiko Infeksi
Nyeri akut

F. MASALAH KEPERAWATAN LAIN YANG MUNCUL


1. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisik (D.0077)
2. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
3. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif (D.0142)
5

G. INTERVENSI KEPERAWATAN
Kode Kode
No Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
SLKI SIKI
1 Nyeri akut berhubungan dengan L. a. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, I. 1. Management Nyeri
08238 Observasi :
agen pencedera fisiologis ( D. 08066 maka tingkat nyeri menurun :
 Identifikasi lokasi, karakteristik,
0077 ). Kriteria Hasil Skala durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
Gejala dan tanda mayor. 1 2 3 4 5 nyeri
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
 Identifikasi skala nyeri
Subyektif : Meringis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5  Identifikasi respon nyeri non verbal
 Mengeluh nyeri
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5  Identifikasi faktor yang memperberat
Obyektif : Keterangan : dan memperingan nyeri
 Tampak meringis 1 : Meningkat Terapeutik :
2 : Cukup meningkat  Berikan teknis non farmakologis
 Bersikap protektif ( misal : 3 : Sedang untuk mengurangi rasa nyeri
waspada, posisi 4 : Cukup menurun  Kontrol lingkungan yang
5 : Menurun memperberat rasa nyeri
menghindari nyeri )  Fasilitas istirahat dan tidur
 Gelisah  Pertimbangan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategis meredakan
 Frekuensi nadi meningkat nyeri
 Sulit tidur Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode dan
Gejala dan tanda mayor. pemicu nyeri
Obyektif :  Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara
 Tekanan darah meningkat mandiri
Pola nafas berubah  Anjurkan menggunakan analgetik
secara tepat
 Nafsu makan berubah
6

 Proses berpikir terganggu  Ajarkan teknik nonfarmakologis


untuk mengurangi rasa nyeri
 Menarik diri
Kolaborasi
 Befokus nadi meningkat  Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu
 Diaforesis
.
2 Ansietas berhubungan (L.09 b. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 jam, (I.093 Reduksi Ansietas
14) Observasi :
093) maka tingkat ansietas (L.09093) menurun :
dengan kurang terpapar  Mengidentifikasi saat tingkat ansietas
Kriteria Hasil Skala berubah (misal : kondisi , waktu, stresor)
informasi (D.0080). 1 2 3 4 5  Mengidentifikasi kemampuan
Gejala dan tanda Perilaku Gelisah 1 2 3 4 5
mengambil keputusan
Frekuensi nadi 1 2 3 4 5
Subyektif : Tekanan darah 1 2 3 4 5  Memonitor tanda-tanda ansietas (verbal
dan nonverbal)
 Merasa bingung Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
Keterangan : Terapeutik :
 Merasa khawatir dengan 1 : Meningkat  Menciptakan suasana terapeutik untuk
akibat dari kondisi yang 2 : Cukup meningkat menumbuhkan kepercayaan
dihadapi 3 : Sedang  Memahami situasi yang membuat
4 : Cukup menurun ansietas
Obyektif : 5 : Menurun  Memotivasi mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
 Tampak gelisah Edukasi :
 Sulit tidur  Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi
yang mungkin dialami
 Frekuensi nadi meningkat  Menginformasikan secara faktual
mengenal diagnosis, pengobatan dan
prognosis
 Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
 Melatih tehnik relaksasi
Kolaborasi
7

 Melakukan kolaborasi pemberian obat


anti ansietas, jika perlu
8

BAB II

TINJAUAN KASUS

Tanggal Masuk : 06 September 2022

Tanggal Pengkajian : 07 September 2022

Ruang : Al Ma’un 8B

Pengkaji : Kasiyanto

1. DATA SUBYEKTIF
a. Identitas Pasien
Nama : Tn. S

Umur : 60 Th

NIK : 3305************

RM : 065***

Agama : Islam

Pendidikan : SD

Pekerjaan : Petani

Alamat : Jemur 03/ 01 Pejagoan

Diagnosa : HILS (Post OP Herniorhapy)


Medis

b. Keluhan Utama (yang paling dirasakan)


