You are on page 1of 8

Radhiyyah, HD. dkk.

Gambaran Pemberian Beta Bloker…

GAMBARAN PEMBERIAN BETA BLOKER PADA


PASIEN GAGAL JANTUNG DI RSUD ULIN BANJARMASIN

Hafizhah Dzikra Radhiyyah1, Dwi Laksono Adiputro2, Agung Biworo3,


Mohammad Rudiansyah3, Oski Illiandri5
1
Program Studi Kedokteran Program Sarjana, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lambung Mangkurat, Banjarmasin, Indonesia
2
Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskular, RSUD Ulin, Banjarmasin, Indonesia
3
Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Indonesia
4
Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Indonesia
5
Departemen Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarmasin, Indonesia

Email korespondensi: hafizhahdr13@gmail.com

Abstract: Heart failure is an abnormality of the structure or function of the heart that causes the
failure of the heart to distribute oxygen throughout the body. Beta-blockers havebeen shown to help
prevent symptoms of heart failure, improve left ventricular remodeling, reduce the risk of hospitalization
and premature death, but their use is still often underutilized and/or prescribed below the recommended
dose. This study aims to determine the overview of beta-blocker administration in heart failure patients
at outpatient installation RSUD Ulin Banjarmasin for February-July 2020. This research method is
descriptive retrospective with data collection through patient medical records. The sampling technique
is total sampling. The sample amounted to 165 patients. The resultsshowed that there were 117 patients
(70.9%) who received beta-blocker therapy with the sex was male in 90 (76.9%) patients and adult age
(19-59 years) there were 81 (69.2%) patients. In this study, the type of beta-blocker given was from the
selective beta-blocker group, namely bisoprolol (100%). The bisoprolol dosage used by outpatient
varied, 1.25 mg (15.3%), 2.5 mg (43.5%), 5 mg (0.8%), 10 mg (2.5%), while the rest unknown (37.6%).

Keywoards: heart failure, outpatients, beta-blocker

Abstrak: Gagal jantung adalah abnormalitas dari struktur atau fungsi jantung yang
menyebabkan kegagalan dari jantung untuk mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh. Obat
golongan beta bloker terbukti membantu mencegah gejala gagal jantung, memperbaiki remodeling
ventrikel kiri, menurunkan resiko rawat inap, dan kematian dini namun penggunaanya masih sering
kurang dimanfaatkan dan/atau diresepkan di bawah dosis yang dianjurkan. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui gambaran pemberian betabloker pada pasien gagal jantung yang dirawat jalan di RSUD Ulin
Banjarmasin periode Februari – Juli 2020. Metode penelitian ini adalah descriptive retrospective dengan
pengambilan data melalui rekam medik pasien. Teknik pengambilan sampel adalah total sampling.
Sampel berjumlah 165 pasien. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 117 pasien (70,9%) yang
mendapatkan terapi beta bloker dengan jenis kelamin pria 90 (76,9%) pasien dan usia dewasa (19-59
tahun) ada 81 (69,2%) pasien. Pada penelitian ini didapatkan jenis beta bloker yang diberikan dari
golongan beta bloker selektif yakni bisoprolol (100%). Dosis bisoprolol yang digunakan pasien rawat
jalan bervariasi, dosis 1,25 mg (15,3%), 2,5mg (43,5%), 5 mg (0,8%), 10 mg (2,5%), sedangkan sisanya
tidak diketahui (37,6%).

