You are on page 1of 7

Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS Volume 3, Issue 1, 22-4-2022

ISSN: 2721-3269
https://www.journal-afamedis.com/index.php/afamedis

Artikel Penelitian

PENGARUH GELLING AGENT PADA SEDIAAN SERUM JERAWAT KOMBINASI


EKSTRAK DAUN SIRIH HIJAU DAN BUAH BELIMBING WULUH

Dara Pranidya Tilarso1,a,*, Anggun Maghfiroh1,b, Kholifatul Jihan Amira1,c


1
Program Studi Farmasi, STIKes Karya Putra Bangsa
Jalan Raya Tulungagung-Blitar KM 4, Tulungagung 66291, Jawa Timur

e-mail: a dptilarso@stikes-kartrasa.ac.id , b anggunmaghfiroh270@gmail.com , and c jihanamiraa1498@gmail.com


* Corresponding Author

Abstract
Serums with low viscosity can deliver active substances through the skin surface by forming a film layer. The
physical properties of a good serum depend on the use of a gelling agent as a base. This study aims to determine
the effect of the type and concentration of gelling agent on the physical characteristics of the combination of
ethanol extract of green betel leaf (Piper betle) and wuluh starfruit (Averrhoa bilimbi L.) as an anti-acne.
Serum preparations were made in 6 formulas with variations and concentrations of gel base, namely FI (Na-
CMC 2%), FII (Na-CMC 3%), FIII (Na-CMC 4%), FIV (Carbopol 0.5%), FV (Carbopol 1%), and FVI
(Carbopol 2%). Evaluation of the preparation is carried out to determine the optimum formula that meets the
requirements criteria. The evaluations carried out included organoleptic homogeneity, dispersion, adhesion,
pH, and viscosity. The analysis performed statistically using ANOVA with a 95% confidence level to see
differences between groups of formulas to determine the effect of type and concentration of gelling agent on
serum characteristics. The formulation of serum preparations on the concentration of gelling agent affects the
physical stability for 28 days. The results of the antibacterial activity test of FV and FVI (Karbopol 1% and
2%) had inhibition zones of 8.8 mm and 9.3 mm in P. acnes, and 9 and 9.8 mm in S. aureus which were included
in the inhibition zone category currently.
Keywords: serum; Na-CMC; carbopol; green betel leaf; wuluh starfruit

Abstrak
Serum dengan viskositas yang rendah dapat menghantarkan zat aktif melalui permukaan kulit dengan
membetuk lapisan film. Sifat fisik serum yang baik tergantung dari penggunaan gelling agent sebagai basisnya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi gelling agent terhadap karakteristik
fisik serum kombinasi ekstrak etanol daun sirih hijau (Piper betle) dan buah belimbing wuluh (Averrhoa
bilimbi L.) sebagai antijerawat. Sediaan serum dibuat dalam 6 formula dengan variasi dan konsentrasi basis
gel yaitu FI (Na-CMC 2%), FII (Na-CMC 3%), FIII (Na-CMC 4%), FIV (Karbopol 0,5%), FV (Karbopol 1%),
dan FVI (Karbopol 2%). Evaluasi terhadap sediaan dilakukan untuk mengetahui formula optimum yang
memenuhi kriteria persyaratan. Evaluasi yang dilakukan meliputi organoleptis homogenitas, daya sebar, daya
lekat, pH dan viskositas. Analisis dilakukan secara statistik menggunakan ANOVA dengan tingkat kepercayaan
95% untuk melihat perbedaan antar kelompok formula untuk mengetahui pengaruh jenis dan konsentrasi
gelling agent terhadap karakteristik serum. Formulasi sediaan serum terhadap konsentrasi gelling agent
berpengaruh terhadap stabilitas fisik selama 28 hari. Hasil uji aktivitas antibakteri FV dan FVI (Karbopol 1%
dan 2%) memiliki zona hambat sebesar 8,8 mm dan 9,3 mm pada P.acnes, serta 9 dan 9,8 mm pada S.aureus
yang termasuk dalam kategori zona hambat sedang.
Kata Kunci: serum; Na-CMC; karbopol, daun sirih hijau; buah belimbing wuluh

