Professional Documents
Culture Documents
Makalah K2 Islam Dan Peradaban Melayu
Makalah K2 Islam Dan Peradaban Melayu
MAKALAH KELOMPOK 2
Ditulis Sebagai Salah Satu Syarat
Untuk Mengikuti Diskusi dalam Mata Kuliah
Islam dan Peradaban Melayu
Oleh:
Kelompok 2
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG............................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.......................................................................................1
C. TUJUAN.................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
A. Kedatangan Islam di Malaysia...............................................................................3
B. Masuknya islam ke semenanjung Malaya..............................................................4
C. Islam Sebagai Identitas Melayu..............................................................................6
D. Geliat Dakwah dan Syiar Islam..............................................................................7
E. Penyediaan Infra Struktur.......................................................................................8
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
A. Kesimpulan.............................................................................................................9
B. Saran.......................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Islam adalah agama yang pada saat ini sudah menyebar ke seluruh benua
dan negara yang ada dipermukaan bumi ini. Karena memang didalam ajaran
Islam itu sendiri menuntut kepada orang yang memeluk agama Islam untuk
menyebarkannya kepada umat-umat yang lainnya yang belum kenal Islam, di
dalam Islam pun ajaranya mudah dimengerti sesuai rasional dan juga banyak
bukti-bukti alam bahwa agama Islam adalah agama yang benar. Maka orang
Islam yang berakhlak baik memudahkan dalam penyebaranya agar penduduk
sekitar yang non Islam mau menerima, mengikuti, dan masuk agama Islam.
Salah satu fakta tentang orang yang paling berpengaruh diseluruh dunia
adalah Nabi kita Rasulullah Muhammad Shallallahu‘alaihiwasallam. Beliau
menyebarkan Islam sendirian di Mekkah yang saat itu penduduknya jahiliyah
dan kemudian berubah menjadi masyarakat yang berakhlak baik dengan
memeluk agama Islam yang dibawa oleh beliau. Dari sinilah sejarah penyebaran
Islam semakin luas ke seluruh dunia hingga sampai ke Asia Tenggara.
Seiring berjalanya waktu dari penyebaran Islam di Mekkah sampai ke
penjuru dunia, maka para pakar sejarah melakukan penelitian dan menceritakan
dalam buku seperti apa perjalanan penyebaran Islam itu hingga bisa mencapai
ke setiap Negara.
B. RUMUSAN MASALAH
iv
C. TUJUAN
v
BAB II
PEMBAHASAN
1[] Dr. Helmiati, M. Ag, Dinamika Islam Asia Tenggara, Suska Press, Pekanbaru, 2008, Hal. 95.
2[] Dr. Helmiati, M. Ag, Ibid., Hal. 26.
vi
dengan turut meningkatkan pemahaman terhadap Islam dan berpartisipasi
dalam pengembangan wacana, kajian dan pengalaman Islam. Pemerintah
memberikan konstribusi yang besar dalam mensukseskan kegiatan dakwah.
Kaum ulama pada saat itu sangat di hargai dan di hormati. Kadi dan ahli
fikih mempunyai kedudukan yang sama dengan para pembesar lain. Selain turut
menjalani ajaran islam, para sultan juga menceritakan turut meningkatkan syiar
islam. Sejarah melayu menceritakan bahwa di bulan ramadhan, sultan bersama
para pembesar istana turut berangkat kemesjid melaksanakan shalat tarawih, di
mana kala itu mesjid menjadi tumpuan umat islam terutama pada bulan
ramadhan.
Pengamalan islam semakin lebih tampak jelas terutama setelah
kebangkitan islam di Malaysia terjadi pada tahun 1970-an dan mencapai
puncaknya pada tahun 1980-an. Kebangkitan islam di Malaysia terlihat jelas
pada upaya muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam secara lebih
serius seperti aktif shalat berjemaah di mesjid, menghadiri wirid pengajian,
banyak beramal shaleh, mengucapkan salam bila bertemu, berhati-hati dalam
membeli busana muslim seperti jubah, jilbab atau baju kurung dan telekung bagi
wanita, memakai sarung, serban dan peci atau pakaian lainnya yang jelas-jelas
mencirikan ketaatan sebagai muslim.
