You are on page 1of 13

MAKALAH ILMU DASAR PENDIDIKAN

PEMIKIRAN TENTANG
PENDIDIKAN

DI SUSUN OLEH
ABDUL LATHIF (NIM. 22115004)

DOSEN PENGAMPU
ENA SUMA INDRAWATI, M,Pd.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


UNIVERSITAS ADZKIA
PADANG
TAHUN AJARAN 2022
Beberapa pemikiran tentang Pendidikan

1. Pemikiran klasik

Aliran-aliran klasik yang dimaksud adalah aliran empirisme,


nativisme, naturalisme, dan konvergensi. Sampai saat ini aliran aliran
tersebut masih sering digunakan walaupun dengan pengembangan-
pengembangan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.

a. Empirisme

Aliran empirisme bertolak dari Lockean Tradition yang


mementingkan stimulsi eksternal dalam perkembangan
manusia, dan menyatakan bahwa perkembangan manusia, dan
menyatakan bahwa perkembangan anak tergantung kepada
lingkungan, sedangkan pembawaan tidak dipentingkan.
Pengalaman yang diproleh anak dalam kehidupan sehari-hari
didapat dari dunia sekitarnya yang berupa stimulan-stimulan.
Stimulasi ini berasal dari alm bebaqs ataupun diciptakan oleh
orang dewasa dalam bentuk pendidikan. Tokoh perintisnya
adalah John Locke.

b. Nativisme

Aliran Nativisme bertolak dari Leinitzian Tradition yang


menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor
lingkungan termasuk faktor pendidikan, kurang berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Hasil prkembangan tersebut
ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak
kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap dan
pendidikan anak.

c. Naturalisme
Aliran ini dipelopori oleh J.J Rosseau. Rosseau
berpendapat bahwa semua anak baru dilahirkan mempunyai
pembawaan BAIK. Pembawaan baik akan menjadi rusak karena
dipengaruhi lingkungan. Pendidikan yang diberikan orang
dewasa malah dapat merusak pembawaan baik anak itu.

d. Konvergensi

Aliran Konvergensi dipelopori oleh Wlliam Stern, ia


berpedapat bahwa seorang anak dilahirkan di dumia sudah
disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Proses
perkembangan anak, baik faktor pembawaan maupun faktor
lingkungan sama sama mempunyai peranan sangat penting.
Bakat yang dibawa pada waktu lahir tidak akan berkembang
dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan sesuai untuk
perkembangan anak itu.

2. Pemikiran baru tentang Pendidikan

a. Pengajaran Alam Semesta

Gerakan pendidikan yang mendekatkan anak dengan


sekitarnya adalah gerakan pengajaran alam sekitar,perintis
gerakan ini adalah Fr. A. Finger di Jerman dengan heimatkunde,
dan J. Ligthart di Belanda dengan Het Voll Leven.

b. Pengajaran Pusat Perhatian

Pengajaran pusat perhatian dirintis oleh Ovideminat


Decroly dari Belgia dengan pengajaran melalui pusat-pusat
minat, disamping pendapatnya tentang pengajaran global.
Decroly menyumbangkan dua pendapat yang sangat berguna
bagi pendidikan dan pengajaran, yaitu:Metode Global dan Centre
d’interet.

c. Sekolah Kerja
Gerakan sekolah kerja dapat dipandang sebagai titik
kulminasi dari pandangan-pandangan yang mementingkan
pendidikan keterampilan dalam pendidikan. J.A. Comenius
menekankan agar pendidikan mengembangkan pikiran, ingatan,
bahasa, dan tangan. J.H. Pestalozzi mengajarkan bermacam-
macam mata pelajaran pertukaran di sekolahnya.

d. Pengajaran Proyek

Pengajaran proyek biasa pula digunakan sebagai salah satu


metode mengajar di Indonesia, antara lain dengan nam
pengajaran proyek, pengajaran unit, dan sebagainya. Yang perlu
ditekankan bahwa pengajaran proyek akan menumbuhkan
kemampuan untuk memandang dan memecahkan persoalan
secara konprehensif. Pendekatan multidisiplin tersebut makin
lama makin penting, utamanya masyarakat maju.

e. Home Schooling

Homeschooling adalah sebuah system pendidikan


alternatif untuk anak selain di sekolah. Dimana saat ini mulai
perkembang di Indonesia , dan keberadaanya sah dan dijamin
undang - undang. Homeschooling mulai menjadi pilihan
masyarakat sebagai alternatif metode pendidikan karena
beberapa hal, misalnya karena adanya keinginan masyarakat
untuk lebih fleksibel dalam mendidik anak, menyediakan system
pendidikan yang lebih ramah terhadap perkembangan anak,
maupun menjamin bahwa proses belajar mengajar anak bisa
terlaksana secara maksimal.

