You are on page 1of 38
L DES 1993 IPTN-TP-93-003 FUNGSI INTERPOLASI POLINOM OLEH HADI WINARTO BE, M.Eng. Sc, Ph.D. DEPUTY DINAMIKA FLUIDA, ADU PENGEMBANGAN METODA TEKNOLOGI DAN PRODUKSI PT. INDUSTRI PESAWAT TERBANG NUSANTARA, DAFTAR. IST Pendahuluan .. Polinom sebagai fungsi interpolasi Polinom Newton dan Polinom Lagrange Polinom Kubik Lentur ("Cubic Spline") Penutup -...--- Daftar Pustaka - f- Report No. B. Report Date |. Security Class. Total Page TP-93-002 DES 1993 Unclass. 37 [5 Author (5)] Editor (s) HADI WINARTO BE, M.Eng. Sc, Ph D . Performing Organization Name and Address IPTN, DEPUTY DINAMIKA FLUIDA ADU PENGEMBANGAN METODA TEKNOLOGI DAN PRODUKSI PF. Souree . Contract or Grant [9 Title and Subsite FUNGSI INTERPOLASI POLINOM Io. abstracts Dalam masalah komputasi dibidang ilmiah dan rekayasa ada banyak kasus dimana sejumlah terbatas titik data diskrit diberikan, sedang kan komputasi tersebut membutuhkan data yang tersirat tetapi tidak tersurat dalam daftar data yang diberikan. Suatu rumus interpolasi, yang memanfaatkan semua titik data yang di berikan, dibutuhkan untuk menghitung data yang diinginkan.Interpolasi dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, tetapi rumus interpolasi dengan fungsi polinom adalah salah satu cara yang paling mudah dan bermanfaat untuk diterapkan. Tulisan ini bertujuan menjelaskan teord dasar dan pe- nerapan fungsi interpolasi polinom, khususnya polinom Newton, polinom Lagrange dan polinom kubik lentur. le2. Category [i2. Distribution Statement 64.14 I. Pendahuluan Suatu masalah yang sering muncul dibidang rekayasa dan teknologi adalah masalah interpolasi, dimana kita menganggap bahwa 2 variabel, misalnya x dan y, itu mempunyai suatu hubungan fungsional tertentu yang tidak diketahui dan harus ditebak bentuknya. Harga-harga pasangan data (xi, yo) untuk i = 1, 2, ..., N memang diketahui. Dari sejumlah data diskrit yang terbatas ini kita harus menebak bentuk hubungan fungsional y (x) yang bersifat kontinyu atau mulus sehingga untuk setiap harga x — apapun, harga y dapat ditaksir dengan seakurat| mungkin. | Himpunan harga-harga pasangan data (xi, yi) i = 1, 2, Seest yang dapat ditulis secara singkat sebagai {ex eee x} boleh jadi diperoleh sebagai hasil eksperimen. Untuk kasus ini jelas bahwa harga N sangat terbatas dan pada umumnya hubungan balilmya, yaitu x (y), itu tidak diketahui dan hanya dapat ditaksir . Dalam masalah komputasi numerik, seringkali bentuk hubungan fungsional x(y) itu diketahui, tetapi hubungan baliknya yaitu x(y) itu tidak diketahui, dan terpaksa hanya dapat ditaksir dengan pendekatan interpolasi. Sebagai contoh, dalam aliran supersonik tunak, 2-dimensional bidang, tak-rotasional dan tak-viskos (lihat Anderson, 1982), fungsi Prandtl-Meyer = itu memberikan, #, dan bilangan Mach, M. Bentuk dari fungsi Prandtl-Meyer adalah wan) = 76 ton? AO — 176 - tan“? A wea untuk aliran udara dalam kondisi standar. Untuk setiap harga M hubungan fungsional diatas dapat diterapkan untuk menghitung harga ». Tetapi dalam masalah perancangan nosel supersonik (lihat Winarto. 