You are on page 1of 12

MAKALAH

ETIKA KEPERAWATAN & HUKUM KESEHATAN

“KONSEP ETIK KEPERAWATAN”

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1

SHELHSA RHASMIT SEFRILA (213310743)


ANNISA UZ-ZATI RAHMAH (223310965)
HABIB MAULANA (223310974)
NADIYYA ZAHARA (223310982)
NAJLA HAURA AGFI (223310983)
NUR RAHIMA ZHULIA (223310986)
RAHMATIA PUTRI Z (223310988)
RANI FARRAS SALSABILA (223310989)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH:


NS. IDRAWATI BAHAR,S.KEP,M.KEP

PRODI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN


POLTEKKES KEMENKES PADANG
TP. 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah mengenai “KONSEP ETIK
KEPERAWATAN”.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
Dosen pada mata kuliah yang sedang dipelajari. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk
menambah wawasan mengenai“KONSEP ETIK KEPERAWATAN”.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu, Ns. Idrawati Bahar,S.Kep,M.Kep selaku
dosen yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan
makalah ini.

Padang, 10 Januari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................................... iii

DAFTAR ISI........................................................................................................................................iiii

BAB I ...................................................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................... 1

1.3 Tujuan ..................................................................................................................................... 1

BAB II .................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN .................................................................................................................................... 2

2.1. Pengertian Konsep Etik Keperawatan..................................................................................... 2

2.2. Teori Utilitarisanism (Jeremy Bentham, 1748-1832; John Stuart Mill, 1806-1873) .............. 2

2.2.1 Pengertian Teori Utilitarianisme ..................................................................................... 2

2.2.2 Kritik terhadap teori utilitarianisme: ............................................................................... 4

2.3. Teori Deontology .................................................................................................................... 4

2.3.1 Pengertian Teori Deontology .......................................................................................... 4

2.3.2 Konsep-konsep deontologi .............................................................................................. 5

2.3.3 Tokoh .............................................................................................................................. 5

2.3.4 Contoh kasus dari Etika Deontologi ............................................................................... 6

BAB III................................................................................................................................................... 8

PENUTUP.............................................................................................................................................. 8

3.1. Kesimpulan ............................................................................................................................. 8

3.2. Saran ....................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Praktek keperawatan sebagai suatu pelayanan profesional diberikan berdasarkan
ilmu pengetahuan, menggunakan metodologi keperawatan dan dilandasi konsep etik
keperawatan. Pada hakikatnya keperawatan sebagai profesi senantiasa mangabdi
kepada kemanusiaan, mendahulukan kepentingan masyarakat diatas kepentingan
pribadi, bentuk pelayanannya bersifat humanistik, menggunakan pendekatan secara
holistik, dilaksanakan berdasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan serta
menggunakan konsep etik sebagai tuntutan utama dalam melaksanakan
pelayanan/asuhan keperawatan.
Etika keperawatan merupakan pedoman bagi perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan agar segala tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan
kebaikan klien. Etika keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi,
pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri
sendiri. Etika keperawatan merupakan alat untuk mengukur perilaku moral dalam
keperawatan. Dalam penyusunan alat ukur ini, keputusan diambil berdasarkan konsep
etik sebagai standar yang mengukur dan mengevaluasi perilaku moral perawat.
Secara umum tujuan etika keperawatan adalah menciptakan dan
mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan di antara sesama
perawat, dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keparawatan.
Dengan memahami konsep etik, setiap perawat akan memperoleh arahan dalam
melaksanakan asuhan keperawatan yang merupakan tanggung jawab moralnya dan
tidak akan membuat keputusan secara sembarangan.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu konsep etik dalam keperawatan?
2. Apa itu teori utilitarisanism?
3. Apa itu teori deontology?

1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah etika keperawatan dan hukum kesehatan.
2. Agar dapat mengetahui dan memahami konsep etik dalam keperawatan .
3. Agar dapat mengetahui apa itu teori utilitarisanism
4. Agar dapat mengetahui apa itu teori deontology

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Konsep Etik Keperawatan


Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk
dalam hubungan dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter
dan motif yang baik serta ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi
semua orang. Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki
terminologi yang berbeda dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya
untuk penyelidikan filosofis atau kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral
mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan dan kepercayaan sekelompok orang atau
kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau
cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang
mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah dideskripsikan
sebagai etik perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik
merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya
manusia berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.
Nursing ethics/Etik Perawatan. Bagian dari bioetik, yang merupakan studi
formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam tindakan keperawatan serta
dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.
Etika keperawatan adalah pedoman bagi perawat di dalam memberikan asuhan
keperawatan agar segala tindakan yang diambilnya tetap memperhatikan kebaikan
klien. Etika keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi,
pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, diri
sendiri, keluarga klien, dan pengunjung.