1
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

I. PENDAHULUAN Pada formulasi sediaan serum ini


Jerawat merupakan masalah kulit digunakan dua gelling agent yaitu Na-
berupa infeksi dan peradangan kulit. CMC dan karbopol dengan berbagai
Propionibacterium acnes dan konsentrasi penggunaan. Kedua gelling
Staphylococcus aureus merupakan agent ini memiliki karakteristik tersendiri
mikroba pembentuk nanah yang sebagai gelling agent, sehingga tujuan dari
bertanggung jawab untuk pengembangan penelitian ini adalah untuk melihat
berbagai bentuk jerawat. Efek antijerawat pengaruh gelling agent terhadap
terbukti pada penelitian yang karakteristik fisik dan aktivitas antijerawat
memanfaatkan daun sirih hijau dan buah sediaan serum.
belimbing wuluh masing-masing
dilaporkan mampu memberikan zona
hambat pada konsentrasi 10%[1] dan 12,5% II. METODE
[2]
. Berdasarkan aktivitas antibakteri yang Alat dan Bahan
dimiliki daun sirih hijau dan buah Alat yang digunakan yaitu oven,
belimbing wuluh, maka perlu wadah maserasi, rotary evaporator, pH
dikembangkan menjadi suatu sediaan indikator, viscometer, dan timbangan
farmasi untuk meningkatkan kemudahan analitik.
dalam penggunaannya. Salah satu Bahan yang digunakan yaitu
pengobatan yang baik untuk jerawat yaitu simplisia daun sirih hijau, simplisia buah
menggunakan serum. Serum merupakan belimbing wuluh, Na-CMC, karbopol,
sediaan kosmetik dengan viskositas rendah TEA, metil-propil paraben, BHT, parfum,
sehingga mudah diserap oleh kulit, serum dan air suling, DMSO, P.acnes, S.aureus.
menghantarkan zat aktif melalui
permukaan kulit dengan membentuk Penyiapan Sampel
lapisan film tipis yang mengandung bahan Sampel yang digunakan pada
aktif lebih banyak daripada kandungan penelitian ini yaitu sampel simplisia daun
pelarut[3]. Faktor penting dalam formulasi sirih hijau (Piper betle) dan buah
serum yaitu gelling agent dengan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.)
karakteristiknya. Dasar gel hidrofilik dapat yang diperoleh dari UPT Laboratorium
meningkatkan aktivitas ekstrak dalam Herbal Materia Medica, Batu.
sebuah formulasi, seperti metil selulosa, Pembuatan Ekstrak
carboxy metil selulosa (CMC) dan ada Pembuatan ekstrak dilakukan
juga yang berasal dari polimer sintetik secara maserasi dengan menggunakan
seperti carbopol. Keunggulan serum dalam pelarut etanol 96%. Serbuk simplisia
sediaan antijerawat yaitu serum sebanyak 250 gram dilarutkan ke dalam
merupakan sediaan semi padat yang etanol 96% sebanyak 2,5 liter kemudian
banyak mengandung air sehingga mampu dimaserasi selama 3x24 jam, dibiarkan di
menembus dinding sel bakteri Gram positif tempat sejuk terlindung dari cahaya sambil
yang bersifat lebih polar. Karakteristik digojok sesekali. Terakhir menyaring hasil
gelling agent yang digunakan harus maserasi menggunakan kertas saring dan
disesuaikan dengan jenis sediaan karena diambil filtratnya. Filtrat kemudian
semakin tinggi konsentrasi gelling agent dipekatkan menggunakan waterbath
yang digunakan, semakin tinggi viskositas dengan suhu 50°C hingga pekat . [5]

gel karena struktur gel semakin kuat[4].

