Professional Documents
Culture Documents
Anemia Sedang
Anemia Sedang
Anemia Sedang
A P1A0
DENGAN ANEMIA SEDANG DI RB MARGA
WALUYA SURAKARTA
Disusun oleh:
ERLIN IKA WULAN SARI
NIM. B 09.019
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. A
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKES Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka. Prodi DIII Kebidanan Sekolah
4. Ibu Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes., selaku Penguji yang telah memberikan
penulis untuk mengambil data awal dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Ny. A., yang telah bersedia menjadi responden dalam Karya Tulis Ilmiah ini.
iv
7. Seluruh Dosen dan Staff Akademi Kebidanan Kusuma Husada Surakarta
Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
Penulis
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kehidupan adalah sumber inspirasi luar biasa, setiap kelokan kehidupan
adalah guru yang sangat berharga.
Ketakutan melakukan sesuatu berarti kalah sebelum bertanding.
Doa memberikan kekuatan pada orang yang lemah, membuat orang tidak
percaya menjadi percaya dan memberikan keberanian pada orang yang
ketakutan.
PERSEMBAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
kepada:
1. Bapak dan Ibuku tercinta yang paling aku
sayangi menjadi tumpuan hidup yang selalu
memberikan semangat dan dukungan, sungguh
tiada kata yang lebih mudah dan lebih pantas
terucap untuk membalas semua kasih sayang,
tetesan air mata, cucuran keringat serta doa yang
selalu mengalir kepada penulis.
2. Sahabat-sahabatku seperjuangan di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada
Surakarta.
3. Untuk seseorang yang aku sayangi, terima kasih
atas dukungan dan doanya.
4. Almamater tercinta.
vi
vii
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Program Studi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah, Agustus 2012
ERLIN IKA WULAN SARI
09.019
INTISARI
Latar Belakang: Menurut SDKI tahun 2007, AKI masih cukup tinggi, yaitu 228
per 100.000 kelahiran hidup. Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan
berakhir kira-kira 6 minggu. Anemia sedang biasanya disebabkan oleh perdarahan
dan jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi anemia berat, pada ibu nifas
biasanya terjadi perdarahan karena atonia uteri dan infeksi. Data yang diperoleh
dari di RB Marga Waluya Surakarta jumlah ibu nifas dengan anemia sedang
berjumlah 14 orang (8,7%).
Tujuan: Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia
sedangyang menggunakan proses manajemen 7 langkah Varney. Penulis
mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus nyata di lapangan.
Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan permasalahan.
Metodologi: Jenis laporan studi kasus dengan metode deskriptif, lokasi di RB
Marga Waluya Surakarta. Subyek studi kasus adalah ibu nifas Ny. A dengan
anemia sedang, waktu studi kasus pada tanggal 17 – 25 Agustus 2012. Teknik
pengambilan data antara lain data primer, meliputi pemeriksaan fisik, wawancara
serta observasi dan data sekunder, meliputi studi dokumentasi dan studi
kepustakaan.
Hasil: Ibu nifas Ny. A P1 A0 umur 26 tahun dengan anemia sedang.
Terapi pemberian obat Asam mefenamat 1 x 500 mg, Amoksisilin 1 x 500 mg,
Tablet Fe 2 x 60 mg, Vitamin C 1 x 100 mg dan Vitamin A 200.000 IU 1
kali. Keadaan umum ibu baik, kesadaran composmentis, ibu sudah tidak
merasakan nyeri lagi pada jahitan perineum, terdapat kenaikan Hb dari 8 gr%
menjadi 9,8 gr% dan tidak terjadi ke arah anemia berat.
