You are on page 1of 8

Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol. 11 No.

1 Juli 2022
P - ISSN : 2503-4413
E - ISSN : 2654-5837, Hal 85 – 92

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA


PEGAWAI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA SURABAYA WONOCOLO.
Oleh :
Vivi Kurniawati
pikyuchan@gmail.com
Pompong Budi Setiadi
pompong_setiadi@yahoo.com
Sri Rahayu
Rahayu.mahardika@gmail.com
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Mahardhika
.Article Info Abstract
Article History : In an organization or company, Human Resource Management
Received 16 July - 2022 (HRM) is one element that has a strategic function that supports
Accepted 25 July - 2022 the success of an organization or company to achieve its goals.
Available Online The influence of organizational culture and career development
31 July - 2022
in its function, namely managing human resources and providing
facilities to these employees in a company will affect employee
work behavior which in turn will affect the overall performance
of a company. The purpose of this study is to determine the effect
of organizational culture on employee performance and the
influence of career development on employee performance at the
Surabaya Wonocolo Tax Service Office. The instrument of this
research used a questionnaire. Samples were taken as many as 50
respondents, employees of the Surabaya Wonocolo Tax Service
Office. Analysis and data processing using SPSS. The results of
this study indicate that organizational culture has no effect on
employee performance, while career development has an effect on
employee performance..
Keyword :
organizational culture,
career development,
employee performance.