2
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

Pembuatan Sediaan Serum Diameter sebar sampel diukur.


Gelling agent dikembangkan Selanjutnya ditambah 150 gram beban dan
dengan aquadest panas didalam mortir didiamkan selama 1 menit lalu diukur
hingga terbentuk massa serum. Pada diameter yang konstan[8].
wadah lain, nipagin, nipasol dan BHT yang Viskositas
dilarutkan dalam propilenglikol diaduk Sediaan serum gel dimasukkan
hingga homogen. Larutan metil paraben, kedalam alat viscometer hingga spindel
propil paraben, BHT, dan propilenglikol terendam. Spindel diatur dengan kecepatan
tadi dicampurkan ke dalam massa serum 50 rpm[3].
yang telah terbentuk didalam mortir, Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan
kemudian diaduk hingga homogen. Basis Serum
serum yang telah terbentuk, selanjutnya Pengujian aktivitas antibakteri
ditambahkan ekstrak dan parfum dilakukan dengan metode difusi kertas
secukupnya lalu digerus hingga cakram (paper disk)[9]. Suspensi bakteri
homogen[3]. Propionibacterium acnes dan
Staphylococcus aureus sebanyak 100 µL
Evaluasi Sediaan Serum
dituang secara merata pada medium
Organoleptis
Nutrient Agar yang telah diletakkan dalam
Pengujian serum meliputi warna,
cawan petri steril, Setelah mengering,
aroma, dan sensasi di kulit dengan cara
kertas cakram diresapi dengan sediaan
mengamati penampilan visual dan sensasi
serum. Diletakkan kertas cakram, pada
di kulit[3].
permukaan medium yang telah
Homogenitas
diinokulasikan dengan bakteri uji secara
Uji homogenitas dilakukan dengan
aseptik (dengan menggunakan cotton bud
cara mengoleskan sediaan serum pada
steril). Pengujian ini diinkubasi pada suhu
preparat kaca kemudian diamati apakah
37°C selama selama 24 jam. Setelah 24
bahan–bahan yang digunakan tersebut
jam dilihat zona bening di sekitar cakram
terdispersi merata pada lempeng kaca
yang menunjukan kemampuan sediaan uji
tersebut[6].
dalam menghambat pertumbuhan
pH
bakteri[10].
Sebanyak 0,5 gram serum
Analisis statistik
diencerkan dengan 5 ml aquades,
Data yang diperoleh pada evaluasi
kemudian pH stik dicelupkan selama 1
sediaan dianalisa menggunakan statistik
menit. Perubahan warna yang terjadi pada
SPSS V.24.0. Uji yang dilakukan yaitu uji
pH stik menunjukkan nilai pH dari
normalitas menggunakan Kolmogorov-
sediaan[7].
Smirnov, kemudian dilanjutkan dengan
Daya lekat
menggunakan analisis variansi satu arah
Sampel sebanyak 0,25 gram
(ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95%.
diletakkan diantara 2 gelas objek pada alat
Perbedaan antar kelompok formula serum
uji daya lekat, kemudian ditekan beban 1
diamati dengan pengaruh jenis dan
kg selama 5 menit, beban diangkat dan
konsentrasi gelling agent terhadap daya
diberi beban 80 gram pada alat dan dicatat
sebar, daya lekat dan viskositas.
waktu pelepasan serum[2].
Daya sebar
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sampel seberat 0,5 gram
Ekstrak etanol daun sirih hijau dan
diletakkan di atas kaca dan ditunggu
buah belimbing wuluh yang dihasilkan
selama 1 menit.
diformulasikan ke dalam bentuk sediaan

