You are on page 1of 11
1 PENDAHULUAN: Konsep-konsep Dasar, Definisi dan Satuan Termodinamika adalah pengetahuan tentang perpindahan enersi (energy transfer) dan penga- ruhnya terhadap sifat-sifat fisik dari benda. Hal ini berdasarkan pada observasi dari sejumlah pe- /—ngalaman yang dirumuskan kedalam hukum-hukum termodinamika. Hukum-hukum ini menghasil- kan prinsip-prinsip dari konversi enersi. Pemakaian dari hukum-hukum dan prinsip-prinsip termo- /dinamika dijumpai seluruhnya didalam bidang teknologi enersi, seperti dalam pusat tenaga uap dan nuktir, mesin bakar internal, turbin gas, air conditioning, pendingin, dinamik gas, mesin jet, kom- presor, pusat pemroses kimia dan piranti konversi enersi langsung. 1.1 MAKROSKOPIS vs MIKROKOPIS | Terdapat dua titik pandang didalam mempelajari kelakuan dari suatu benda: yaitu makroskopis dan mikroskopis. Didalam pendekatan makroskopis, sejumlah kuantitas benda atau meteri dipan- dang tanpa diperhitungkan terjadinya level-level molekuler. Dari sudut pandang mikroskopis ben- | da tersusun dari bermilyar-milyar molekul. Apabila benda tersebut adalah gas, masing-masing mo- lekul mempunyai posisi, kecepatan dan enersi tertentu, dan masing-masing molekul ini sering | berubah-ubah dikarenakan oleh tumbukan.. Kelakuan gas ini adalah merupakan hasil dari jumlah kelakuan masing-masing molekul. Hal ini akan dipelajari dalam pelajaran mikroskopik atau dalam termodinamik statistik. Termodinamik makroskopik hanya ditekankan pada efek dari aksi dari | beberapa molekul dan efek ini dapat ditangkap oleh pancaindra manusia. Contoh untuk kuantitas makroskopik tekanan adalah rate rata-rata dari perubahan molekul akibat dari tumbukan seluruh molekul pada satuan luas. Titik pandang makroskopik adalah tidak berhubungan dengan aksi dari | molekul-molekul itu seni dan merupakan gaya yang “terkan persatuan las dapat diukur de ngan menggunakan seperti gauge tekanan. Observasi makroskopik seluruhnya tidak tergantung dari asumsi mengenai siafat-sifat materi. Semua hasil secara termodinamika klasik atau makrosopik dapat diturunkan dari mempelajari materi secara mikroskopis dan statistikal. 1.2 SISTEM TERMODINAMIK DAN VOLUME KONTROL Sistem termodinamik didefinisikan sebagai kuantitas benda atau daerah didalam ruang yang men- jadi pokok pembahasan dalam menganalisis persoalan. Sesuatu diluar sistem disebut lingkungan. ‘Sistem dipisah dengan lingkungan oleh batas sistem (Gmbr. 1.1). Batas tersebut dapat diam atau bergerak. Sistem dan lingkungan seluruhnya disebut universal. “Terdapat tiga jenis sistem yaitu: (a) sistem tertutup, (b) sistem terbuka dan (c) sistem isolasi. Sistem tertutup (Gmbr. 1.2) adalah sistem massa tetap. Tidak terdapat perpindahan massa melalui batas sistem. Mungkin terdapat perpindahan enersi masuk atau keluar sistem. Kuantitas tertentu dari fluida didalam slinder piston adalah merupakan sebuah sistem tertutup. Sistem terbuka | (Gmbr. 1.3) adalah salah satu dimana zat dapat melalui batas dari sistem. Mungkin juga terdapat perpindahan enersi. Peralatan rekayasa (engineering) pada umumnya adalah sistem terbuka, | misalnya kompresor udara, udara masuk pada tekanan rendah dan keluar pada tekanan ae 1 Boundary Boundary Energy out Energy rroundings Surroundings No mass transter Gmbr. 1.1 Sistem termodinamika Gumbr. 