Gerakan kebangkitan islam juga terlihat di kalangan mahasiswa di
kampus-kampus Malaysia. Di kalangan mahasiswanya terdapat kelompok-
kelompok pengajian yang di kenal dengan “dakwah”. Mereka secara aktif
mengadakan pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama, dan tidak jarang
juga mengadakan zikir dan renungan malam bersama.
Dengan demikian, kebangkitan islam di Malaysia yang terlihat dari
kesadaran muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam secara lebih
serius, juga turut memperkuat nuansa islam di Malaysia, di tambah lagi oleh
kenyatan bahwa bersamaan dengan kebangkitan islam tersebut terdapat
himbauan dan agar tuntunan dari pemerintah memperlihatkan kebijakan dan
program-program yag lebih islam.
vii
dengan jelas berisi hukum Islam yang menetapkan bahwa pemerintahan Malaka
harus dijalankan sesuai dengan hukum Qur’ani.[3]
Dinamika islam di Negara Malaysia yang Kontemporer telah dapat
menimbulkan kuatnya nuansa dan etos islam di Malaysia, dapat di tunjukkan
dengan melihat kenyataan bahwa di banding dengan sejumlah Negara yang
punya jumlah penduduk muslim dan non muslim yang hampir seimbang, hanya
malaysia yang memberikan banyak tekanan pada symbol-symbol lembaga dan
pengamanan islam. Kenyataan ini dapat di lihat terutama sejak kebangkitan
islam di Malaysia yang berlangsung sejak tahun 1970-an dan mencapai
puncaknya di tahun 1980-an. Hal ini dapat di buktikan dengan deklarasi
pemerintah untuk merevisi sistem hukum nasional agar lebih selaras dengan
hukum islam (1978) selanjutnya di ikuti oleh penyediaan infrastruktur dan
institusi-institusi islam seperti bank islam, asuransi islam, penggadaian islam,
yayasan ekonomi islam pembentukan kelompok sumber daya islam dan
sebagainya. Dalam perkembangan terakhir, dukungan pemerintah terhadap
islam dapat dilihat dari perkembangan besar-besaran pusat Islam di putra jaya,
serta intensifikasi program-program dan kegiatan keislaman melalui lembaga
itu.
Di Malaysia, penduduk Muslim tidak lebih dari 55 persen dari seluruh
jumlah penduduk. Meskipun tidak semua orang Muslim adalah Melayu, secara
konstitusional, orang Melayu mesti Muslim.[4]
Respon sultan dan masyarakat malaka yang sangat antusias terhadap
kedatangan islam, pada gilirannya turut pula mengangkat posisi malaka sebagai
pusat kegiatan dakwah. Selain rakyatnya menyebarkan dakwah keluar negeri,
banyak pula orang luar yang datang ke malaka untuk menuntut ilmu. Sunan
bonang dan sunan kalijaga dua ulama dari jawa yang sangat terkenal
sebelumnya menamatkan pengajiannya di malaka.
Dengan demikian, dapat di simpulkan bahwa di mulai dari paroh abad
ke-15 islam telah menjadi unsure penting yang tidak terpisahkan dari kehidupan
malaka, pusat kunci dari mana islam menyebar keseluruh bagian lain di
nusantara. Sebagai pusat penyebaran islam, malaka begitu peka terhadap
pengembangan islam. Langkah para sultan yang menitik beratkan pada
pelayanan terhadap para ulama memungkinkan islam berkembang pesat.
Sementara itu islam yang mempunyai dasar filosofis dan rasional yang kuat,
mempengaruhi berbagai aspek kehidupan melayu. Dalam keidupan sehari-hari,
3[] Ajid Thohir, Perkembangan Peradaban Di Kawasan Dunia Islam, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta,
2004, Hal. 266.