3
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

serum dengan berbeda jenis dan kekentalan seperti gel dengan tekstur
konsentrasi gelling agent untuk seperti air, mudah meresap, tidak
antijerawat. Tujuan serum menjadi suatu menimbukan rasa lengket, berbau khas,
sediaan farmasi dalam penelitian ini yaitu serta berwarna coklat kehijauan. Pada
untuk meningkatkan kemudahan dalam sediaan serum yang menggunakan gelling
penggunaan ekstrak berkhasiat sebagai agent Karbopol (FIV, FV, FVI) diperoleh
antijerawat. sediaan serum yang memberikan
Keunggulan serum dalam sediaan kekentalan seperti gel dengan tekstur
antijerawat yaitu serum merupakan sediaan seperti air, tidak menimbulkan rasa
semi padat yang banyak mengandung air lengket, berbau khas, serta berwarna coklat
sehingga mampu menembus dinding sel tua. Dari hasil uji, menunjukkan perbedaan
bakteri Gram positif yang bersifat lebih warna pada tiap jenis gelling agent
polar. Mengingat sediaan serum yang meskipun mengandung kombinasi ekstrak
mengandung bahan kimia obat dapat yang sama. Kemungkinan perbedaan
memberikan efek samping dalam warna tersebut akibat penambahan TEA
penggunaannya. Serum kombinasi ekstrak pada gelling agent yang menggunakan
daun sirih hijau dan buah belimbing wuluh Karbopol. TEA (trietanolamin) merupakan
diharapkan dapat memberikan manfaat agen alkali yang akan mengionisasi
kemudahan dalam penggunaannya. karbopol, serta menetralkan keasaman
Formulasi sediaan serum kombinasi karbopol. Sehingga sediaan yang dibuat
ekstrak daun sirih hijau dan buah belimbing akan jernih[11]. Keenam formula tersebut
wuluh dapat diamati pada Tabel 1. disimpan dalam suhu ruang 35-37C dan
sediaan tetap stabil, karena tidak
Tabel 1. Formula sediaan serum
mengalami perubahan selama 4 minggu
Bahan Formula (%b/v)
FI FII FIII FIV FV FVI masa pengamatan.
Ekstrak 10 10 10 10 10 10
DS Uji Homogenitas
Ekstrak 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 12,5 Tujuan dilakukannya uji
BBW homogenitas yaitu untuk mengetahui
PG 15 15 15 15 15 15
Na- 2 3 4 - - - keberadaan partikel pada sediaan serum.
CMC Jika suatu komponen sediaan tidak
Karbop - - - 0,5 1 2 homogen, dapat mempengaruhi efikasi
ol
TEA - - - 1 1 1
serum yang dihasilkan[12]. Partikel kasar
Nipagin 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 0,18 yang terbentuk pada sediaan menunjukkan
Nipasol 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 sediaan tidak terdispersi dengan baik.
BHT 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 0,1 Berdasarkan uji homogenitas pada Tabel 2
Parfum qs qs qs qs qs qs
Aquade 100 100 100 100 100 100 yang dilakukan pada sediaan serum
st menunjukkan bahwa, pada keenam
Ket: DS = Daun sirih formulasi sediaan tidak ditemukan adanya
BBW = Buah belimbing wuluh partikel kasar. Sehingga dapat dinyatakan
Uji Organoleptis bahwa formulasi keenam sediaan serum
Berdasarkan hasil uji organoleptis tersebut bercampur sempurna secara
enam formulasi sediaan serum kombinasi homogen.
ekstrak daun sirih hijau dan buah belimbing
wuluh, pada FI, FII dan FIII yang Uji pH
menggunakan gelling agent Na-CMC Uji pH dilakukan bertujuan untuk
diperoleh sediaan serum yang memberikan mengetahui keasaman sediaan, agar saat

