You are on page 1of 10

Artikel Hasil Penelitian

BENTUK DAN MAKNA REDUPLIKASI ADJEKTIVA DALAM


BAHASA JAWA TIMUR DIALEG MATARAMAN DI
KECAMATAN PELEPAT ILIR DESA TIRTA MULYA
DR KAMARUDIN. M.PD

RIZKI MONIKA F1E122185

FAHRUL URON F1E122188

MUTIARA KHOLIJAH NASUTION F1E1212184

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas SAINS


DAN TEKNOLOGI, Universitas Jambi, Jambi, Indonesia

ABSTRAK
This study aims to describe the forms and meanings of adjective reduplication
in the Mataraman dialect of East Java in Pelepat Ilir District, Tirta Mulya
Village. One of the regional languages in Indonesia. The method used in this
study is descriptive qualitative, the data sources are oral and written data with
data collection techniques using the listening method and the proficient
method then data analysis using the matching method and the agih method,
followed by the mark reader technique. The results showed that the forms of
adjective reduplication in the Mataraman dialect of East Java were (1)
complete repetition, (2) partial repetition, (3) repetition with phoneme
changes, and (4) affixed repetition. The meanings contained in the
reduplication of the East Javanese language are (1) the form of reduplication
of the East Javanese language adjective in the basic form showing the plural
meaning, (2) the meaning of reduplication which states the nature of a person
that resembles what is meant by the basic word, (3) reduplication of the
adjective in the English language. East Java which shows someone is
imitating the nature of the root word, (4) reduplication of adjectives in East
Javanese language which shows the plural meaning of the basic word in
question. In addition to having a grammatical meaning of adjective
reduplication, the East Javanese language also has an idiomatic,
metaphorical meaning and to express refinement or blurring.
Keywords: Adjective Reduplication; East Java language; form; meaning.

1
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskipsikan bentuk-bentuk dan makna
reduplikasi adjketiva pada bahasa Jawa Timur dialek Mataraman di
Kecamatan Pelepat Ilir Desa Tirta Mulya. Salah satu bahasa daerah yang ada
di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskiftif
kualitatif, sumber data yaitu dari data lisan dan tulisan dengan teknik
pengumpulan data menggunakan metode simak dan metode cakap kemudian
analisis data dengan metode padan dan metode agih yang dilanjutkan
dengan teknik pembaca markah. Hasil penelitian menunjukkan bentuk
reduplikasi adjektiva yang ada pada bahasa Jawa Timur dialek Mataraman ini
adalah (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian (3) pengulangan
dengan perubahan fonem dan (4) pengulangan berimbuhan. Makna yang
terdapat pada reduplikasi bahasa Jawa Timur adalah (1) bentuk reduplikasi
adjektiva bahasa Jawa Timur dalam bentuk dasar menunjukkan makna
jamak, (2) makna reduplikasi yang menyatakan sifat seseorang yang
menyerupai apa yang dimaksud dengan kata dasar, (3) reduplikasi adjektiva
dalam bahasa Jawa Timur yang mempelihatkan seseorang bersifat meniru
pembawaan dari kata dasar, (4) reduplikasi adjektiva dalam bahasa Jawa
Timur yang menunjukkan pengertian yang jamak dari kata dasar yang
dimaksud. Selain mempunyai makna gramatikal reduplikasi adjektiva bahasa
Jawa Timur juga memiliki makna idiomatis, metafora dan untuk menyatakan
penghalusan atau pengaburan.
Kata kunci: Reduplikasi Adjektiva; bahasa jawa timur; bentuk; makna.

Pendahuluan

Beralih dari bahasa sebagai urutan kata, sebagai komponen Bahasa


memiliki hukum, kaidah-kaidah dan linguistik, khususnya morfologi. Morfologi
adalah bidang studi yang mengkaji tentang pembentukan kata, salah satunya
pengulangan kata atau reduplikasi. Hasil proses Kata "rephrase" digunakan
untuk menggambarkan pengulangan, seperti yang dikemukakan. Menurut
Sibarani (2014), pembentukan kata dapat terjadi melalui berbagai
mekanisme, antara lain (1) penciptaan kata baru (coinage), (2) peminjaman
kata (borrowing), (3) kata majemuk, (4) afiksasi (affixation), dan (5)
pengulangan kata (Reduplikasi).