Nyeri

c. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Saat Ini
Pasien datang ke Poliklinik Bedah RS PKU Muhammadiyah Sruweng
pada tanggal 05 September 2022 pukul 14.00 WIB dengan keluhan
terdapat benjolan diselangkangan sebelah kiri sejak 1 minggu yang
9

lalu, terasa nyeri. Pada saat di poliklinik bedah TD : 160/90mmHg N


: 80x/menit RR : 20x/menit, S : 36 ºC. Pasien disarankan untuk rawat
inap dan direncanakan akan dilakukan tindakan operasi Herniorhapy.
Pasien dipindah keruang rawat inap Alma’un pada tgl 06 September
2022 pukul 14.00 WIB. Pasien dilakukan tindakan operasi
Herniorhapy pada tgl 06 September 2022 pukul 16.00 WIB.
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 07 September 2022
pukul 13.30 WIB Pasien mengatakan nyeri pada area luka operasi
terasa tertusuk-tusuk dengan skala nyeri 7, nyeri terus menerus
dengan durasi 30 menit, nyeri dirasakan bertambah saat bergerak,
Pasien tampak meringis kesakitan saat bergerak. TD : 140/90 mmHg
N : 88x/menit RR : 20x/menit S : 36,5ºC, kesadaran compos mentis.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien mengatakan sudah merasakan sakit seperti ini kurang lebih
sejak 1 Tahun yang lalu.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan di dalam keluarga tidak ada yang menderita
penyakit yang sama

d. Pola Pemenuhan Kebutuhan Dasar Virginia Henderson


1. Pola Oksigenasi
Sebelum sakit : Klien mengatakan bernafas dengan normal tidak ada
gangguan.
Saat dikaji ; Klien mengatakan dapat bernafas dengan normal, RR
20x/mnt

2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit: Klien mengatakan dirumah biasa makan 3x/hari
dengan lauk pauk secukupnya. Klien tidak ada alergi terhadap
makanan tertentu.
10

Saat dikaji: klien hanya menghabiskan 1/2 porsi makanan yang di


berikan dari RS dan minum teh hangat dan air putih.

3. Pola Eliminasi

Sebelum sakit: Klien BAB 1x/hari dan klien BAK 4-5 x/hari, warna
urin kuning jernih.

Saat Dikaji :Klien mengatakan selama di RS belum BAB, dan Klien


BAK melalui dower kateter dengan warna urin kuning jernih.

4. Pola Aktivitas

Sebelum sakit ;Klien mengatakan dapat beraktifitas dengan baik.

Saat dikaji: Klien mengatakan aktifitasnya terbatas akibat nyeri yang


di deritanya. Bertambah sakit bila bergerak dan hanya berbaring
ditempat tidur.

5. Pola Istirahat

Sebelum sakit :Klien tidur 6-8 jam saat dirumah, dan klien tidak
pernah tidur siang.

Saat dikaji: Klien mengatakan kurang istirahat karena nyeri pada


bagian luka operasi, dan kondisi ruangan yang agak ramai.

6. Pola Aman dan Nyaman

Sebelum sakit :Klien mengatakan tidak ada masalah.

Saat dikaji : Klien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi terus
menerus seperti ditusuk-tusuk, bertambah bila bergerak dan, skala
nyeri 7.

7. Pola Belajar

Sebelum sakit :Klien mengatakan jarang membaca


11

Saat Dikaji :Klien mengatakan cemas tentang penyakitnya karena


kurang pengetahuan.

8. Pola Bekerja

Sebelum sakit ;Klien dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan


mandiri.

Saat dikaji :Klien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas seperti


biasa karena nyeri.

9. Pola Mempertahankan Suhu

Sebelum sakit; Klien mengatakan saat musim dingin memakai jaket


dan saat panas menggunakan baju pendek berbahan katun.

Saat Dikaji; Klien mengatakan suhu ruangan panas hanya


menggunakan baju pendek dan selimut.

10. Pola Berpakaian

Sebelum Sakit ; Klien dapat menggunakan baju tanpa bantuan orang


lain

Saat Dikaji: Klien dalam memakai pakaian dibantu oleh istrinya.

