You are on page 1of 13

A.

PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) bertujuan untuk mencegah terjadinya
dampak yang dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup
lainnya. Ketentuan umum yang berkaitan dengan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
penting untuk dipahami bersama.
Ketentuan umum menurut Undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
a. Bahan berbahaya dan beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
dan/atau komponen lain yang karena sifat kosentrasi, dan/atau jumlahnya, baik secara
lagnsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan, dapat merusak dan/atau
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain.
b. Limbah bahan berbahaya dan beracun, yang selanjutnya disebut Limbah B3 adalah sisa
suatu usaha/kegiatan yang mengandung B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RS Sumber Sentosa adalah sebagai berikut :
a. Bahan Berbahaya dan Beracun Medis :
- Alkohol
- Povidone lodin
- Formalin
- Milcide Forte
- MILrub NR
- MILzyme
- Sedian Farmasi (obat) yang kadaluarsa
- Cairan Radiologi (Developer/Fixer)
- Reagen Laboratorium
b. Bahan Berbahaya dan Beracun Non Medis :
- Desinfektan (detergen untuk linen dan lantai)
- Pemutih atau Baycline (Natrium Hipoklori)
- Pembersih (sabun cuci tangan, sabun cuci piring, pembersih kaca)
- Spritus
- Klorin

1. PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)


a) Inventarisasi dan Pengadaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
— Inventarisasi bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan untuk
mendapatkan informasi mengenai pengelolaan bahan berbahaya dan beracun
(B3) terhadap usaha dan atau kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan, dan atau membuang bahan
berbahaya dan beracun (B3).
— Inventarisasi penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai ketentuan
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Kesehatan (LHK) No.18 Tahun 2015
adalah kegiatan pendataan jumlah dan jenis bahan berbahaya dan beracun (B3)
melalui administrasi teregistrasi dan notifikasi pelaku usaha importir (produsen,
distributor) eksportir, maupun dari kegiatan usaha pengguna (user) beserta
peredaraannya.
— Data dan informasi hasil kegiatan inventarisasi tersebut kemudian di input,
disimpan dan diolah serta dimanfaatkan melalui Sistem Informasi Tata kelola
jenis bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mendukung proses pengambilan
keputusan serta dimanfaatkan untuk pertukaran informasi dan edukasi
sebagaimana UU No. 19 Tahun 2009 tentang Pengesahan Konvensi Stockohlm
tentang Bahan Pencemar Organik yang Persisten, UU No. 10 Tahun 2013
tentang Pengesahan Konvensi Rotterdam tentang Prosedur Persetujuan atas
dasar informasi awal untuk bahan Kimia dan Pestisida tertentu dalam
Perdagangan Internasional dan Peraturan Pemerintah No.74 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).
— Perencanaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan identifikasi
kebutuhan bahan berbahaya dan beracun (B3) untuk mendukung kegiatan di
Rumah Sakit Sumber Sentosa yang dilaksanakan oleh Instalasi Farmasi.
— Pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah kegiatan untuk
memperoleh bahan berbahaya dan beracun (B3) oleh Instalasi Farmasi yang
dicantumkan dalam Program Kerja Tahunan Instalasi Farmasi disertai rincian
anggaran yang dibutuhkan. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
merupakan bagian dari perbekalan Farmasi, termasuk obat, bahan obat, alat
kesehatan, reagensia dan radio farmasi.
— Pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3) harus melalui pemasok atau
Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang memiliki ijin usaha yang resmi, perjanjian
kerjasama (MOU) dengan rumah sakit yang masih berlaku, dan menjadi keaslian
produknya.
— Pengadaan bahan berbahaya dan beracun (B3) harus menyertakan Material
Safety Data Sheet (MSDS), memiliki ijin edar yang sah, masa kadaluarsa
minimal 2 (dua) tahun.