Kesimpulan: Pada kasus Ny. A terdapat kesenjangan antara teori dengan
kasus, yaitu pada evaluasi karena keterbatasan waktu, ibu kurang suka
mengkonsumsi sayuran hijau yang mengandung zat besi dan tidak teratur minum
tablet Fe.
viii
DAFTAR ISI
Halaman
BAB I PENDAHULUAN
2. Anemia ................................................................... 12
ix
3. Anemia Sedang ...................................................... 17
B. Pembahasan .................................................................. 62
A. Kesimpulan .................................................................. 66
B. Saran ............................................................................. 67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 7. Satuan Acara Penyuluhan dan Materi tentang Gizi Ibu Nifas
Lampiran 9. Satuan Acara Penyuluhan dan Materi tentang Tanda Bahaya Nifas
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Ibu (AKI) masih cukup tinggi, yaitu 228 per 100.000
kelahiran hidup. Penyebab kematian ibu paling banyak terjadi pada masa
nifas, yaitu karena perdarahan setelah persalinan 28%, eklamsia 24%, infeksi
11%, kurang energi setelah melahirkan 9%, abortus 5%, partus lama 5%,
AKI di Jawa Tengah masih relatif tinggi dan diketahui bahwa AKI
ditandai dengan turunnya angka kematian ibu dan bayi serta meningkatnya
umur harapan hidup. Pada tahun 2010 angka kematian ibu di Jawa Tengah
angka kematian ibu adalah 8/ 1.000 kelahiran hidup. Separuh ibu nifas di kota
tahun 2007 – 2010, prosetase ibu nifas yang menderita anemia mencapai
53,4%, sementara itu hingga April 2010 terdeteksi sebanyak 328 ibu nifas
Masa nifas adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil dan berakhir kira-kira
sel-sel darah merah serta hemoglobin (Hb) sehingga sirkulasi zat dalam tubuh
dikelola dengan baik akan menjadi anemia berat, pada ibu nifas biasanya
terjadi perdarahan karena atonia uteri dan infeksi. Selain itu anemia sedang
gizi penderita, terutama protein dan zat besi, memberi suplemen zat besi
secara peroral yaitu dengan memberikan preparat besi per os gram besi
nifas, bidan harus melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan baik
jumlah ibu nifas dari bulan Januari 2011 – Agustus 2011 sebanyak 162. Dari
jumlah tersebut, angka kejadian ibu nifas normal berjumlah 101 orang
(62,3%), ibu nifas dengan peningkatan berat badan berjumlah 21 orang (13%),
ibu nifas dengan anemia berat berjumlah 10 orang (6,2%), ibu nifas dengan
anemia sedang berjumlah 14 orang (8,7%) dan ibu nifas dengan anemia ringan
Berdasarkan data di atas, angka kejadian anemia pada ibu nifas masih
cukup tinggi dan mengingat jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi
anemia berat, maka penulis tertarik untuk mengambil kasus yang berjudul
“Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas Ny. A P1A0 dengan Anemia Sedang di
B. Perumusan Masalah
sedang.
2. Bagi Bidan
3. Bagi Institusi
b. Pendidikan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu:
sedang.
anemia sedang.
Karya Tulis Ilmiah dengan dengan judul asuhan kebidanan ibu nifas
1. Erta Mariana (2006), dengan judul: “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas
infus RL, tranfusi 1 calf dan obat oral amoxicilin 3 x 500 mg, asam
2. Sundari (2008), dengan judul “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
Anemia Sedang di UPTD RSD Kota Surakarta Tahun 2008”. Asuhan yang
terapi obat oral amoxicilin 3 x 500 mg, asam mefenamat 3 x 500 mg dan
3. Dwi (2009), dengan judul: “Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas dengan
tentang nutrisi ibu nifas. Asuhan diberikan selama 10 hari dengan hasil
KU dan VS ibu baik, ibu sudah tidak merasa pusing dan lemas, terjadi
Perbedaan studi kasus di atas dengan studi kasus yang dibuat terletak
F. Sistematika Penulisan
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab, yaitu antara lain
sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
manfaat studi kasus, tujuan studi kasus, keaslian studi kasus dan
sistematika penulisan.
Bab ini berisi tentang tinjauan pustaka yang berisi tentang tinjauan
Bab ini berisi tentang jenis studi kasus, lokasi studi kasus, subjek
praktik di lapangan.
dilaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Konsep Nifas
a. Pengertian Nifas
masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi dan untuk
atonia uteri.
11
abnormal.
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-
hari.
abnormal.
tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari
hari.
alami.