Hal ini terjadi karena adanya keinginan para orang tua


untuk memberikan pendidikan terhadap anak yang lebih sesuai
dengan bakat dan minat sang anak, maupun karena disebabkan
adanya kondisi di system pendidikan konvensional yang tidak
bisa memuaskan kehendak orang tua untuk mendidik anaknya,
misalnya terjadi kasus kekerasan terhadap anak, maupun
system pendidikan masal yang mengakibatkan potensi anak
kurang tergali secara maksimal.

f. Sekolah Alam

Kegagalan sistem pendidikan di Indonesia merangsang


tumbuhnya sekolah-sekolah alternatif yang diyakini memiliki
mutu pendidikan lebih baik dari sekolah biasa. Salah satu
sekolah alternatif yang kini banyak diminati ialah sekolah alam.

Konseptor sekolah alam Ir Lendo Novo menjelaskan,


sekolah alam yang dia pelopori merupakan suatu reaksi dari
kegagalan pendidikan di Indonesia. Mutu pendidikan Indonesia
masih jauh dari negara-negara lain, bahkan masih di bawah
Vietnam. Ini berarti ada yang salah dengan sistem pendidikan di
negara ini, ujar Lendo Novo di Jakarta, baru-baru ini.

Lebih dari 1.000 sekolah alam kini telah tumbuh di


Indonesia. Di kawasan Jakarta Bogor Depok Tanggerang Bekasi
(Jabodetabek) saja kini telah berdiri lebih dari 50 sekolah.
Sekolah alam, menurut dia, merupakan sekolah yang
mengedepankan pembentukan akhlak dan mental siswa dengan
konsep mendekatkan diri pada alam. Metode pembelajaran
yang diterapkan juga berbeda.

Kami berusaha menciptakan suasana belajar yang


menyenangkan dan membuat anak-anak senang dan merasa
bahwa belajar adalah suatu kebutuhan dan kesenangan, bukan
sesuatu yang membosankan dan harus dipaksakan, jelas Ketua
Litbang Sekolah Alam Indonesia Ciganjur, Novi Hardian.

Hampir seluruh sekolah alam yang ada memiliki konsep


utama yaitu upaya memaksimalkan potensi anak untuk tumbuh
menjadi manusia yang berkarakter, berakhlak mulia,
berwawasan ilmu pengetahuan dan siap menjadi pemimpin.
Metode pengajaran sekolah alam juga membuat bersekolah
lebih menyenangkan dan anak tidak merasa terpenjara.
Sekolah alam juga mendorong anak untuk aktif dan
kreatif dan bukan semata-mata mendapatkan materi yang
diberikan oleh guru. Di Sekolah Alam Indonesia, Ciganjur,
misalnya, proses belajar lebih banyak dilakukan melalui diskusi
dan permainan.

Ilmu tidak hanya dijejali oleh guru, tetapi anak juga aktif
bereksplorasi. Ini melatih keberanian mengungkapkan pendapat,
jelas Novi. Konsep Tematik Hal serupa juga dilakukan oleh
Sekolah Alam Depok di Sawangan, Depok, Jawa Barat. Sekolah
yang memiliki jenjang pendidikan Pre-School, TK, dan SD itu juga
mendorong siswanya untuk aktif menemukan sendiri jawaban
atas berbagai hal melalui buku-buku di perpustakaan dan
sumber-sumber lain.

Menurut Pendiri Sekolah Alam Depok Edi F Rizal Darma,


lahirnya sekolah alam adalah karena ingin menciptakan
hubungan belajar tanpa sekat antara guru dan murid. Selama ini
kan arah belajar di sekolah selalu dari guru ke murid, sehingga
ada jarak antara mereka. Sekolah alam ini muncul sebagai
sekolah yang non-classical dan tanpa sekat, jelas Edi.

Sekolah alam pada umumnya menggunakan konsep


tematik. Setiap tema dibahas dari berbagai sisi akhlak, seni,
bahasa, kepemimpinan, dan ilmu pengetahuan. Tiap tingkatan
memiliki sejumlah tema pembahasan yang berbeda-beda.

Selain memiliki metode dan visi yang berbeda dari sekolah pada
umumnya, sesuai dengan namanya, suasana yang disuguhkan
pun membuat siswa dekat dengan alam. Rimbunnya pepohonan,
lahan untuk berkebun, bahkan sejumlah hewan ternak seperti
angsa dan bebek menjadi bagian dari suasana alami yang ada di
sekolah alam. Ruang kelas berupa bangunan semen dan
bersekat-sekat tidak ada di sekolah alam, yang ada hanyalah
saung-saung belajar yang terbuat dari kayu berukuran 5 x 5
meter dan beratap rumbia.
Menurut Edi, saung sebagai tempat belajar selain dapat
lebih dekat dengan alam, juga sebagai ciri khas bangsa
Indonesia. Selain itu, pembuatan saung juga lebih murah
dibanding dengan membangun ruangan beton yang
berpendingin udara.