1. PENDAHULUAN terlaksananya suatu organisasi dalam perusahaan,


Setiap organisasi berkepentingan terhadap mulai dari meningkatkan hingga mengembangkan
kinerja terbaik yang mampu dihasilkan oleh organisasi tersebut dengan berbagai cara yang
rangkaian sistem yang berlaku dalam organisasi tersusun dalam program peningkatan kinerja. Oleh
tersebut. Manajemen Sumber Daya Manusia karena itu peranan sumber daya manusia sangatlah
(MSDM) yang merupakan salah satu salah satu penting dalam suatu organisasi, baik organisasi
unsur yang mempunyai fungsi strategis yang swasta maupun milik pemerintah. (Rozi dan
menunjang keberhasilan sebuah organisasi atau Puspitasari, 2021)
perusahaan untuk mendapatkan kinerja terbaik. Suatu kegiatan organisasi dapat terlaksana
Kinerja sumber daya manusia yang optimal dapat dengan baik serta meningkatnya kinerja organisasi
meningkatkan kinerja organisasi secara signifikan. dalam mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan
Kinerja pegawai tidak luput dari pengaruh budaya juga salah satu dampak akibat pengelolaan faktor
organisasi dan ada tidaknya sarana pengembangan sumber daya manusia yang baik. Karena seperti
karir. diketahui bahwa sumber daya manusia adalah
Manusia memiliki sifat alamiah dalam salah satu faktor penting yang terlibat dalam
berorganisasi, mulai dari tingkatan organisasi yang pelakasanaan proses kegiatan organisasi.
kecil hingga tingkatan organisasi yang cukup Hasibuan (2016) berpendapat, jika suatu
besar. Dalam suatu instansi, pegawai merupakan tujuan organisasi tidak mungkin terwujud jika
subjek yang memegang peranan penting dalam tanpa diimbangi dengan keaktifan dan peran
85
pegawai dalam prakteknya, meskipun alat-alat 2. TINJAUAN PUSTAKA DAN
yang dimiliki canggih sekalipun. Maka dari itu PENGEMBANGAN HIPOTESIS
kepemilikan teknologi organisasi yang mumpuni Kinerja
tidak menjamin keberhasilan dalam organisasi Kinerja adalah suatu hasil yang dapat
tersebut, namun juga bergantung pada aspek terlihat dari individu baik berupa kuantitas maupun
sumber daya manusia yang dimiliki oleh kualitas dalam suatu perusahaan. Kinerja tidak
organisasi tersebut. hanya tertuju pada individu yang memiliki jabatan
Suatu organisasi pasti membutuhkan khusus, jabatan fungsional, jabatan struktural
sumber daya manusia yang potensial, mulai dari namun juga mencakup keseluruhan jabatan dalam
pegawai hingga pimpinannya, sehingga akan suatu perusahaan, atau instansi. (Fuadiputra,
tercipta sinergi positif antar satu sama lain, supaya 2014).
dapat Bersama-sama berkontribusi secara Cahyono (2019), berpendapat mengenai
maksimal dalam melaksanakan tugas untuk kinerja karyawan, yaitu suatu hasil kerja yang telah
mencapai tujuan organisasi. (Hasibuan, 2016) dicapai, dapat dilihat secara kualitas dan kuantitas
Hasibuan (2016) juga menyampaikan jika yang telah dilakukan oleh seseorang dalam rangka
manajemen merupakan ilmu dalam mengatur menjalankan tugas dan tanggung jawab yang telah
pemanfaatan sumber daya manusia yang dikelola diberikan kepadanya. Pendapat lain disampaikan
secara efektif untuk mencapai suatu tujuan oleh Lomanjaya et al., (2013) mengatakan bahwa
perusahaan. kinerja karyawan merupakan suatu hasil dari
Dalam sebuah organisasi atau perusahaan, proses melaksanaka aktivitas tanggung jawab yang
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) telah diberikan perusahaan terhadapnya, sesuai
adalah salah satu unsur yang mempunyai fungsi dengan standar yang telah ditetapkan oleh
strategis yang menunjang keberhasilan sebuah perusahaan.
organisasi atau perusahaan untuk mencapai Edy (2011:172) dalam bukunya
tujuannya. Begitu juga Direktorat Jenderal Pajak mengemukakan bahwa, “Kinerja adalah kuantitas,
(DJP) yang mempunyai visi untuk tahun 2020 kualitas dan waktu yang telah digunakan dalam
sampai dengan tahun 2024 sebagai Mitra menjalankan tugas”.
Terpercaya Pembangunan Bangsa untuk Pendapat Mangkunegara (2016) kinerja
Menghimpun Penerimaan Negara melalui pegawai merupakan hasil kerja yang dapat dilihat
Penyelenggaraan Administrasi Perpajakan yang secara kualitas dan kuantitas, keduanya dapat
Efisien, Efektif, Berintegritas, dan Berkeadilan dicapai jikaseorang pegawai telah melaksanakan
dalam rangka mendukung Visi Kementerian tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang telah
Keuangan: "Menjadi Pengelola Keuangan Negara diberikan perusahaan kepadanya. Ada beberapa
untuk Mewujudkan Perekonomian Indonesia yang indikator yang dapat dilakukan sebagai
Produktif, Kompetitif, Inklusif dan Berkeadilan", pengukuran kinerja karyawan yaitu kualitas,
tentu saja peran MSDM merupakan salah satu kuantitas, pelaksanaan tugas, dan tanggung jawab
faktor utama untuk mendapatkan kinerja terbaik. pekerjaan.
Untuk itu, DJP terus melakukan pembenahan baik Budaya Organisasi
sistem maupun sumber daya manusianya melalui Budaya organisasi merupakan salah satu
diantaranya menumbuhkan budaya organisasi faktor penentu terlatihnya karyawan memiliki
yang adaptif dan kolaboratif sesuai yang tercantum kemampuan dalam bekerja yang baik. Budaya
dalam salah satu misi DJP yaitu mengembangkan yang sebelumnya sudah dijalankan oleh
proses bisnis inti berbasis digital didukung budaya perusahaan akan melekat kepada semua karyawan,
