You are on page 1of 8

FAKTOR RESIKO PADA PENYAKIT GAGAL JANTUNG

Billy Jonathan*, Rosaria Oktaviani*, Stefanie*, Marina Dewi Utami*, Un Gerry Namyu*, Elva
Patabang*, Vivian Chau*, Imelda*.

*Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

TEPI BIRU MARINA MERAH

ABSTRACT

Background: The World Health Organization (WHO) 2012 shows 17,5 million people around the
world dies of cardiovascular disease or about 31% of 56,5 million deaths around the world. There
are more than ¾ deaths of cardiovascular disease occurs in developing country with low to
moderate income. Heart failure is a clinical syndrome characterized by shortness of breath,
swollen ankle, and fatigue, also accompanied by increased pressure of jugular vein, third heart
sound, and pulmonic crepitation, this condition occurred due to an abnormality of the function as
well as the structure of the heart, resulting a decreased number of cardiac output or increased
pressure of the heart. Several risk factors of heart failure included; age, hypertension,
dyslipidemia, obesity, diabetes mellitus, coronary arterial disease, anemia, cardiomyopathy,
valves disease, and myocardial infarct.

Method: This research used a narrative literature study method from twenty one sources. Fourteen
sources comes from journal those originated from inside and outside the country. Six sources
picked from textbooks and one source picked from WHO official website. (ini belom bisa diisi
karena blm ada dafpus)

Results: Many risk factors can cause heart failure and the cause is multifactorial. Hypertension
and coronary heart disease have contributed greatly that supports the incident of heart failure.
62,5% of 3580 patients suffers from hypertension and 53.6 % have of coronary heart disease. A
survey in a research stated that the prevalence of hypertension is 86% in people with heart failure.
Hypertension and coronary heart disease increase cardiac workload. Prolonged workload will
eventually cause enlargement of the heart and increases the risk of heart failure and a heart attack.
Other risk factors that can also cause heart failure such as age, sex, diabetes mellitus, kidney
failure, chronic obstructive pulmonary disease, physical activity, and anemia. (tep ini bahas hanya
hipertensi ya? Usia dan jenis kelamin keknya ada penjelasannya deh -MARINA)

Conclusion: Heart failure caused by various causes. Risk factors play an important role in
resulting in heart failure such as hypertension, coronary heart disease, age, sex, diabetes mellitus,
kidney failure, chronic obstructive pulmonary disease, physical activity, and anemia.

ABSTRAK

Latar belakang: Data World Health Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta
orang di dunia meninggal akibat penyakit kardiovaskular atau 31% dari 56,5 juta kematian di
seluruh dunia. Lebih dari 3/4 kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara
berkembang yang berpenghasilan rendah sampai sedang.Gagal jantung merupakan sindrom
klinis yang ditandai dengan adanya sesak napas, bengkak pada pergelangan kaki, dan kelelahan
yang dapat juga disertai dengan tanda-tanda seperti peningkatan tekanan vena jugularis, suara
jantung S3, krepitasi pulmonal, hal ini disebabkan karena kelainan fungsi maupun struktur
jantung, mengakibatkan penurunan jumlah cardiac output dan atau peningkatan tekanan dalam
jantung. Beberapa faktor risiko terjadinya gagal jantung adalah bertambahnya usia, hipertensi,
dislipidemia, kegemukan, diabetes melitus, penyakit jantung koroner, anemia, kardiomiopati,
kelainan katup jantung, infark miokard.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode berupa kajian literatur naratif dengan melakukan
pengkajian dari dua puluh satu sumber. Empat belas sumber berasal dari web resmi WHO.