Kata-kata Kunci: gagal jantung, rawat jalan, beta bloker

69
Homeostasis, Vol. 5 No. 1, April 2022: 69-76

PENDAHULUAN yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin


Kegagalan jantung dalam mengirimkan untuk mengetahui gambaranpemberian beta
oksigen ke seluruh tubuh yang disebabkan bloker pada pasien. Sampel penelitian ini
oleh abnormalitas struktur maupan fungsi adalah pasien gagal jantung pada periode
jantung disebut sebagai gagal jantung.1 Februari 2020 hingga Juli 2020 yang
Menurut World Health Organization tercatat dalam rekam medik dan mendapat
(WHO) gagal jantung adalah kondisi penanganan di RSUD Ulin Banjarmasin.
kardiovaskular yang berkembang paling Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah
pesat,2,3 denganestimasi prevalensi 64,3 juta pasien gagal jantung yang dirawat jalan di
di seluruh dunia pada tahun 2017.4 Di poli jantung RSUD Ulin Banjarmasin pada
provinsi Kalimantan Selatanpenderita gagal periode Februari-Juli 2020, Data rekam
jantung pada tahun 2014 mencapai 1.163 medik pasien tertulis lengkap. Diagnosis
penderita.5 gagal jantung dibuat oleh dokter
Golongan obat beta bloker memiliki penanggung jawab di poli jantung dan
cara kerja menghambat interaksi reseptor dituliskan di rekam medik sebagai diagnosis
beta (β) dengan obat-obatan akhir. Kriteria eksklusi adalah data rekam
simpatomimetik, epinefrin, maupun medik yang tidak lengkap dan pasien yang
6
norepinefrin. Obat golongan beta bloker memiliki nama atupun nomor rekam medik
terbukti membantu mencegah gejala gagal yang sama saat berobat kembali hanya
jantung, memperbaiki remodeling ventrikel dihitung 1 kali untuk sampel. Penelitian ini
kiri, menurunkan resiko rawat inap dan sudah memperoleh ethical clearance dari
kematian dini.7 Pedoman The American Komisi Etik Penelitian FK ULM.
College of Cardiology
Foundation/American Heart Association HASIL DAN PEMBAHASAN
(ACCF/AHA) serta European Society of Total 165 pasien yang mengalami gagal
Cardiology (ESC) secara khusus jantung dirawat jalan di RSUD Banjarmasin
merekomendasikan metoprolol suksinat, ditemukan pada penelitian ini. Karakteristik
bisoprolol, atau karvedilol untuk pasien dapat dilihat di Tabel-1. Pada Tabel-
8,9
pengobatan gagal jantung. 2 memperlihatkan riwayat terapi
Meskipun pedoman berbasis bukti farmakologi pasien gagal jantung yang
merekomendasikan aplikasi beta bloker dirawat jalan di RSUD Ulin Banjarmasin.
yang optimal di semua penderita gagal Tabel-1 menunjukkan sampel
jantung kronis tanpa komplikasi, penelitian didominasi oleh pasien pria
pengunaannya masih sering kurang sebanyak 120 (72,7%) pasien dan kelompok
dimanfaatkan dan / ataudiresepkan di bawah usia dewasa (19-59 tahun) sebanyak 111
dosis yang dianjurkan pada sebagian besar (67,3%) pasien. Hasil penelitian ini sesuai
pasien gagal jantung.10 dengan penelitian Jaarsma, dkk11 yang
Memahami gambaran pemberian beta terdiri dari populasi penduduk Amerika
bloker ke pasien gagal jantung di RSUD Serikat, enam negara di Eropa, tujuh negara
Ulin Banjarmasin selama periode Februari- di Australasia, dan Amerika Selatan
Juli 2020 merupakan tujuan dari penelitian (N=5964) ditemukan persentase pasien
ini. Hasil penelitian diharapkan dapat gagal jantung dengan jenis kelamin wanita
digunakan untuk membantu tatalaksana lebih sedikit (38%).11 Data epidemiologi
gagal jantung yang lebih baik dan terarah. menunjukkan angka kejadian gagal jantung
pada pria kira-kira dua kali lipat dengan
METODE PENELITIAN setiap peningkatan 10 tahun pada usia65-85
Penelitian ini menggunakan metode tahun.12 Dominansi penggolongan usia
penelitian yang bersifat descriptive psien gagal jantung adalah pada rentang
retrospective dengan pengambilan data usia dewasa yaitu 19-59 tahun. Angka
melalui rekam medik pasien gagal jantung kejadian pada usia > 60 tahun ditemukan