organisasi yang adaptif dan kolaboratif serta baik yang sudah menjadi karyawan lama ataupun
aparatur pajak yang berintegritas, profesional, dan yang sudah bergabung. Budaya organisasi yang
bermotivasi, DJP juga memberi kesempatan baik akan menciptakan sinergi positif antar
kepada sumber daya manusianya untuk karyawan sehingga keberhasilan suatu perusahaan
mengembangkan karir, dengan harapan akan semakin bisa dicapai.
pembentukan sistem pengembangan karir yang Adapun konsep organisasi menurut Kast dan
dirancang secara baik akan dapat membantu James (2002), bahwa organisasi didefinisikan
pegawai dalam menentukan kebutuhan karir sebagai berikut :
mereka sendiri dan sekaligus untuk mendapatkan a. Organisasi merupakan sebuah wadah atau
kinerja terbaik serta mewujudkan tujuan subsistem. Pemahaman ini hanya ada dalam
organisasi. alam pikiran manusia.
b. Organisasi dikatakan sebagai proses yang
menggambarkan aktifitas yang akan
dilakukan, berkaitan dengan organisasi sosial.
86
Budaya organisasi adalah nilai yang menjadi kinerja (Aritonang, 2005). Pengembangan karir
pedoman karyawan dalam melaksanakan sangat diinginkan oleh setiap pegawai karena akan
kewajibannya dalam suatu organisasi. Nilai-nilai mendapatkan hak – hak atas apa yang telah
trsebut yang akan memberikan jawaban apakah diperoleh sebelumnya, dan hal tersebut merupakan
Tindakan yang dilakukan termasuk benar atau salah satu faktor yang dapat mendukung
salah. (Susanto, 1997). tercapainya tujuan organisasi.
Menurut Stephen dan Timothy (2008), ada Dengan adanya pengembangan karir di suatu
beberapa indikator dalam budaya organisasi, yaitu instansi diharapkan mampu menjadi suatu motivasi
inovasi dan keberanian dalam mengambil resiko, yang akan meembuat karyawan memberikan hasil
perhatian terhadap detail, berorientasi pada hasil, kinerja yang baik juga.
berorientasi pada manusia, berorientasi tim, Pada penelitian ini, peneliti mengacu pada
agresif, dan konsisten dalam menjalankan tugas penelitian terdahulu, yang telah dilakukan oleh
yang diberikan. Kahpi et al (2019), Rozi dan Puspitasari (2021)
yang menunjukkan bahwa pengembangan karir
Pengembangan Karir memiliki pengaruh terhadap kinerja pegawai.
Proses pengembangan karir merupakan Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut :
suatu proses peningkatan kemampuan kerja H2 = Pengembangan karir berpengaruh positif
individu yang dicapai dalam rangka mencapai terhadap kineja karyawan.
jenjang karir yang diinginkan. (Rivai, 2015).
Setiap pegawai pasti menginginkan 3. METODE PENELITIAN
pengembangan karir dalam tempatnya bekerja, Penelitian ini menggunakan pendekatan
dikarenakan nantinya akan mendapatkan hak-hak kuantitatif. Sumber data untuk melakukan
tambahan yang belum pernah didapat penelitian menggunakan data primer. Data primer
sebelumnya, baik materil dan non materil. Ada merupakan data yang diperoleh dari pengamatan
beberapa indicator yang dapat dijadikan pedoman dan observasi secara langsung terhadap objek yang
dalam penentuan pengembangan karir, yaitu diteliti atau dengan kata lain dikumpulkan
kemampuan bekerja, exposure, loyalitas dalam langsung dari responden yang diteliti dan diolah
suatu organisasi, mentor dan sponsor, serta sendiri. Data ini adalah sumber utama penelitian
kesempatan-kesempatan untuk bertumbuh. yang akan dilakukan. Kelayakan penelitian ini
tergantung pada pengolahan data primer yang akan
Hubungan Antar Variabel diperoleh setelah pengisian kuisioner oleh instansi
Hubungan Antara Budaya Organisasi yang dijadikan studi kasus tempat penelitian.
Terhadap Kinerja Karyawan Adapun responden yang dijadikan penelitian ini
Salah satu faktor penting yang dapat yaitu karyawan Kantor Pelayanan Pajak Pratama
mempengaruhi kinerja karyawan adalah budaya Surabaya Wonocolo, Jawa Timur, yang berjumlah
organisasi. Budaya organisasi yang baik yaitu 50 orang.
budaya organisasi yang dapat disesuaikan dan Jumlah karyawan tersebut selanjutnya akan
dapat diterapkan dengan dengan situasi dan kondisi digunakan sebagai sampel penelitian ini. Kuesioner
suatu perusahaan. Kinerja karyawan yang tidak yang disebar sebanyak 50 kuesioner dan Kembali
baik, bisa saja disebabkan oleh budaya organisasi sejumlah 50 kuesioner, seluruh kuesioner yang
yang kurang tepat dalam instansi tempatnya telah dibagikan telah terisi secara lengkap. Dengan
bekerja. Maka dari itu diperlukan adannya total data valid yang diproses pada penelitian ini
penerapan indikator yang sesuai dengan keadaan berjumah sebanyak 50 sampel.
budaya organisasi pada perusahaan tersebut.
Pada penelitian kali ini, peneliti mengacu 4. HASIL PENELITIAN DAN
pada penelitian terdahulu, yang telah dilakukan PEMBAHASAN
oleh Girsang (2019), Rijanto dan Mukaram (2018) Pengujian Validitas
yang berpendapat jika budaya organisasi Tabel 2
berpengaruh signifika terhadap kinerja karyawan. Hasil Pengujian Validitas
Sehingga dapat ditarik hipotesis sebagai berikut : No Var r hit r Tab ket
H1 = Budaya organisasi berpengaruh positif Budaya Organisasi
1 1 0,595 0,2787 valid
terhadap kineja karyawan.
2 2 0,583 0,2787 valid
3 3 0,714 0,2787 valid
Hubungan Antara pengembangan karir 4 4 0,688 0,2787 valid
Terhadap Kinerja Karyawan 5 5 0,763 0,2787 valid
Adanya pengembangan karir kepada seorang 6 6 0,721 0,2787 valid
karyawan merupakan sebuah bagian dari faktor 7 7 0,818 0,2787 valid

