You are on page 1of 7

MUTU PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI :

IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN


KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

Oleh :
FARA ZAQIAH

1820322039

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2019

1
MUTU PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI :
IMPLEMENTASI PROGRAM PELAYANAN
KESEHATAN PEDULI REMAJA (PKPR)

Fara Zaqiah*
Mahasiswa Pasca Sarjana Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas
farazaqiah@gmail.com

Abstrak

Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja hadir untuk dapat memenuhi kebutuhan remaja dalam
hal informasi kesehatan reproduksi. Dalam pelaksanaan PKPR sendiri terdapat standar yang sudah
disahkan sehingga tujuan adanya PKPR dapat diperoleh dengan maksimal. Penelitian ini merupakan
studi literatur. Studi ini membahas tentang program Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja (PKPR)
yang telah diselenggarakan di beberapa puskesmas dan melihat kesesuaiannya dengan standar PKPR
yang ada. Artikel dipilih berdasarkan kesamaan topik artikel yaitu pelaksanaan PKPR di puskesmas.
Artikel yang dipilih diterbitkan pada 2012-2019. Pelaksanaan PKPR sudah diatur dalam standar
pedoman Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja yang diterbitkan oleh Kementrian Kesehatan 2014.
Namun dalam penerapannya berbeda di tiap puskesmas. Hal ini dipengaruhi oleh kinerja staf
pemegang program beserta tim, alokasi dana dan prasarana yang ada. Kinerja staf ini bergantung juga
kepada pengetahuannya terkait masalah kesehatan remaja sehingga informasi yang diberikan sesuai
dengan harapan.

Kata Kunci : PKPR, Remaja, Puskesmas

Abstract

Adolescent Health Care Services are here to meet the needs of adolescents in terms of
receiving health information. In the implementation of the PKPR itself, it is necessary to have a
standard that has been ratified as an objective of the existence of the PKPR in order to obtain
maximum results. This research is a literature study. This study discusses the Adolescent Health Care
Services (PKPR) program that has been held in several community health centers and looks at its
compatibility with existing PKPR standards. The article was chosen based on the topic of discussion
about the implementation of PKPR in the community health centers. Selected articles were published
in 2012-2019. The implementation of PKPR has been compiled in the Youth Health Service standard
Guidelines issued by the Ministry of Health in 2014. However, the implementation is different in each
community health centers. This is related to improving staff performance related to existing funding,
funding, and infrastructure programs expectations.

Keyword : PKPR, Adolescent, Puskesmas

2
1. Latar Belakang diselenggarakan di beberapa puskesmas
dan melihat kesesuaiannya dengan standar
Remaja menurut World Health PKPR yang ada. Artikel dipilih
Organization (WHO) adalah mereka yang berdasarkan kesamaan topik artikel yaitu
berusia 10-19 tahun. Berdasarkan data pelaksanaan PKPR di puskesmas. Artikel
Proyeksi Penduduk Indonesia 2000-2025, yang dipilih diterbitkan pada 2012-2019.
proporsi penduduk remaja berusia 10-19
tahun pada tahun 2010 adalah sekitar 3. -Hasil dan Diskusi
18,3% dari total penduduk atau sekitar 43 Pada dasarnya pelaksanaan
juta jiwa. Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
Pelayanan Kesehatan Peduli (PKPR) dilaksanakan sesuai dengan
Remaja hadir untuk dapat memenuhi standar pedoman PKPR yang diterbitkan
kebutuhan remaja dalam hal informasi oleh Kementrian Kesehatan tahun 2014.
kesehatan reproduksi. Program Pelayanan Standar ini mengatur 5 aspek yang
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) berkaitan dengan penyelenggaraan PKPR,
merupakan salah satu jenis Program yaitu SDM kesehatan, fasilitas kesehatan,
kesehatan berbasis sekolah yang sedang remaja, jejaring, dan manajemen
diterapkan di Indonesia. PKPR dapat kesehatan. Hal-hal yang akan diintervensi
terlaksana dengan optimal apabila berdasarkan aspek tersebut adalah kualitas
penanggung jawab membentuk jejaring SDM kesehatan pelaksana PKPR,
dan terintegrasi dengan lintas program, pelaksanaan PKPR terkait fasilitas
lintas sektor, organisai swasta, dan LSM kesehatan, kesenjangan informasi yang
terkait kesehatan remaja. Hasil evaluasi diterima oleh remaja sasaran PKPR,
Kementrian Kesehatan hingga akhir 2014 kebutuhan jejaring antara pemangku
terdapat 81,69% kabupaten/kota memiliki kepentingan dan kelompok masyarakat,
4 Puskesmas PKPR dan 31% diantaranya kebutuhan penguatan manajemen
dianggap mampu melaksanakan PKPR. pelayanan.
Dalam pelaksanaan PKPR sendiri Adanya standar ini diharapkan
terdapat standar yang sudah disahkan kegiatan PKPR dapat dilaksanakan secara
sehingga tujuan adanya PKPR dapat optimal. Meskipun demikian, pelaksanaan
diperoleh dengan maksimal. di lapangan masih belum mencapai
Terselenggaranya PKPR berkualitas di kesempurnaan. Mengingat dalam program
Puskesmas dan tempat pelayanan remaja ini ada banyak pihak yang terlibat.
lainnya, yang mampu menghargai dan Penelitian Afrianti (2017), menyebutkan
memenuhi hak-hak serta kebutuhan remaja bahwa keberhasil program PKPR sangat
sebagai individu, dalam upaya ditentukan oleh petugas pelaksana PKPR
mewujudkan derajat kesehatan, itu sendiri. Keberhasilan implementasi
pertumbuhan dan perkembangan yang PKPR pada puskesmas adalah karena
optimal bagi remaja sesuai dengan potensi kemauan petugas dengan niat membantu
yang dimiliki. mengatasi permasalahan remaja. Penelitian
Ni Luh Kadek Alit Arsani (2013), juga
2. Metode menyatakan hal yang sama. Sehingga
Penelitian ini merupakan studi sebelum puskesmas menjalankan program
literatur. Studi ini membahas tentang PKPR, hal pertama yang harus dilakukan
program Pelayanan Kesehatan Peduli adalah penunjukan staf pemegang
Remaja (PKPR) yang telah program. Sebaiknya yang ditunjuk menjadi