4[] Ajid Thohir, Ibid., Hal. 268.
viii
ajaran islam dan nilai yang konsisten dengan islam, menjadi sumber penuntun
hidup yang penting bagi melayu.
ix
keagamaan dan kajian-kajian keislaman sehingga islam terasa begitu mewarnai
kebudayaan melayu.
Dalam periode kemerdekaan Malaysia, Islam tetap menjadi isu penting
bagi kebijakan Negara. Pada periode federasi agama merupakan kepedulian
lokal dan sebagian besar kesultanan Melayu berusaha mempertahankan sebuah
departemen urusan agama meliputi tugas pembangunan masjid, pemberlakuan
moral dan kitab hukum pidana Islam, serta pengumpulan zakat.[5]
5[] Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian 3, PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta, 2000, Hal.
356-357.
x
1971 yang dipimpin oleh Anwar Ibrahim, menyokong pembaharuan pada
tingkat individual untuk melahirkan praktik Islam yang sesuai dengan Al-Qur’an
dan pembaharuan pada tingkat sosial untuk melahirkan sebuah pranata kolektif
Muslim yang adil, serta dapat mencurahkan diri pada islamisasi individu,
keluarga, ummat, dan negara, dan mendidik pemuda malaysia yang bertaqwa
kepada Allah. Kedua: Darul Arqam, yang memprakarsai berbagai usaha bersama
/ koperasi, klinik dan sekolah, dan menekankan sikap independen melalui
aktivitas ekonomi seperti pertanian dan industri skala kecil, serta
mengkhususkan pada pola kehidupan yang sesuai dengan Al-Qur’an dan tradisi
Arab, termasuk diantaranya pemisahan antara jenis kelamin yang
berbeda. Ketiga: Tabligh, yang berasal dari India, merupakan sebuah gerakan
dakwah yang menyerukan pendidikan warga Malaysia menjadi warga yang baik.
[6]
xi
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada beberapa teori tentang kapan dan di mana islam pertama kali
menyebar pertama kali di Negara ini. Azmi berpendapat bahwa islam pertama
kali datang ke Malaysia sejak abad ke-17 M. pendapatnya ini berdasarkan pada
sebuah argumen bahwa pada pertengahan abad tersebut, pedagang arab islam
telah sampai kegugusan pulau-pulau melayu, dimana Malaysia secara geografis
tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab muslim yang singgah di
pelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut. Menurut Azmi,
tentu juga singgah di pelabuhan-pelabuhan dagang di Malaysia.
Di sepanjang sejarah, hubungan yang sangat erat antara islam dan
kebudayaan dan identitas melayu ini merupakan sesuatu yang di terima secara
umum. Sejak membuang kepercayaan animisme dan memeluk islam selama
kerajaan malaka bangsa melayu tidak pernah berubah agama. Pengaruh
islampun berakar dalam pada berbagai dimensi kehidupan melayu.
Pengamalan islam semakin lebih tampak jelas terutama setelah
kebangkitan islam di Malaysia terjadi pada tahun 1970-an dan mencapai
puncaknya pada tahun 1980-an. Kebangkitan islam di Malaysia terlihat jelas
pada upaya muslim Malaysia untuk mengamalkan ajaran islam secara lebih
serius seperti aktif shalat berjemaah di mesjid, menghadiri wirid pengajian,
banyak beramal shaleh, mengucapkan salam bila bertemu, berhati-hati dalam
membeli busana muslim seperti jubah, jilbab atau baju kurung dan telekung bagi
wanita, memakai sarung, serban dan peci atau pakaian lainnya yang jelas-jelas
mencirikan ketaatan sebagai muslim.
B. Saran
xii
DAFTAR PUSTAKA
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Ummat Islam Bagian 3, PT. Raja Grafindo Persada.
Jakarta, 2000.
Apipudin, SM, M.Hum, Islam di wilayah Asia Tenggara, Akbar Media Eka Sarana,
Jakarta, 2008.
http://ekosujadi-bintan.blogspot.com/2011/02/masuknya-islam-di-malaysia.html
diakses pada 27 Oktober 2021
xiii