2.2. Teori Utilitarisanism (Jeremy Bentham, 1748-1832; John Stuart Mill,


1806-1873)

2.2.1 Pengertian Teori Utilitarianisme


Teori utilitarianisme merupakan teori yang paling mudah digunakan untuk
menganalisa masalah etika. Hal ini dikarenakan teori ini sangat praktis dan sesuai
dengan pikiran rasional dalam memutuskan masalah-masalah moral. Teori
utilitarianisme memandang suatu tindakan bermoral atau tidak di dasarkan pada
konsekuensi yang timbul dari tindakan tersebut. Suatu tindakan dianggap benar

2
secara moral jika mengakibatkan manfaat terbesar bagi sebanyak mungkin orang,
sedangkan tindakan yang tidak mendatangkan manfaat terbesar bagi sebabanyak
mungkin orang menurut teori ini dianggap tidak bermoral.
Mencuri bagi sebagian besar orang dianggap bersalah secara moral, tetapi
menurut utilitarianisme jika dengan mencuri dapat mendatangkan manfaat bagi
banyak orang maka mencuri dapat dibenarkan secara moral. Atau misalkan
perbuatan jujur yang dianggap baik, menurut utilitarianisme bisa saja dikatakan
immoral jika akibat kejujuran itu banyak orang yang tidak bersalah terbunuh (cth:
memberi tahu lokasi persembunyian aktivis pro demokrasi kepada rezim otoriter).
Sedangkan tindakan-tindakan yang tidak mempunyai konsekuensi apapun pada
manusia dianggap tindakan amoral. Teori utilitarianisme menekankan bahwa suatu
tindakan (jujur atau berbohong) tidak mempunyai nilai yang melekat. Sehingga
semua tindakan harus dilihat dari konsekuensiyang ditimbulkan.
Teori utilitarianisme bisa disebut juga dengan teori teleologi. Teleologi
(berasal dari bahasa Yunani, darin kata telos, berarti akhir). Istilah teleologi dan
utilitarianisme sering digunakkan saling bergantian.
Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena
berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi. Pendekatan
ini sering disebut dengan ungkapan the end justifies the means atau makna dari suatu
tindakan ditentukan oleh hasil akhir yang terjadi. Teori ini menekankan pada
pencapaian hasil akhir yang terjadi. Pencapaian hasil akhir dengan kebaikan yang
maksimal dan ketidakbaikan sekecil mungkin bagi manusia (Kellly, 1987 dalam
Suhaemi, 2010).

Teleologi dibedakan menjadi :

1) Rule utilitarianisme
Rule utilitarianisme berprinsip bahwa manfaat atau nilai dari suatu
tindakan bergantung pada sejauh mana tindakan tersebut memberikan kebaikan at
aukebahagiaan pada manusia.
2) Act utilitarianisme
Act utilitarianisme bersifat lebih terbatas, ttidak melibatkan aturan-aturan umum,
tapi berupaya menjelaskan pada suatu situasi tertentu dengan pertimbangan
tertentu terhadap tindakan apa yang dapat memberikan kebaikan sebanyak-
banyaknya atau ketidak baikan sekecil-kecilnya pada individu.

3
Contoh: bayi yang lahir cacat lebih baik diijinkan meninggal daripada nantinya
jadi beban masyarakat.

2.2.2 Kritik terhadap teori utilitarianisme:


a. Utilitarianisme hanya menekankan tujuan/manfaat pada pencapaian kebahagiaan
duniawi dan mengabaikan aspek rohani.
b. Utilitarianisme mengorbankan prinsip keadilan dan hak individu /minoritas demi
keuntungan mayoritas orang banya