Daftar Bahan Berbahaya dan Beracun di Rumah Sakit Sumber Sentosa :


Jenis Rambu-
No Lokasi Nama Bahan Nama Karakteristik Rambu
Dagang
1 Instalasi 1% Lodine Alkohol Mudah terbakar
Gawat Tincture Swab
Darurat
Biodegradable Hand soap Beracun
surfactant

Ethanol 96 % Handrub Korosif

Riodine Solution Bethadine Beracun


10% ( Povidone-
lodine )
Alkohol 70% Mudah terbakar

2 Instalasi Developer / Beracun


Radiologi Fixer
3 Instalasi Alkohol 70% Mudah terbakar
Laboratorium

HCL Alkohol Mudah terbakar


3%

Buffer phospat Mudah terbakar


progiemsa

Benedict Mudah terbakar

Metanol Mudah terbakar

Karbon Fuksin Mudah terbakar


0,3%
Larutan clorin Korosif

Barium klorida Beracun

Spiritus Mudah terbakar

4 Instalasi Alkohol 70% Mudah terbakar


Rawat Inap

Natrium Bayclin Beracun


Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Biodegradable Hand soap Beracun
surfactant

Nonilpenol Reagans - Beracun


Etoksilat L
Desinfektan Kreolin Korosif

Riodine Solution Bethadine Beracun


10% ( Povidone-
lodine )
Sodium Laureth Toxxa Beracun
Eter sulfat

5 Gudang obat Alkohol 70% Mudah terbakar

Formalin 37% Beracun

Surfactants and Milzyme Beracun


triple enzyms DF
<30%
Chlohexidine PD Scrub Beracun
Gluconate 4%

Quartenerv Milcide Mudah terbakar


ammonium forte
chloride
Desinfektan C Korosif
100

6 Poli gigi Spiritus Mudah terbakar

Alkohol 70% Mudah terbakar

Biodegradable Hand soap Beracun


surfactant

Natrium Bayclin Beracun


Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Riodine Solution Bethadine Beracun
10% ( Povidone-
lodine )
Desinfektan C Korosif
100
7 Poli Alkohol 70% Handrub Beracun
Kandungan

Alkohol swab Mudah terbakar

Natrium Bayclin Beracun


Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Savol Beracun

Riodine Solution Bethadine Beracun


10% ( Povidone-
lodine )
Spiritus Mudah terbakar

8 Poli Umum Alkohol 70% Mudah terbakar

Natrium Bayclin Beracun


Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Nonilpenol Reagans - Beracun
Etoksilat L

Biodegradable Hand soap Beracun


surfactant

9 Unit Desinfektan Korosif


Kebersihan C100

Alkohol 70% Handrub Beracun

Cairan klorin Korosif

Nonilpenol Reagans - Beracun


Etoksilat L

Natrium Bayclin Beracun


Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Biodegradable Hand soap Beracun
surfactant

10 Laundry Hidrogen Maxi Mudah terbakar


Peroksida Exon - L

Shatter - L Sodium Mudah terbakar


Hydroxide
Natrium Bayclin Beracun
Hipoklori
(NaOCl) 5,25%
Linear Alkyl Elegant Beracun
Benzene MP
Sulfomate
Nonilpenol Reagans - Beracun
Etoksilat L
Dialkylester Visoft Beracun
Ammonium Biru

11 OK Alkohol 70% Mudah terbakar


Riodine Solution Bethadine Beracun
10% ( Povidone-
lodine )
Quartenerv Milcide Mudah terbakar
ammonium forte
chloride
Surfactants and Milzyme Beracun
triple enzyms DF
<30%
Hibiscrub Beracun