1986) yang diketahui adalah harga © dan harga M harus dihitung. Karena hubungan fungsional balik M (») tidak diketahui bentuk analitisnya, maka harga M terpaksa harus dihitung dengan menganggap bahwa fungsi M (v) itu dapat ditaksir secara akurat oleh suatu fungsi interpolasi, yaitu f (#). Bila kita ubah variabel.# menjadi < dan M menjadi y maka persamaan Prandtl -Meyer dapat ditulis sebagai xty) =¥% 6tan* ¥ (y*-1)/6 - tan *¥ y*-1 Jelas bahwa walaupun hubungan fungsional x (y) itu diketahui bentuknya, namun fungsi baliknya, yaitu yx, tidak dapat diturunkan secara analitis dan hanya dapat ditaksir oleh fungsi interpolasi | «x». Memang untuk setiap harga y, , rumus langsung diatas dapat diterapkan untuk menghitung harga x, dan suatu — himpunan data { (ay. s = 1, n}zaapat disiapkan . Harga N dapat dibuat sebesar yang diinginkan, tetapi harga tersebut selalu berbatas. Jadi pada dasarnya himpunan {x ye = 4, x} adalah himpunan data hasil eksperimen. Menurut Garnahan, Luter dan Wilkes (1969) fungsi-fungsi interpolasi = yang mempunyai sifat-sifat yang baik dan memenuhi persyaratan sebagai fungsi penaksir yang baik adalah fungsi berbentuk deret dimana suku-sukunya adalah anggota-anggota = salah satu dari tiga himpunan fungsi sederhana, yaitu, i) Himpunan fungsi-fungsi monomial{ x”» n-4.} ii) Himpunan fungsi-fungsi trigonometri {tcos nx,.sin nx) .n=1,N } iii) Himpunan fungsi-fungsi eksponensial{« ae ncn} Dalam tulisan ini pembahasan dibatasai pada fungsi interpolasi yang berbentuk polinom, yaitu deret dengan monomial sebagai suku-sukunya. II. POLINOM SEBAGAI FUNGSI INTERPOLASI Suatu fungsi interpolasi yang baik harus bersifat mulus atau kontinyu dan berbentuk analitis yang cukup sederhana sehingga ekspresi untuk turunan-turunan dan integralnya dapat dicari dengan mudah. Disamping itu tentu Saja fungsi interpolasi tersebut harus mampu menaksir dengan akurat harga-harga fungsi yang sebenarnya, dan harga tersebut harus dapat dihitung dengan mudah dan seefisien mmungkin. Persyaratan keakuratan ini dapat diharapkan akan terpenuhi bila fungsi interpolasi itu paling tidaknya yang diberikan. Bila fungsi f(x) adalah fungsi interpolasi yang dipilih maka persyaratan diatas dapat ditulis sebagai berikut dituntut harus melewati semua titik data {o £(x) =~ y (x) (2.1) (2.2) f(x.) = y, untuk + = 1,2, Dibawah ini akan ditunijukkan bahwa polinom memenuhi persyaratan-persyaratan diatas dengan baik. = Polinom berderajat m dalam variabel x ditulis sebagai berikut (2.3) atau Poxca, + ax + ax? + Lhbsbiaed ae. (2.4) Polinom diatas bersifat mulus dan mempunyai turunan-turunan 1 sampai turunan ke m, yang semuanya juga bersifat mulus, dan ekspresinya diberikan oleh (untuk n ......m) met cirart jrton 5 ———a, « (2.5) janet ¢j-t-mot Ekpresi untuk integral dari polinom P_ «> juga dapat diperoleh dengan mudah, yaitu F Pix ax = Konstan + E ( ina Seperti dapat dilihat ekspresi analitis dari polinom P (x), dan integral serta turunan-turunannya, itu cukup sederhana. Harga polinom juga dapat dihitung dengan mudah, yaitu dengan memasukkan harga x yang