1.2 Sistem tertutup tinggi dan terdapat perpindahan enersi melalui batas sistem. Sistem Jsolasi (Gmbr. 1.4) dimana ti- dak terdapat interaksi antara sistem dengan lingkungan, Disini massa dan enersi tetap dan tidak | terdapat perpindahan massa atau enersi melalui batas sistem. | Energy in » Boundary eg Nass our System, Surroundings | mass in Neneray out Gmbr. 1.3 Sistem terbuka Gmbr. 1.4 Sistem isolasi pat aliran massa kedalam dan keluar sistem (Gmegr. 1.5), kemudian pandangan kita fokuskan pada volume tertentu didalam ruang lingkungan kompresor, yang diketahui sebagai volume kontrol, di- batasi oleh permukaan yang disebut permukaan kontrol. Enersi dapat melalui permukaan kontrol. Walaupun perlakuan kuantitas tetap dari massa, sistem didefinisikan, dan dalam hal ini perala- tan yang berhubungan dengan aliran massa dapat ditentukan volume kontrolnya. Sistem tertuju | pada massa tetap dan kontrol volume difokuskan pada aliran massa (dan enersi) melalui permu- kaan kontrol. Ini masing-masing ekuivalen dengan sistem tertutup dan sistem terbuka. | ‘Untuk analisis termodinamika didalam sistem terbuka, seperti kompresor udara, dimana terda- 1.3 PROPERTI (SIFAT-SIFAT), PROSES DAN SIKLUS TERMODINAMIKA Setiap sistem mempunyai karakteristik tertentu ditandai oleh kondisi fisika yang digambarkan se- perti volume, temperatur, tekanan dll. Masing-masing karakteristik disebut properti dari sistem. Ini semuanya adalah sifat-sifat makroskopik. Apabila semua properti dari sistem mempunyai harga tertentu, sistem dikatakan berada pada suatu keadaan (state). Properti-properti digambarkan da- lam sistem koordinat untuk menggambarkan keadaan suatu sistem. Semuanya itu adalah variabel Air out a th A] Heat Work ese Airis Gmbr. 1.5 Volume kontrol dan permukaan kontrol keadaan sistem. Suatu operasi dimana satu atau lebih properti dari sistem berubah disebut peruba- han keadaaan, Rangkaian keadaan (state) selama perubahan keadaan disebut lintasan (path) dari perubahan keadaan. Apabila lintasan telah lengkap, maka perubahan keadaan tersebut disebut se- buah proses, contohnya seperti proses tekanan tetap. Siklus termodinamika didefinisikan sebagai rangkain perubahan keadaan yang keadaaan akhimya identik dengan keadaan awalnya (Gmbr. 1.6). a a-b A process M24 cycle Gmbr. 1.6 Proses dan Siklus Properti mempunyai dua tipe. Properti intensif adalah tidak tegantung massa didalam sistem, seperti tekanan dan temperatur. Properti ekstensif adalah berhubungan dengan massa, misalnya volume, enersi dll. Apabila massa besarnya naik, harga properti ekstensifnya juga bertambah. Pro- perti-properti spesifik misalnya seperti properti-properti persatuan massa adalah properti-properti intensif seperti volume spesifik, enersi spesifik, dll. 1.4 SISTEM HOMOGEN DAN HETEROGEN Kuantitas materi yang homogen dalam komposisi kimia dan struktur fisikanya disebut fase. Setiap benda dapat berada dalam salah satu fase dari tiga fase seperti padat, cair dan gas. Sistem yang terdiri dari fase tunggal disebut sistem homogen, sebaliknya jika sistem terdiri lebih dari satu fase diketahui sebagai sistem heterogen. 