Reduplikasi atau pengulangan bentuk satuan kebahasaan merupakan


gejala yang terdapat dalam banyak bahasa di dunia ini. Berdasarkan cara
mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat digolongkan menjadi empat
golongan: (1) pengulangan seluruh, (2) pengulangan sebagian, (3)
pengulangan yang berkombinasi dengan proses afiksasi, dan (4)
pengulangan dengan perubahan fonem, Chaer (2006:286). Dalam bahasa
Indonesia reduplikasi merupakan mekanisme yang penting dalam
pembentukan kata, di samping afiksasi, komposisi, dan akronimisasi (Chaer,
2008: 178). Ramlan (1983:76) menjabarkan macam-macam reduplikasi atau

2
bentuk ulang: (1) bentuk ulang simetris, yaitu bentuk ulang yang terjadi dari
bentuk dasar yang diulang seutuhnya, (2) bentuk ulang regresif, yaitu bentuk
ulang yang mengubah kata dasar pada ulangan kedua, (3) bentuk ulang
progresif, yaitu bentuk ulang yang mengubah kata dasar pada ulangan
pertama. Menurut Ramlan (2001:69-75), bentuk dasar kata memainkan peran
itu sangat penting dalam menentukan kelompok pengulangan. Konsep-
konsep yang dikatakan Ramlan telah dirujuk digunakan sebagai dasar
analisis dalam penelitian ini. Terkait hal tersebut, penulis baru saja
menyelesaikan beberapa penelitian tentang reduplikasi adjektiva bahasa
Jawa Timur di kecamatan Pelepat Ilir desa Tirta Mulya.

Bahasa Jawa Timur ialah Bahasa daerah yang ada di Indonesia.


Bahasa Jawa Timur digunakan oleh masyarakat jawa itu sendiri dalam
kehidupan sehari-hari untuk berkomunikasi menyampaikan ide atau gagasan
yang mereka maksud. Salah satunya di desa Tirta Mulya.

Kata "adjektiva" digunakan untuk menggambarkan karakteristik atau


status suatu objek, termasuk orang, hewan, tumbuhan, dan benda mati
lainnya. Untuk mendapatkan kesimpulan bahwa arti kata sifat (adjective)
adalah kategori kata yang menerangkan lebih khusus kepada kelas kata
nomina. Adjektiva memiliki variasi berdasarkan aspek makna, bentuk dan
proses transposisi dari kelas kata lain. Dalam kalimat, adjektiva mampu
menduduki fungsi predikat dengan pola konstruksi klausa yang beragam.
Contoh:
1) Naliko dolanan hp mbakyu kerep mesam-mesem dewe.
“Ketika bermain handphone kakak selalu ketawa-ketiwi sendiri”.

2) Naliko kenek bencono lindu omah malah ajur-mawur dadine.


“Ketika diterpa bencana gempa bumi rumahpun hancur-lebur jadinya”.

Pengulangan dasar di ikuti oleh perubahan fonem pada konstituen


ulang dan fonem yang berubah dapat berupa hanya vokal, hanya
konsonan atau konsonan dan vokal. Contoh (1) adalah pengulangan
yang di diikuti perubahan vokal “mesam-mesem” terjadi perubahan
fonem “a” menjadi “e” sedangkan contoh (2) perulangan yang diikuti
perubahan konsonan “ajur-mawur” terjadi penambahan fonem “m” dan
perubahan fonem “j” menjadi “r”.

3) Senajan wisuda ne mbakyu lewat online, adek wes dibelan-belani


ngei hadiah seng apik e pool.
“Walaupun wisuda kakak via online, adek sudah dibela-belai kasih
kejutan yang luar biasa”.

4) Dino iki lagi udan nanging mbakyu ngebelan-belani nyisakke wektu ge


ngampus.
“Hari ini sedang hujan tetapi kakak mbela-mbelain ngeluangin waktu
untuk ngampus”.

