You are on page 1of 2

LANGKAH DIAGNOSIS

Anamnesis

1. Sakit kepala
Nyeri kepala akibat tumor intrakranial harus bisa dibedakan dengan nyeri kepala
primer. Sesuai dengan pertumbuhan massa, maka nyeri pada tumor akan terasa
makin lama makin berat, terutama jika ada penambahan volume ke intrakranial
seperti setelah aktivitas fisik, malam atau pagi hari, dan saat batuk atau
mengedan. Pada awal nyeri kepala masih hilang timbul, kemudian nyeri akan
lebih sering. Seperti pada skenaio, pasien ini telah mengalami sakit kepala sejak
3 tahun terakhir, tetapi baru memberat dalam 1 bulan terakhir ini.
2. Mual & muntah
Mual dan muntah yang dialami pasien biasanya akibat peningkatan tekanan
intracranial.
3. Kelumpuhan/paresis
Hemiparesis terjadi karena adanya kerusakan jaringan pada salah satu sisi otak.
Kerusakan otak terbanyak disebabkan oleh stroke. Selain itu, hemiparesis juga
bisa disebabkan oleh cedera kepala, tumor otak, atau infeksi otak. sisi tubuh
yang terkena hemiparesis biasanya berlawanan dengan sisi otak yang
mengalami kerusakan. Misalnya, otak kiri mengalami kerusakan karena stroke,
maka sisi tubuh sebelah kanan akan mengalami kelemahan.

Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan TTV
Pemeriksaan TTV ini untuk menentukan ada tidaknya tanda peningkatan
tekanan intrakranial.
2. Pemeriksaan neurooftalmologis
Tumor otak melibatkan struktur yang dapat mendestruksi jaras pengllihatan dan
gerakan bola mata, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga
beberapa tumor otak dapat memiliki manifestasi neurooftalmologi yang khas
seperti tumor regio sella, tumor regio pineal, tumor fossa posterior, dan tumor
basis kranii. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan neurooftalmologi
terutama untuk menjelaskan kesesuaian gangguan klinis dengan fungsional
kanker otak.
3. Pemeriksaan funduskopi
Pemeriksaan funduskopi untuk menilai adanya papiledema. Hal yang perlu
diamati saat funduskopi adalah bentuk papil, warna, pembuluh darah retina,
cup dan gambaran retina lain (eksudat, perdarahan dan lain-lain).

Pemeriksaan Penunjang

1. CT-Scan
n berguna untuk melihat adanya tumor pada langkah awal penegakan diagnosis
dan sangat baik untuk melihat kalsifikasi atau lesi erosi/destruksi pada tulang
tengkorak.
2. MRI
Magnetic Resonance Imaging otak dengan atau tanpa kontras merupakan
standar baku emas dan mampu menyediakan sebuah gambaran stasis dari
tumor. Magnetic Resonance Imaging dapat melihat gambaran jaringan lunak
dengan lebih jelas dan sangat baik untuk tumor infratentorial, tetapi mempunyai
keterbatasan dalam melihat kalsifikasi. Pemeriksaan Magnetic Resonance
Spectroscopy (MRS) sangat baik untuk menentukan daerah nekrosis dengan
tumor yang masih viable, sehingga dapat digunakan sebagai penuntun biopsi
serta untuk menyingkirkan infeksi.

Referensi
Ranakusuma Teguh A.S. Buku Ajar Neurologi FK UI Jilid II. DEPARTEMEN
NEUROLOGI Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta, 2017.

You might also like