11. Pola Spiritual

Sebelum sakit ; Klien menjalankan sholat 5 waktu

Saat Dikaji ; Klien menjalankan ibadah sholat dengan berbaring di


tempat tidur.

12. Personal Hygiene

Sebelum sakit : Klien mandi 2x/hari, gosok gigi 2x/hr (pagi dan
malam), dan mencuci rambut 3x/minggu

Saat dikaji :Klien mengatakan hanya dilap 2x/hari oleh keluarganya.


12

13. Berkomunikasi

Sebelum sakit : Klien berbicara dengan lancar, mendengar dengan


baik dan berkomunikasi dengan anggota keluarga ataupun masyarakat
sekitar rumah.

Saat Dikaji ; Klien hanya berbicara seperlunya dengan keluarga yang


menunggu.

14. Pola Berekreasi


Sebelum Sakit : Klien mengisi waktu luangnya dengan menonton TV
bersama keluarga.
Saat dikaji ; Klien hanya bisa bercengkrama dengan penunggu.

2. DATA OBYEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. TD : 140/90 mmHg
4. N : 88 x/menit
5. S : 36,5ºC
6. RR : 20 x/menit
13

b. Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultrasi)


meliputi fungsi bila merupakan panca indra :
1. Kepala : Bentuk mesocepal, rambut hitam, kulit kepala
bersih
2. Muka : Simetris, Tidak tampak pucat.
3. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva tidak anemis
4. Hidung : Tidak ada secret, tidak ada sinusitis. tidak ada
napas cuping hidung, tidak terpasang alat bantu
nafas.
5. Mulut : Mukosa bibir terlihat lembab, tidak ada
stomatitis
6. Telinga : Bentuk simetris, tidak ada lesi, tidak ada sekret
yang keluar dari kedua telinga, tidak terdapat
massa, daun telinga bersih, fungsi pendengaran
normal.
7. Leher : Tidak ada pembesaran vena jugularis dan Tidak
ada pembesaran kelenjar tiroid
8. Dada : Jantung dan paru-paru menggunakan tekhnik
(IPPA)
Jantung
1) Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak pada ICS
IV-V mid clavicula sinistra
2) Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, teraba ictus
cordis pada ICS 5 garis mid clavikula sinistra.
3) Perkusi : Terdengar suara pekak, intercosta 2
garis parasternal dektra, intercosta 2 garis
parasternal sinistra, sampai intercosta 4 garis
parasternal sinistra, dan intercosta 5 garis mid
klavikula sinistra.
4) Auskultasi :Terdengar S1-S2 terpisah, regular.
Paru-paru
14

1) Inspeksi : Simetris kanan dan kiri, pada saat


inspirasi dan ekspirasi tidak ada retraksi
dinding dada kanan dan kiri, tidak ada otot
bantu nafas.
2) Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, teraba gerak
dada kanan dan kiri simetris.
3) Perkusi : sonor.
4) Auskultasi : Suara nafas vesikuler, RR= 20x/
menit perbandingan inspirasi dan ekspirasi
1:2
9. Abdomen : (IAPP)
1) Inspeksi: tidak ada bekas luka, warna kulit
konsisten dengan yang lain, umbilikus bersih,
perut cembung
2) Auskultasi : Terdengar peristaltik usus ± 12x
/menit di kuadran 3.
3) Perkusi :Terdengar redup pada kuadran
pertama bagian limfe, pada kuadran kedua
terdengar timpani pada bagian lambung, pada
kuadran ketiga dan keempat terdengar redup.
4) Palpasi :Tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembesaran hati di kuadran 1 (kanan atas),
dan tidak ada pembesaran limfa di kuadran 2
(kiri atas), tidak terdapat asites.