2. Anemia
a. Pengertian Anemia
hitung eritrosit lebih rendah dari harga normal. Wanita hamil atau
dibawah 10 gr%.
bawah 11 gr% pada trimester I dan III dan kadar Hb kurang dari
antara lain:
berikut:
1) Anemia megaloblastik
2) Anemia hipoplastik
3) Anemia hemolitik
d. Patofisiologi Anemia
(destruksi), hal ini dapat akibat defek sel darah merah yang tidak
limpa. Hasil samping proses ini adalah bilirubin yang akan memasuki
e. Gejala-gejala Anemia
1) Cepat lelah
2) Sering pusing
3) Mata berkunang-kunang
4) Lidah luka
6) Konsentrasi hilang
9) Conjungtiva pucat
15
f. Penyebab Anemia
3) Malabsorpsi
4) Kehilangan darah banyak seperti persalinan yang lalu, haid dan lain-
lain
dan lain-lain.
g. Pengaruh Anemia
baik bagi ibu dan pada nifas selanjutnya. Berbagai penyulit dapat
adalah:
b) Persalinan prematuritas
f) Hiperemesis gravidarum
g) Pendarahan antepartum
16
adalah:
atonia uteri.
adalah:
postpartum
persalinan
a) Abortus
berikut:
3. Anemia Sedang
a. Pengertian
sebagai berikut:
1) Cepat lelah
2) Sering pusing
18
3) Mata berkunang-kunang
4) Badan lemas.
Komplikasi anemia sedang pada ibu nifas dapat terjadi, hal ini
anemia sejak masa kehamilan. Pada kasus anemia sedang pada masa
nifas bila tidak segera diatasi, dapat menyebabkan rahim tidak mampu
dan hemosiderin menurun dan absorbsi besi meningkat. Daya ikat besi
antara lain:
protein dan zat besi, sehingga pemberian asupan zat besi sangat
a) Peroral
b) Parental
mg intravena.
20
c) Transfusi darah
1. Pengertian
rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu keputusan yang
(Varney, 2004).
a. Pengkajian
Data yang dikumpulkan meliputi data subyektif dan data obyektif serta
data penunjang.
1) Data Subyektif
d) Biodata
sehari-hari.
22
dengan pendidikannya.
pasien tersebut.
(Nursalam, 2003).
f) Data kebidanan
(Wheeler, 2004).
(Sujiyatini, 2009)
(Sujiyatini, 2009).
(a) Nutrisi
(b) Eliminasi
(c) Istirahat
(Saifuddin, 2002).
meliputi:
(9) Keluhan-keluhan
(Nursalam, 2003).
28
(12) Imunisasi TT
(Nursalam, 2003).
2) Data Obyektif
a) Pemeriksaan Umum
(Prihardjo, 2007).
(Saifuddin, 2002).
29
S 0
uhu wanita nifas tidak lebih dari 38,0
C (Wiknjosastro, 2002) .
(Perry, 2005).
(Nursalam, 2003).
(Nursalam, 2003).
b) Pemeriksaan Sistematis
meliputi:
30
(1) Kepala
dan kebersihannya.
(Alimul, 2004).
atau tidak.
atau tidak.
kelenjar limfe.
c) Pemeriksaan Penunjang
b. Interpretasi Data
(Varney, 2004).
1) Diagnosa
anemia sedang.
Data Subyektif:
Data obyektif:
Respirasi : …… x/ menit
Suhu : …… x/ menit
2) Masalah
ibu nifas dengan anemia sedang yaitu ibu merasa cemas terhadap
3) Kebutuhan
zat besi
c. Diagnosa Potensial
(Varney, 2004).
34
d. Antisipasi/ Intervensi
(Saifuddin, 2002).
e. Rencana Tindakan
(2002), adalah:
sayuran hijau.
3) Transfusi darah.
35
f. Implementasi
dan aman. Yang bidan dilaksanakan oleh semua bidan atau sebagian
lagi oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya (Varney, 2004).
dibuat.
g. Evaluasi
Manuaba (2002):
masa nifas
S : Subyektif
melalui anamnesa.
O : Obyektif
laboratorium dan test diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
A : Assessment
P : Planning
berdasarkan assesment.