Hasil: Banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan terjadinya gagal jantung dan penyebabnya
bersifat multifaktorial. Hipertensi dan penyakit jantung koroner memiliki kontribusi besar yang
mendukung kejadian gagal jantung. Dari 3580 pasien ditemukan 62,5% menderita hipertensi dan
53,6% memiliki penyakit jantung koroner (PJK). Survey suatu penelitian menyatakan pada
penderita gagal jantung terdapat prevalensi hipertensi sebesar 86%. Hipertensi dan PJK
meningkatkan kerja jantung. Beban kerja yang berkepanjangan akhirnya akan menyebabkan
pembesaran jantung dan meningkatkan risiko gagal jantung dan serangan jantung. Faktor risiko
lain yang juga dapat mengakibatkan gagal jantung antara lain usia, jenis kelamin, diabetes mellitus,
gagal ginjal, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), aktivitas fisik, dan anemia.

Kesimpulan: Gagal jantung terjadi akibat berbagai penyebab. Faktor risiko yang berperan penting
dalam mengakibatkan gagal jantung antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, usia, jenis
kelamin, diabetes mellitus, gagal ginjal, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), aktivitas fisik,
dan anemia.

Pendahuluan

Penyakit kardiovaskular adalah penyebab kematian nomor 1 secara global. Data World Health
Organization (WHO) tahun 2012 menunjukkan 17,5 juta orang di dunia meninggal akibat
penyakit kardiovaskular atau 31% dari 56,5 juta kematian di seluruh dunia. Lebih dari 3/4
kematian akibat penyakit kardiovaskular terjadi di negara berkembang yang berpenghasilan
rendah sampai sedang. Sebagian besar penyakit kardiovaskular dapat dicegah dengan
menghentikan kebiasaan buruk seperti penggunaan tembakau, diet yang tidak sehat dan obesitas,
aktivitas fisik yang kurang dan konsumsi alkohol.1

Gagal jantung adalah kondisi umum dimana lebih dari 5,7 juta penderita dan lebih dari 1 juta
penderita di rawat di rumah sakit tiap tahunnya.2 Data American Heart Association (AHA)
penderita Congestive Heart Failure (CHF) di Amerika Serikat pada tahun 2008 sekitar 5,7 juta
jiwa, pada tahun 2010 terjadi peningkatan menjadi 6,6 juta jiwa dan diperkirakan pada tahun 2030
akan bertambah sebanyak 3,3 juta jiwa dari tahun 2010.3

Menurut data Riskesdas 2013, di Indonesia diperkirakan 229.696 orang atau sekitar 0,13%
mengalami gagal jantung berdasarkan diagnosis dokter, sedangkan berdasarkan diagnosis dokter
atau gejala sebanyak 530.068 orang atau 0,3%.4

Tujuan penulisan karya tulis ini adalah untuk mengetahui kaitan penyakit gagal jantung kongestif
(congestive heart failure) dan berbagai faktor resiko dalam menegakkan diagnosis penyakit gagal
jantung kongestif.
Metode*
Penelitian ini menerapkan metode berupa kajian literatur naratif dengan melakukan pengkajian
dari dua puluh satu sumber. Empat belas sumber berasal dari jurnal baik dari luar maupun dalam
negeri. Enam sumber berasal dari textbook dan satu sumber berasal dari web resmi WHO.

Hasil dan pembahasan


Penulis, Desain
Subjek Penelitian Hasil Penelitian
Tahun Penelitian
Pasien rawat jalan Tidak terdapat perbedaan
Bangsawan
dan rawat inap antara angka kejadian
M,
1 Cross-sectional RSUD DR. H. pada laki-laki dan
Purbianto,
Abdul Moeloek perempuan pada rerata
2013
Provinsi Lampung usia 57,01 tahun.

Pasien gagal jantung


Wibowo FS, Terdapat hubungan antara
Analytic case RS Muhammadiyah
2 Ponco SH, aktivitas fisik dengan
control Babat Kabupaten
2015 terjadinya gagal jantung
Lamongan

Anemia berhubungan
Groenveld
Systematic 34 studi literature dengan meningkatkan
3 HF et al,
Review dan meta-analisis risiko mortalitas gagal
2008
jantung kongestif.