3
Reduplikasi no (3) dibelan-belani “dibela-belai” yang mempunyai
makna ngerelain berbagai cara yang akhirnya berubah makna pada
kalimat no (4) dengan penambahan imbuhan nge-ni menjadi ngebelan-
belani “mbela-mbelain” bukan berarti jadi seorang yang ngambis
melainkan mempunyai makna lakuin hal apapun itu selagi kamu masih
bisa. Jadi ngebelan-belani dalam bahasa jawa timur dialek mataram
mempunyai makna idiomatis atau ungkapan yang berfungsi sebagai
pengaburan atau penghalusan dalam bertutur.

Perlunya penelitian reduplikasi karna hal ini didasarkan pada


kajian dialek Mataraman dari bahasa Jawa Timur, Penulis sebelumnya
belum mengkajinya dan merinci secara mendalam tentang berbagai
macam reduplikasi secara formal dan konseptual. Terutama pada
reduplikasi adjektiva karena fakta bahwa peneliti sebelumnya hanya
meneliti reduplikasi berdasarkan bentuk dan makna pada reduplikasi
verba saja. Sedangkan pada penelitian ini penulis hanya fokus pada
reduplikasi adjektiva yang terdapat pada bahasa Jawa Timur dialek
Mataraman dari segi bentuk, dan maknanya. Selain itu bahasa Jawa
Timur yang digunakan oleh masyarakat di Kecamatan Pelepat Ilir Desa
Tirta Mulya ini bervariasi dalam penyampaian makna dalam tuturanya
dengan bahasa Jawa Timur dialek lainya. Karena dialek Mataraman ini
cendrung menggunkan vokal ‘o’ di bandingkan dialeg jawa lainnya,
Bahasa Jawa dialek Mataraman memiliki perbedaan bunyi jika
dibandingkan dengan dialek lainnya, seperti kata "putih" terkadang
diucapkan (potíh) selain itu ada juga "mulih" (molíh). Bahasa Jawa
dialek Mataraman terdapat perbedaan pada intonasi dengan bahasa
Jawa standar karena sering memberi tekanan pada suku kata pertama,
contoh sebagai contoh "Byuh-byuh, uayuné cah iki" ("Waduh,
cantiknya anak ini").

Metode penelitian

Adjektiva dalam bahasa Jawa Timur. Metode agih ini dilanjutkan


dengan teknik. lanjutan yaitu teknik pembaca markah. Teknik baca
markah adalah teknik pemarkahan untuk menunjukan kejian satuan
lingualistik tertentu (Sudaryanto, 2015).
Teknik Penelitian ini menggunakan metodologi deskriptif.
Pendekatan deskriptif adalah pendekatan yang mengungkapkan
temuan penelitian secara luas dan subjektif yang didukung oleh fakta
dan data. Data Kajian berupa reduplikasi adjektiva dialek Matraman
dalam bahasa tulis dan lisan yang digunakan oleh masyarakat Tirta
Mulya di Kecamatan Pelepat Ilir. Data tulis diambil dari website daring
dan data lisan diperoleh dari menyimak setiap percakapan yang
berlangsung antara informan dengan peneliti dan juga dengan penutur
asli bahasa Jawa Timur dialek Mataraman di desa tirta mulya, karena
peneliti juga sebagai penutur asli bahasa Jawa Timur dialek
Mataraman. Objek yang dianalisis adalah bentuk-bentuk dan makna
reduplikasi adjektiva pada bahasa Jawa Timur. Dalam artikel ini
penulis menggunakan metode simak dan catat untuk penyediaan
data , yaitu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan

4
menyimak penggunaan bahasa Jawa Timur pada masyarakat Jawa
Timur itu sendiri. Setelah melakukan metode simak, penulis melakukan
metode catat untuk penyediaan data berupa reduplikasi adjektiva
dalam Bahasa Jawa Timur. Teknik pencatatan adalah pendekatan
pencatatan yang dilakukan di kertas atau kartu yang dilanjutkan
dengan pengklasisfikasian data, yang bermaksud untuk
mengumpulkan dan mengesahkan data yang diperoleh dengan
menggunakan metode simak sesuai dengan kategori yang masing-
masing. Metode agih digunakan oleh penulis untuk memeriksa data
dalam pendekatan ini. Pendekatan agih adalah teknik analisis data
yang menggunakan bahasa target itu sendiri sebagai faktor
penentunya (Sudaryanto, 2015:15).