87
8 8 0,784 0,2787 valid
9 9 0,660 0,2787 valid
10 10 0,552 0,2787 valid
Pengembangan karir
1 1 0,568 0,2787 valid
2 2 0,798 0,2787 valid
3 3 0,700 0,2787 valid
4 4 0,812 0,2787 valid
5 5 0,675 0,2787 valid
6 6 0,823 0,2787 valid
7 7 0,784 0,2787 valid
8 8 0,766 0,2787 valid
9 9 0,779 0,2787 valid
10 10 0,646 0,2787 valid
Gambar 2
Kinerja Karyawan Uji normalitas
1 1 0,830 0,2787 valid
2 2 0,697 0,2787 valid
3 3 0,693 0,2787 valid
Pada gambar 2 dapat dilihat bahwa titik-titik
4 4 0,780 0,2787 valid tersebut tersebar disekitar garis diagonal dan
5 5 0,865 0,2787 valid mengikuti garis diagonal, dapat diartikan bahwa
6 6 0,841 0,2787 valid nilai residual yang dihasilkan dari regresi tersebut
7 7 0,751 0,2787 valid dinyatakan normal.
8 8 0,564 0,2787 valid
Sumber : Pengolahan data SPSS Uji Multikolinearitas
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui jika Dalam suatu penelitian untuk mendeteksi ada
masing-masing indikator terhadap total skor tidaknya multikolinearitas yaitu dengan cara
konstruk menunjukkan hasil yang signifikan, dan melihat nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan
menunjukkan bahwa r hitung > r tabel. Sehingga tolerance. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance >
dapat disimpulkan bahwa semua item pada 0,1 maka dinyatakan data tersebut tidak terjadi
pertanyaan kuesioner tersebut dinyatakan valid. gejala multikolineraitas. Seteloah dilakukan
Pengujian Reliabilitas pengolahan data dapat diperoleh Hasil pengolahan
Tabel 3 data sebagai berikut :
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha Ket
Budaya 0,874 Reliabel
organisasi
Pengembangan 0,906 Reliabel Tabel 4
karir Uji multikolinearitas
Kinerja 0,880 Reliabel Model Collinearity Statistics
karyawan Tolerance VIF
Sumber : Pengolahan data SPSS 1 (Constant)
Berdasarkan hasil uji reliabilitas di tabel Budaya Organisasi 0,127 7,900
Pengembangan karir 0,127 7,900
diatas dapat diketahui bahwa semua variabel
mempunyai koefisien Alpha yang cukup besar a. Dependent variable : (Y) Kinerja Karyawan
yaitu diatas 0,60 sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua konsep pengukuran dalam Dari hasil output data SPSS pada tabel 4
instrument kuesioner adalah reliabel, dan dapat diketahui bahwa nilai VIF<10 dan nilai
selanjutnya variabel-variabel tersebut layak tolerance > 0,10, maka dapat disimpulkan data
digunakan sebagai alat ukur. penelitian ini tidak terjadi gejala multikolinearitas.
Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Uji Heteroskedastisitas
Uji normalitas merupakan suatu pengujian Pengujian heteroskedastisitas dalam suatu
terhadap normal tidaknya distribusi data. Jika pola penelitian digunakan untuk mengetahui apakah
yang terbentuk menyebar disekitar garis diagonal variabel penganggau mempunyai varian yang sama
dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, maka atau tidak.
pola tersebut dinyatakan berdistribusi normal,
sehingga dapat dikatakan model regresi dalam
penelitian tersebut memenuhi asumsi normalitas.

