Rumah Sakit Umum Daerah
Jl. Pahlawan No. 2 Magetan
PROFILAKSIS KOTRIMOKSASOL
Nomor Nomor Revisi Halaman
Dokumentasi
12
9 isPos4qs.s
STANDAR
PROSEDUR
| OPERASIONAL
Tanggal Terbit
25 WAL 2022
PENGERTIAN
Pemberian profilaksis kotrimoksasol pada genderita HIV-AIDS
bisa primer dan sekunder.
TUJUAN
‘Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memberikan
petunjuk dan prosedur pengobatan profilaksis pada infeksi
oportunistik yang sensitive terhadap kotrimoksasol.
KEBIJAKAN
Berdasarkan Keputusan Direktur RSUD dr. Sayidiman
Magetan Nomor 188/291 /Kept/403,300/2022 tentang kebijakan
pelayanan pasien dengan Human Immonodefioiency Virus
(HIV) dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) di
Rumah Sakit Umum Daerah dr. Sayidiman Magetan |
PROSEDUR
1. Prinsip profilaksis kotrimoksasol primer |
- Semua penderita HIV dengan gejala klinis stadium |
H,ILIV. |
- Tanpa gejala klinis dengan CD4 kurang dari 500 atau
jumlah limfosit total < 1200.
- Hamil setelah trimester pertama
2. Prinsip profilaksis kotrimoksasol sekunder
= Semua pasien setelah terkena infeksi PCP, dan
isospora belli toksoplasmosis. |
3. Rekomendasi regimen |
- Kotrimoksasol 960 mg atau 2 x 480 mg. |
- Alternatif bila alergi atau hamil trimester pertama: |
dapsone 50 mg 2 kali/hari atau 100 mg/hari.
- Jika CD4 <100 dan antibody toksoplasma_ positif:
dapsone 50 mg 2 kali/hari atau 100 mg/hari +Rumah Sakit Umum Daerah
dr. Sayidiman Magetan
JI. Pahlawan No. 2 Magetan
PROFILAKSIS KOTRIMOKSASOL
Nomor Nomor Revisi Halaman
Dokumentasi
| 1 212
| 1997 src 00/2022
PROSEDUR
pirimetamin 50 mg perminggu dan asam folat 25 mg
perminggu
- asus reaksi obat yang tidak mengancam jiwa: hentikan
obat selama 2 minggu kemudian dicoba lagi TMP/SMX
dengan dosis ditingkatkan secara perlahan-lahan.
- Setelah desensitisasi di bawah pengawasan, hamper
70% pasien dapat toleransi lagi dengan TMP/SMX.
|4. Kriteria menghentikan terapi
| a. Reaksi kulit yang berat
- Fixed drug reaction.
- Sindroma Steven Johnson.
- Gagal ginjal atau hati
- Toksisitas yang berat pada system hematologi
b. Sebagai profilaksis primer
Pasien yang mendapat HAART dengan peningkatan |
CD4 > 200 / mm? minimal selama 3 bulan
c. Sebagai terapi rumatan toksoplasmosis
- _Profilaksis dihentikan jika tidak ada gejala dan CD4
> 200/mm! sedikitnya 6 bulan.
5. Evaluasi pengobatan
a. Tindak lanjut klinis.
b. Tiap bulan dan kemudian 3 bulan jika pengobatan dapat
ditoleransi dengan baik,
¢. Monitoring gejala klinis dan toksisitas.
4d. Menilai dan menguatkan kepatuhan.
e. Follow up laboratorium.
| { Mengukur haemoglobin dan leukosit setiap 6 bulan bila
terdapat fasilitas dan ada indikasi klinis.
UNIT TERKAIT
4. Poli VCT
2. Farmasi