3
staf adalah orang yang mendalami menyatakan pelaksanaan program PKPR
kegiatan terkait remaja. Setelah staf disitu sudah mencakup seluruh kegiatan
penanggung jawab ditunjuk, maka tersebut kecuali pelatihan konselor sebaya.
selanjutnya dilakukan kerja sama dengan Tidak terealisasinya kegiatan ini terkait
staf bagian lain. Bagian lain tersebut dengan tumpang tindihnya kegiatan
meliputi program UKS (Usaha Kesehatan pelatihan konselor yang dilaksanakan oleh
Sekolah), program PKM (Pendidikan Komisi Pemberantasan AIDS (KPA)
Kesehatan Masyarakat), program Buleleng. Pelayanan yang lain sudah
kesehatan gigi, program KIA/KB terlaksana tapi belum menjangkau seluruh
(Kesehatan ibu dan anak/Keluarga remaja.
berencana), pelayanan poliklinik Hal yang sama juga dialami oleh
khususnya pelayanan IMS (infeksi puskesmas di wilayah DKI Jakarta tempat
menular seksual) dan HIV/AIDS, penelitian Friskarini (2016) dilaksanakan.
pelayanan laboratorium, dan P2M Masih adanya Puskesmas yang belum
(Pencegahan Penyakit Menular). melakukan pelatihan konselor sebaya.
Selain dipengaruhi oleh petugas Penyebabnya adalah belum ada alokasi
pelaksana program PKPR, keberhasilan dana yang cukup untuk kegiatan PKPR,
program juga ditentukan oleh bagaimana bahan-bahan penyuluhan masih kurang,
cara yang ditempuh oleh petugas dalam terbatasnya alat bantu pembelajaran
melaksanakan program. Pada penelitian edukatif dan transportasi serta ruangan
Zainab (2012), dibahas tentang pelayanan, serta pemahaman petugas
pelaksanaan program PKPR pada tentang program masih kurang. Hasil
Puskesmas Guntung Payung di Kota penelitian untuk kota Jakarta didapatkan
Banjar Baru. Program PKPR yang dari 4 pukesmas dari 8 Puskesmas PKPR
dilaksanakan berupa membuka klinik yang ada di Jakarta Pusat. Keempat
khusus pelayanan remaja usia 10-19 tahun puskesmas itu adalah Puskesmas
untuk layanan pengobatan, penyuluhan Kecamatan Gambir, Senen, Cempaka
tentang kesehatan reproduksi remaja di Putih dan Tanah Abang. Dari empat
sekolah, sosialisasi tentang PKPR di puskesmas tersebut, puskesmas Gambir
sekolah, dan pemberian tablet SF pada dan Cempaka Putih dengan kegiatan
remaja putri. PKPR lengkap yaitu penyuluhan,
Berdasarkan Pedoman PKPR di konseling, PKHS, pelatihan konselor
Puskesmas (DepKes RI, 2005), tugas yang sebaya, periksa kesehatan, pemeriksaan
diemban oleh program PKPR mencakup 1) penunjang, pelayanan rujukan, dan adanya
Pemberian informasi dan edukasi; 2) acara dialog atau diskusi dengan remaja.
Pelayanan klinis medis termasuk Waktu pelayanan PKPR di Puskesmas
pemeriksaan penunjang dan rujukannya; 3) Gambir juga disesuaikan dengan keinginan
Konseling; 4) Pendidikan keterampilan remaja yaitu setiap hari, sedangkan tiga
hidup sehat (PKHS); 5) Pelatihan konselor puskesmas lainnya sesuai waktu kegiatan
sebaya; 6) Pelayanan rujukan sosial dan puskesmas, tetapi dibagi dalam hari
pranata hukum. kegiatan. Puskesmas Tanah Abang
Penelitian Ni Luh Kadek Alit mempunyai kegiatan PKPR dalam dan luar
Arsani (2013) tentang Peranan Program gedung, sedangkan tiga puskesmas lainnya
PKPR (Pelayanan Kesehatan Peduli masih terbatas pada kegiatan di dalam
Remaja) Terhadap Kesehatan Reproduksi gedung.
Remaja di Kecamatan Buleleng,