1.5. KESETIMBANGAN TERMODINAMIKA Sebuah sistem dikatakan berada dalam kesetimbangan termodinamika bila tidak terjadi peruba- han properti makroskopis dan sistem diisolasi dengan lingkungannya, Sistem terisolasi selalu memerlukan waktu untuk mencapai keadaan kesetimbangan termodi- namik dan tidak pernah menyimpang darinya secara spontan. Oleh karena itu tidak ada perubahan secara spontan dalam proses makroskopis bila sistem berada dalam keadaan setimbang. Didalam mempelajari termodinamika, sifat-sifat fisis sistem se- lalu dalam keadaan setimbang. Sistem berada dalam keadaan kesetimbangan termodinamika, apabila mengikuti tiga tipe kon- disi kesetimbangan ditunjukkan oleh: (a) Kesetimbangan mekanik (b) Kesetimbangan Kimia (c) Kesetimbangan Termal Dengan diabaikan gaya-gaya yang tidak setimbang didalam sistem itu sendiri dan juga antara sistem dengan lingkungannya, maka sistem tersebut dikatakan berada dalam keadaaan kesetim- bangan mekanik. Kalau terdapat gaya yang tidak setimbang (unbalance) didalam sistem atau sis- tem dan lingkungannya akan mengalami perubahan keadaan sampai keadaan kesetimbangan meka- nika tercapai. Apabila tidak ada reaksi kimia atau perpindahan materi dari satu bagian sistem kebagian lain- nya masing-masing dengan defusi atau solusi, maka sistem tersebut dikatakan berada dalam kese- timbangan kimia. Apabila sistem berada dalam keadaan kesetimbangan mekanika dan kimia dipisahkan dengan lingkungannya oleh dinding diatermik (diatermik artinya yang memungkinkan panas mengalir) dan apabila tidak terjadi perubahan secara spontan properti-properti sistem, maka sistem dikatakan dalam keadaan kesetimbangan termal. Bila hal ini tidak dipenuhi, maka sistem akan mengalami perubahan keadaan sampai kesetimbangan termal terpenuhi. Apabila kondisi salah satu dari ketiga tipe kesetimbangan tidak terpenuhi, maka sistem dika- takan dalam keadaan tidak setimbang. Apabila keadaan tidak setimbang maka akibatnya gaya tidak setimbang didalam sistem atau antara sistrem dengan lainnya. Disini tidak ada tekanan tunggal yang menunjukkan seluruh sistem. Dengan cara yang sama ketidak setimbangan adalah karena temperatur sistem berbeda dengan lingkungannya, maka terdapat distribusi temperatur yang uniform didalam sistem dan tidak ada temperatur tunggal untuk seluruh sistem. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa bila kondisi kesetimbangan termodinamik tidak terpenuhi, sistem tidak dapat digambarkan dengan properti termodinamika yang menggambarkan sistem keseluruhannya. Properti termodinamika adalah merupakan koordinat makroskopis untuk keadaan kesetimbangan termodinamika. Kedua studi termodinamika klasik dan statistik adalah merupakan keadaan kese- timbangan dari sistem. 1.6 PROSES KUASISTATIK Marilah kita perhatikan sistem yang terdiri dari silinder yang berisikan gas (Gmbr. 1.7). Sistem mula-mula dalam keadaan kesetimbangan yang ditunjukkan oleh properti pr, vi, fy. Berat beban piston setimbang dengan gaya yang terjadi oleh gas. Beban kemudian diambil, maka akan terjadi ketidak setimbangan gaya antara sistem dan lingkungan dan dengan adanya tekanan, piston akan bergerak keatas sampai berhenti. Sistem sekali lagi dalam keadaan kesetimbangan, digambarkan oleh properti po, V2, f2. Tetapi bila keadaan sistem tidak setimbang maka properti tidak dapat digambarkan oleh sistem koordinat termodinamik. Gmbr. 1.8 menggambarkan titik 1 dan 2 sebagai keadaan setimbang awal dan akhir ditandai dengan garis titik-titik, dan sebaliknya tidak mengandung arti. Sekarang bila beban pada piston adalah merupakan beban kecil-kecil (Gmbr. 1.9) dan kemudian beban-beban ini diambil satu persatu dengan perlahan-lahan dari atas piston, dan apabila sistem gas adalah isolasi, maka pemberhentian keadaan sistem