4
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

Tabel 2. Hasil evaluasi sifat fisik sediaan serum


Formula
Evaluasi Uji
I II III IV V VI
Organoleptis
 Bentuk  Semisolid  Semisolid  Semisolid  Semisolid  Semisolid  Semisolid
 Bau  Khas  Khas  Khas  Khas  Khas  Khas
 Warna  Coklat  Coklat  Coklat  Coklat tua  Coklat tua  Coklat tua
kehijauan kehijauan kehijauan
Homogenitas Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen Homogen
pH 7±0 6±0 5±0 7±0 5,9±0,25 5±0
Daya sebar 6,80±0,08 6,65±0,13 6,65±0,13 6,65±0,09 6,43±0,06 6,14±0,18
cm cm cm cm cm cm
Daya lekat 0,46±0,04 0,60±0,04 0,64±0,06 0,59±0,03 0,75±0,05 0,82±0,07
detik detik detik detik detik detik
Viskositas 217,5±13,23 230,00±7,07 232,50±6,45 237,50±6,45 242,50±6,45 273,75±21,3
dPas dPas dPas dPas dPas 6 dPas

digunakan tidak mengiritasi kulit. Hasil mengetahui adanya perbedaan signifikan


pada Tabel 2 menunjukkan, perbedaan antar keenam formula, hasil uji
gelling agent tidak mempengaruhi hasil menunjukkan FI dan FVI menunjukkan
uji pH dan masih termasuk ke dalam adanya perbedaan yang signifikan dengan
rentang pH dalam syarat mutu. nilai sig ,002 (<0,05).
Nilai pH yang baik berada dalam
Uji Daya Lekat
kisaran nilai pH yang terdapat pada SNI
Pengujian daya lekat dilakukan
16-4399-1996 sebagai syarat mutu
untuk mengetahui kemampuan sediaan
sediaan kulit (4,5-8,0) dan pH yang
gel melekat ketika dioleskan pada kulit.
sesuai dengan pH kulit yaitu antara 4,5-
Daya lekat dapat mempengaruhi
7,5. Sediaan topikal sedemikian
efektivitas zat aktif dalam suatu sediaan
mungkin harus memiliki pH yang sama
krim, dimana semakin lama daya lekatnya
dengan kulit agar bisa berdifusi kedalam
maka aktivitas yang akan dimaksudkan
kulit[13].
juga akan bertahan lebih lama. Daya lekat
Uji Daya Sebar sediaan gel sebaiknya lebih dari 1 detik.
Pengujian daya sebar dilakukan Hasil pengujian daya lekat pada Tabel 2
untuk mengetahui kemampuan menunjukkan bahwa formula tidak
menyebar sediaan saat diaplikasikan memenuhi kriteria hasil uji dengan waktu
pada kulit. emakin tinggi daya sebar kurang dari 1 detik. Hasil uji One Way
maka semakin luas daya kontak krim Anova didapatkan nilai sig 0,00 (<0,05)
dengan permukaan kulit, sehingga zat maka dari keenam formulasi menunjukan
aktif dapat terdistribusi dengan baik. adanya pengaruh variasi konsentrasi
Daya sebar gel yang baik berada pada gelling agent. Pengujian LSD dilakukan
rentang 5-7 cm (Septiani, 2012). Hasil untuk mengetahui adanya perbedaan
pengujian daya sebar pada Tabel 2 telah signifikan antara keenam formula, hasil
memenuhi kriteria daya sebar serum. uji menunjukkan FI dengan FVI nilai sig
hasil uji One Way Anova didapatkan nilai ,004 yang berarti terdapat perbedaan
sig 0,11 (<0,05) maka dari keenam signifikan (>0,05).
formulasi menunjukan adanya pengaruh
variasi konsentrasi gelling agent.
Pengujian LSD dilakukan untuk