3580 pasien didapatkan:


hipertensi (62,5%),
diabetes mellitus (32,8%),
Nieminen et EuroHeart Failure
4 Survey penyakit jantung koroner
al, 2006 Survey II
(53,6%), gagal ginjal
(16,1%), dan gangguan
katup jantung (34,4%).
1382 pasien didapatkan
86% pasien gagal jantung
memiliki 2 atau lebih
Pasien pada Olmsted
Chamberlain kondisi kronis tambahan
5 Survey County, Minnesota
et al, 2015 (86%); prevalensi
(2000-2010)
terbanyak dimiliki oleh
hipertensi, hiperlipidemia,
dan aritmia.

802.796 pasien didapatkan:


59% diantaranya memiliki
penyakit hipertensi, disusul
Chen J, oleh gagal ginjal sebagai
Dharmarajan National Inpatient komorbid tertinggi kedua
6 Survey
K, Wang Y. Sample (2001-2009) dengan 44,4% dari total
2013 pasien, diabetes dan
komplikasinya sebesar
42,8%, dan PPOK sebesar
31,1%.

Gambaran dari faktor


Pasien gagal jantung resiko penyakit Gagal
Nuraini I, kongestif pada Jantung Kongestif:
7 Nurhayati E. Studi deskriptif RSUP Dr. Hasan perempuan (53,3%), usia
2010 Sadikin Bandung 40-59 tahun (50%),
(Juni-Juli 2009) Diabetes Melitus (50%),
& Hipertensi (66,7%)

Distribusi faktor resiko


Pasien penyakit
gagal jantung: Usia > 40
Purbianto, dalam pada RSUD
tahun (59,0%), laki-laki
8 Agustani D. Cross-sectional Dr. H. Abdul
(68,4%), & Hipertensi
2015 Moeloek Provinsi
(65,8%), & dislipidemia
Lampung.
(56,2%).

Gambaran dari faktor


Komanduri
resiko penyakit gagal
S, Jadhao Y,
Survey NHANES jantung: PJK (38,46%),
9 Guduru SS, Survey
2013-2014. Hipertensi (81,87%),
Cheriyath P,
Perempuan (52,19%) &
Wert Y.
Diabetes (40,11%).
Pasien rawat inap
Tambuwun Gambaran faktor resiko
pada RSUP Prof. Dr.
CFD, Panda gagal jantung: Hipertensi
R. D. Kandou
10 AL, Studi deskriptif (41,9%), usia 60-70 tahun
Manado.
Rampengan (44,7%), & Laki-laki
(September-
SH. 2016 (63,2%).
November 2016)

Kesimpulan

Gagal jantung didifiniskan sebagai kegagalan jantung untuk memompa darah dalam jumlah yang
cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Kegagalan jantung untuk memompa atau penurunan
kemampuan pompa jantung sehinga sirkulasi darah di tubuh menjadi terganggu, akan
menyebabkan 2 efek utama yakni penurunan curah jantung dan pembendungan darah di vena yang
menimbulkan kenaikan tekanan vena, hal inilah yang menimbulkan gejala klinis pada pasien yang
menderita gagal jantung yang terdeteksi dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik yang sesuai.
Gagal jantung merupakan kelainan multisitem dimana terjadi gangguan pada jantung, otot skelet
dan fungsi ginjal, stimulasi sistem saraf simpatis serta perubahan neurohormonal yang kompleks
yang menyebabkan edema paru.