dari keadaan kese- timbang termodinamik akan merupakan bagian kecil-kecil. Sehingga setiap keadaan yang dilalui Final state Weight Piston =F | bee initial state ty SP system TT poundary Gmbr. 1.7 Transisi antara dua keadaan setimbang Gmbr.1.8 Plot menunjukkan transisi oleh gaya tidak setimbang antara dua keadaan setimbang sistem akan merupakan keadaan setimbang. Masing-masing proses melalui titik-titik didalam sis- tem diketahui sebagai proses kuasi-statik (Gmbr. 1.10). ‘Kuasi artinya hampir. Proses kuasi-statik sering juga disebut 'proses reversibel Equitibrium states . Quasi-static Weights, process Piston System boundary Gmbr. 1.9 Transisi pelan Gmbr 1.10 Proses Kuasistatik Tabel 1.1 Sistem Satuan Dasar Gaya (L) Massa (M) Waktu Jumlah benda Temperatur (T) Anus listrik Intensitas Luminous Sudut bidang Sudut putar Tabel 1.2 Sistem SI: Satuan Turunan Kuantitas Satuan Simbol Satuan Satuan Alternatif Dasar Gaya ‘Newton N Enersi Joule J Iidt kg.m?/dt Tenaga Watt WwW Vide? kg.m?/dt? Tekanan Pascal Pa Nim ke/(mdt) Frekunsi Hertz Hz dt Muatan listrik Coulum Cc As Potensial listrik Volt Vv WIA=VC kg.m?/dt A Kapasitas Farad F cN dt‘ A?/(kg.m) Tahanan listrik Ohm 2 VIA kg.m?/(dt? A?) Flux magnit Weber Wo Vat kg.m?/(dt?A?) Kerapatan flux Tesla T Whim —_kg/(dt?A) Magnit Induktansi Henry H Wo/A —kg.m?/(dtA?) 1.7 SATUAN DAN DIMENSI Didalam teks terdahulu telah dipakai sistem satuan SI (Sistem Inernasional). Satuan dasar dari sis- tem ini diberikan dalam Tabel 1.1. Semua kuantitas dimensi dapat diturunkan dari satuan dasar ini, yang dipaparkan dalam Tabel 1.2. ‘Satuan gaya adalah Newton. Gaya satu Newton akan menghasilkan percepatan satu meter per detik kuadrat apablila massanya 1 kg. Didalam sistem MKS (sistem Meter-Kilogram-secon), satuan standard gaya adalah kilogram- gaya (kgf), didefinisikan sebagai gaya apabila diberikan pada massa 1 kg (satuan massa adalah kg) akan menghasilkan percepatan grafitasi standard g = 9,80665 m/dt?. Sistem MKS tidak koheren, artinya perkalian dari beberapa kuantitas bukan merupakan hasil resultante dan berharga konstan. Dengan hukum kedua Newton tentang gerak, maka FxC=mxa F adalah gaya, m adalah massa, a adalah percepatan dan C adalah konstanta Jadi kgf x C = 1 kg x 9,80665 m/dt? gm = 9,800 C= go = 9,80665 Fria Sehingga ma Foe Seperti yang telah dijelaskan terdahulu go tidak dipakai dan malah sering menimbulkan kesala- han dan komplikasi yang tidak diinginkan. ‘Tekanan adalah gaya normal sistem per satuan luas. Dalam satuan SI satuan tekanan adalah Pascal (N/m). Selain itu dipakai satuan bar, kPa atau MPa. I bar = 10° N/m? = 100 kN/m? = 100 kPa Tekanan juga dapat ditunjukkan dalam mm atau om air raksa, dan dalam sistem MKS kgffm?. Satuan kgf /m?adalah sangat besar dibandingkan dengan beberapa harga rekayasa (engineering) dan satuan kg/m? sering disebut sebagai ata (atmosphere technical absolud), dipakai 1 standard atmosphere = 760 mmHg = 1,01325 bar = 101,325 kN/m? = 1,0332 ata = 1,0332 kgffem? Peralatan-peralatan pada umumnya, tekanan merupakan harga relatif terhadap tekanan atmos- phere, sedangkan tekanan sistem adalah tekanan dibawah nol, atau relatif terhadap vakum. Se- dangkan tekanan relatif terhadap atmosphere disebut ekanan gauge. Sedangkan tekanan relatif terhadap vakum disebut fekanan absolud. Tekanan absolud = Tekanan Gauge + Tekanan atmsphere Patm, » Hg (b) Patm °. Evacuated e. H Hg 9 ce) (a) Gambar 