5
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

Uji Viskositas dalam kategori kuat. Hasil yang berbeda


Viskositas merupakan tahanan terjadi pada FV dan FVI yang
dari suatu cairan untuk mengalir. menggunakan gelling agent karbopol
Semakin tinggi viskositas, maka semakin konsentrasi 1% dan 2%. Perlakuan
tinggi tahanannya. Viskositas sediaan menunjukkan hasil dengan sifat yang
tidak boleh terlalu tinggi dan terlalu sedang, kemungkinan hal tersebut
rendah. Jika serum yang dibuat viskositas dipengaruhi oleh tingginya konsentrasi
terlalu tinggi (kental), serum akan sulit karbopol. Semakin tinggi konsentrasi
untuk dikeluarkan dari kem asannya, karbopol maka viskositas sediaan serum
sedangkan jika viskositas terlalu rendah semakin kental, sehingga terjadi
(encer), akan menurunkan waktu lama penurunan diameter zona hambat
tinggal pada kulit saat digunakan. Nilai antibakteri[14]. Hal tersebut dapat
viskositas sesuai dengan persyaratan menghalangi pelepasan dari zat aktif
mutu pada SNI 12-3524-1995 yaitu 200 tersebut dan mengakibatkan penurunan
sampai 500 dPas. Hasil pengujian hambatan pada formulasi serum terhadap
viskositas pada Tabel 2 telah memenuhi bakteri P.acnes dan S.aureus.
kriteria viskositas gel serum.
Tabel 3. Hasil uji aktivitas antibakteri
Hasil uji One Way Anova
P. S.
didapatkan nilai sig 0,00 (<0,05) maka Formula acnes aureus Ket.
dari keenam formulasi menunjukan (mm) (mm)
adanya pengaruh variasi konsentrasi Kontol 19,5 21,3 Kuat
Positif
gelling agent. Terakhir pengujian LSD, FI 12,6 15 Kuat
digunakan untuk mengetahui adanya FII 12,3 14,4 Kuat
perbedaan signifikan antar keenam FIII 12,3 14,3 Kuat
FIV 8 13,5 Kuat
formula, hasil uji menunjukkan FI
FV 8,8 9 Sedang
dengan FVI nilai sig ,000 yang berarti FVI 9,3 9,8 Sedang
bahwa terdapat perbedaan signifikan Kontrol - - -
(p>0,05). Negatif
Ket: Kontrol positif = kombinasi ekstrak daun
Uji Aktivitas Antibakteri Serum sirih dan buah belimbing wuluh; Kontrol negatif
Berdasarkan hasil uji pada Tabel = DMSO
3, kontrol negatif tidak mempunyai zona
KESIMPULAN
hambat, kontrol positif menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian ini,
zona hambat sebesar 19,5 mm pada dapat disimpulkan bahwa sediaan serum
bakteri P.acnes dan 21,3 mm pda bakteri ekstrak kombinasi daun sirih dan buah
S. Aureus. Dari formula I sampai III belimbing wuluh menunjukkan stabilitas
menunjukkan zona hambat antara 12,6- fisik yang baik, sesuai dengan parameter
15 mm. Berdasarkan hasil uji aktivitas, uji sifat fisik serum selama penyimpanan
dapat disimpulkan bahwa formula serum 28 hari. Variasi konsentrasi Na-CMC
ekstrak kombinasi daun sirih dan buah dan karbopol sebagai gelling agent
belimbing wuluh sudah mempunyai efek berpengaruh terhadap stabilitas fisik
penghambatan terhadap bakteri sediaan serum. Hasil uji aktivitas
antibakteri FV dan FVI (Karbopol 1%
Propionibacterium acnes dan
dan 2%) memiliki zona hambat bersifat
Staphylococcus aureus dalam kategori
sedang sebesar 8,8 mm dan 9,3 mm pada
kuat namun belum sebanding dengan P.acnes, serta 9 dan 9,8 mm pada
kontrol positif yaitu ekstrak kombinasi itu S.aureus dibandingkan dengan kontrol
sendiri yang menunjukkan zona hambat positif dengan zona hambat 19,5 mm dan
21,3 mm yang bersifat kuat. 6
Jurnal Farmasi Indonesia | AFAMEDIS , 2020; XX(X): Hal. X-X