88
Koefisien korelasi berganda dan determinasi
(R²)

Tabel 6
Model Summary

a. Predictors (constant), budaya organisasi,


pengembangan karir.

Gambar 3 Hasil perhitungan korelasi beganda pada


Uji heteroskedastisitas output data menghasilkan angka sebesar 0,925
Pada gambar 3 diatas dapat diketahui bahwa maka dapat dinyatakan memilikhubungan yang
titik-titik yang ada tidak membentuk pola tertentu, cukup kuat antara kedua variabel bebas terhadap
dan titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka variabel terikat dan hasil koefisien determinasi
0 pad sumbu Y. jadi dengan demikian dapat yang diperoleh sebesar 0,856. Hal ini berarti 85,6%
disimpulkan bahwa dalam penelitian ini tidak variasi variabel kinerja karyawan dapat dijelaskan
terjadi masalah heteroskedastisitas dalam model oleh variabel budaya organisasi dan
regresi. pengembangan karir. Sedangkan sisanya sebesar
13,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak
Analisis Persamaan Regresi Linier Berganda diajukan dalam penelitian ini.
Tabel 5
Analisis Regresi berganda Uji t (Uji Hipotesis secara parsial)

Tabel 7
Uji t

a. Dependent variable : Kinerja Karyawan (Y) Uji hipotesis 1 (H1)


Dari tabel 7 diatas dapat terlihat jika hasil
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa : pengujian hipotesis budaya organisasi
a. Variabel budaya organisasi mempunyai tanda menunjukkan nilai t hitung sebesar -1,039 dengan
negatif dan pengembangan karir mempunyai taraf signifikansi 0,304 yaitu lebih besar dari 0,05,
arah koefisien yang bertanda positif terhadap yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
kinerja karyawan. variabel budaya organisasi tidak berpengaruh
b. Koefisien pengembangan karir memiliki nilai terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian
sebesar 1,074 yang berarti bahwa jika hipotesis H1 yang menyatakan budaya organisasi
pengembangan karir semakin baik dengan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan
asumsi variabel lain tetap maka kinerja ditolak.
karyawan akan mengalami peningkatan.
c. Koefisien budaya organisasi memiliki nilai Uji hipotesis 2 (H2)
sebesar -0,162 tanda negative yang terdapat Dari tabel 7 diatas dapat terlihat jika hasil
pada hasil analisis SPSS tersebut dapat berarti pengujian hipotesis pengembangan karir
bahwa jika budaya organisasi semakin menunjukkan nilai t hitung sebesar 6,895 dengan
menurun dengan asumsi variabel lain tetap taraf signifikansi 0,000 yaitu lebih kecil dari 0,05,
maka kinerja karyawan kantor tersebut akan yang berarti bahwa hipotesis dalam penelitian ini
mengalami peningkatan. variabel pengembangan karir berpengaruh
terhadap kinerja karyawan. Dengan demikian