Hasil dan Pembahasan

Secara sederhana, reduplikasi hanya digambarkan sebagai


proses berulang yang memodifikasi struktur dasar kata. Kridalaksana
(2008:208) menegaskan bahwa duplikasi adalah proses dan hasil dari
pengulangan unit bahasa sebagai alat fonologis atau gramatiakal. Mirip
dengan apa yang disampaikan Ramlan (2001:63) Duplikasi adalah
pengulangan unit tata bahasa, baik seluruhnya maupun sebagian, baik
dengan variasi fonem maupun tidak. Sedangkan menurut chaer
(2006:286), pengulangan atau reduplikasi adalah strategi morfologis
yang berguna yang digunakan dalam konstruksi kata. Pengulangan ini
berlaku untuk kata-kata dasar, kata berimbuan, dan kata gabung. Kata
yang dihasilkan dari kata yang ditulis ulang bisa disebut kata ulang.
Kemudian Ramlan (2001:69-75) mengatakan bentuk dasar dari kata
ulang penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan.
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya, pengulangan dapat
digolongkan menjadi empat golongan: (1) pengulangan seluruh, (2)
pengulangan sebagian, (3) pengulangan yang berkombinasi dengan
proses afiks, dan (4) pengulangan dengan perubahan fonem. Dalam
tulisan ini, prinsip yang dijabarkan Ramlan digunakan sebagai dasar
analisis. Sedangkan makna dalam reduplikasi selain memiliki makna
gramatikan reduplikasi juga memiliki makna metafora, dan idiomatis.

Reduplikasi yang di bahas pada artikel ini adalah bentuk dan


makna reduplikasi adjektiva bahasa Jawa Timur di Kecamatan Pelepat
Ilir Desa Tirta Mulya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, jenis
reduplikasi adjektiva bahasa Jawa Timur di Desa Tirta Mulya terdiri
atas reduplikasi adjektiva dengan pengulangan seluruh, pengulangan
sebagian, perubahan fonem dan reduplikasi adjektiva berafiks.

Reduplikasi Adjektiva Pengulangan Seluruh

Reduplikasi adjektiva pengulangan seluruh adalah reduplikasi


atau perulangan adjektiva yang tidak atau belum mengalami proses
afiksasi (pengimbuhan). Misalnya: Mateng-mateng “matang-matang”,
Resik-resik (bersih-bersih), Mangan-mangan (makan-makan), Alon-
alon (pelan-pelan).

5
(1) Uwoh manggane wes mateng-mateng wi
Buah mangganya sudah matang-matang itu

(2) Mamak lagi resik-resik latar omah


Ibu sedang bersih-bersih halaman rumah

(3) Nek lagi lebaran neng omah e mbah mesti kon mangan-mangan
Kalau sedang lebaran di rumah mbah pasti di suruh makan-
makan

(4) Latihan numpak montor e alon-alon ae dek ndak jeglok engko


Latihan naik montor nya pelan-pelan aja dek nanti jatuh.

Reduplikasi Mateng-mateng “matang-matang”, Resik-resik


(bersih-bersih), Mangan-mangan (makan-makan), Alon-alon (pelan-
pelan). Merupakan reduplikasi yang dibentuk dari ajektiva bentuk
dasar. Sehingga di sebut reduplikasi pengulangan seluruh.

Reduplikasi Adjektiva Pengulangan Sebagian

(5) Ojo guya-guyu ae mbak ndak di omong wong gendeng engko


Jangan ketawa-ketiwi aja kak takut dibilang orang gila nanti

(6) Mas ora entok itung-itungan jajan karo adine dewe ki


Kakak tidak boleh hitung-hitungan makanan sama adek
kandungnya sendiri

Contoh no (5) dan (6) adalah contoh reduplikasi adjektiva pada


bahasa Jawa Timur dialek Mataraman dalam bentuk pengulangan
sebagian. Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa pengulangan
yang terjadi hanya pada kata depan. Makna kata ulang tersebut adalah
sebagai berikut:
 Makna Saling: data (5) dan (6) sama-sama memiliki makna
saling. Dengan kata kunci yang berkaitan seperti contoh diatas.

