Professional Documents
Culture Documents
Modul Ajar Keselamatan Pelayaran
Modul Ajar Keselamatan Pelayaran
KESELAMATAN PELAYARAN
DISUSUN OLEH :
ARIF MUJIONO,ATT III
DAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM
Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa kami memanjatkan puji syukur atas
selesainya penyusunan materi ajar keselamatan pelayaran untuk peserta Diklat Ahli
teknikTingkat IV (ATT-IV).
Diharapkan dengan adanya buku ajar Permesinan Kapal ini akan membantu para
peserta diklat lebih memahami pengetahuan dan keterampilan dalam melakukan
pengoperasian kapal pada saat melakukan pelayaran.
Semoga tujuan dan upaya peningkatan ketrampilan bagi pelaut Indonesia dapat tercapai
sesuai yang diharapkan.
Penyusun
1.1 Pembatasan
a.Keselamatan kerja adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin,pesawat,alat
kerja,bahan dan proses pengolahanya,landasan tempat kerja dan lingkungan nya
serta cara-cara melakukan pekerjaan.
Keselamatan kerja bersasaran segala tempat kerja,baik di darat,di dalam
tanah,dipermukaan air,di dalam air,maupun di udara.
Tempat-tempat kerja demikian tersebar pada segenap kegiatan ekonomi,seperti
pertanian,industry,pertambangan,perhubungan,pekerjaan umum,jasa,dll.
Keselamatan kerja menyangkut segenap proses produksi dan distribusi,baik
barang,maupun jasa.
Salah satu aspek penting sasaran keselamatan kerja,mengingat risiko bahayanya
adalah penerapan teknologi,terutama teknologi yang lebih maju dan mutakhir.
Keselamatan kerja adalah tugas semua orang yang bekerja.keselamatan kerja
adalah dari,oleh,dan untuk setiap tenaga kerja serta orang lainya,dan juga
masyarakat pada umumnya.
1.2 TUJUAN
Tujuan keselamatan kerja adalah sebagai berikut:
-melindungi tenaga kerja atas hak keselamatanya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi serta produktivitas
nasional.
-menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.
-sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.
2.1 Pembatasan
Kecelakaan adalah kejadian yng tak terduga dan tidak di harapkan.tak terduga oleh karena di
belakang peristiwa itu tidak terdapat unsur kesengajaan,lebih-lebih dalam bentuk
perencanaan. Maka dari itu peristiwa sabotase atau tindakan kriminil di luar ruang
lingkup kecelakaan yang sebenarnya.tidak diharapkan,oleh karena peristiwa kecelakaan
disertai kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai kepada
yang paling berat.
Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada
perusahaan. Hubungan kerja di sini dapat berarti,bahwa kecelakaan terjadi dikarenakan
oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.maka dalam hal ini terdapat dua
permasalahan penting yaitu:
-kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan atau
-kecelakaan terjadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan
Kadang-kadang kecelakaan akibat kerja diperluas ruang lingkupnya,sehingga meliputi juga
kecelakaan-kecelakaan tenaga kerja yang terjadi pada saat perjalanan atau transfor ke dan
dari tempat kerja.kecelakaan-kecelakaan di rumah atau waktu rekreasi atau cuti,dan lain
lain adalah di luar makna kecelakaan akibat kerja,sekalipun pencegahanya sering
dimasukan program keselamatan perusahaan.
5.1. Umum
Organisasi keselamatan kerja terdapat pada unsur pemerintah,dalam ikatan profesi,badan
badan konsultasi di masyarakat,di perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Program pemerintah kususnya kususnya pembinaan dan pengawasan Bersama sama dengan
praktek keselamatan kerja di perusahaan-perusahaan ini mengisi,sehingga dicapai tingkat
keselamatan di perusahaan setinggi-tingginya selain itu perusahaan dalam meningkatkan
penerapan keselamatan kerja di perusahaanya dapat memperoleh bantuan keahlian dari
badan-badan konsultasi atau Lembaga-lembaga pengujian.
Pada tingkat perusahaan,pengusaha,dan buruh adalah kunci kearah keberhasilan program
keselamatan kerja.ikatan profesi meningkatkan pula profesi keselamatan kerja.
Secara keilmuan keselamatan kerja memerlukan keahlian-keahlian lain seperti
teknologi,kimia,fisika,toksilogi,kesehatan,statistic,fisiologi,psikologi,dll
Maka dari itu selain ahli atau teknisi keselamatan kerja masih diperlukan insinyur,dokter,ahli
faal,ahlijawa,ahli statistic,dll
Organissi keselamatan kerja dalam administrasi pemerintah di tingkat pusat terdapat dalam
bentuk direktorat pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja.Direktorat
pembinaan norma keselamatan dan kesehatan kerja,Direktorat jenderal perlindungan dan
peraatan tenaga kerja.fungsi fungsi direktorat tersebut antara lain:
-melaksanakan pembinaan dengan baik.
-melakukan pembinaan dengan baik dan tanggung jawab.
-melakukan pembinaan,pengaasan dengan baik dan benar.
Undang-undang Dasar 1945 mengisyaratkan hak setiap warga negara atas pekerjaan
dan penghasilan yang layak bagi kemanusiaan.pekerjaan bru memenuhi kelayakan
bagi kemanusiaan,apa bila keselamatan tenaga kerja sebagai pelaksanaanya adalah
terjamin,kematian,cacat,cedera,penyakit, dan lain-lain sebagai akibat kecelakaan
dalam melakukan pekerjaan bertentangan dengan dasar kemanusiaan.
Makadari itu,atas dasar landsan UUD 1945 LAHIR undang-undang dan ketentuan-
ketentuan pelaksanaanya dalam keselamatan kerja.
Dalam undang-undang NO. 14 tahun 1969 tentang ketentuan-ketentuan pokok
mengenai tenaga kerja secara jelas di tegaskan bahwa tiap tenaga kerja berhak
mendapat perlindungan atas keselamatanya pasal 9.
Dan pemerintah membina norma-norma keselamatan kerja pasal 10 ayat a.
Sedangkan dalam hubungan jaminan dan bantuan social secara,umum dinyatakan
dalam undang-undang n0.14 tahun 1969 tersebut bahwa pemerintah mengatur
penyelenggaraan pertanggungan social dan bantuan social bagi tenaga kerja dan
keluarganya.
Pertanggungan dan bantuan social ini meliputi juga kecelakaan dan penyakit akibat
kerja,sekalipun dalam penjelasan undang-undang dimaksud hanya diperinci antara
lain sakit,meninggaldunia,dan cacat.
Melihat sasaranya,terdapat dua kelompok perundang-undangan dalam keselamatan
kerja,yaitu sebagai berikut.
-kelompok prundang-undangan yang bersasaran pencegahan kecelakaan akibat kerja
-kelompok perundang-undangan yang bersasaran pemberian kompensasi terhadap
kecelakaan yang sudah terjadi kelompok ini terdiri dari undang-undang kecelakaan
1947-1957 dan peraturan-peraturan yang diturunkanya.