37
D. Landasan Hukum
Menkes/ Per/ 2010, Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan dan
Keputusan Menteri Indonesia No. 900/ Menkes/ SK/ VII/ 2002 pasal 16 ayat 1
METODOLOGI
Jenis laporan ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah studi yang
dilakukan dengan cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu proses yang
Metode yang digunakan dalam studi kasus ini adalah metode deskriptif
(Notoatmodjo, 2002).
studi kasus ini dilakukan di RB Marga Waluya Jl. Mangun Sarkoro No. 80,
Dalam penulisan laporan kasus ini subyek merupakan hal atau orang
studi kasus ini dilakukan pada ibu nifas Ny. A P1A0 dengan anemia sedang.
38
39
Waktu studi kasus adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis untuk
memperoleh data studi kasus yang dilaksanakan (Budiarto, 2003). Studi kasus
kebidanan pada ibu nifas dan format SOAP untuk data perkembangan.
1. Data Primer
a. Pemeriksaan Fisik
1) Inspeksi
2) Palpasi
3) Perkusi
patella.
4) Auskultasi
b. Wawancara
c. Observasi
(Notoatmodjo, 2002).
2. Data Sekunder
a. Studi Dokumentasi
b. Studi Kepustakaan
2012.
lain:
b. Buku tulis
c. Bolpoint
c. Tensimeter
d. Stetoskop
e. Sarung tangan
f. Termometer
g. Jam tangan
a. Set Hb Sahli
d. Sarung tangan
e. Pipa + lanset.
A. Tinjauan Kasus
1. Pengkajian
2) Keluhan
3) Riwayat penyakit
dan flu.
sesak nafas.
malam hari.
46
c) Riwayat perkawinan
pertama.
apapun.
November 2011
Agustus 2012
pegal
47
pegal-pegal
bulan
bulan
(6) Imunisasi TT
kehamilan 5 bulan.
Penolong : Bidan
03.15 WIB
48
mengejan
h) Pola kebiasaan
(1) Nutrisi
(a) Makan
(b) Minum
(2) Eliminasi
(a) BAB
(b) BAK
kali sehari
sehari
anaknya.
dilakukan.
1) Status generalis
b) Kesadaran : Composmentis
d) TB : 154 cm
e) BB sebelum hamil : 55 kg
f) BB sekarang : 63 kg
51
g) Lila : 24 cm
2) Pemeriksaan sistematis
a) Kepala
(3) Mata
(6) Mulut/ gigi/ gusi : Mulut tidak stomatitis, gigi tidak ada
b) Leher
kelenjar gondok
kelenjar limfe
(1) Mammae
(2) Axilla
d) Ekstremitas
(1) Atas
(2) Bawah
a) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
b) Anogenital
(2) Perineum
(3) Anus
(4) Inspekulo
4) Pemeriksaan penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
2. Interpretasi Data
a. Diagnosa Kebidanan
Data Dasar:
Data Subyektif:
Data Obyektif:
2) Kesadaran : Composmentis
4) Conjungtiva : Pucat
55
6) Muka : Pucat
7) Lochea : Rubra
b. Masalah
c. Kebutuhan
3. Diagnosa Potensial
Anemia berat.
4. Tindakan Segera
5. Perencanaan
b. Beri KIE pada ibu tentang nutrisi pada ibu nifas dengan anemia.
6. Implementasi
b. Memberi KIE pada ibu tentang gizi pada ibu nifas dengan anemia, yaitu
seperti jeruk.
kali.
7. Evaluasi
b. Ibu mengerti tentang gizi yang dibutuhkan ibu nifas dengan anemia.
DATA PERKEMBANGAN I
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
frekuensi sedang.
A : Assessment
P : Planning
3. Pukul 10.30 WIB memberikan ibu untuk terapi, yaitu Asam mefenamat
5. Pukul 10.50 WIB memberi penyuluhan tentang tanda bahaya pada ibu
nifas
besok.
Evaluasi
1. Ibu paham KIE tentang ASI eksklusif dan bersedia menyusui bayinya
makanan bergizi
5. Ibu mengerti dan paham tentang tanda bahaya pada ibu nifas
DATA PERKEMBANGAN II
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
frekuensi sedang.
A : Assessment
P : Planning
Hygien
60
besok.
Evaluasi
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
frekuensi sedang.
A : Assessment
P : Planning
secara on demand
62
Hygien
yang bergizi dan mengandung zat besi, seperti daging, sayuran hijau,
besok.