Hand Beracun
Sanitzer
Milcide Beracun

12 Sanitasi Kaporit Korosif

Sipermetrin Baygon Beracun


0,100%

Abate Beracun

Microbacter Aerob Beracun

Microbacter Anaerob Beracun

Deltametrin Bagus Beracun


0,6% (Kapur
Ajaib Anti
Kecoa dan
Semut)

b) Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Pelaksanaan penanganan bahan berbahaya dan beracun (B3) dimulai dari penerima
barang awal atau gudang sesuai dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) dan
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang tersedia, karena bahan berbahaya dan
Beracun (B3) sangat bervariasi jenis dan cara penanganannya.
— Apabila terjadi insiden pajanan bahan berbahaya dan beracun (B3) dilakukan
penanganan pertama di unit kerja sesuai Material Safety Data Sheet (MSDS).
— Staf yang terpajan dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) dan dilakukan
penanganan lebih lanjut.
— Staf yang terpajan melaporkan kejadian pajanan ke Kepala Instalasi terkait,
kemudian Kepala Instalasi terkait meneruskan laporan ke Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit ( K3RS).
— Komite Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3) mencatat dan melakukan analisa
kejadian pajanan dan menyusun langkah – langkah pencegahan selanjutnya.

c) Penyimpanan Berbahaya Dan Beracun (B3)


1. Tempat Penyimpanan
a. Di Gudang khusus B3
 Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) di Gudang B3 dan
diletakkan di lemari khusus bahan berbahaya dan beracun (B3) atau rak
dengan ketentuan :
— Kemasan besar bahan berbahaya dan beracun (B3) diletakkan
diatas palet dan tidak bersentuhan dengan lantai.
— Jarak barang bahan berbahaya dan beracun (B3) dari dinding
kurang lebih 15 cm.
— Jaga kebersihan dan hygiene secara rutin.
 Setiap Kemasan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) diberi label yang
berisi informasi :
— Nama bahan berbahaya dan beracun (B3)
— Volume bahan berbahaya dan beracun (B3)
— Konsentrasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
— Tanggal kadaluarsa bahan berbahaya dan beracun (B3)
 Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) tidak boleh
dipergunakan untuk menyimpan bahan lainnya.
 Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) beri tanda
bahaya sesuai jenis kategori bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang mudah meledak atau terbakar
disimpan di ruang atau lemari dengan bahan tahan api.
 Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) harus
memenuhi syarat – syarat lingkungan seperti suhu (8 – 25 0C) dan
kelembaban (< 60%).
 Tempat penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) juga harus
dilengkapi dengan sarana prasarana proteksi terhadap kebakaran
seperti alat pemadam api ringan (APAR) dan pajanan seperti Eye
Washer atau sumber air mengalir dan Alat Pelindung Diri (APD).
b. Di Unit Kerja
 Penyimpanan bahan berbahaya dan beracun (B3) di unit kerja di simpan
di lemari khusus bahan berbahaya dan beracun (B3) yang terbuat dari
stainless atau kaca atau bahan lain yang bersifat tidak mudah bocor,
bebas goncangan, tidak menyerap bahan dan mudah dibersihkan, aman
dari gangguan biologis (tikus, rayap, dan lain-lain) dan dapat dikunci.
 Lemari khusus bahan berbahaya dan beracun (B3 diletakan ditempat yang
aman, jauh dari jangkauan anak – anak atau pengunjung rumah sakit dan
hanya boleh di akses oleh staf rumah sakit.
 Lemari khusus bahan berbahaya dan beracun (B3) harus dekat dan
mudah di akses serta di lengkapi dengan Alat Pelindung Diri (APD) dan
sarana proteksi lainnya.
 Lemari bahan berbahaya dan beracun (B3) diberi daftar isi bahan
berbahaya dan beracun (B3) yang disimpan.
 Setiap kemasan bahan berbahaya dan beracun (B3) yang disimpan diberi
label sesuai ketentuan.
 Lemari khusus bahan berbahaya dan beracun (B3) dilengkapi dengan
lembar Material Safety Data Sheet (MSDS), formulir pemeriksaan rutin,
formulir laporan pajanan bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Setiap staf di unit kerja diberikan pendidikan atau edukasi tentang
penyimpanan dan penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan
penanganan pajanan bahan berbahaya dan beracun (B3).
d) Pendistribusian Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
 Unit kerja yang membutuhkan bahan berbahaya dan beracun (B3) meminta ke
Instalasi Farmasi menggunakan formulir permintaan.
 Instalasi Farmasi memberikan bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai
permintaan kepada unit kerja yang meminta.
 Bahan berbahaya dan beracun (B3) yang diberikan ke unit kerja harus sudah
lengkap dengan Material Safety Data Sheet (MSDS) dan sudah di beri label.
 Pengangkutan bahan berbahaya dan beracun (B3) dari Instalasi Farmasi Unit
Kerja harus menggunakan troli beroda agar lebih mudah dan aman.
e) Penggunaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
 Yang berhak menggunakan bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah staf di
unit kerja masing – masing. Penggunaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
harus sesuai dengan Standar Prosedur Operasional (SPO) pemakaiannya.
 Setiap staf diberikan pendidikan dan edukasi tentang penanganan pajanan
bahan berbahaya dan beracun (B3) meliputi, alur pelaporan dan Material Safety
Data Sheet (MSDS) masing – masing bahan berbahaya dan beracun (B3).