70
Radhiyyah, HD. dkk. Gambaran Pemberian Beta Bloker…

lebih rendah daripada rentang usia < 60 ditemukan di wilayah Asia Pasifik Kejadian
tahun. Berlainan dengan studi epidemiologi ini mungkin terjadi karena penyakit jantung
di negara Amerika Serikat maupun Eropa, rematik merupakan pemicu terjadi gagal
di manamenurut penelitian Maggioni, dkk13 jantung pada banyak daerah berkembang di
pada penelitiannya tahun 2015 menyatakan daerah Asia. Di Asia Selatan penyakit
rata-rata usia terbanyak pasien gagal jantung rematik adalah kontributor terbesar
jantung di Eropa adalah sekitar 70 tahun.13 terhadap gagal jantung. Penelitian dari India
Data dari The American Heart Association (N=125) melaporkan bahwa penyakit
(AHA) menunjukkan dalam rentang tahun jantung rematik adalah penyakit jantung
2013-2016 prevalensi gagal jantung paling paling umum (52,8%) diikuti oleh penyakit
banyak berusia di atas 60 tahun(36,5%) dari jantung iskemik dan / atau hipertensi
seluruh total populasi Amerika Serikat.14 (27,2%).16 Dilansir The Global Burden of
Hal ini bisa disebabkan karena penyakit Disease ,dengan total 1,18 juta kasus,
komorbiditas kardiovaskular seperti Indonesia menduduki peringkat 4 setelah
hipertensi, diabetes, fibrilasi atrium, dan India, China, dan Pakistan dengan kasus
penyakit jantung koroner yang timbul penyakit jantung rematik terbanyak.17
seiring dengan penuaan atau usia tua dan Penyakit jantung rematik merupakan faktor
memicu gagal jantung sistolik.15 resiko independen untuk kejadian gagal
Sedangkan, epidemiologi yang berbeda jantung di antara orang dewasa.18
antara pasien di Eropa dan Amerika Serikat

Tabel 1. Karakteristik Dasar Pasien Gagal Jantung yang Dirawat Jalan di RSUD Ulin
Banjarmasin Periode Februari-Juli 2020
Karakteristik (N=165) Jumlah (%) Rerata±SD
Jenis Kelamin
Pria 120 72,7%
Wanita 45 27,3%
Usia 55,21±11,411
Klasifikasi Usia (WHO)
Dewasa (19-59 tahun) 111 67,3%
Tua (≥60 tahun) 54 32,7%

Gambar 1 Riwayat Terapi Farmakologi Pasien Gagal Jantung yang Dirawat Jalan di RSUD
Ulin Banjarmasin Periode Februari-Juli 2020

71
Homeostasis, Vol. 5 No. 1, April 2022: 69-76

Tabel 2. Riwayat Terapi Farmako logi obat golongan diuretik kuat (75,1%) dan
Pasien Gagal Jantungyang Dirawat obat beta bloker (70,9%). Hal ini sesuai
Jalan di RSUD Ulin Banjarmasin dengan pedoman terapi medis gagal
Periode Februari - Juli 2020 jantung dengan penurunan fraksi ejeksi
Frekuensi (%) oleh American Heart Association (AHA)
Diuretik tahun 2021 yang merekomendasikan
Diuretik Kuat 124 75,1% pemberian ACEI/ARB/ARNI, beta bloker,
Diuretik 85 51,5% dan agen diuretik sesuaikebutuhan sebagai
Hemat Kalium terapi awal untuk pasien gagal jantung
Tiazid 2 1,2% dengan penurunan ejeksi (HFrEF) stadium
Beta bloker 117 70,9% C.19
Nitrat
ISDN 36 21,8% Table 3 Gambaran Pasien Gagal Jantung
Nitrokaf 6 3,6% yang Mendapat Terapi Beta Bloker
ACE Inhibitor diRSUD Ulin Banjarmasin Periode
Ramipril 34 20,6% Februari-Juli2020
Lisinopril 4 2,4% Frekuensi %
ARB Mendapat beta 117 70,9%
Candesartan 86 52,1% bloker
Valsartan 1 0,60% Tidak mendapat 48 29,1%
Antikoagulan beta bloker
Warfarin 31 18,7% Jumlah 165 100%
Antiplatelet
Clopidogrel 88 53,3% Melihat Tabel 3 didapatkan data pasien
Aspirin 18 10,9% gagal jantung yang Dirawat jalan di RSUD
Aspilet 5 3,0% Ulin Banjarmasin periode Februari – Juli
Ticagrelor 3 1,8% 2020 yang mendapat terapi beta bloker
Statin adalah sebesar 70,9% atau 117pasien. Data
Simvastatin 15 9,1% ini menandakan penggunaan obat beta
Atorvastatin 24 14,5% bloker sudah mencapai lebih dari 50%
Rosuvastatin 1 0,6% penggunaan. Hasil ini linear dengan studi
Digoxin 2 1,2% yang dilakukan pada tahun 2021 oleh
Amiodaron 1 0,6% Scalvini, dkk. di Italia yang mengatakan
Ivabradin 1 0,6% bahwa pasien gagal jantung yang mendapat
Proton Pump terapi beta bloker sebesar 64% baik secara
Inhibitor mono-, bi-, atau tri- terapi.20 Penelitian
Lansoprazole 30 18,2% Teng, dkk21 tahun2018 menunjukkan pasien
Calcium Channel gagal jantung dengan penurunan fraksi
Blocker ejeksi ventrikel kiri (HFrEF) di Asia yang
Amlodipine 9 5,4% mendapatkan beta bloker sebesar 79%,
namun Indonesia merupakan negara di Asia
Merujuk Tabel 2 didapatkan pada dengan peresepan beta bloker terendah
penelitian ini jenis obat yang diresepkan (61%).21 Penelitian oleh Sandra, dkk22 pada
untuk pasien gagal jantung terdiri dari yahun 2016 di Amerika Serikat, pasien
golongan diuretik, Beta bloker, ACE- gagal jantung sistolik berusia 18-85 tahun
I/ARB, antikoagulan, antiplatelet, statin, yang diresepkan obat beta bloker mencapai
digoxin, amiodaron, ivabradin,proton pump 82% dengan peningkatan 8% dari tahun
inhibitor, dan calcium channel blocker. 2013.22 Begitu pula di Australia dimana
Obat yang palingbanyak diresepkan kepada telah terjadi peningkatan penggunaan beta
pasien adalah obat golongan ACE-I/ARB bloker sebesar 83% dalam manajemen
sebanyak 125 pasien (75,7%) diikuti oleh pasien gagal jantung pada 10 tahun terakhir

