Professional Documents
Culture Documents
1-8
ABSTRAK
Latar Belakang: Stroke merupakan penyebab kematian terbanyak di Indonesia. Tekanan darah
dan diabetes melitus merupakan faktor penyebab terjadinya stroke yang dapat diubah. Metode:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif dengan metode studi prevalensi, dengan
menggunakan data sekunder yang didapat melalui rekam medis pada bulan Januari-November
2015. Hasil: Pada pasien stroke hemoragik dengan diabetes melitus yang tekanan darahnya
normal sejumlah 7.14%, prehipertensi sejumlah 7.14%, hipertensi stage 1 sejumlah 21.43%, dan
stage 2 sejumlah 64.29%. Sedangkan pada non diabet, tekanan darah normal sejumlah 4.54%,
prehipertensi sejumlah 9.09%, hipertensi stage 1 sejumlah 13.64%, dan stage 2 sejumlah 72.73%.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa pada pasien stroke hemoragik dengan diabetes
mellitus dan non diabetes mellitus di ruang rawat inap Rumkital Dr.Ramelan yang memiliki
tekanan darah paling banyak adalah pada kelompok hipertensi stage 2.
Kata kunci : stroke hemoragik, tekanan darah, diabetes melitus.
ABSTRACT
Background: Stroke is the most cause of death in Indonesia. Blood pressure and diabetes mellitus
were suggested as the modifiable risk factor of hemorrhagic stroke. Method: It is used the
descriptive design with prevalence studies method by using secondary data those were taken from
the medical record since January until November 2015. Result: On hemorrhagic stroke patients
with diabetes mellitus who have normal blood pressure were 7.14%, prehypertension were 7.14%,
hypertension stage 1 were 21.43%, and stage 2 were 64.29%. Meanwhile on the patients without
diabetes mellitus, who have normal blood pressure were 4.54%, prehypertension were 9.09%,
hypertension stage 1 were 13.64%, and stage 2 were 72.73%. Conclusion: This study shows that
hemorrhagic stroke patients with diabetes mellitus or without diabetes mellitus at Neurology
wards Dr.Ramelan Navy Hospital Surabaya who have the hypertension stage 2 are the most.
1
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
ICH lebih sering terjadi pada orang yang menganalisis basis data registri
Asia, usia lanjut, jenis kelamin laki-laki, stroke prospektif regional antara 2007
dan negara-negara berpenghasilan dan 2009, 34% dari 3.448 pasien dengan
rendah dan menengah. Tingkat kematian ICH berusia 80 tahun atau lebih.(8)
kasus ICH tinggi (40% pada 1 bulan dan Hipertensi atau tekanan darah
54% pada 1 tahun), dan hanya 12% tinggi merupakan faktor resiko yang
hingga 39% yang selamat dapat kuat yang dapat menyebabkan stroke.
mencapai kemandirian fungsional Baik tekanan sistolik maupun diastolik
jangka panjang. Faktor risiko ICH yang tinggi merupakan faktor resiko
adalah hipertensi, merokok konsumsi untuk stroke. Diabetes melitus
alkohol berlebihan, hipokolesterolemia, merupakan faktor resiko untuk stroke
dan obat-obatan. Usia tua, jenis kelamin namun tidak sekuat hipertensi. Dimana
laki-laki, etnis Asia, penyakit ginjal diabetes melitus ini meningkatkan
kronis, angiopati amyloid serebral probabilitas penderita hipertensi untuk
(CAA), dan microbleeds serebral (CMB) menderita stroke. Dan frekuensi diabetes
meningkatkan risiko ICH. Presentasi cukup tinggi pada penderita stroke.(9)
klinis bervariasi sesuai dengan ukuran Hipertensi merupakan faktor risiko yang
dan lokasi hematoma, dan ekstensi paling penting untuk ICH spontan, dan
(3)(4)(5)
perdarahan intraventricular kontribusi hipertensi lebih besar untuk
Insiden ICH meningkat dengan ICH dalam daripada untuk ICH
bertambahnya usia. Sebuah studi lobar.(10,11)
database rawat inap baru-baru ini dari Stroke merupakan penyebab
Belanda berdasarkan penelitian kohort meningkatnya morbiditas dan mortalitas
retrospektif melaporkan bahwa kejadian di Indonesia. Data tentang pola klinis
ICH per 100.000 adalah 5,9 dalam 35-54 pasien stroke Indonesia yang dirawat di
tahun, 37,2 dalam 55-74 tahun, dan rumah sakit masih belum tersedia.
