Professional Documents
Culture Documents
Perbaikan LP Meningitis
Perbaikan LP Meningitis
takikardi antipertik
dada sputum
neuromuskular nafas
B. Implementasi
Sasaran utama dapat mencakup eliminasi yang adekuat dari
produksi sisa tubuh, reduksi atau peningkatan nyeri, peningkatan toleransi
aktivitas, pemeliharaan keseimbangan cairan dn elektrolit serta
pemeliharaan kesehatan dan tidak ada komplikasi.
C. Evaluasi
Adapun hasil yang ingin dicapai yaitu mencapai masa penyembuhan
tepat waktu, mempertahankan tingkat kesadaran, tidak mengalami kejang,
melaporkan nyeri berkurang, mencapai kembali atau mempertahankan
posisi fungsional optimal kekuatan, serta tampak rileks dan melaporkan
ansietas berkurang
BAB III
ASUHANA KEPERAWATAN KASUS
l. pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan GDA; 108 mg%
Pemeriksaan WBC : 22,5 /uL
Tta
E. Analisa data
- Kesadaran; composmetis
Turgor kulit baik
hipertermi
- Kulit terasa hangat.
TTV:
RR: 24x/mnt
Nadi: 130x/mnt
TD: -
Suhu: 39oC
Saturasi oksigen : 95 %
CRT: < 2 detik
WBC : 22,5 uL
RR: 24x/mnt
Nadi: 130x/mnt
TD: -
Suhu: 39oC
Saturasi oksigen : 95 %
CRT: < 2 detik
WBC : 22,5 uL
F. Diagnosa keperawatan
1. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit ( infeksi)
2. Resiko perfusi serebral tidak efektif berhubungan dengan faktor resiko
keabnormalan masa protrombin dan atau masa tromboplastin parsial.
G. Intervensi keperawatan
N0 Diagnosa kep Tujuan dan kriteria hasil Intervensi
1 Hipertermia berhubungan Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipertermia
dengan proses penyakit keperawatan selama 2x 24 jam di Observasi:
( infeksi) harapkan termoregulasi membaik - Identifikasi penyebab hipertermia
Ds; orang tua pasien dengan kriteria hasil: (mis. dehidrasi, terpapar lingkungan
mengatakan anaknya panas -Menggigil menurun panas, penggunaan incubator)
dan sempat kejang 1 kali. -Kulit merah menurun - Monitor suhu tubuh - Monitor
Do: -Kejang menurun kadar elektrolit
-Keadaan umum anak -Akrosianosis menurun - Monitor haluan urine
tampak lemah - Pucat menurun - Monitor komplikasi akibat
-kesadaran; composmetis -Takikardi menurun hipertermia
-Turgor kulit baik -Takipnea menurun -Suhu tubuh Terapeutik :
-Kulit terasa hangat. membaik -sediakan lingkungan yang dingin
TTV: -Suhu kulit membaik -Longgarkan atau lepaskan pakaian
RR: 24x/mnt - Kadar gukosa darah membaik -basahi dan kipasi permukaan tubuh
Nadi: 130x/mnt -Pengisian kapiler membaik -berikan cairan oral
TD: - -Ventilasi membaik -ganti linen setiap hari atau lebih
Suhu: 39oC -Tekanan darah membaik sering jika mengalami
Saturasi oksigen : 95 % hiperhidrosis( keringat berlebih),
CRT: < 2 detik -lakukan pendingan eksternal
WBC : 22,5 uL (mis;selimut hipotermia, atau
kompres dingin pada dahi dan leher,
dada, abdomen dan aksila
- hindari pemberian aspirin dan
antipertik
-berikan oksigen
Edukasi
-ajurkan tirah baring
Kolaborasi
-kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena.
2 Resiko perfusi serebral Setelah dilakukan intervensi Manajemen peningkatan tekanan
tidak efektif berhubungan keperawatan selama 3x24jam klien intrakranial
keabnormalan masa menunjukan hasil lauaran; perfusi Observasi :
protrombin dan atau masa serebral meningkat dengan kriteria - Identifikasi penyebab peningkatan
tromboplastin parsial. Hasil: TIK (mis.lesi menempati ruang,
Ds:orang tua pasien Tingkat kesadaran meningkat gangguan metabolism, edema
mengatakan anaknya - Kognitif meningkat serebral, peningkatan tekanan vena,
gelisah ingin pulang - Tekanan intra cranial menurun - obstruksi cairan serebrospinalis,
Do:- keadaan umum pasien Sakit kepala menurun hipertensi intrakranial idiopatik.
Lemah - Gelisah menurun -Monitor efek stimulus lingkungan
- kesadaran composmetis - Agitasi menurun terhadap TIK
-kulit tampak hangat - Demam menurun - Monitor status pernafasan
-Anak tampak gelisah - Tekanan darah membaik - Reflek - Monitor intake dan output cairan
-mual (-) saraf membaik Terapeutik
-muntah(-) -Minimalkan stimulus dengan
-kaku kuduk (+) menyediakan lingkungan yang
-refleks babinski (+) tenang
TTV: - Berikan posisi semi fowler
RR: 24x/mnt - Hindari manuver Valsava
Nadi: 130x/mnt - Cegah terjadinya kejang
TD: - - hipotonik - Atur ventilator agar
Suhu: 39oC PaCO2 optimal
Saturasi oksigen : 95 % - Pertahankan suhu tubuh normal
CRT: < 2 detik Edukasi :
WBC; 22,5 uL - Jelaskan tujuan dan prosedur
pemantauan
- Informasikan hasil pemantauan,
jika perlu .
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian sedasi dan
anti konvulsan
- Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis
- Kolaborasi pemberian pelunak
tinja
H. Implementasi dan evaluasi
N0 Diagnosa Tanggal Implementasi Evaluasi Ttd
keperawatan dan jam
1 Hipertermia 29/11/22 S ; orang tua mengatakan anak
08:00 Mengukur TTV: sangat panas dan tidak ada kejang.
RR: 24x/mnt O; keadaan umum lemah, akral
Nadi: 130x/mnt hangat, kejang(-), tampak panas
TD: - naik turun,
Suhu: 39oC S; 390C
Saturasi oksigen : 95% N; 130 x/menit
Mengidetifikasi penyebab O2: 95%
hipertermia: proses infeksi A; masalah Hipertemi belum
08:30
( WBC : 22,5) teratasi
- Memonitor suhu tubuh : P; lanjutkan intervensi manajemen
S : 38,9oC hipertermia
09:00 -Memonitor kadar elektrolit :
An. S.J sering minum air 5-6
gelas/ hari
- Memonitor haluan urine :
buang air kecil 300 cc/ 8 jam
-Memonitor komplikasi akibat
hipertermia : kenjang (-)
-Menyarankan orang tua untuk
sediakan lingkungan yang dingin
10;00
jangan terlalu banya yang
menjaga karena anak bisa
tambah sesak dan panas.
10;15-
- memberitahukan orang Tua
10;45
untuk melonggarkan atau
lepaskan pakaian Anak.
-memotifasi ibu untuk men
berikan cairan oral/ minum
sesering mungkin
-mengganti linen karena pasien
sering berkeringat
- kompres dingin pada dahi
-berikan oksigen ½ Lpm
-ajurkan tirah baring
11:00 Memberikan obat injeksi
-cefotaxime 4x 400mg/4 jam
-phinitoin 2 x 30 mg
-pct IV 3x180mg
-lactula 3x / 3 jam
13;00