4
Penilitian Avilla (2019) kecenderungan masalah kesehatan remaja,
menunjukkan hasil yang berbeda. maka petugas Puskesmas yang menangani
Pelaksanaan pelayanan kesehatan peduli hal tersebut langsung mengarahkan ke poli
remaja di Puskesmas Dupak Surabaya psikologi. Bagi remaja atau pasien yang
pelaksanaannya telah sesuai acuan Standar hanya membutuhkan poli psikologi maka
Nasional PKPR tahun 2014. Pelayanan langsung memilih ke poli psikologi di
kesehatan peduli remaja di Puskesmas tahap pendaftaran awal. Semua pasien atau
Dupak Surabaya mempunyai dua kegiatan, remaja yang telah diberikan konseling
yakni kegiatan di luar gedung Puskesmas dapat langsung pulang ke rumah, namun
dan di dalam gedung. Adapun kegiatan di apabila remaja membutuhkan tindakan
dalam gedung seperti pelayanan konseling lebih lanjut bisa dilanjutkan keesokan
bagi remaja yang membutuhkan pelayanan harinya sesuai jam buka poli psikologi.
tersebut dengan menggunakan metode
person to person atau face to face. Implementasi Standar Nasional PKPR
Kegiatan di luar gedung yakni meliputi Standar Nasional PKPR merupakan
posyandu remaja, pemeriksaan kesehatan manual mutu, yang untuk implementasinya
secara berkala, dan lain-lain. PKPR di membutuhkan pengembangan berbagai
Puskesmas Dupak hanya mempunyai satu Standar dan pedoman lain yang bersifat
Posyandu dengan nama Posyandu Aksi teknis dan operasional. Kementerian
Sukmojati yang terletak di salah satu Kesehatan secara terus-menerus
wilayah kerja Puskesmas Dupak, yakni mengidentifikasi berbagai Standar dan
wilayah RW 1 yang berdiri sejak tahun pedoman yang sudah ada dan menilai
2017. Pelayanan kesehatan peduli remaja kesesuaiannya dengan Standar Nasional
di Puskesmas Dupak Surabaya sudah PKPR ini. Apabila diperlukan, dapat
mempunyai lima aspek yang berkaitan dilakukan revisi terhadap berbagai Standar
dengan penyelenggaraan PKPR yang dan pedoman tersebut, sesuai dengan
sesuai dengan Standar Nasional PKPR tuntutan dan perkembangan program.
Tahun 2014 yakni, SDM Kesehatan, Tidak tertutup kemungkinan
Fasilitas Kesehatan, Remaja Jejaring dan dikembangkannya Standar dan pedoman
Manajemen Kesehatan. Pelayanan baru agar Standar Nasional PKPR ini
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR) di dapat terus diimplementasikan.
Puskesmas Dupak masuk ke dalam Poli Implementasi Standar Nasional
Psikologi. Poli Psikologi di Puskesmas PKPR merupakan tanggung jawab
Dupak Surabaya buka setiap hari Senin, berbagai stakeholder yang terkait pada
Kamis, dan Jum’at dengan jam buka berbagai tingkat administrasi. Di
menyesuaikan jam operasi Puskesmas. lingkungan Sektor Kesehatan,
Alur pasien atau remaja yang ingin berobat Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan
ke poli psikologi yakni, pasien atau remaja Provinsi, Dinas Kesehatan
dapat langsung menuju ke Puskesmas Kabupaten/Kota dan Puskesmas memiliki
Dupak Surabaya untuk melakukan tugas dan tanggung jawab masing-masing
pendaftaran dan rekam medik. Kemudian dalam memenuhi Standar Nasional PKPR
pilih pemeriksaan sesuai dengan
kebutuhan remaja saat itu (poli umum, poli
gigi, poli KIA/KB, poli gizi). Apabila
dalam pemeriksaan remaja mengalami
masalah psikologis dan memiliki