89
hipotesis H2 yang menyatakan pengembangan karyawan. Berarti kinerja karyawan dalam
karir berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan tersebut memperhatikan variabel
karyawan diterima. lain diluar budaya organisasi. Contoh variabel
lain tersebut seperti kedisiplinan kerja,
Uji F (Pengujian Hipotesis secara Simultan) lingkungan kerja, motivasi, kompetensi, dan
Tabel 8 lain sebagainya. hasil ini juga didukung oleh
Hasil analisis regresi secara simultan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Windrawati et al (2020), dan penelitian yang
dilakukan oleh Ferdian dan Devita (2020),
kedua hasil penelitian tersebut menyatakan
bahwa budaya organisasi tidak berpengaruh
secara positif dan tidak signifikan terhadap
kinerja karyawan perusahaan.
b. Hasil pengujian hipotesis dua membuktikan
bahwa ada pengaruh pengembangan karir
a. Predictors (constant), budaya organisasi, terhadap kinerja karyawan. Pengujian
pengembangan karir membuktikan bahwa pengembangan karir
b. Dependent variable : kinerja karyawan berpengaruh secara positif tehadap kinerja
Pengujian variabel bebas secara Bersama- karyawan. Hal tersebut dapat dilihat pada
sama terhadap variabel terikatnya dilakukan hasil perhitungan menggunakan SPSS,
dengan menggunakn uji F. hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien 1,074 dan nilai t
statistic menunjukkan bahwa F hitung = 139,153. hitung sebesar 6,895 dengan nilai signifikansi
Dengan menggunkan batas signifikansi 0,05, maka 0,000 tersebut lebih kecil dari 0,05, dengan
dari itu diperoleh nilai signifikansi tersebut lebih demikian hipotesis kedua yang menyatakan
kecil dari 0,05. Hal ini dapat disimpulkan jika bahwa pengembangan karir berpengaruh
hipotesis yang menyatakan bahwa secara simultan terhadap kinerja karyawan diterima. Hasil
variabel budaya organisasi dan pengembangan penelitian ini juga mendukung penelitian
karir mempunyai pengaruh terhadap kinerja terdahulu yng telah dilakukan oleh Kahpi et al
karyawan. (2019) dan penelitian Rozi dan Puspitasari
(2021) yang menyatakan bahwa
5. KESIMPULAN pengembangan karir berpengaruh positif
Dari pembahasan yang telah diuraikan terhadap kinerja karyawan.
diatas, maka dapat diatrik kesimpulan sebagai c. Hasil hipotesis juga telah membuktikan jika
berikut : terdapat pengaruh antara budaya organisasi
a. Hasil pengujian hipotesis satu membuktikan dan pengembangan karir secara simultan
bahwa tidak ada pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan. Hasil pengujian
terhadap kinerja karyawan. Pengujian membuktikan bahwa pengembangan karir
membuktikan bahwa budaya organisasi tidak memiliki pengaruh yang positif terhadap
berpengaruh tehadap kinerja karyawan. Hal kinerja karyawan. Dilihat dari hasil
tersebut dapat dilihat pada hasil perhitungan pengolahan data menggunakan SPPS yaitu
menggunakan SPSS, diperoleh nilai koefisien hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung =
-0,162 dan nilai t hitung sebesar -1,039 139,153. Dengan menggunakan batas
dengan nilai signifikansi 0,304 tersebut lebih signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai
besar dari 0,05, dengan demikian hipotesis signifiksndi tersebut lebih kecil dari 0,05. Hal
yang menyatakan bahwa budaya organisasi ini berarti bahwa hipotesis yang menyatakan
berpengaruh positif terhadap kinerja bahwa secara simultan variabel budaya
karyawan ditolak. Hal ini tidak sesuai dengan organisasi dan pengembangan karir
pengajuan hipotesis yang dilakukan, hasil mempunyai pengaruh terhadap kinerja
analisis deskriptif budaya organissi secara karyawan.
keseluruhan diinterpretasikan baik dengan
rata-rata skor tertinggi indikator keteraturan 6. REFERENSI
lalu diikuti profesionalitas dan membantu Adi Gunawan, Faried. 2019. Pengaruh
rekan kerja. Rekan kerja yang cenderung Remunerasi, Motivasi Kerja, Dan
bersifat stagnan dan ketentuan atau peraturan Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja
yang relative tegas di Kantor Pelayanan Pajak Pegawai Pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Wonocolo Surabaya merupakan hal Pratama Surabaya Wonocolo. Tesis. STIE
yang bisa menurunkan kinerja individu dari Mahardhika.
90
Ahmad. Manajemen SDM: Pengertian, Fungsi, pada Dinas Perhubungan Kota Serang.
Tujuan, Manfaat dan Ruang Lingkup. Jurnal Ekonomi Efektif, Vol. 1 No 4. ISSN
https://www.gramedia.com/literasi/manaje 2622-8882.