10. Ektremitas :
1) Ekstremitas atas : terpasang infus RL 20
tpm pada tangan kiri, CRT kurang dari 3
detik, akral hangat tidak ada sianosis.
2) Ekstremitas bawah : tidak ada edema di
kedua kaki
15

11. Kulit : Kulit elastis, turgor kulit baik


12. Genetalia : Pasien seorang laki-laki, tidak ada kelainan
bentuk , terpasang DC catheter no.16, terdapat
luka post operasi herniorhapy.
16

Laboratorium dan diagnostic


Hasil Laboratorium tanggal 06 September 2022
NO Jenis Nilai Hasil Kesimpulan
Pemeriksaan Normal
1 HbsAg Non Reaktif Non Reaktif Dbn

2 SGOT 21 U/I < 35 Dbn

3 SGPT 13 U/I < = 45 Dbn

4 Ureum 42.2 mg/dl 17.00 – 43.00 Dbn

5 Creatinin 0.75 mg/dl 0.8-1.3 Low

6 Gula Darah 137 mg/dl 60-130 Higt


Sewaktu
7 Clooting Time 4 menit 1-6 Dbn

8 Blooding Time 2 menit 1-3 dbn

9 Hemoglobin 13.6 g/dl 14.0 - 17.5 low

10 Leukosit Darah 7.240 /mm3 4.500-11.000 dbn

11 Trombosit 241.000 150.000- dbn


Darah /mm3 450.000
12 Hematokrit 41 % 40 – 54 dbn

13 Eritrosit 4.8 juta/ml 4.9 – 5.9 low

14 Rapid Covid 19 Negatif Negatif Dbn


antigen
17

Terapi

Waktu
No Jenis Obat Dosis Indikasi
Pemberian
16
1 Infus RL
tetes/menit
Injeksi
2 2x1g 05 17
Ceftriaxon
3 Injeksi Kalnex 3 x 500mg 06 14 22
Injeksi
4 2 x 30mg 05 17
Ketorolac
5 Gentamicin 2 x 80mg 05 17

6 Ranitidin 2 x 50mg 05 17
18

c. ANALISIS DATA

Tgl/
Data Fokus Masalah Penyebab Diagnosa Keperawatan
Jam
07/09/2022 - Ds : Nyeri akut Agen pencedera Nyeri akut b.d agen pencedera Fisik
13.30 pasien mengatakan nyeri pada Fisik (D.0077)
luka operasi terasa tertusuk-
tusuk. Penisnya juga terasa sakit
seperti ditarik dengan sekala
nyeri 7
- Do :
Pasien tampak meringis
kesakitan saat bergerak, sulit
tidur, terdapat luka operasi,
terpasang kateter TD: 140/80
mmHg, N: 95x/m
19

07/09/2022 - Ds : Ansietas Kurang terpapar Ansietas berhubungan dengan kurang


13.35 pasien mengatakan cemas informasi terpapar informasi (D.0080)
- Do :
Pasien tampak tegang, dan sering
bertanya tentang penyakitnya
20

d. INTERVENSI KEPERAWATAN
TGL Kode Kode
Diagnosa keperawatan SLKI SIKI
JAM SLKI SIKI
7/9/22 Nyeri akut berhubungan L. Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 I. Management Nyeri
08238 Observasi :
13.40 dengan agen pencedera 08066 jam, maka tingkat nyeri menurun :
 Identifikasi lokasi, karakteristik,
fisiologis ( D. 0077 ). Kriteria Hasil Skala durasi, frekuensi, kualitas,
Ds : 1 2 3 4 5 intensitas nyeri
Keluhan nyeri 1 2 3 4 5
pasien mengatakan nyeri  Identifikasi skala nyeri
Meringis 1 2 3 4 5
Gelisah 1 2 3 4 5  Identifikasi respon nyeri non
pada luka operasi terasa verbal
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
tertusuk-tusuk. Penisnya juga Keterangan :  Identifikasi faktor yang
terasa sakit seperti ditarik 1 : Meningkat memperberat dan memperingan
2 : Cukup meningkat nyeri
dengan sekala nyeri 7 3 : Sedang Terapeutik :
Do : 4 : Cukup menurun  Berikan teknis non farmakologis
5 : Menurun untuk mengurangi rasa nyeri
Pasien tampak meringis
 Kontrol lingkungan yang
kesakitan saat bergerak, sulit memperberat rasa nyeri
tidur, terdapat luka operasi,  Fasilitas istirahat dan tidur
 Pertimbangan jenis dan sumber
terpasang kateter TD: 140/80 nyeri dalam pemilihan strategis
mmHg, N: 95x/m meredakan nyeri
Edukasi :
 Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
21