5
Pemantauan dan Penilaian Tingkat b. Melakukan pembinaan pada
Pemenuhan Standar Nasional PKPR minimal 1 (satu) sekolah dalam 1 (satu)
tahun di sekolah umum atau sekolah
Implementasi Standar Nasional berbasis agama, dengan minimal
PKPR perlu terus menerus dipantau dan melaksanakan kegiatan KIE di sekolah
dinilai. Pemantauan dan penilaian yang binaan minimal 2 kali dalam setahun.
dilakukan secara sistematis dan terencana c. Melatih konselor sebaya di sekolah
akan menjamin terpenuhinya Standar minimal sebanyak 10% dari jumlah murid
tersebut dan terselenggaranya PKPR sekolah binaan.
dengan mutu yang merata di seluruh
wilayah Republik Indonesia. Untuk 4. Kesimpulan
keperluan pemantauan dan penilaian Pelaksanaan PKPR sudah diatur
seperti diuraikan diatas, Standar Nasional dalam standar pedoman Pelayanan
PKPR ini dilengkapi dengan instrumen Kesehatan Peduli Remaja yang diterbitkan
yang dapat digunakan untuk melakukan oleh Kementrian Kesehatan 2014. Namun
pemantauan terbatas tingkat pemenuhan dalam penerapannya berbeda di tiap
Standar Nasional PKPR di Puskesmas. puskesmas. Hal ini dipengaruhi oleh
Dengan pemantauan yang kinerja staf pemegang program beserta
berkesinambungan, penyimpangan tim, alokasi dana dan prasarana yang ada.
dan/atau ketidaksesuaian terhadap Standar Kinerja staf ini bergantung juga kepada
dapat dengan cepat diidentifikasi sehingga pengetahuannya terkait masalah kesehatan
dapat dilakukan tindakan koreksi sedini remaja sehingga informasi yang diberikan
mungkin. sesuai dengan harapan.
Standar Nasional PKPR adalah
dokumen tertulis yang berisi berbagai 5. Saran
persyaratan mutu PKPR, yang meliputi a. Perlu adanya sosialisasi secara berkala
persyaratan mutu masukan (input), proses, terhadap petugas penyelenggara
maupun luaran (output). Standar Nasional program PKPR. Baik untuk tujuan
PKPR dikembangkan untuk digunakan refresh ataupun upgrade ilmu terkait
sebagai pedoman dalam mengarahkan dan masalah kesehatan remaja
menilai mutu PKPR. Jadi pada dasarnya b. Perlu adanya kerjasama antara pihak
Standar Nasional PKPR adalah pedoman puskesmas (dinas kesehatan) dengan
pengendalian mutu yang digunakan oleh sekolah (dinas pendidikan) agar
fasilitas kesehatan untuk meningkatkan pelaksanaan program PKPR ini lebih
dan menjamin mutu PKPR yang telah terlaksana dengan baik. Baik itu
dilaksanakan. Untuk dapat menggunakan kerjasama dari segi tenaga petugas
standar ini, pertama-tama fasilitas pelaksana program atau pun dari segi
kesehatan harus terlebih dahulu mampu pendanaan.
melaksanakan PKPR.
Adapun kriteria Puskesmas mampu Kepustakaan
melaksanakan PKPR sebagai berikut :
a. Memberikan pelayanan konseling Afrianti N. 2017. Analisis Implementasi
pada semua remaja yang memerlukan Program Pelayanan Kesehatan
konseling yang kontak dengan petugas Peduli Remaja. Jurnal Ilmu
PKPR. Keperawatan. 5(2) : 1-11.

6
Avilla T. 2019. Gambaran Pelaksanaan
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Puskesmas Dupak
Surabaya. Jurnal Promkes. 7 (1). 79-
88.
Friskarini K. 2016. Implementasi Program
Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja
(PKPR) di Tingkat Puskesmas DKI
Jakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan.
15 (1) : 66-75.
Ni Luh Kadek Alit Arsani, dkk. 2013.
Peranan Program PKPR (Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja) Terhadap
Kesehatan Reproduksi Remaja di
Kecamatan Buleleng. Jurnal Ilmu
Sosial dan Humaniora. 2(1) : 129-
137.
Pedoman Standar Nasional Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2014.
Pedoman Standar Nasional Pelayanan
Kesehatan Peduli Remaja (PKPR).
Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia. 2018.
Zainab, dkk. 2012. Pelaksanaan Program
PKPR Pada Puskesmas Guntung
Payung di Kota Banjarbaru. Jurnal
Promosi Kesehatan Idonesia. 7(1) :
1-9

You might also like