72
Radhiyyah, HD. dkk. Gambaran Pemberian Beta Bloker…

dengan bisoprolol sebagai obat yang paling Penelitian serupa olehMarquez, dkk25 tahun
banyak diresepkan.23 Berbeda dengan 2017 bahwa penggunaan obat ACEI dan
penelitian Lamboley, dkk24 tahun 2019 diuretik di negara Spanyol lebih banyak
mengenai pengobatan farmakoterapi pada digunakan daripada obat beta bloker (29%)
pasien rawat inap gagal jantung, yang dikarenakan negara tersebut belum cukup
mengatakan sekitar 49% pasien memahami keefektifan beta bloker sebagai
mendapatkan peresepan obat beta bloker, di farmakoterapi penyakit gagal jantung.25
mana hal ini menunjukkan penggunaan beta
bloker kurang dari 50% penggunaan.24

Tabel 4 Karakteristik Dasar Pasien Gagal Jantung yang Mendapat Terapi BetaBloker di
RSUD Ulin Banjarmasin Periode Februari-Juli 2020
Karakteristik (n=117) Frekuensi % Rerata±SD
Jenis Kelamin
Pria 90 76,9%
Wanita 27 23,1%
Usia 54,98±10,870
Klasifikasi Usia (WHO)
Dewasa (19-59 tahun) 81 69,2%
Tua (≥60 tahun) 36 30,8%

Merujuk Tabel 4, diketahuipasien gagal Denmark terhadap pasien dengan HFrEF


jantung yang mendapatkan terapi beta atau penurunan fraksi ejeksi ventrikel kiri di
bloker dengan jenis kelamin pria (76,9%) penderita gagal jantung mengatakan tidak
lebih banyak dibandingkan pasien wanita adanya perbedaan yang signifikan dalam
(23,1%). Distribusi 117 pasien rawat jalan semua penyebab kematian atau kematian
gagal jantung yang mendapatkan terapi beta kardiovaskular antara penggunaan
bloker berdasarkan usia terbanyak pada metoprolol suksinat, bisoprolol, dan
kelompok usia dewasa (19-59 tahun) yaitu karvedilol. pedoman gagal jantung saat
sebesar 69,2%. Data ini menunjukkan obat ini.28,29 Berdasarkan Keputusan Menteri
beta bloker digunakan dengan baik pada Kesehatan Republik Indonesia Nomor
sebaran jenis kelamin dan usia. Pedoman Hk.01.07/Menkes/813/2019, obat untuk
gagal jantung saat ini tidak membedakan gagal jantung yang tercantum di
pengobatan berdasarkan usia atau jenis Formularium Nasional dari golongan beta
kelamin, meskipun inisiasi dan bloker hanya bisoprolol dan karvedilol.30
pemeliharaanpengobatan cenderung kurang Karvedilol merupakan golongan beta bloker
optimal pada usia tua dan wanita. Beta generasi ketiga non selektif dengan
bloker terbukti efektif menurunkan mekanisme kerja menghambat reseptor β1,
mortalitas dan memiliki efek yang serupa β2 dan α1. Pemberian karvedilol harus
pada pria dan wanita.26 Usia bukan berhati- hati pada pasien dengan riwayat
merupakan kontraindikasi untuk beta asma atau penyakit saluran napas reaktif,
bloker. Studi SENIORS (Study of the Effects dan direkomendasikan untuk menghindari
of Nebivolol Intervention onOutcomes and penggunaan pada pasiendengan mengi aktif.
Rehospitalisation in Seniors with Heart Karena kontraindikasinya tersebut klinisi
Failure) menegaskan bahwa beta bloker cenderung memilih bisoprolol yangbersifat
bermanfaat dan ditoleransi dengan baik kardioselektif.31
pada orang tua dengan gagal jantung.27 Dosis pemberian beta bloker pada
Pada penelitian ini pasien yang pasien gagal jantung yang dirawat jalan di
mendapatkan beta bloker seluruhnya mana ada empat pembagian dosis beta
menggunakan beta bloker kardioselektif, bloker, yaitu 1,25 mg, 2,5 mg, 5 mg dan 10
yaitu bisoprolol. Studi kohort nasional mg. Mayoritas pasien gagal jantung