2.3. Teori Deontology

2.3.1 Pengertian Teori Deontology


Etika deontologi adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah
tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang
relevan untuk nya akar kata yunani deon berarti “kewajiban yang mengikat” dan logos
berarti “pengetahuan “istilah di antologi dipakai pertama kali oleh C.D broad dalam
bukunya five types of ethical theory.etika di antologi juga sering disebut sebagai etika
yang tidak menganggap akibat tindakan sebagai faktor yang relevan untuk
diperhatikan dalam menilai moralitas suatu tindakan.
Dalam pemahaman teori di antologi memang terkesan berbeda dengan utilitas me
jika dalam utility risma menggantungkan moralitas perbuatan pada konsekuensi maka
dalam di antologi best benar-benar melepaskan sama sekali moralitas dari
konsekuensi perbuatan. Deontologi berasal dari bahasa yunani yaitu dion yang artinya
adalah kewajiban dalam suatu perbuatan pasti ada konsekuensinya dalam hal ini
konsekuensi perbuatan tidak boleh menjadi pertimbangan perbuatan menjadi baik
bukan dilihat dari hasilnya melainkan karena perbuatan tersebut wajib dilakukan di
antologi menekankan perbuatan tidak di halal kan karena tujuannya tujuan yang baik
tidak menjadi perbuatan itu juga baik disini kita tidak boleh melakukan suatu
perbuatan jahat agar sesuatu yang dihasilkan itu baik karena dalam teori di antologi
kewajiban itu tidak bisa ditawar lagi karena ini merupakan suatu keharusan. contoh
kita tidak boleh mencuri ,berbohong kepada orang lain melalui ucapan dan perbuatan.
Para penganut etika deontologi seperti immanuel kan 1724 sampai 1804 sebagai
pelopor nya misalnya berpendapat bahwa norma moral itu meningkat secara mutlak
dan tidak. berikut tergantung dari apakah ketaatan atas norma itu membawa hasil
yang menguntungkan atau tidak misalnya norma moral jangan bohong atau bertindak

4
lah secara adil tidak perlu dipertimbangkan terlebih dulu apakah menguntungkan atau
tidak ,disenangi atau tidak melainkan selalu dan di mana saja harus ditaati entah
apapun akibatnya hukum moral mengikat mutlak semua manusia sebagai makhluk
rasional.

2.3.2 Konsep-konsep deontologi


1. Sistem etika ini hanya menekankan suatu perbuatan didasarkan pada wajib tidaknya
kita melakukan perbuatan itu.
2. Yang disebut baik dalam arti sesungguhnya hanyalah kehendak yang baik semua hal
ini lain disebut baik secara terbatas atau dengan syarat contohnya kesehatan,
kekayaan, intelegensia.adalah baik jika digunakan dengan baik oleh kehendak
manusia tetapi jika digunakan oleh kehendak jahat semua hal itu menjadi jahat
sekali.
3. Kehendak menjadi baik jika bertindak karena kewajiban kalau perbuatan dilakukan
dengan suatu maksud atau motif lain perbuatan itu tidak bisa disebut baik walaupun
perbuatan itu suatu kecenderungan atau watak baik.
4. Perbuatan dilakukan berdasarkan kewajiban ,bertindak sesuai dengan kewajiban
disebut legalitas dengan legalitas kita memenuhi norma hukum.

2.3.3 Tokoh
1. Plato
Pandangan plato tentang pencapaian hidup yang baik tidak lepas dari teorinya
mengenai jiwa dan ide-ide untuk mencapai kebahagiaan jiwa manusia harus
sampai kepada dunia ide-ide hal ini hanya bisa terjadi dengan cara peng andalan
rasio atau akal budi.

2. Aristoteles
Aristoteles menegaskan kebahagiaan adalah suatu sesuatu yang final serba cukup
ada dirinya dan tujuan dari segala tindakan dengan demikian semua tindakan yang
bertujuan untuk membahagiakan orang lain atau diri sendiri dikatakan baik thomas
aquinas filsuf sekaligus teolog thomas aquinas menegaskan bahwa allah adalah
tujuan dari segala sesuatu dengan demikian segala sesuatu yang berorientasi kepada
Allah dikatakan baik dan segala sesuatu yang di tertuju di luar Allah dikatakan
jahat.