 Jelaskan strategi meredakan


nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri
secara mandiri
 Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
 Ajarkan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik,
jika perlu

.
7/9/22 Ansietas berhubungan (L.090 Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 (I.0931 Reduksi Ansietas
4) Observasi :
13.45 dengan kurang terpapar 93) jam, maka tingkat ansietas (L.09093) menurun
 Mengidentifikasi saat tingkat
informasi (D.0080). : ansietas berubah (misal : kondisi ,
-Ds : Kriteria Hasil Skala waktu, stresor)
pasien mengatakan cemas 1 2 3 4 5  Mengidentifikasi kemampuan
Perilaku Gelisah 1 2 3 4 5 mengambil keputusan
-Do : Frekuensi nadi 1 2 3 4 5  Memonitor tanda-tanda ansietas
Pasien tampak tegang, dan Tekanan darah 1 2 3 4 5 (verbal dan nonverbal)
Kesulitan tidur 1 2 3 4 5
sering bertanya tentang Terapeutik :
Keterangan :
 Menciptakan suasana terapeutik
penyakitnya 1 : Meningkat
untuk menumbuhkan kepercayaan
2 : Cukup meningkat
3 : Sedang  Memahami situasi yang membuat
4 : Cukup menurun ansietas
5 : Menurun  Memotivasi mengidentifikasi
situasi yang memicu kecemasan
22

Edukasi :
 Menjelaskan prosedur, termasuk
sensasi yang mungkin dialami
 Menginformasikan secara faktual
mengenal diagnosis, pengobatan
dan prognosis
 Menganjurkan keluarga untuk tetap
bersama pasien, jika perlu
 Melatih tehnik relaksasi
Kolaborasi
 Melakukan kolaborasi pemberian
obat anti ansietas, jika perlu
23

e. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
NO Dx kep Jam Implementasi Respon Paraf
1 Nyeri Akut 07-09- Melakukan pengkajian ulang nyeri Pasien mengatakan nyeri pada luka KASI
b.d agen 2022 bekas operasi
pencedera 14.00 P : terasa nyeri jika banyak bergerak
fisik Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
(prosedur R : pada luka bekas operasi
operasi) S : skala nyeri 7
T : nyeri terus menerus
14.15 Menggali informasi mengenai Penanganan dengan minum obat KASI
penanganan nyeri sebelumnya
14.20 Mengajarkan teknik nafas dalam saat Pasien kurang antusias dalam menerima KASI
bergerak untuk mengurangi nyeri apa yang diajarkan, wajah masih tegang
14.50 Memotivasi pasien untuk melakukan Pasien belum bersedia untuk dilatih KASI
gerakan miring-miring bergerak
16.00 Melakukan pemeriksaan TTV TD : 140/90 mmHg, N : 88 x/menit, S : KASI
36,5ºC, RR : 20 x/menit
24

17.00 Memberikan obat analgetic (inj ketorolac Injeksi analgesik masuk melalui perbolus KASI
30 mg) tidak ada alergi obat
Ansietas 15.00 Mengkaji tingkat ansietas Pasien mengatakan cemas akan KASI
berhubungan keadaannya, khawatir akan luka
dengan operasinya
kurang
terpapar
informasi
(D.0080).

15.20 Menjelaskan prosedur, termasuk sensasi Pasien mendengarkan penjelasan dan KASI
yang mungkin dialami sesekali bertanya tentang penyakitnya
15.30 Menganjurkan keluarga untuk tetap Pasien dan keluarga terlihat saling KASI
bersama pasien mendukung
Nyeri Akut 08/09/22 Melakukan pengkajian ulang nyeri Pasien mengatakan nyeri pada luka KASI
b.d agen 14.00 bekas operasi
pencedera P : terasa nyeri jika banyak bergerak
fisik Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
R : pada luka bekas operasi
25