Daftar Pustaka

1. World Health Organization. Cardiovascular disease. 2016. Diunduh dari:


http://www.who.int/cardiovascular_diseases/en/ pada 14 April 2018.
2. Mozaffarian D, Benjamin EJ, Go AS, et al. Heart disease and stroke statistics - 2015
update: a report from the American Heart Association. Circulation. 2015;131(4):e29-
e322. Diunduh dari: circ.ahajournals.org/content/131/4/e29 pada 14 April 2018
3. Nasif M., Alahmad A. Epidemiology: Congestive heart failure and public health.
2006;h.1-2. Diunduh dari: https://case.edu/med/epidbio/mphp439/CongHeartFail.pdf
pada 14 April 2018.
4. Kementerian Kesehatan RI. Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data
Penduduk Sasaran. Data Riset Kesehatan Dasar; 2013: 2-4.
5. Ponikowski P, Voors AA, Anker SD, et al. 2016 ESC Guidelines for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure: The Task Force for the diagnosis and
treatment of acute and chronic heart failure of the European Society of Cardiology (ESC).
European Heart Journal. 14 Juli 2016;37(27): 2129–200. Diunduh dari:
https://academic.oup.com/eurheartj/article/37/27/2129/1748921/2016-ESC-Guidelines-
for-the-diagnosis-and#86354672 pada 14 April 2018.
6. Nuraini B. Risk factors of hypertension. J Major. 2015;4(5):10–9.
7. Imaligy UE. Gagal jantung pada Geriatri. CDK-212. 2014;4(1):19–24.
8. Siswanto BB, Hersunarti N, Erwinarto, Barack R, Pratikto RS, Nauli SE, et al. Pedoman
Tatalaksana Gagal Jantung. Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskaskular Indonesia.
2015;1.
9. Setiawan GW, Wungouw HIS. Kualitas hidup penderita hipertensi. h. 760–4.
10. Anggara D, Prayitno N. Faktor-faktor yang berhubungan dengan tekanan darah di
Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat tahun 2012. 2013: h.20–5.
11. Loscalz J. Kardiologi dan pembuluh darah. Edisi 2. Diterjemahkan dari Harrison.
Cardiovascular medicine. 2nd Ed. New York: McGraw-Hill Education Publications;
2016.h.101.
12. Rilantono LI. Penyakit kardiovaskular (PKV). Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia; 2012.h.121.
13. Ihdaniyati AI, Arifah S. Hubungan tingkat kecemasan dengan mekanisme koping pada
pasien gagal jantung kongestif di RSU Pandan Arang Boyolali. BIK. 2005; 19–24.

14. Panggabean M, Ghanie A. Gagal jantung. Buku Ajar Penyakit Dalam (6th ed). Jakarta:
Interna Publishing, 2014; h. 1134-55.
15. Quaglietti, SE, Atwood JE, Ackerman L, et al. Management of the Patient With Congestive
Heart Failure Using Outpatient, Home, and Palliative Care, Progress in Cardiovascular
Disease, 43. 2000; 259–74.
16. Schocken DD, Arrieta MI, Leaverton, et al. Prevalence and Mortality Rate of Congestive
Heart Failure in the United States. JACC (Journal of the American College of Cardiology)
Volume 20. 1992; h. 301–6. Diunduh dari:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/1634664 on March 18, 2017
17. Nieminen MS, Brutsaert D, et al. EuroHeart Failure Survey II (EHFS II): a survey on
hospitalized acute heart failure patients: description of population. European Heart
Journal; 2006.27: p.2725–2736. Diunduh dari:
https://academic.oup.com/eurheartj/article/27/22/2725/2887288#56860330 on November
20, 2017
18. Stomberg A, Martensson J. Gender Differences in Patient with Heart Failure. Eur J
Cardiovasc Nurs; April 2003.2:p.7-18.
19. University of Maryland Medical Center. Aging changes in the heart and blood vessels.
2015. Diunduh dari: http://umm.edu/health/medical/ency/articles/aging-changes-in-the-
heart-and-blood-vessels pada 15 April 2018.
20. Nurhayati E, Isni N. Gambaran faktor resiko pada pasien penyakit gagal jantung kongestif
di ruang X.A RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Jurnal Kesehatan Kartika. 2009; h. 40-
51.
21. Kasper DL, Braunwald E, Fauci A, Hauser S, Longo D, Jameson JL, editors. Harrison’s
principles of internal medicine. 16th Ed. New York: McGraw Hills; 2007. p. 1367-8.

You might also like