1.11 Tekanan gauge (a) Bourdon gauge, (b) Pipa-U terbuka menunjukkan tekanan gange (© Pipa-U terbuka menunjulcan vakum (@ Pipa-U tertutup menunjukkan tekanan absolud Apabila tekanan dalam sistem lebih kecil dari tekanan atmosphere, maka tekanan gauge menjadi negatif, sering ditandai dengan bilangan positif dan disebut vakum. Cantohnya 16 cm va- kum akan menjadi 76-16 16 1,013 = 0,80 bar Gmbr. 1.11 adalah peranti-piranti untuk mengukur tekanan. Gmbr. (a) Bourdon gauge untuk mengukur perbedaan antara tekanan dalam sistem tabung dengan takanan atmosphere. Gmbr. (b) pipa-U terbuka menunjukkan tekanan gauge dan Gmbr. (c) pipa-U terbuka menunjukkan vakum. Gmbr.(4) pipa-U tertutup menunjukkan tekanan absolud. Ini semua disebut manometer pipa-U. ‘Apabila Z adalah perbedaan tinggi dari kolom fluida dalam dua cabang pipa-U [Gmbr.(b) dan Gmr. (©)], p adalah kerapatan fluida dan g adalah percepatan grafitasi, maka dari prinsip hidrosta- tika besamnya tekanan gauge p, adalah Pe 2oe( mit.) = Zpg Nim? Apabila fluida yang dipergunakan air raksa p = 13,616 kg/m?, maka satu meter kolom air raksa adalah sebanding dengan tekanan 1,3366 bar, seperti diperlihatkan dibawah ini 1 mHg = Zpg=1 x 13,616 x 9,81 3366 x 10° N/m? = 1,3366 bar ‘Volume adalah ruang yang ditempati oleh benda dan diukur dalam meter kubik (m?). Volume spesifik v adalah ruang yang ditempati oleh satuan massa benda dan diukur dalam m? kg. Kerapa- tan adalah massa per satuan volume benda dan diberikan dalam ke/m?. Ini semuanya saling berhu- bungan seperti v=Vim, p=ml¥, v= 1p Enersi adalah kapasitas untuk gaya melalui suatu jarak. Satuan enersi dalam SI adalah Nm atau J. Enersi per satuan massa adalah enersi spesifik yang mempunyai satuan J/kg. Contoh 1.1 Tekanan gas didalam pipa diukur dengan memakai manometer air raksa yang mempunyai satu pipa terbuka terhadap atmosphere (Gmbr. Ch. 1.1). Apabila perbedaan tinggi air raksa kedua pipa tersebut 562 mm, maka hitunglah tekanan gasnya. Barometer terbaca 761 mmHg, percepatan gra- fitasi 9,79 mv/dt?, dan kerapatan air raksa 13,640 kg/m? Jawaban Pada bidang AB kita mempunyai P=Po* Pi} Sekarang Po = p&z0 zo adalah tinggi barometrik, adalah kerapatan air raksa dan adalah tekanan atmosphere. Gmbr.Ch. 1. Oleh Karena itu P= pate + 20) = 13,640 kg/m? x 9,79 m/dt2(0,562 + 0,761)m =177 x 10? N/m? = 177 kPa = 1,77 bar = 1,746 atm Jawaban Contoh 1.2 Sebuah turbine disuplai uap dengan tekanan gauge 1,4 MPa. Setelah ekspansi didalam turbine, uap mengalir kedalam kondensor yang dipertahankan pada vakum sebesar 710 mmHg. Tekanan barometer = 772 mmHg. Ekspresi tekanan uap masuk dan pembuangan dalam pascal (absolud), Ambil kerapatan air raksa 13,6 x 10° kg/m?. Jawaban Tekanan atmosphere po = pgzo = 13,6 x 10? kg/m? x 9,81 m/dt? x 0,772 m = 1,03 x 105 Pa Tekanan uap masuk = [(1,4 x 105) +(1,03 x 105)] Pa 5,03 x 10° Pa = 1,503 MPa Tekanan kondensor = (0,772 - 0,710)m x 9,81 m/dt? x 13,6 x 10° kg/m? = 0,827 x 10* Pa = 8,27 kPa Contoh 1.3 Sebuah Lunar Excursion Module (LEM) beratnya 1500 kef pada level laut dibumi. Bearpakah beratnya pada permukaan bulan apabila g= 1,7 m/dt?? Pada permukaan bulan, berapakah gaya dalam kgf yang dipertukan untuk mempercepat module pada 10 m/dt?? Jawab: Massa m dari LEM diberikan oleh 9,806 ae 1500 kgf =m ——=— em 980655 Jadi m= 1500 kg Berat LEM di bulan menjadi Ls W = 1500 kg x pe kef Jawaban bef ae ll

You might also like