diinginkan kedalam ekspresi (2.3). Misalnya saja harga P(x) untuk x=x, adalah = )* (2.6) i Px) =a ta x tale teeta xm (2.7) Walaupun harga P(x) dapat dihitung secara langsung seperti diatas, tetapi suatu cara yang jauh lebih baik dan efisien adalah dengan menulisnya dalam bentuk pengurungan berlipat atau cara Horner, yaitu PGe) = (at x (ate (ate. Ca, te Cate 0.10128) atau PYG) = OG. Ua, ta data xt. ..ta, deta.) (2.9) untuk menghitung harga P (x,) dengan rumus (2.7), kita membutuhkan sejumlah }m(m+1) perkalian, sedangkan rumus (2.9) yang dihitung secara rekursif atau beruntun hanya membutuhkan m perkalian saja. Jadi polinom P \(x) telah © ditunjukkan — memenuhi persyaratan sebagai suatu fungsi interpolasi yang baik. Polinom paling sederhana yang memenuhi persyaratan (2.2) adalah polinom berderajat (N-1) dan koefisien-koefisiennya memenuhi persyaratan berikut (2.10) i 1,2, jadi koefisien-koefisien a, adalah solusi dari sistem persamaan linear simultan berukuran NxN, yaitu [ei] BP: ] = fe] untuk i = 1,2,..+-- dimana fs 2 lx, x,* x, La al x! Walaupun sistem persamaan (2.10) dapat diselesaikan dengan salah satu metoda penyelesai seperti eliminasi Gauss dan lain sebagainya, tetapi pendekatan ini kurang baik karena membutuhkan upaya komputasi yang terlalu besar, dan selalu mengandung eror numerik yang cukup besar dalam menghitung harga P(x). Suatu pendekatan yang jauh lebih baik dapat diberikan sebagai berikut. Bila polinom P(x) dibagi oleh Gcx,), dimana adalah suatu konstan sembarang, maka hasilnya adalah suatu polinom susut P(x), dengan residu atau sisa yang diberi simbol s, yaitu Bix) =P (x) -Gex,) + 5, (2.11) Polinom susut adalah polinom berderajat 1 lebih rendah dari Polinom semula, yang dibagi oleh (x-x,), dan dapat ditulis secara simbolis sebagai berikut *e ise Sb? €2002) PL (x) = bth, .x th,.x” +...b Tentu saia pembagian oleh (x-x,) itu dapat dilakukan berulang kali, dan pembagian terakhir (yaitu yang ke m kali ) memberikan hasil berikut Po (x) = s Grex) + S. (2.13) fob om dimana Sy. = (2.14) jadi polinom P(x) dapat ditulis sebagai berikut P(x) = 2 (2). Geox) +S ] Geox) +3, ++#8,]- (x, 148,] (2-15). [[---[[Bore MS] Gra, 148, Perhatikan bahwa bentuk polinom (2.15) itu mirip dengan bentuk polinom (2.9) yang ditulis dengan cara Horner, tetapi variabelnya telah diubah dari x menjadi (x-x,). Sekarang perhatikan bahwa harga P (x) untuk = x, adalah Po=(x) = § (2.16) demikian juga dan pada umumnya (x) = 5S, (2.17) ante care Turunan pertama polinom P, (x) adalah P(x) = mS. ny = yt + (m-1) 68, + 28, (x-x,) + 5, dan pada umumnya turunan ke j dari P(x) adalah (a9) mney Sigs EM, ae (m-35-1)! Were i (o +o)t +a ya teR 4 S18, atau G) m+1-5 (m+1-n) m+1-3-n Pa GD = E Guetad mean %) Lan Rumus (2.15) dan (2.18) menunjukkan bahwa bila polinom P(x) diketahui ekspresinya dalam bentuk (2.15), yaitu bila koefisien-koefisien S,, untuk n= 1,2,....,m+1 diketahui harganya, maka harga polinom dan turunan-turunannya untuk x apapun dapat dihitung dengan mudah. Bila harga koefisien aye untuk n= 1,2,....,nt1 diketahui, maka harga P,(x,) dapat