Lendo Novo menjelaskan, konsep sekolah alam dengan


saung memang cocok untuk Indonesia, yang beriklim tropis.
Sekolah kan tidak harus di kelas. Justru dengan belajar di saung
yang tanpa meja dan kursi akan menimbulkan suasana yang
lebih bebas bagi siswanya, katanya.

Namun, proses belajar siswa tidak hanya dilakukan di


saung, tapi juga di kebun atau belajar keluar, dengan
mengunjungi sejumlah tempat yang terkait dengan tema
pembelajaran. Anak-anak belajar Fisika, Biologi, Matematika dan
mata pelajaran lainnya langsung dengan mempraktikkannya dari
alam. Dengan menggunakan sistem learning by doing,
penyerapan materi oleh siswa bisa mencapai 90 persen, jelas
Lendo Novo.

Hal senada juga diungkapkan Novi. Menurut dia, dengan


berhubungan dekat dengan alam, siswa akan lebih bijak karena
semakin menghargai alam dan mendekatkan diri dengan Sang
Pencipta. Diharapkan lulusan sekolah kami dapat menjadi anak
yang ramah terhadap lingkungan dan tidak ada lagi yang
menebang pohon sembarangan, jelasnya.

Pelajaran di sekolah alam juga padat dengan materi


keagamaan. Di Sekolah Alam Depok, pada pagi hari dan
sebelum pulang sekolah, siswa melakukan tahfidz, yaitu
melancarkan hapalan Al-Quran. Menurut Edi, berbagai
keunggulan itulah yang menyebabkan banyak

orang tua yang mempercayakan anak mereka bersekolah di


sekolah alam.
g. Pedidikan Berasrama (Boarding School)

Sekolah Berasrama adalah alternative terbaik buat para


orang tua menyekolahkan anak mereka dalam kondisi apapun.
Selama 24 jam anak hidup dalam pemantauan dan control yang
total dari pengelola, guru, dan pengasuh di seklolah-sekolah
berasrama. Anak betul-betul dipersiapkan untuk masuk kedalam
dunia nyata dengan modal yang cukup, tidak hanya kompetensi
akademis, tapi skill-skill lainnya dipersiapkan sehingga mereka
mempunyai senjata yang ampuh untuk memasuki dan
manaklukan dunia ini. Di sekolah berasrama anak dituntut untuk
dapat menjadi manusia yang berkontribusi besar bagi
kemanusiaan. Mereka tidak hanya hidup untuk dirinya dan
keluarganya tapi juga harus berbuat untuk bangsa dan Negara.
Oleh sebab itu dukungan fasilitas terbaik, tenaga pengajar
berkualitas, dan lingkungan yang kondusif harus didorong untuk
dapat mencapai cita-cita tersebut.

h. Pendidikan Inklusi

Istilah pendidikan inklusi atau inklusif, mulai mengemuka


semenjak tahun 1990, ketika konferensi dunia tentang pendidikan
untuk semua, yang diteruskan dengan pernyataan salamanca tentang
pendidikan inklusif pada tahun 1994.

Konsep pendidikan inklusi muncul dimaksudkan untuk memberi


solusi, adanya perlakuan diskriminatif dalam layanan pendidikan
terutama bagi anak-anak penyandang cacat atau anak-anak yang
berkebutuhan khusus.

Pendidikan inklusi memiliki prinsip dasar bahwa selama


memungkinkan, semua anak seyogyanya belajar bersama-sama tanpa
memandang kesulitan ataupun perbedaan yang mungkin ada pada
mereka.

Pendidikan inklusi adalah pendidikan yang menyertakan semua


anak secara bersama-sama dalam suatu iklim dan proses
pembelajaran dengan layanan pendidikan yang layak dan sesuai
dengan kebutuhan individu peserta didik tanpa membeda-bedakan
anak yang berasal dari latar suku, kondisi sosial, kemampuan ekonomi,
politik, keluarga, bahasa, geografis (keterpencilan) tempat tinggal, jenis
kelamin, agama, dan perbedaan kondisi fisik atau mental.

Sementara itu Sapon-Shevin ( O Neil, 1995 ) menyatakan bahwa


pendidikan inklusi sebagai sistem layanan pendidikan yang
mempersyaratkan agar semua anak berkelainan dilayani di sekolah-
sekolah terdekat. Melalui pendidikan inklusi, anak berkebutuhan
khusus di didik bersama-sama anak lainnya ( normal ) untuk
mengoptimalkan potensi yang dimilikinya ( Freiberg, 1995 ) . hal ini
dilandasi oleh suatu kenyataan bahwa di dalam masyarakat terdapat
anak normal dan anak tidak normal ( berkebutuhan khusus ) yang tidak
dapat dipisahkan sebagai suatu komunitas sosial

Dalam rencana aksi nasional, difabel telah dicanangkan mulai


tahun 2003, yang salah satu butir dari rencana aksi nasional difabel
adalah pendidikan inklusi. Yang dimaksud dengan pendidikan inklusi
tau inklusif adalag pendidikan yang dapat dijangkau oleh semua orang
dan tanggap terhadap semua peserta didik termasuk difabel secara
invidual.