Evaluasi
4. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan bergizi dan yang mengandung zat besi
DATA PERKEMBANGAN IV
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
frekuensi sedang.
A : Assessment
P : Planning
3. Pukul 10.40 WIB memberikan ibu untuk terapi, yaitu Asam mefenamat
4. Pukul 10.50 WIB menganjurkan ibu banyak istirahat (ikut tidur saat
besok.
Evaluasi
1. Ibu paham KIE tentang ASI eksklusif dan bersedia menyusui bayinya sesuai
kebutuhan
3. Ibu sudah minum obat dan akan minum di rumah dengan teratur
4. Ibu bersedia melakukan istirahat yang cukup selagi bayi tidur dan bersedia
5. Ibu mengerti dan paham tentang tanda-tanda bahaya pada ibu nifas
6. Infus RL sudah dilepas dan siap untuk pulang pukul 16.00 WIB
DATA PERKEMBANGAN V
(Kunjungan Rumah)
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
4. Kontraksi keras
A : Assessment
Ny. A P1 A0 umur 26 tahun, nifas hari ke-7 dengan anemia sedang, dimana
P : Planning
secara on demand.
hygien.
besok.
Evaluasi
DATA PERKEMBANGAN VI
(Kunjungan Rumah)
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
4. Kontraksi keras
A : Assessment
Ny. A P1 A0 umur 26 tahun, nifas hari ke-8 dengan anemia sedang, dimana
P : Planning
secara on demand.
hygien.
besok.
Evaluasi
(Kunjungan Rumah)
S : Subyektif
O : Obyektif
menit
A : Assessment
P : Planning
makanan bergizi.
demand.
70
3. Pukul 14.40 WIB menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup (ikut
4. Pukul 15.00 WIB menganjurkan ibu untuk tetap minum tablet Fe.
Evaluasi
3. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup (ikut tidur saat bayi juga tidur).
B. Pembahasan
yang terjadi antara praktek dan teori yang dilakukan di RB Marga Waluya
Surakarta dengan teori yang ada. Di sini penulis akan menjelaskan kesenjangan
Varney yang meliputi tujuh langkah. Pembahasan ini dimaksudkan agar dapat
kesenjangan yang terjadi sehingga dapat digunakan sebagai tindak lanjut dalam
1. Pengkajian
pada kasus Ny. A didapatkan data ibu mengatakan badannya terasa pegal-
71
Menurut Manuaba (2007), tanda dan gejala anemia adalah cepat lelah,
gejala yang dialami Ny. A menunjukkan antara teori dan kasus tidak ada
kesenjangan.
2. Interpretasi Data
umur 26 tahun post partum hari pertama dengan anemia sedang. Masalah
yang dialami Ny. A adalah cemas, dikarenakan badan terasa lemas dan
tentang makanan bergizi, informasi tentang keadaan ibu dan beri dukungan
moril.
ibu nifas dengan anemia sedang, yaitu informasi tentang keadaan ibu,
informasi tentang makanan bergizi dan cukup kalori (Manuaba, 2007). Pada
3. Diagnosa Potensial
bahwa pasien akan mengalami anemia berat, pada kasus Ny. A tidak terjadi,
72
karena dilakukan penanganan yang baik dan tepat. Pada kasus ini tidak
4. Antisipasi
5. Perencanaan
dilakukan yaitu beri tahu ibu, KIE tentang nutrisi ibu nifas, KIE cara vulva
hijau yang mengandung zat besi, memberi suplemen zat besi secara peroral
atau parental dan transfusi darah Pada kasus ini tidak terjadi kesenjangan
6. Pelaksanaan
ibu nifas dengan anemia yaitu dengan meningkatkan suplemen zat besi dan
makanan yang mengandung besi (Hudono, 2002). Pada kasus ini tidak
7. Evaluasi
dapat diatasi sesuai dengan yang sudah direncanakan dan dilakukan. Dan
kasus ini dapat dilihat dari hasil asuhan selama 9 hari mulai tanggal 17
Agustus 2012 sampai dengan tanggal 25 Agustus 2012, yaitu ibu sudah
merasa baik, tidak pusing, tidak lemas, ibu sudah tidak merasakan nyeri lagi
pada jahitan perineum, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata
ada peningkatan kadar Hb, terdapat kenaikan Hb dari 8 gr% menjadi 9,8
tindakan yaitu anemia dapat teratasi, keadaan umum baik dan ibu merasa
nyaman. Pada kasus ini terjadi kesenjangan antara teori dan praktek, anemia
masih belum dapat teratasi karena terbatasnya waktu asuhan yang penulis
berikan, disamping itu pasien kurang teratur minum tablet Fe serta tidak
PENUTUP
Pada tahap akhir pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah pada Ny. A dengan
anemia sedang, penulis dapat membuat kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih
meningkatkan asuhan kebidanan khususnya pada ibu nifas dengan anemia sedang
A. Kesimpulan
manajemen menurut Varney pada ibu nifas dengan anemia sedang, maka
pegal-pegal dan data obyektif diperoleh dari pemeriksaan fisik dan data
pemeriksaan Hb 8 gr%.