73
Homeostasis, Vol. 5 No. 1, April 2022: 69-76

mendapatkan beta bloker dengan dosis 2,5 PENUTUP


mg (43,5%), diikuti oleh dosis 1,25 mg Kesimpulan penelitian inimenunjukkan
(15,3%), 10 mg (2,5%), 5 mg (0,8%), pemberian obat beta bloker terhadap
sedangkan sisanya tidak diketahui (37,6%). penderita gagal jantung di instalasi rawat
Dosis tidak diketahui dalam penelitian ini jalan RSUD Ulin Banjarmasin periode
dikarenakan sebagiandosis obat beta bloker Februari–Juli 2020 mencapai 70,9%.
tidak tercatat di rekam medik pasien. Data Karakteristik dasar dari 117 pasien gagal
tersebutmenunjukkan sebagian besar pasien jantung yang mendapatkan terapi beta
gagal jantung belum mendapat uptitration bloker, terdapat pasien berjenis kelamin pria
dosis sehingga dosis target 10 mg belum 90 (76,9%) pasien dan berjenis kelamin
mampu dicapai. Hal iniselaras dengan studi wanita 27 (23,1%) pasien. Dari tiga
oleh Bhatt, dkk32 pada tahun 2017 yang kelompok usia pasien, umumnya berusia
menemukan bahwa rata-rata pemberian dewasa(19-59 tahun) sebanyak 81 (69,2%)
dosis harian beta bloker masih di bawah pasien dengan rerata 54,98±10,870 tahun.
50% dari dosistarget. Uji coba CIBIS-ELD Obat beta bloker yang diberikan kepada
(Cardiac Insufisiensi Bisoprolol Study in pasien gagal jantung adalah dari golongan
Elderly) tahun 2011 juga menunjukkan rata- beta bloker selektif yaitu bisoprolol (100%).
rata dosis harian penggunaan bisoprolol Dosis pemberian beta blokerjenis bisoprolol
pada pasien gagal jantung usia tua belum pada pasien terbanyak pada dosis 2,5 mg
mencapai 50% dari dosis target.32 (43,5%), diikuti oleh 1,25 mg (15,3%), 10
Pemberian dosis beta bloker yang belum mg (2,5%), 5 mg (0,8%), dan dosis tidak
mencapai dosis taget bisa terjadi karena diketahui (37,6%) dengan rerata pemberian
munculnya intoleransi pada penggunaan 2,53±1,593 mg.
beta bloker, seperti gejala gagal jantung Penelitian lanjutan diperlukan dengan
yang memburuk, bradikardi, hipotensi kelengkapan data rekam medic yang lebih
dan/atau orthostasis, dan kelelahan. Gejala mumpuni dikarenakan bias dari hasil
intoleransi menyebabkan keenggananklinisi pencatatan rekam medic cukup bermakna.
untuk memulai terapi beta bloker, titrasi Penelitian selajutnya diharapkan melakukan
yang diperlambat atau dihentikan lebih penelusuran lebih lanjut terkait informasi
awal, dan down- titration atau bahkan yang masih belum jelas, seperti alasan tidak
penghentianpermanen.32 diberikannya beta bloker bagi pasien, alasan
Alasan lainnya karena tantangan dalam penghentian terapi, dan dosis pemberian
menemukan dosis optimal pada setiap yang tidak tercatat di rekam medik. Untuk
individu pasien, dimana penelitian oleh mendapatkan data pasien yang valid serta
Arita, dkk33 menunjukkan konsentrasi reliabel, pencatatan rekam medik yang lebih
bisoprolol plasma yang tinggi (≥5,38 ng/ml) baik, lengkap, serta jelas sangat diharapkan.
pada pasien dikaitkan dengan Maka dari itu, evaluasi terhadap
memburuknya gagal jantung. Sehingga penyusunan lembar rekam medik sangat
kehati-hatian harus dilakukan untuk diperlukan. Pemberian terapi farmakologi
mencegah overdosis, terutama pada pasien berupaobat beta bloker dengan dosis optimal
usia lanjut dan pasien dengan disfungsi sangat bermanfaat bagi pasien gagal jantung
ginjal atau gagal jantung dengan fraksi sehingga penggunaannya perlu
ejeksi normal (HFpEF).33 dipertimbangkan kecuali terdapat
kontraindikasi atau gejala intoleransi.