Reduplikasi Adjektiva Pengulangan Fonem

(7) Dadi uwong nek di omongi guru ne ki manut ngono lo, ora mong
planga-plongo tok
Jadi orang kalau dibilangin guru nya tu nurut gitu lo, jangan
cuman kayak orang kebingungan

(8) Gawean nyuci bajumu jek akeh, awakmu ojo tura-turu ae


Kerjaan mencuci bajumu masih banyak, dirimu jangan tidur
terus.

Contoh no (7) dan (8) adalah reduplikasi adjektiva pada bahasa


Jawa Timur dalam bentuk perubahan fonem. Dimana kata

6
planga-plongo ‘kebingungan’ berubah fonem “a” menjadi “o” dan
tura-turu ‘tidur terus’ perubahan fonem “a“ menjadi “u”.

Reduplikasi Adjektiva Berimbuhan

Reduplikasi adjektiva yang beimbu-han yaitu perulangan yang


berkombinasi dengan afiks. Reduplikasi adjektiva bahasa Jawa Timur
berafik “di- no”.

(9) Kakak gelem e acara nikahane kakak besok kudu digedhe-


gedheno
Kakak mau acara resepsi pernikahan kakak harus dibesar-
besarkan.

(10) Urep neng rantau ne uwong ki angel, dadi arep o koyo pie
keadaanne yo kudu dibetah-betahno
Hidup dirantau orang itu keras, jadi mau bagaimanapun
situasinya, ya harus dibetah-betahkan

Contoh no (9) sampai dengan no (10) adalah bentuk


reduplikasi adjektiva pada bahasa Jawa Timur yang berafik “dino”.
Reduplikasi berimbuhan di-no dalam bahasa Jawa Timur dialek
Mataraman, di mana kata dasarnya diikuti awalan di- dan akhiran
no-. Seperti kata dasar gedhe “besar” yang di ikuti awalan di- dan
akhiran no- sehingga mempunyai bentuk dasar digedhe “dibesar”,
setelah direduplikasikan menjadi digedhe-gedheno “dibesar-
besarkan” yang berkategori sebagai reduplikasi berimbuhan di-no.

Makna reduplikasi Adjektiva bahasa pada bahasa Jawa Timur

Makna kata merupakan arti atau isi dari suatu perkataan atau
pikiran kita. Makna reduplikasi adalah makna yang terdapat pada kata
ulang tersebut. Dari analisis data yang dilakukan, penulis menemukan
empat makna dari kata ulang tersebut. Berikut ini adalah makna kata
ulang yang terdapat pada reduplikasi adjektiva bahasa Jawa Timur.

Menyatakan Makna yang Menunjukkan Jamak

Seperti pada bentuk reduplikasi bahasa Jawa Timur dalam


bentuk dasar menunjukkan makna jamak.

Kata ulang Makna

Blayu-blayu (lari-lari) Banyak yang lari


Arek-arek (anak-anak) Banyak anak kecil
Tuwek-tuwek (tua-tua) Banyak orang tua
Mlaku-mlaku (jalan-jalan) Banyak yang jalan

7
Menyatakan Makna Menyerupai

Makna reduplikasi yang menyatakan sifat seseorang yang


menyerupai apa yang dimaksud dengan kata asal. Di tandai dengan
imbuhan “Sak – e “.

Kata ulang Makna

Sakayu-ayune Orang yang paling cantik


Sakduwur-duwure Orang yang paling tinggi
Sakelek-eleke Orang yang paling jelek
Sakpinter-pintere Orang yang paling pintar

Menyatakan Makna Meniru

Reduplikasi adjektiva dalam bahasa Jawa Timur yang


mempelihatkan seseorang bersifat meniru pembawaan dari kata
dasar ditandai dengan imbuhan “ka – an”.

Kata ulang Makna

Kewedok-wedokan Seperti perempuan


Kelanang-lanangan Seperti laki-laki

Menyatakan Makna Pengertian Jamak

Reduplikasi adjektiva dalam Bahasa Jawa Timur yang


menunjukkan pengertian yang jamak dari kata dasar yang dimaksud,
di tandai dengan imbuhan “pa”.