Landasan hukum inklusi

Pendidikan inklusi telah menjadi perhatian masyarakat dunia.


Beberapa pertemuan internasional mendasari pergerakan menuju
pendidikan yang berkualitas bagi semua anak melalui pendidikan
inklusi. Landasan hukum dan landasan konseptual menjadi landasan
bagi gerakan menuju pendidikan inklusif. Termasuk Indonesia,
diantaranya adalah

a) deklarasi hak asasi manusia, 1948

b) konveksi hak anak, 1989


c) konferensi dunia tentang pendidikan untuk semua, 1990

d) persamaan kesempatan bagi orang berkelainan, 1993

e) pernyataan salamanca tentang pendidikan inklusi, 1994

f) komitmen dasar mengenai pendidikan untuk semua, 2000

g) deklarasi Bandung tahun 2004

Dengan komitmen “indonesia menuju pendidikan inklusif”

Pendidikan inklusi

1. inklusi tuna netra

2. inklusi tuna rungu

3. inklusi tuna ddaksa

1. Inklusi tunanetra adalah pendidikan inklusi bagi anak yang


mengalami gangguan penglihatan atau rusak penglihatannya ( buta
total ) . pendidikan inklusi tunanetra ini peserta didik diberi alat
bantu software JOS yang di install pada PC atau laptop, sehingga
semua tulisan dapat diubah menjadi bunyi oleh software tersebut.

2. Inklusi tunarungu adalah pendidikan inklusi untuk anak yang


kehilangan seluruh atau sebagian daya pendengarannya sehingga
mengalami gangguan berkomunikasi secara verbal. Untuk alat
bantu yang digunakan adalah menggunakan bahasa mimik atau
bahasa isyarat

3. Inklusi tunadiaksa adalah pendidikan inklusi untuk anak yang


mengalami cacat fisik berupa tidak memiliki anggota tubuh
( tangan dan kaki ) ataupun jika punya kaki maupun tangannya tidak
dapat berfungsi secara baik

Manfaat pendidikan inklusi

Pelaksanaan pendidikan inklusi akan mampu mendorong


terjadinya perubahan sikap lebih positif dari peserta didik terhadap
adanya perbedaan melalui pendidikan yang dilakukan secara
bersama-sama dan pada akhirnya akan mampu membentuk
sebuah kelompok masyarakat yang tidak diskriminatif dan bahkan
menjadi akomodatif terhadap semua orang

Beberapa manfaat yang diperoleh dari pelaksaan pendidikan


inklusi adalah

1. bagi siswa

1) sejak dini siswa memiliki pemahamanyang baik terhadap


perbedaan dan keberagaman

2) munculnya sikap empati pada siswa secara alamiah.

3) munculnya budaya saling menghargai dan menghormati


antar siswa.

4) menurunkan terjadinya stigma dan labeling kepada


semua anak, khusunya pada anak berkebutuhan khusus
dan penyandang cacat.

5) timbulnya budaya kooperatif dan kolaboratif pada siswa


sehingga memungkinkan adanya saling bantu antar satu
dengan yang lainnya

2. bagi guru

1) lebih tertantang untuk mengembangkan berbagai metode


pembelajaran.

2) bertambahnya kemampuan dan pengetahuan guru


tentang keberagaman siswa termasuk keunikan,
karakteristik, dan sekaligus kebutuhannya.

3) Terjalinnya komunikasi dan kerja sama dalam kemitraan


antar guru dan guru ahli bidang lain.

4) menumbuhkembangkan sikap empati guru terhadao


siswa termasuk siswa penyandang cacat / siswa
berkebutuhan khusus

3. bagi sekolah

1) memberikan kontribusi yang sangat besar bagi program


wajib belajar.

2) memberikan peluang terjadinya pemerataan pendidikan


bagi semua kelompok masyarakat

3) menggunakan biaya yang relatif lebih efisien

4) mengakomodasi kebutuhan masyarakat

5) meningkatkan kualitas layanan pendidikan


DAFTAR PUSTAKA

(ant-45)Sumber: Suaramerdeka.Com

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rineka
Cipta

Hasbullah., 2005. Dasar - Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada

http://lesnidailes.blogspot.com/2017/05/pemikiran-tentang-pendidikan.html?m=1

You might also like