5
2.3.4 Contoh kasus dari Etika Deontologi
1) Jika seseorang diberi tugas dan melaksanakannya sesuai dengan tugas maka itu
dianggap benar sedangkan dikatakan salah jika tidak melaksanakan tugas
2) Suatu tindakan bisnis akan dinilai baik oleh etika lagi bukan karena tindakan itu
mendatangkan akibat baik bagi pelakunya melainkan karena tindakan itu sejalan
dengan kewajiban si pelaku untuk misalnya memberikan pelayanan terbaik untuk
semua konsumennya, untuk mengembalikan hutangnya sesuai dengan perjanjian,
untuk menawarkan barang dan jasa dengan mutu sebanding dengan harganya.
3) PT PLN monumen monopoly kelistrikan nasional kebutuhan kolistrik masyarakat
sangat tergantung pada PT PLN tetapi mereka sendiri tidak mampu secara merata
dan adil memenuhi kebutuhan listrik masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan
banyaknya daerah-daerah yang kebutuhan listriknya belum terpenuhi dan juga
sering terjadi pemadaman listrik secara sepihak sebagaimana contoh di atas
kejadian ini menyebabkan kerugian yang tidak sedikit bagi masyarakat dan
investor menjadi engan untuk berinvestasi dalam dalam kasus ini pt perusahaan
listrik negara atau persero sesungguhnya mempunyai tujuan yang baik yaitu
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional akan tetapi tidak diikuti
dengan perbuatan atau tindakan yang baik karena PT PLN belum mampu
memenuhi kebutuhan ini listrik secara adil dan merata jadi menurut teori etika
deontologi tidak etis dalam kegiatan usahanya
4) Baru-baru ini terjadi kasus penculikan regenerasi muda yang dilakukan oleh teman
facebook nya yang belum sama sekali bertemu tetapi ada oknum yang mengajak
teman facebook nya bertemu kemudian membawa lari teman facebook nya tersebut
kasus ini tentunya membuat para orang tua resah karena takut terjadi hal yang
serupa pada anaknya para generasi muda yang menggunakan jejaring sosial
memiliki niat serta motif yang baik adalah untuk bersilaturahmi serta mengenal dan
memperbanyak teman.tetapi oknum – oknum yang tidak bertanggung jawab
memanfaatkan hal ini untuk melakukan perbuatan yang tidak benar seperti
penculikan dari kasus ini ahli teori deontologi menilai perbuatan menggunakan
facebook ialah baik karena niatnya untuk menjaga silaturahmi dan memperbanyak
teman. tetapi bagi para teleo logika tidak baik karena yang dilihat teleogikal adalah
akibat-akibat dari perbuatan menggunakan facebook ialah ada oknum yang
memanfaatkan kesempatan ini untuk penculikan.

6
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan
kewajiban.
2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan
itu melainkan tergantung pada kemauan baik yang mendorong seseorang untuk
melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan tidak tercapai, tindakan itu sudah
dinilai baik.
3) Sebagai konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Etika profesi keperawatan adalah filsafat yang mengarahkan tanggung jawab moral
yangmendasari pelaksanaan praktik keperawatan. Etika profesi keperawatan adalah milik
dandilaksanakan oleh semua anggota profesi keperawatan, yaitu perawat.Secara umum tujuan
etika profesi keperawatan adalah menciptakan danmempertahankan kepercayaan klien kepada
perawat, kepercayaan diantara sesama perawat,dan kepercayaan masyarakat kepada profesi
keperawatan.

Teori utilitarianisme merupakan teori yang paling mudah digunakan untuk


menganalisa masalah etika. Hal ini dikarenakan teori ini sangat praktis dan sesuai dengan
pikiran rasional dalam memutuskan masalah-masalah moral.Teori utilitarianisme bisa
disebut juga dengan teori teleologi. Teleologi (berasal dari bahasa Yunani, darin kata
telos, berarti akhir).

Etika deontologi adalah teori filsafat moral yang mengajarkan bahwa sebuah
tindakan itu benar kalau tindakan tersebut selaras dengan prinsip kewajiban yang relevan
untuk nya akar kata yunani deon berarti “kewajiban yang mengikat” dan logos berarti
“pengetahuan“.Teleologi merupakan suatu doktrin yang menjelaskan fenomena
berdasarkan akibat yang dihasilkan atau konsekuensi yang dapat terjadi.

3.2. Saran
Sebagai seorang calon perawat, hendaknya dapat memahami konsep dari etika
keperawatan agar dapat mengarahkan tanggung jawab moral yang mendasari pelaksanaan praktik
keperawatan nantinya.

8
DAFTAR PUSTAKA

Ilkafah. 2021. Factors Related To Implementation Of Nursing Care Ethical Principles In


Indonesia. https://www.jphres.org/index.php/jphres/article/view/2211. Diakses pada 10
Januari 2023 pukul 15.10

D Nasrullah. 2020. Etika Keperawatan. http://repository.um-


surabaya.ac.id/5026/1/ilovepdf_merged_removed_(1).pdf. Diakses pada 10 Januari 2023
pukul 15.19

https://www.studocu.com/id/document/politeknik-kesehatan-kemenkes-bandung/bella-
mutia/makalah-etika-keperawatan-kel-1-dikonversi/23000346

https://www.academia.edu/34509453/MAKALAH_ETIKA_KEPERAWATAN

https://www.scribd.com/doc/147451057/Teori-Utilitarianisme-Dan-Deontologi#

https://repository.unmul.ac.id/bitstream/handle/123456789/36623/Diktat%20Pengantar%20E
tika%20Keperawatan.pdf?sequence=2&isAllowed=y

https://id.scribd.com/doc/307054963/TEORI-DEONTOLOGIS

https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-deontologi/117856

You might also like