176,3 pada 75-94 tahun pada tahun Penelitian ini merupakan bagian dari
(6)
2010. Untuk semua usia, tingkat Stroke ASNA (ASEAN Neurological
kejadian tahunan per 100.000 orang Association) Stroke Epidemiological
lebih tinggi pada pria dibandingkan pada Study yang bertujuan untuk menyelidiki
wanita; 5,9 vs 5,1 pada orang berusia profil klinis stroke di tujuh negara
35-54 tahun, 37,2 vs 26,4 pada mereka ASEAN dengan protokol yang sama.
yang berusia 55-74 tahun, dan 176,3 vs Dari 2065 pasien stroke akut yang
140,1 pada mereka yang berusia 75-94 dirawat di 28 rumah sakit di seluruh
(7)
tahun. Dalam sebuah studi Jerman Indonesia, usia rata-rata adalah 58,8
2
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
3
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
4
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
pada bulan Januari - November 2018, melitus. Sedangkan jumlah yang tidak
5
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
pasien tanpa diabetes melitus ini dapat pecah. Bahkan peningkatan darah
disebabkan karena peneliti tidak melihat derajat sedang dapat meningkatkan
riwayat penyakit diabetes pada pasien resiko terjadinya stroke Barry,2002).
yang hasil pengukuran gula darahnya Pernyataan ini sesuai dengan hasil
tidak lengkap. Menurut Zafar tahun penelitian yang dilakukan oleh
2007, rendahnya penderita diabetes peneliti.(17)
melitus pada pasien stroke hemoragik ini Dari hasil penelitian ini dapat
dapat disebabkan karena tingkat dilihat gambaran tekanan darah pasien
keparahan nekrosis fibrinoid pada stroke hemoragik terhadap status diabet
pembuluh darah kecil lebih sering pada pasien yaitu pasien stroke hemoragik
pasien dengan hipertensi saja yang tekanan darahnya normal dan
dibandingkan pada pasien dengan diabet menderita diabetes melitus ada 1
dan hipertensi.(14) (7.14%) pasien. Sedangkan pasien yang
Dari hasil rekam medis yang tekanan darahnya tergolong
diambil oleh penetili juga didapatkan prehipertensi ada 1 (7.14%) pasien.
gambaran tekanan darah pada pasien Sementara itu pasien stroke hemoragik
stroke hemoragik, tanpa melihat status yang tekanan darahnya tergolong stage 1
diabet pasien. pada pasien stroke ada 3 (21.43%) pasien. Dan pasien
hemoragik yang memiliki tekanan darah stroke hemoragik yang tekanan
yang normal ada 2 (5.56%) pasien dari darahnya tergolong stage 2 ada 9
seluruh populasi. Dan yang tekanan (64.29%) pasien.
darahnya tergolong prehipertensi ada 3 Sedangkan tekanan darah pasien
(8.33%) pasien. Sedangkan yang yang normal pada pasien stroke yang
tekanan darahnya tergolong stage 1 ada tidak menderita diabetes mellitus ada 1
6 (16.67%) pasien. Dan yang tergolong (4.54%) pasien. Dan terdapat 2 (9.09%)
hipertensi stage 2 ada 25 (69.44%) pasien yang memiliki tekanan darah
pasien. Hal ini sesuai dengan Merrits tergolong prehipertensi. Sedangkan
pada tahun 2010, bahwa faktor resiko pasien yang tekanan darahnya tergolong
stroke meningkat sebanding dengan stage 1 ada 3 (13.64%) pasien. Dan yang
peningkatan tekanan darah. Hal ini tergolong stage 2 ada 16 (72.73%)
disebabkan karena tingginya tekanan pasien. Hipertensi merupakan faktor
darah dalam waktu yang lama akan kuat untuk terjadinya stroke hemoragik
merusak dinding arteri, membuat (Merrit’s, 2010). Hipertensi cenderung
dinding arteri menjadi lebih mudah terjadi pada pasien dengan diabetes
melebar, atau menyempit, atau bahkan mellitus tipe 2, dua faktor ini
6
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8
meningkatkan resiko angka kejadian dan tanpa diabetes mellitus lebih banyak
angka kematian stroke hemoragik. dibanding pasien dengan diabetes
Diabetes melitus tipe 2 meningkatkan mellitus. Penyakit diabetes mellitus
angka kejadian stroke hemoragik lebih berisiko terjadinya stroke
sebanyak 17% (Gang,2005). Pasien iskemik
dengan diabetes memiliki resiko lebih
besar menderita stroke (Barry,2002). SARAN
Pasien diabetes mellitus yang memiliki Dapat dilakukan penelitian lanjutan
tekanan darah sistolik >160mmHg dengan menambahkan variable yang
memiliki resiko dua kali lebih tinggi diteliti, serta dapat mengulas mengenai
mederita stroke dibandingkan dengan hubungan tekanan darah dan status
pasien yang memiliki tekanan darah diabet terhadap angka kejadian stroke
<160mmHg (Lewis,2000). Menurut hemoragik dengan menambahkan
Merrit’s pada tahun 2010, peningkatan jumlah sampel dan waktu penelitian
tekanan darah ini dapat menyebabkan sehingga bisa mewakili keseluruhan
meningkatnya resiko terkena populasi.
atherosklerosis dan gangguan pada
pembuluh darah kecil dan dapat DAFTAR PUSTAKA
menyebabkan terjadinya stroke iskemik 1. Yang Q, Tong X, Schieb L, Vaughan
(17)(18) A, Gillespie C, Wiltz JL, et al. Vital
maupun stroke hemoragik.
Signs: Recent Trends in Stroke Death
Rates — United States, 2000–2015.
KESIMPULAN MMWR Morb Mortal Wkly Rep.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan 2017;
7
Jurnal Sinaps, Vol. 2 No. 1 (2019), hlm. 1-8