2. PENANGANAN LIMBAH BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN ( B3)


a) Pemilahan Limbah B3
1. Bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah zat, energi, dan atau komponen lain
yang karena sifat, konsentrasi, dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan
hidup, dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan mahkluk hidup lain.
2. Limbah bahan B3 adalah sisa suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya dan beracun (B3)
3. Pemilahan limbah B3 dilakukan di unit kerja terkait oleh petugas di unit kerja.
Pemilahan bertujuan untuk memisahkan antara limbah B3 dengan non bahan
berbahaya dan beracun (B3).
4. Pemilahan yaitu cara memisahkan limbah B3 berdasarkan jenis limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3) yaitu :
 Limbah benda tajam: di buang dalam safety box warna kuning, tahan bocor,
berlabel tanda limbah infeksius, dan dapat ditutup apabila ¾ penuh dan
kemudian dibawa ke tempat penyimpanan sementara (TPS) limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3)
 Limbah padat bahan berbahaya dan beracun (B3): di buang dalam plastik
kuning berlabel tanda limbah infeksius, dan ditulis nama unit kerja, dan diikat
rapat apabila ¾ penuh kemudian disimpan di troli kuning untuk diangkut ke
tempat penyimpanan sementara (TPS) bahan berbahaya dan beracun (B3).
 Limbah cair bahan berbahaya dan beracun (B3): dialirkan ke Instalasi
Pengolahan Limbah Cair.
 Limbah Farmasi (obat kedaluwarsa) tidak disimpan di Tempat Penyimpanan
Sementara (TPS), melainkan disimpan di Instalasi Farmasi karena dalam
proses pemusnahannya harus ada ijin dari Badan Pengawas Obat dan
Makanan (BPOM).
b) Pengangkutan Limbah B3 dari Unit Kerja ke TPS B3
1. Limbah B3 dari unit kerja di angkut ke tempat penyimpanan sementara (TPS)
bahan berbahaya dan beracun (B3) dengan ketentuan :
 Petugas yang bertugas mengangkut limbah B3 ke TPS B3 bahan berbahaya
dan beracun (B3) adalah petugas unit kebersihan yang telah dilatih atau di
supervisi oleh koordinator sanitasi lingkungan.
 Petugas yang bertugas mengangkut limbah bahan berbahaya dan beracun
(B3) ke tempat penyimpanan sementara (TPS) bahan berbahaya dan
beracun (B3) harus menggunakan alat pelindung diri (APD).
 Pengangkutan menggunakan troli beroda yang kuat, kedap air, tidak
berkarat, permukaan mudah dibersihkan dan dapat ditutup.
 Pengangkutan tidak boleh tercecer.
 Jalur pengangkutan sedapat mungkin menggunakan jalur khusus yang jauh
dari kepadatan orang atau alur kegiatan pelayanan pasien.
c) Penyimpanan B3 di TPS B3
1. Persyaratan tempat penyimpanan sementara (TPS) bahan berbahaya dan
beracun (B3) adalah sebagai berikut :
— Lantai kedap (impermeable), berlantai beton atau semen dengan sistem
drainase yang baik, mudah dibersihkan dan dilakukan desinfeksi.
— Tersedia sumber air atau kran air dan sabun untuk pembersihan tangan.
— Mudah diakses untuk penyimpanan limbah.
— Dapat dikunci untuk menghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan.
— Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengambil atau mengangkut
limbah.
— Terlindungi dari sinar matahari, hujan, angin kencang, banjir dan vektor lain
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja.
— Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga dan burung.
— Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai.