akurat, sehingga didapat diagnosa Ny. A P1A0 umur 26 tahun post partum
hari pertama dengan anemia sedang, yang disertai masalah yang dialami
Ny. A adalah kepala terasa pusing, badan lemas dan pegal-pegal, sehingga
3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. A dengan anemia sedang adalah akan
terjadi anemia berat, namun pada Ny. A tidak terjadi, hal ini dikarenakan
dokter SpOg untuk pemberian terapi, pemberian makanan yang bergizi dan
5. Rencana tindakan pada Ny. A adalah sesuai dengan kebutuhan pasien, yaitu
7. Evaluasi pada ibu nifas dengan anemia sedang setelah diberikan asuhan
selama 9 hari diperoleh hasil keadaan umum ibu baik, tidak pusing, tidak
lemas, setelah diberi terapi obat dan di-check Hb ternyata ada peningkatan
8. Pembahasan pada asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan anemia sedang
terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus, yaitu pada evaluasi, hasil
belum teratasi.
ibu sampai anemia teratasi tetapi karena keterbatasan waktu, ibu kurang
suka mengkonsumsi sayuran hijau yang mengandung zat besi dan kurang
teratur minum tablet Fe, maka hasil yang diharapkan belum sesuai.
76
B. Saran
atau gambar tentang gizi ibu nifas, agar pasien dapat mengetahuinya dan
2. Bagi Bidan
3. Bagi Pasien
dan nifas.
b. Ibu perlu mengetahui pentingnya nutrisi bagi ibu nifas, khususnya untuk
4. Bagi Pendidikan
kasus yang berhubungan dengan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan
anemia sedang.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2010. Asuhan Kebidanan Post Partum. Departemen Kesehatan: Jawa
Tengah.
Sujiyatini, DSAK. 2009. Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan, EGC: Jakarta. 2009.
Varney, H. 2004. Varney’s Midwifery, Third Edition. New York, Jones and
Bartlett Publisher.
Wheeler, L. 2004. Buku Saku Asuhan Pranatal dan Pascapartum. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Yuswanti. 2010. Data Angka Kematian Ibu di Jawa Tengah. Available:
http://www.keren.web.id/data-angka-kematian-ibu-hamil-menurut-
who.html. Diakses tanggal 7 Maret 2012.
JADWAL PENYUSUNAN KTI
PRODI DIII KEBIDANAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA
TAHUN AKADEMIK 2011 / 2012
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus Sept.
No. Kegiatan
1234 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2
1. Pengajuan judul KTI
2. Penyeleksian judul KTI
dan Pembagian Dosen
Pembimbing
3. Pembagian panduan
4. Pembuatan Proposal:
Persetujuan,
Penyusunan, ACC
Proposal KTI
5. Ujian Proposal KTI
6. Revisi dan
pengumpulan Proposal
KTI
7. Pelaksanaan penelitian,
penulisan hasil, serta
konsultasi KTI
8. ACC dan pengumpulan
hasil penelitian
9. Ujian KTI
10. Revisi/ perbaikan,
penjilidan dan
pengumpulan KTI
Lampiran 1
LEMBAR OBSERVASI
"
!