dihitung dengan rums (2.11) yaitu P(x) dibagi oleh (x-x, dengan hasil polinom susut P,,(x) dan harga S, yang diinginkan. Pembagian P(x) oleh (rx, ) dapat dilakukan dengan metoda pombagian sintetis yang mirip pembagian panjang dalam aritmetika (lihat Winarto, 1988). Prosedur hitungan harga koefisien bs dari polinom susut Pa-i'*) dapat diberikan sebagai berikut Patt “Anta at Data (2.19) Perhatikan bahwa prosedur ini melibatkan m operasi perkalian, sama dengan bila S, dihitung dengan memasukkan harga x, kedalam ekspresi (2.9), tetapi metoda pembagian sintetis (2.19) mempunyai keunggulan yaitu menghasilkan harga koefisien b lain-lainnya. Polinom P,_,(x) itu kemudian dapat dibagi lagi oleh (x-x,) untuk menghitung S, dan koefisien polinom susut berikutnya. Jadi secara beruntun metoda Pembagian sintetis (2.19) dapat diterapkan untuk menghitung harga-harga S;, 3 1,2,...-,m#1 dengan sangat efisien. Pendekatan pemanfaatan | rumus atau hubungan rekursif (beruntun) itu pada ummnya sangat efisien dan bilamana dapat dilaksanakan, harus diterapkan . Karena harga koefisien-koefisien a,, diketahui dan justru harus dicar: = 1,2 ,mt1 tidak maka prosedur yang @ijelaskan diatas tidak dapat diterapkan secara langsung dan perlu dimodifikasi, disesuaikan dengan data yang diberikan. Persyaratan (2.2) menuntut bahwa polinom P,,(x) harus melewati titik-titik data {oxy de =n}, jadi Pyg(%) = ¥, untuk 6 = 1,2 eres (2.20) Polinom Py, ,(x) dapat dibagi secara beruntun oleh (x-x,- Gex,, (x3), +--+, (x-xy_,) dengan hasil sebagai berikut : Pyig(X) = Py g(x). (x) + Ty By g(X)-(-g) + T, Py 2%) -y(2)- Geox) + 5 (2.21) Bj (x) = Py Gx). (my 5) + Tyg PyOx) = Ty. Cry) + Tyg Hubungan-hubungan diatas adalah hubungan rekursif yang efisien dan sekarang Py ,(x) dapat ditulis sebagai berikut Py = [Doo Dlg. Ger) + tg] exyig) + Heal + ty] Gx) + x] (2.22) Walaupun bentuk polinom (2.22) itu mirip dengan bentuk (2.15), tetapi harus diingat bahwa koefisien-koefisien T dan S itu berbeda . Harga-harga koefisien T dapat diperoleh dengan menggabungkan persamaan (2.20) dan (2.22), 10 yaitu Yo = Pyiq (x) = Tylx,-x,) + Ty P, aa '%4) = [ [ess + 3-4] aya gh cect iB (2.23) Yy-2 = Py-ay-2) = [+++ [2u-2%w-29™w-a? : Teal Oma tna) * oot Ty) 2) Yo-a = Preaya) = [ + PPa-a ea %n-a? a ) Oia) tt Ee] Ge th Hubungan-hubungan (2.23) dapat ditulis ulang menjadi T) = (yg-T) (ex) és | 4 By %) (2.24) - * | 4 BIG), -%y) dan seterusnya. Bila N berharga kecil dan selang (x,..-x,;,) berharga 1 dan %y-%paq" Penalaran wajar tentu mengatakan bahwa keakuratan polinom (2.22) akan meningkat bila harga N diperbesar. Misalnya saja seluruh titik data hanya diwakili oleh 2 titik saja, jelas bahwa polinom penaksir P(x)=T,(x-x,)+T, itu tidak begitu akurat. Bila N diperbesar menjadi N=3, dan polinom penaksir diberikan oleh P(x)=[T, (x-x, 415] -(x-x,)4T,, maka dapat diharapkan bahwa polinom penaksir deraiat 2 ini akan lebih akurat dari polinom derajat 1 sebelumnya. Tetapi bila N berharga cukup besar, yaitu N>5, pernyataan diatas belum tentu benar. Seandainya keakuratan polinom penaksir tetap meningkat