Kata ulang Makna

Isin-isin Banyak yang pemalu


Isih-isih Masih ada stok

Selain memiliki makna gramatikal reduplikasi adjektiva pada


bahasa Jawa Timur dialek mataraman juga di temukan makna
reduplikasi adjektiva dengan makna idiomatis, metafora dan
menyatakan pengaburan atau penghalusan. Makna gramatikal adalah
makna yang berubah-ubah sesuai dengan konteks pemakainya. Hal
ini terjadi akibat proses-proses gramatikal yang terjadi pada kata
tersebut, seperti pengimbuhan, pengulangan , dan pemajemukan.

8
Contoh : Jaran-jaranan “kuda-kudaan”
Jaran merupakan hewan kuda

Makna Idiomatis, dan Makna Metafora Reduplikasi Adjektiva pada


Bahasa Jawa Timur Dialek Mataraman.

(11) Anak iku ket mau murang-muring ae


Anak itu dari tadi marah-marah aja

Murang-muring berasal dari bentuk dasar uringan atau


“sudahlah” dari segi ukuran makna idiomatis dari murang-
muring dalam bahasa jawa timur yaitu orang yang marah-
marah.

Simpulan

Dari hasil analisis di atas dapat di simpulkan bahwa empat


jenis reduplikasi adjektiva pada bahasa Jawa Timur dialek Mataram
ini juga mempunyai empat bentuk, yaitu pengulangan
seluruh,pengulangan Sebagian,pengulangan berimbuhan dan
pengulangan perubahan fonem. Dalam proses reduplikasi adjektiva
dalam bahasa Jawa Timur di temukan empat makna. Yang pertama
bentuk reduplikasi bahasa Jawa Timur dalam bentuk dasar
menunjukkan makna jamak, yang ke dua makna reduplikasi yang
menyatakan sifat seseorang yang menyerupai apa yang dimaksud
dengan kata asal, yang ke tiga Reduplikasi adjektiva dalam bahasa
Jawa Timur yang mempelihatkan seseorang bersifat meniru
pembawaan dari kata dasar, yang ke empat Reduplikasi adjektiva
dalam bahasa Jawa Timur yang menunjukkan pengertian yang jamak
dari kata dasar yang dimaksud. Selain mempunyai makna gramatikal
reduplikasi adjektiva bahasa Jawa Timur juga memilik makna
idiomatis, metafora dan yang berfungsi untuk menyatakan
pengaburan atau penghalusan.

9
Referensi

Dewanda Moudizka, K. (n.d.). ADJEKTIVA PREDIKAT DALAM KLAUSA BAHASA INDONESIA PADA
KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA EDISI KELIMA.

Indriani, M., Bahasa Jawa, J., Bahasa dan Seni, F., & Negeri Semarang, U. (2014). Sutasoma:
Journal of Javanese Literature PENANDA MORFOLOGI BAHASA JAWA DIALEK REMBANG.
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/sutasoma

Putri, R. A., Negeri, S., & Selatan, T. (2017). ANALISIS KONTRASTIF REDUPLIKASI BAHASA JAWA
DENGAN BAHASA INDONESIA (Vol. 08, Issue 2).

Shitadewi, I. A., & Dhanawaty, N. M. (2021). Klasifikasi Semantik Adjektiva Bahasa Jawa Dialek
Malang. Linguistika: Buletin Ilmiah Program Magister Linguistik Universitas Udayana, 28(1),
29. https://doi.org/10.24843/ling.2021.v28.i01.p03
Sumarsih, N. (2013). Tipe-Tipe Reduplikasi Semantis Bahasa Indonesia: Kajian Bentuk dan
Makna. Widyaparwa, 41(1), 81-90.

Hutri, K., Deliana, D., & Nasution, K. (2020). BENTUK DAN MAKNA REDUPLIKASI ADJEKTIVA
DALAM BAHASA MINANGKABAU DIALEK SUNGAYANG DI KAB. TANAH
DATAR. HUMANIKA, 27(2), 95-104.

10

You might also like