men-sdm. Diakses tanggal 1 Juni 2022. Kast, Fremont E, James E, Rosenzweig. 2002.
Aritonang Lerbin R. 2005. Kepuasan Pelanggan. Organisasi dan Manajemen. penterjemah A.
Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Hasim Ali, Jakarta: Bumi Aksara
Cahyono, H. (2019). Pengaruh Gaya Lomanjaya, et al 2013. Analisis Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Transformasional Dan Kepemimpinan Trnasformasional dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Transaksional Terhadap Kinerja Karyawan
Karyawan Dengan Kepuasan Kerja PT. ISS Indonesia Cabang Surabaya di RS.
Sebagai Variabel Mediasi Di RSUD Dr Katolik St. Vincentius A. Paulo.
Saiful Anwar. Magister Manajemen Mangkunegara, Prabu Anwar. (2016). Evaluasi
Ditasari, Ratna. 2019. Pengaruh Lingkungan Kinerja SDM. Cetakan ke tujuh, PT Refika
Kerja, Pengembangan Karir Dan Aditama: Bandung.
Tunjangan Kinerja Terhadap Kinerja Peraturan Pemerintah RI Nomor 31 Tahun 2006
Pegawai Kantor Pelayanan Pajak Tentang Sistem Budaya organisasi
Pratama Surabaya Wonocolo. Tesis. STIE Nasional
Mahardhika. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
Edy, Sutrisno. 2011. Manajemen Sumber Daya 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi
Manusia. Penerbit: Jakarta, Kencana Kerja Pegawai Negeri Sipil.
Ferdian, A. dan Devita, A.R. 2020. Pengaruh Rozi, Achmad. Puspitasari, Ayu. 2021. Pengaruh
budaya organisasi dan Knowledge Pengembangan Karir Dan Pelatihan
Management Terhadap Kinerja Karyawan. Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada
Jurnal Penelitian Ipteks. Vol 5 No 2. Hal Dinas Perhubungan Kota Serang. JENIUS
187-13. (Jurnal Ilmiah Manajemen Sumber Daya
Fuadiputra. Iqbal. R. 2014. Pengaruh Gaya Manusia).
Kepemimpinan Demokratis Terhadap Kinerja Rithonga, Dodhy. 2019. Pengaruh Lingkungan
Paramedis Di Rumah Sakit Al-Rohmah. Kerja, Pengembangan Karir Dan
Jurnal Ilmiah Universitas Brawijaya. Vol 2. Tunjangan Kinerja Terhadap Kinerja
No. 2. Pegawai Kantor Pelayanan Pajak
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Pratama Surabaya Wonocolo. Tesis. STIE
Multivariate dengan Program IBM SPSS 23 Mahardhika.
(Edisi 8). Cetakan ke VIII, Semarang: BP Rivai Veithzal (2015) Manajemen Sumber Daya
Universitas Diponegoro. Semarang. Manusia Untuk Perusahaan. Jakarta: PT
Girsang, W.S. 2019. Pengaruh Budaya Organisasi Raja Grafindo Persada
dan Komitmen Terhadap Kinerja Rozi, A. dan Puspitasari, A. 2021. Pengaruh
Karyawan RS Putri Hijau No.17 Medan. Pengembangan Karir dan Pelatihan Kerja
AJIE (Asian Journal of innovation and Terhadap Kinerja Pegawai Pada Dinas
Entrepreneurship). Vol 04. E-ISSN 2477- Perhubungan Kota Serang. Vol 4, No 2.
0574. ISSN 2581-2769.
Gumilar, Gun Gun. Ratnasari, Sri Langgeng . Soeratmo. 2005. Metodologi Penelitian untuk
Zulkifli, Zulkifli. Vol 9, No 1 (2020). Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN.
Komitmen Organisasional: Budaya Malang.
Organisasi, Kepemimpinan Kepala Stephen P. Robbins and Timothy A. Judge. 2008.
Sekolah, Lingkungan Sekolah, Dan Perilaku Organisasi Edisi 12 Buku 1.
Kepuasan Kerja. Terjemahan: Diana Angelica, Ria Cahyani
https://www.journal.unrika.ac.id/index.ph dan Abdul Rosyid. Jakarta: Salemba
p/jurnaldms/article/view/2318. Empat.
Hasibuan, Kahpi, A Affandi, D Sunarsi, M Sugiyono (2011), Metode Penelitian Administrasi
Mujahidin, D Asdiani. 2019. Pengaruh : dilengkapi dengan Metode R & D, Alfabeta,
Pengembangan Karir Dan Pelatihan Bandung
Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Pada Susanto. 1997. Budaya Perusahaan: Seri
Dinas Perhubungan Kota Serang. Jurnal Manajemen dan Persaingan Bisnis, PT.
Ekonomi Efektif. penjournal.unpam.ac.id. Elex Media Komputindo, Jakarta.
Kahpi, H.S. Affandi, A. dan Sunarsi, D. 2019. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5
Pengaruh Pengembangan Karir dan Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil
Pelatihan Kerja Terhadap Kinerja Pegawai Negara.
91
Visi, Misi, Tujuan, dan Maklumat Pelayanan.
https://pajak.go.id/id/visi-dan-misi.
Diakses tanggal 1 Juni 2022.
Windrawati, F. Purwanto, A. dan Mas,
Nasharuddin. 2020. Analisis budaya
organisasi dan kepuasan kerja terhadap
kinerja karyawan dengan komitmen
organisasional sebagai variabel
intervening (studi pada departement
maintenance PT POMI). Jurnal Ilmu
Manajemen. Vol 6 No 1.

92

You might also like