#"
$% &% *+ *+ ,% -" )
&'() ./0
1
"&0
"2#
!" "2
#
4 *%( &% *+ *+ 5 -" )
) ./0
- 1
3/0
"&0
"2#
!" "2
#
*%( &% *+ *+ 5 -" )
) ./0
! - 1
3/0
"&0
"2#
! "2
#
4 *%( &% *+ 5 -" )
) ./0
- 1
3/0
"&0
"2#
!" "2
#
4 *%( %. *+ *+ 5 -" )
) ./0
- 1
3/0
"&0
"2#
!" "2
#
Lampiran 6
3/0
! / *%( %. *+ 6%( 5 2# 5
) 2
-
!" !
#
7 ! / *%( %. *+ 6%( 5 -"
3/0 5
) ./0
! - 1
"&0
"2#
!" "2
#
/ .%0 0& *+ 6%( 4" ,% &012# 5
&%'%
)( 3/0
!"7
#
Lampiran 7
2. Sasaran : Ny. A
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
masa nifas.
9. Media : Leaflet
11. Sumber : Kasdu, D., 2004. Gizi Ibu Hamil dan Nifas agar Anak
Penanggung Jawab
A. Pengertian
Masa nifas atau masa menyusui adalah masa yang sangat penting, hal ini
bayinya. Oleh karena itu diperlukan gizi/ nutrisi yang dapat memenuhi
kebutuhannya.
Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan
metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa nifas terutama bila menyusui akan
melahirkan dan untuk memproduksi air susu yang cukup untuk menyehatkan bayi.
ditingkatkan sampai 3000 ml (susu 1000 ml). Suplemen zat besi dapat diberikan
3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis atau
4. Batasi makanan yang berbau keras (tidak terlalu asin, pedas atau berlemak,
sayuran hijau.
Makanan yang dikonsumsi ibu nifas harus mengandung zat gizi sebagai
berikut:
(jika sumber tenaga kurang, protein dapat digunakan sebagai cadangan untuk
memenuhi kebutuhan energi). Zat gizi sebagai sumber karbohidrat terdiri dari
beras, sagu, jagung, tepung terigu dan ubi. Sedangkan zat lemak dapat diperoleh
dari hewani (lemak, mentega, keju) dan nabati (kelapa, sawit, minyak sayur,
atau mati. Protein dari makanan harus diubah menjadi asam amino sebelum
diserap oleh sel mukosa usus dan dibawa ke hati melalui pembuluh darah vena
porta. Sumber protein dapat diperoleh dari protein hewani (ikan, udang, kerang,
kepiting, daging ayam, hati, telur, susu dan keju) dan protein nabati (kacang
tanah, kacang merah, kacang hijau, kedelai, tahu dan tempe). Sumber protein
terlengkap terdapat dalam susu, telur, keju, ketiga makanan tersebut juga
minum air sedikinya 3 liter setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
habis menyusui). Sumber zat pengatur diperoleh dari semua jenis sayuran dan
buah-buahan segar.
1. Makan pagi: nasi, urap, sayur, ikan bandeng goreng, kudapan (donat dan
yoghurt)
2. Makan siang: nasi, ayam goring, rempeyek, rebon, sayur nangka, jeruk,
3. Makan malam: nasi, semur daging, pepes tahu, capcay, papaya, kudapan
+ ,
*
" 0
!" #
!%&& $
'&&& ( )&&&
*
+
&'!'##!"%" ' - & -&#'. 0!"/
4
1 5
4 .
(
. *
($ $ $ .
*
.
.
-,
$
'
(.
*
. 5
Lampiran 8
2. Sasaran : Ny. A
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
8. Metode : Ceramah
9. Media : Leaflet
Penanggung Jawab
A. Pengertian
ASI Eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan lain, seperti
susu formula, jeruk, madu, air teh, bahkan air putih sekalipun dan tanpa tambahan
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim.
diberikan tanpa jadwal dan tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih,
kekebalan.
7. Mudah dicerna.
Pada hari pertama, biasanya ASI belum keluar, bayi cukup disusukan
puting susu dihisap oleh bayi. Setelah hari ke 4 sampai 5 biasanya boleh
disusukan selama 10 menit. Setelah produksi ASI cukup, bayi dapat disusukan
selama 15 menit sampai 20 menit. Jika produksi ASI cukup dan ASI lancar
keluar, jumlah ASI yang terhisap bayi pada 5 menit pertama adalah kurang
lebih 122 ml. 5 menit kedua kurang lebih 64 ml, dan 5 menit terakhir kurang
lebih 16 ml.