— Berjarak jauh dari tempat penyimpanan atau penyiapan makanan. Peralatan
pembersihan, Alat Pelindung Diri (APD) seperti masker, sarung tangan,
penutup kepala, kaca mata goggle, sepatu boot, pakaian pelindung dan
wadah atau kantong limbah harus diletakkan sedekat mungkin dengan lokasi
fasilitas penyimpanan.
— Dinding, lantai dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa dalam
keadaan bersih termasuk pembersihan lantai setiap hari.
2. Petugas unit kebersihan membawa limbah B3 ke TPS B3 dan melakukan
penimbangan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) dan mencatat hasil
penimbangan limbah.
3. Limbah B3 di simpan di tempat penampungan atau wadah sesuai jenis limbah B3
4. Koordinator dengan petugas sanitasi lingkungan melakukan rekap jumlah limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3) setiap hari.
5. Lama penyimpanan limbah bahan berbahyaa dan beracun (B3) :
a. Untuk limbah infeksius, patologis dan benda tajam :
- Pada suhu ≤ 0 o C dapat disimpan selama 90 hari
- Pada suhu 3 – 8 0 C dapat disimpan selama 7 hari
- Pada suhu kamar disimpan maksimal 1 x 24 jam
b. Untuk limbah bahan kimia kadaluarsa, bahan radioaktif, farmasi, peralatan
medis dengan kandungan logam berat :
- Dengan berat ≥ 50 kg perhari disimpan maksimal 90 hari
- Dengan berat ≤ 50 kg perhari dapat disimpan maksimal 180 hari
d) Pengangkutan Limbah B3 dari TPS B3 ke Pihak Pemusnahan Limbah.
1. Pihak Pengangkut dan Pengelola Limbah harus memenuhi ketentuan :
a. Memiliki perijinan yang lengkap sesuai ketentuan Perundang – undangan
(Ijin Pengangkutan Limbah, Ijin Incenerator, Ijin Pemanfaatan Limbah).
b. Ijin yang dimiliki oleh pengangkut atau pengolah harus sesuai dengan jenis
limbah yang diangkut atau diolah.
c. Telah bekerjasama dengan rumah sakit Sumber Sentosa, dibuktikan
dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama.
d. Pihak rumah sakit Sumber Sentosa memastikan pengangkutan dan
pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) sesuai dengan
standar yang berlaku, melalui visitasi tempat pihak pengangkut atau
pengelola limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).
e. Setiap pengiriman limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) disertai
manifest limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) :
— Lembar 1: warna putih, disimpan oleh pengangkut limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3)
— Lembar 2 : warna kuning, diberikan ke Dinas Lingkungan Hidup
— Lembar 3 : warna hijau, disimpan oleh rumah sakit.
— Lembar 4 : warna merah muda diberikan oleh penerima limbah kepada
pengirim limbah
— Lembar 5 : warna biru, disimpan oleh penerima limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3)
— Lembar 6 : warna ungu, disimpan oleh pengirim limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3)
— Lembar 7 : disimpan sebagai bukti limbah bahan berbahaya dan
beracun (B3) sudah sampai ke pihak pengelola limbah.
e) Pengolahan Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3)
Pengolahan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) rumah sakit Sumber
Sentosa dilakukan oleh Pihak Ke – III (Pengangkut dan Pengolah) yang memiliki ijin
resmi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan telah melakukan Perjanjian
Kerjasama dengan Rumah Sakit Sumber Sentosa.

You might also like