74
Radhiyyah, HD. dkk. Gambaran Pemberian Beta Bloker…

DAFTAR PUSTAKA 9. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD,


1. McMurray JJV, Adamopoulos S,Anker Bueno H, Cleland JGF,Coats AJS, et al.
SD, Auricchio A, Böhm M, Dickstein 2016 ESC Guidelines for the diagnosis
K, et al. ESC Guidelines for the and treatment of acute and chronicheart
diagnosis and treatment of acute and failure: The task force for the diagnosis
chronic heart failure 2012: The Task and treatment ofacute and chronic heart
force for the diagnosis and treatment of failure of the european society of
acute and chronicheart failure 2012 of cardiology (ESC). developed with the
the european society of cardiology. special contribution of The Heart
Developed in collaboration with the Failure Association (HFA) of the ESC.
Heart. Eur Heart J. 2012;33(14):1787– Eur J Heart Fail. 2016;18(8).
847. 10. Niriayo YL, Asgedom SW,Demoz GT,
2. Mazurek JA, Jessup M.Understanding Gidey K. Treatment optimization of
heart failure. Heart Fail Clin. beta-blockers in
2017;13(1) chronic heart failure therapy. SciRep.
3. Ziaeian B, Fonarow GC. Epidemiology 2020;10(1).
and aetiology ofheart failure. Vol. 13, 11. Kemp CD, Conte J V. The
Nature Reviews Cardiology. 2016 pathophysiology of heart failure. Vol.
4. Erratum: Global, regional, and national 21, CardiovascularPathology. 2012.
incidence, prevalence, and years lived 12. Lam CSP, Arnott C, Beale AL,
with disability for Chandramouli C, Hilfiker- Kleiner D,
354 diseases and injuries for 195 Kaye DM, et al. Sex differences in heart
countries and territories, 1990– 2017: a failure. Vol. 40, European Heart
systematic analysis for the Global Journal. 2019.
Burden of Disease Study 2017 (The 13. Braunwald E. Heart failure: An update.
Lancet (2018) Clin Pharmacol Ther. 2013;94(4).
392(10159) (1789–1858), 14. Virani SS, Alonso A, Benjamin EJ,
(S0140673618322797), Bittencourt MS, Callaway CW, Carson
(10.1016/S0140-6736 (18) AP, et al. Heart disease and stroke
32279 7)). Vol. 393, The Lancet. statistics— 2020 update: A report from
2019 the american heart association.
5. Kemenkes RI. Info datin pusat data dan Circulation. 2020.
informasi kementrian kesehatan RI 15. Maggioni A Pietro.
situasi kesehatan jantung. Kemenkes Epidemiology of heart failure in
RI. 2014;109(1) europe. Vol. 11, Heart FailureClinics J.
6. BNF. BNF 73 (British National 2015.
Formulary) March 2017. Bnf. 2017. 16. Christiansen MN, Køber L, Weeke P,
7. Dézsi CA, Szentes V. The real role of Vasan RS, JeppesenJL, Smith JG, et al.
β-blockers in daily cardiovascular Age-specific trends in incidence,
therapy. Vol. 17, American mortality, and comorbidities of heart
Journal of failure in denmark, 1995 to 2012.
Cardiovascular Drugs. 2017. Circulation. 2017;135(13).
8. Yancy CW, Jessup M, Bozkurt B, 17. Atherton JJ, Hayward CS, Wan Ahmad
Butler J, Casey DE, Drazner MH, et al. WA, Kwok B, Jorge J, Hernandez AF,
2013 ACCF/AHA Guideline for the et al. Patient characteristics from a
management ofheart failure. J Am Coll regional multicenter database of acute
Cardiol. 2013;62(16). decompensated heart failure in Asia
Pacific (ADHERE International Asia
Pacific). J Card Fail. 2012;18(1).