Sebaiknya menyusui bayi tanpa dijadwal (on demand) karena bayi akan
ibu dalam 5 sampai 7 menit dan ASI dalam lambung bayi akan kosong dalam
waktu 2 jam.
Urutan dan cara menyusui yang benar antara lain sebagai berikut:
1. Ambilah posisi yang enak. Baringkan bayi di atas bantal, sehingga posisi
bayi saling berhadapan dengan ibu. Perut ibu berhadapan dan bersentuhan
2. Gunakan ibu jari dan telunjuk untuk menarik puting agar berdiri serta
ini akan merangsang reflek menghisap pada bayi, sehingga bayi akan
puting kemulutnya.
6. Pastikan bahwa tidak hanya puting yang masuk ke dalam mulut bayi. Jika
Pastikan bahwa sebagian besar areola berada dalam mulut bayi. Jika perlu,
8. Anda dapat mengetahui dengan pasti bahwa bayi anda sedang menyusu
bila terdapat gerakan yang kuat, teratur dan berirama tetap, yang terlihat
pada pipinya.
9. Melepas isapan bayi dengan cara jari kelingking ibu dimasukkan kemulut
pada puting susu dan sekitar areola payudara. Biarkan kering dengan
sendirinya.
"
#$%&'()
" # ) # ) * ) +((& ,
+((& !
- . - . +((/
0 !
!"!! #$#%$ " & ! ' ! ( %!
!)!
!
1
1
1
1
&2
#
+2
34'2 !
! !
($
- . 5
!
Lampiran 9
2. Sasaran : Ny. A
5. Waktu : 15 menit
6. Tujuan :
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
8. Metode : Ceramah
9. Media : Leaflet
10. Evaluasi : Ibu mengerti tentang tentang tanda-tanda dan bahaya yang
Available: http://bidandesa.com/9-deteksi-dini-komplikasi-
Penanggung Jawab
Berikut ini merupakan tanda bahaya yang sering terjadi pada masa nifas:
1. Perdarahan Pervaginam
dengan cairan amnion atau dengan urine, darah juga tersebar pada spon,
b. Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar
menyesuaikan diri terhadap kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada
anemia. Seorang ibu yang sehat dan tidak anemia pun dapat mengalami akibat
c. Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan
dilakukan pada semua wanita yang bersalin karena hal ini dapat menurunkan
insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia uteri. Semua ibu pasca
bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan fase
persalinan.
payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah satu penyebab terjadinya AKI
tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise, denyut nadi cepat.
Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air
kemih di dalam vesika sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia
epidural atau spinal. Sensasi peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang
akibat rasa tidak nyaman, yang ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi,
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu
yang lecet, BH yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
makan, sehingga ibu tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya
setelah bersalin berikan ibu minuman hangat, susu, kopi atau teh yang bergula
kembali.
9. Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh sendiri bayinya dan dirinya
sendiri
dialami kebanyakan wanita hamil dan melahirkan, rasa nyeri pada awal masa
nifas, kelelahan akibat kurang tidur selama persalinan dan setelah melahirkan,
"
)
%
%
%
! " #$! %
!!
"
***
"#
)
" %
Erlin Ika Wulan Sari #
'"
$ "
" %
%
#
%#
( $& (
!&'($
&%
#*
%% '% +,*
( % * %
* 6 ( ( '$*, % , /! ' !
# # % + % . ! # ' ' ! $ ' '$
#
" %% # # % '
+,*- %
# #
- % 4 !2 $ ,
". # -/ - !# / .
! (, ! ( '$* ( ($ * /*$ ' % % + / % ! # ( /
$% (!$$. - $ ! - ! $$! - (!$$
")
"
) "#(#
# %%"
'$*+ ,-$+$# (*$',(*
!#$ * ! . / ## )
#
-
) #
5 ' ! %1 '*/
$ !# ! &(/
/%# !# % # "
, )
0 #
%.!#' ' !$1 2 * /'(*!$* ( #
*
%0
(
#
"
'