UCAPAN TERIMAKASIH Melinjo (Gnetun gnemon Linn.). Students


E-Journal, 1(1), 39.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Stikes Karya Putra Bangsa yang telah [7] Emma, S., & Pratiwi, D. (2014).
menyediakan bantuan dan fasilitas dalam Evaluasi dan Uji Stabilitas Fisik dan
menyelesaikan penelitian ini. Sineresis Sediaan Gel yang Mengandung
Minoksidil, Apigenin dan Perasan Herba
Seledri (Apium graveolens L.). Journal
DAFTAR PUSTAKA Indonesian Bulletin of Health Research,
42(4), 20088.
[1] Sari, R., & Isadiartuti, D. (2006). Studi
Efektivitas Sediaan Gel Antiseptik Tangan [8] Warnida, H., Juliannor, A., &
Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.). Sukawaty, Y. (2016). Formulasi Pasta Gigi
Majalah Farmasi Indonesia, 17(4), 163– Gel Ekstrak Etanol Bawang Dayak
169. (Eleutherine bulbosa (Mill.) Urb.). Jurnal
http://ilib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?data Sains Farmasi and Klinis, 3(1), 42–49.
Id=10171
[9] Jawetz E., Melnick J.L and Adelberg
[2] Ikhsanudin, A., & Mardhiyah, S. E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,
(2017). Formulasi dan Uji Antijerawat Gel Penerbit Salemba Medika, Jakarta, 315-
Ekstrak Etanol 70% Buah Belimbing 326, 352-360.
Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn.) terhadap
[10] Lay B.W., 1994, Analisis mikroba di
Bakteri Propionibacterium acnes.
laboratorium, PT. Raja Grafindo Persada.
MEDULA,5(1).
Jakarta, 168.
http://ojs.uho.ac.id/index.php/medula/artic
le/view/3890 [11] Rowe, R. C., Sheskey, P. J., & Quinn,
M. E. (2009). Handbook of
[3] Hasrawati, A., Hardianti, H., Qama, A.,
Pharmaceutical Excipients (VI ed.).
& Wais, M. (2020). Pengembangan
Pharmaceutical Press.
Ekstrak Etanol Limbah Biji Pepaya (Carica
papaya L.) Sebagai Serum Antijerawat. [12] Numberi, A. M. (2020). Uji Stabilitas
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, 7(1), 1–8. Fisik Sediaan Masker Gel dari Ekstrak
https://doi.org/10.33096/jffi.v7i1.458 Alga Merah (Poryphyra sp). Majalah
Farmasetika, 5(1), 1–17.
[4] Setyaningrum, N. L. (2013). Pengaruh
https://doi.org/10.24198/mfarmasetika.v5i
Variasi Kadar Basis HPMC Dalam
1.24066
Sediaan Gel Ekstrak Etanolik Bunga
Kembang Sepatu (Hibiscus rosa sinensis [13] Faradiba, F. A., & Ruhama, M.
L.) Terhadap Sifat Fisik Dan Daya (2013). Formulasi krim wajah dari sari
Antibakteri Pada Staphylococcus aureus. buah jeruk lemon (Vitis vinifera l.) dengan
Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas variasi konsentrasi elmugator. Majalah
Muhammadiyah Surakarta. Farmasi Dan Farmakologi, 17(1), 17–20.
[5] Departemen Kesehatan RI, 2008, [14] Nurul, N. 2013. Pengaruh variasi
Farmakope Herbal Indonesia, gelling agent carbomer 934 dalam sediaan
Departemen Kesehatan Republik gel ekstrak etanolik bunga kembang sepatu
Indonesia, Jakarta, pp. 1–221. (Itibiscus rosasinensis L.) terhadap sifat
fisik gel dan aktivitas antibakteri
[6] Septiani, S., Wathoni, N., & Mita, S. R.
staphylococcus aureus [Skripsi]. Fakultas
(2012). Formulasi Sediaan Masker Gel
Farmasi Universitas Muhammadiyah,
7
Surakarta.

You might also like