75
Homeostasis, Vol. 5 No. 1, April 2022: 69-76

18. Watkins D, Colquhoun S, Johnson C, 25. Goh C, Velusamy R, Pol D, Ng


Carapetis J,Karthikeyan G, Naghavi M, A. Australian trends in beta
et al.PM214 Trends in the global blocker prescription for heart failure.
burden of rheumatic heart diseaseduring Hear Lung Circ. 2018;27.
1990-2013: findings from the global 26. Lamboley L, Debax P, Courtiol G,
burden of disease 2013 study. Glob Ricard C, Morvan C, Debaty G, et al.
Heart. 2016;11(2) Quality of acute heart failure treatment
19. Seckeler MD, Hoke TR. The in France: Data from REseau
worldwide epidemiology of acute NordAlpin des Urgences (RENAU).
rheumatic fever and rheumatic heart Ann Cardiol Angeiol (Paris).
disease. Vol. 3, Clinical Epidemiology. 2019;68(5).
2011. 27. Márquez PHP, Torres OH, San- José A,
20. Mujib M, Desai R V., Ahmed MI, Vidal X, Agustí A, Formiga F, et al.
Guichard JL, Feller MA, Ekundayo OJ, Potentially inappropriate
et al. Rheumatic heart disease and risk antihypertensive prescriptions to
of incident heart failure among elderly patients: results of a
community- dwelling older adults: A prospective, observational study. drugs
prospective cohort study. Vol. 44, and aging. 2017;34(6).
Annals of Medicine. 2012. 28. Kotecha D, Manzano L, Krum H,
21. Maddox TM, Januzzi JL, Allen LA, Rosano G, Holmes J, Altman DG, et al.
Breathett K, Butler J, Davis LL, et al. Effect of age and sex on efficacy and
2021 Update to the 2017 acc expert tolerability of β blockers in
consensus decision pathway for patients with heart failure with
optimization of heart failure treatment: reduced ejection fraction: Individual
answers to 10 pivotal issues about heart patient data meta-analysis. BMJ.
failure with reduced ejection fraction: a 2016;353.
report of the american college of 29. Galinier M, Emeriau JP. Prescribing
cardiology solution set oversight beta blockers in elderly patients with
committee. J Am Coll Cardiol. heart failure.Vol. 37, Presse Medicale.
2021;77(6). 2008.
22. Scalvini S, Bernocchi P, Villa S, 30. Pasternak B, Mattsson A,Svanström H,
Paganoni AM, La Rovere MT, Frigerio Hviid A. Comparative effectiveness of
M. Treatment prescription, adherence, bisoprolol and metoprolol succinate in
and persistence after the first patients with heart
hospitalization for heart failure: A failure. Int J Cardiol.
population-based retrospectivestudy on 2015;190(1).
100785 patients. Int J Cardiol. 31. Lin TY, Chen CY, Huang Y Bin.
2021;330. Evaluating the effectiveness ofdifferent
23. Teng THK, Tromp J, Tay WT, Anand beta-adrenoceptor blockers in heart
I, Ouwerkerk W, Chopra V, et al. failure patients. Int J Cardiol. 2017;230.
Prescribing patterns of evidence-based 32. Kemenkes RI. Daftar Obat
heart failure pharmacotherapy and Formularium Nasional. 2019;
outcomes in the ASIAN-HF registry: (April):33–5.
a cohort study. Lancet Glob Heal. 33. Koraćević G, Stojanović M, Kostić T,
2018;6(9). Lović D, Zdravković M, Koraćević M,
24. Elman S, Zaiken K. Improving et al. Contraindications differ widely
performance of an accountable care among beta blockers and ought to be
organization on a quality measure cited for an individual drug, not for the
assessing b-blocker use in systolic heart entire class. Curr Pharm Des.
failure. Am JHeal Pharm. 2016;73(17). 2021;27(40).

76

You might also like