dengan meningkatnya harga N, dapat diharapkan bahwa peningkatan keakuratan hasil taksiran itu tidak sepadan dengan bertambahnya upaya komputasi yang dibutuhkan . Oleh karena itu bila jumlah titik data, N, yang diberikan cukup besar, polinom penaksir yang dipilih sebaiknya tidak berderajat tinggi sesuai jumlah data, yaitu derajat (N-1), tetapi berderajat jauh lebih rendah. Untuk meningkatkan keakuratan hasil taksiran sebaiknya polinom penaksir itu diberlakukan sepotong-sepotong. Sebagai contoh suatu kurva y(x) yang cukup mulus tidak berlekuk-lekuk, dan diberikan sebagai 10 ‘titik data, diharapkan dapat ditaksir secara akurat oleh polinom linear (derajat 1) sepotong-sepotong. Jadi kurva y(x) yang mulus dalam contoh kasus ini ditaksir oleh segmen-segmen garis lurus pendek yang saling dihubungkan membentuk kurva berkesinambungan. Tentu saia untuk taksiran harga y diselang i, yaitu untuk y, O%R-2) * Ty-2m-1, 2m] coo Tyeam-2,2]° OF N-am-1) + Ty-am-1,1] + (2.27) Jadi rumus umum (2.25) diterapkan hanya untuk harga-harga 3 berikut (m1) << 9 ¢ (Nm1) (2.28) harga koefisien T; |. k= 1,2, ...,(2m#1) diberikan oleh vumus-rumus rekursif yang mirip dengan rumus rekursif 13 (2.24), yaitu T3-m-1 ~ Y5-m Tyna 7 F5-meaTi-ma)/ 5m (2.29) T5am,3 7 [ [¥s-me2 75-2] %5-me2 ‘j-mia) dan seterusnya. Sekarang marilah kita periksa cara menghitung harga ‘turunan-turunan dari polinom (2.25). Untuk — memudabkan penulisan, pertama-tama kita rumuskan variabel V sebagai berikut V5 a m, amt? *%54m)* 7 5-m, 2m+2 V5.2 7 T3-m, am? 54m-a) V5.1 Sees (2.30) Ps mtx? =v 5, 2me1 (2.31) Ekspresi untuk turonan pertama, P,')(x), dapat diperoleh sebagai berikut a Pr Sq 50 ~ 5m, 2m ay, ve + Gex ) 4 (2.32) 1 dan perhatikan bahwa a (Mey = Py im (2) =| 5 (2.33) Ekspresi untuk turunan lain berderajat lebih tinggi juga dapat diturunkan dengan pendekatan yang sama. Misalnya saia xumus untuk turunan kedua adalah dan perhatikan bahwa 2 a a’ Pim) = — V5, 2mea (2.35) Seperti dapat dilihat polinom memang merupakan suatu fungsi interpolasi yang baik karena baik harga fungsi ataupun ‘turunan-turunannya dapat dihitung dengan mudah. Masalah yang yang masih harus dibahas adalah cara bagaimana menghitung harga koefisien-koefisien T; , dengan secfisien mungkin. Masalah inilah yang akan dibshas dalam bab berikut. 15 III. POLINOM NEWTON DAN POLINOM LAGRANGE Dalam teori kalkulus beda hingga, kita dapat merumus- kan kuantitas-kuantitas yang bersifat seperti diferensial dalam kalkulus biasa, dan disebut diferensi atau beda hingga. Turunan atau diferensial dari suatu fungsi y(x) dapat didefinisikan dalam beberapa bentuk sebagai berikut yee) = Lim YOe«I ve) (3:39 ee x0 ox Isx)-y(x-% Bet Daas aimtlon) riz on) ia oe éxea ox (x) -y (xx) a ipl (3.3) — viz) = ‘die Sx ae ben Dalam kalkulus beda hingga, kuantitas diferensi atau beda hingga juga dirumuskan seperti untuk diferensial, tetapi harga 6x tidak diambil limitnya mendekati nol dan harganya tetap berhingga walaupun kecil. Ada 3 jenis beda hingga, yaitu beda hingga maju, 4, beda hingga mundur, VY, dan beda hingga tengah,

You might also like