(prosedur S : skala nyeri 5


operasi) T : nyeri terus menerus
15.00 Mengajarkan teknik nafas dalam saat Pasien sudah bisa melakukan teknik nafas KASI
bergerak untuk mengurangi nyeri dalam
15.30 Memotivasi pasien untuk melakukan Pasien melakukan miring miring KASI
gerakan miring-miring
17.00 Memberikan obat analgetic (inj ketorolac Injeksi ketorolac 30 mg masuk melalui KASI
30 mg) bolus tidak ada alergi obat
Ansietas 17.05 Mengkaji tingkat ansietas Pasien mengatakan sudah tidak terlalu KASI
berhubungan cemas lagi, pasien terlihat lebih rileks
dengan
kurang
terpapar
informasi
(D.0080).

17.10 Menganjurkan keluarga untuk tetap Keluarga pasien terlihat selalu membantu KASI
bersama pasien aktivitas pasien
26

f. EVALUASI KEPERAWATAN (menggunakan SOAP)

Tgl/Jam No. Perkembangan TTD&


DP
(SOAP) Nama

9 Sept 2022 1 S : Pasien mengatakan nyeri pada luka bekas operasi KASI

Jam 14.00 P : terasa nyeri jika banyak bergerak


Q : nyeri seperti ditusuk tusuk
R : pada luka bekas operasi
S : skala nyeri 5
T : nyeri terus menerus
O : Wajah pasien masih tampak tegang, TD : 120/70 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 20 x/menit,
S : 36ºC
A : Masalah keperawatan nyeri akut belum teratasi
Indikator Skala
Awal Tujuan Akhir
Mengenali kapan 2 5 3
terjadi nyeri
Menggunakan 1 5 3
tindakan pencegahan
Melaporkan nyeri 2 5 3
terkontrol
27

P : Lanjutkan intervensi :
 Manajemen nyeri
 Monitor tanda-tanda vital
 Pemberian analgesik

9/9/2022 2 S : Pasien mengatakan sudah memahami keadaannya KASI

Jam 14.00 O : Wajah pasien masih tampak rileks, pasien sudah tidak bertanya tanya lagi tentang
kondisinya
A : Masalah ansietas teratasi

P : Pertahankan intervensi
28

BAB III
PEMBAHASAN

Pada pasien post operasi hernioraphy, masalah yang sering muncul adalah
nyeri. Tindakan yang dilakukan untuk mengatasi masalah nyeri akut adalah dengan
: manajemen nyeri (relaksasi genggam jari), monitor tanda-tanda vital dan
pemberian analgesik. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Iin Pinandita
(2012) dengan judul ‘Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap
Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Hernioraphy’, didapatkan
kesimpulan bahwa terdapat pengaruh teknik relaksasi genggam jari terhadap
penurunan intensitas nyeri pada pasien post operasi laparatomy di RS PKU
Muhammadiyah Gombong.
Dalam kasus ini, setelah relaksasi genggam jari dilakukan terjadi penurunan
intensitas nyeri yang semula 7 menjadi 5, sehingga pasien menjadi lebih nyaman
walaupun masih terasa nyeri.
29

DAFTAR PUSTAKA

Pinandita, Iin. 2012. Pengaruh Teknik Relaksasi Genggam Jari Terhadap


Penurunan Intensitas Nyeri Pada Pasien Post Operasi Laparatomy. STIKes
Muhammadiyah Gombong
Moorhead, Sun dkk,Nursing Outcomes Classification (NOC). Editor Bahasa
Indonesia Nurjanah, Intansari. Edisi ke-5. Jakarta : Mocomedia, 2013.

M.Bulechek, Gloria dkk. Nursing Interventions Cassification (NIC). Editor Bahasa


Indonesia Nurjanah, Intansari. Edisi ke-6. Jakarta : Mocomedia, 2013.

Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-


2017/Editor, T.Herdman, Shigemi Kamitsuru; Alih Bahasa, Budi Anna Keliat
…(et al); Editor Penyelaras, Monica Ester, Edisi 10, Jakarta : EGC, 2015.
https://gustinerz.com /pengertian
PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Defisisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.

You might also like