You are on page 1of 24

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PRAKTIKUM III
ENZIM

OLEH

NAMA : SANIA SAPUTRI


NIM : BO421021
KLP/KLS : IV (empat)/Gizi A
ASISTEN : SUGIARTI

PROGRAM STUDI GIZI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS SULAWESI BARAT
MAJENE, 2022
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktikum Biokimia Gizi dengan judul bab praktikum “Enzim”


yang disusun oleh:
Nama : Sania Saputri
Nim : B0421021
Kelas : Gizi A
Kelompok : IV (empat)

Telah diperiksa oleh dosen/asisten dosen dan dinyatakan diterima/setuju;

Majene, 2022

Koordinator Asisten Asisten

Nurfila Sugiarti
NIM: H0317020 NIM:
H0319511
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dengan mengucapkan syukur kita panjatkan atas kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan kesempatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan “Laporan Praktikum Biokimia Gizi“ yang berisi tentang Enzim
serta macam-macam percobaan/uji yang telah dilakukan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen beserta asisten
dosen yang telah membantu kami dalam melakukan hasil pengujiaan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang telah membantu
baik langsung maupun tidak langsung.
Semoga laporan praktikum ini dapat memberikan pengetahuan serta
pemahaman yang luas kepada pembaca. Dalam hal ini, penulis membutuhkan
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun, guna terciptanya laporan
praktikum yang lebih baik di masa yang akan datang.
Terima kasih.

Wonomulyo, 27 Juni
2022

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN…………………………...……………………....i
KATA PENGANTAR……………………………………………………….…..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN…………………………………..…………………....iv
1.1 Latar belakang……………………………………………………...……....5
1.2 Tujuan percobaan………………………………………………………..…6
1.3 Prinsip percobaan…………………………………………………………..6
1.4 Manfaat percobaan…………………………………………………………6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………........…7
BAB III METODE PERCOBAAN…………………………………….………..8
3.1 Waktu dan tempat…………………….…………………………………..8
3.2 Alat dan bahan……………………………………………………………8
3.3 Prosedur kerja…………………………………………………………….9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………….……………….....10
4.1 Tabel pengamatan………………………………………………………10
4.2 Gambar hasil………………..…………………………………………..11
4.3 Pembahasan………………………………………………………….….12
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………….……………………………..13
5.1 kesimpulan……………………………………………………………..13
5.2 Saran…………………………………………………………………...14
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….….…15
DOKUMEN…………………………………………………………………….16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Enzim merupakan protein yang berfungsi sebagai katalisis untuk proses
biokmia. Suatu enzim dapat mempercepat reaksi 108 sampai 1011 kali lebih
cepat daripada tanpa melakukan katalis. Enzim dapat di produksi oleh
kelompok bakteri, salah satu jenis enzim yang memiliki peranan penting
dalam biokonversi limbah-limbah organik adalah enzim selulase,
mikroorganisme penghasil selulase dari kelompok bakteri menjadi pilihan
utama karena memiliki pertumbuhan yang cepat sehingga waktu yang di
butuhkan untuk memproduksi selulase menjadi pendek (Chasanah, 2013).
Enzim berasal dari kata in + zyme yang berarti sesuatu di dalam ragi.
Berdasarkan penelitian maka dapat disimpulkan bahwa enzim adalah suatu
ptotein yang berupa molekul-molekul besar. Pada enzim terdapat bagian
protein yang tidak tahan panas yaitu disebut dengan apoenzim, sedangkan
bagian yang bukan protein adalah bagian yang aktif dan diberi nama gugus
prostetik, biasanya berupa logam seperti besi, tembaga, seng, atau suatu bahan
senyawa organik yang mengandung logam. Apoenzim dan gugus prostetik
merupakan suatu kesatuan yang disebut holoenzim, tetapi ada juga bagian
enzim yang tidak menyatu. Bagian gugus protetik yang lepas kita sebut
koenzim, yang aktif seperti halnya gugus prostetik. Contoh koenzim adalah
vitamin misalnya: (vitamin B1, B2, B6, niasin dan biotin). (Kuhne, 2015).
Pada keadaan abnormal atau aktivitas berlebihan suatu enzimn dapat
menimbulkan penyakit. Analisis enzim dalam serum dapat digunakan untuk
diagnosis penyakit seperti: infarktus otot jantung, prostate, hepatitis, dan lain-
lain. Ditemukannya suatu enzim dalam darah dengan tingkat berlebihan sering
kali menunjukkan adanya kerusakan sel di dalam organ yang sakit. Penyakit
tertentu seperti hepatitis terinfeksi menyebabkan jaringan hati mengalami
kerusakan akibat infeksi. (kuhne, 2015).
1.2 Tujuan Percobaan
a. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas enzim
b. Membuktikan adanya enzim dalam suatu larutan.
c. Mengetahui aktivitas enzim dalam mengkatalisis substrat.
1.3 Prinsip Percobaan
a.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Enzim


Enzim merupakan katalis yang berperan dalam sistem biologis. Selain
ribosim, seluruh enzim merupakan protein globular. Enzim dikenal sebagai
katalis paling efektif karena dapat meningkatkan laju reaksi hingga 106-1012
kali dibandingkan reaksi yang tidak dikatalisis. Katalisis nonenzimatis hanya
dapat mempercepat laju reaksi 102-104 kali.
Enzim dikenal untuk pertama kalinya sebagai protein oleh Sumner pada
tahun 1926 yang telah berhasil mengisolasi urease. Urease adalah enzim yang
dapat menguaraikan urea menjadi CO2 dan NH3. Beberapa tahun kemudian
Notrhrop dan Kunitz dapat mengisolasi pepsin, tripsin, kimotripsin.
Selanjutnya makin banyak enzim yang telah dapat diisolasi dan telah
dibuktikan bahwa enzim tersebut adalah suatu protein (Botutihe, 2017).
2.2 Klasifikasi Dan Penamaan Enzim
Setiap proses biokimia yang terjadi dalam tubuh manusia menggunakan
katalis enzim tertentu. Untuk membedakannya maka tiap enzim diberi nama.
Secara umum nama tiap enzim disesuaikan dengan nama substrat dan diakhiri
dengan penambahan “Ase” di belakangnya. Contoh enzim urease merupakan
enzim yang mengkatalisis hidrolisis urea. Karena jumlah enzim sangat
banyak maka Commission on Enzymes of the International Union of
Biochemistry and Moleculalar Biology telah menetapkan klasifikasi dan
penamaan enzim secara sistematis. Enzim diklasifikasi dan dinamakan
berdasarkan reaksi kimia yang dikatalisis. Ada enam kelas utama reaksi yaitu:
oksidoreduktase, transferse, hidrolase, liase, isomerase, dan ligase
(Botutihe, 2017)
2.3 Karakteristik Enzim
Enzim merupakan katalis yang berbeda dibandingkan katalis kimia
(nonenzimatis). Salah satu sifat enzim adalah bekerja khas terhadap suatu
substrat tertentu. Ini sangat berbeda dengan katalis lain (bukan enzim) yang
dapat bekerja terhadap berbagai macam reaksi. Contohnya enzim urease
hanya bekerja terhadap urea sebagai subsratnya, namun ada juga enzim yang
berkerja lebih dari satu substrat namun enzim tersebut tetap mempunyai
kekhasan tertentu. Misalnya enzim esterase dapat menghidrolisis beberapa
ester asam lemak tetapi tidak dapat menghidrolisis jenis ester yang lain. Suatu
contoh kekhasanenzim lainnya adalah enzim arginase bekerja terhadap L-
arginin dan tidak terhadap D-arginin.
Suatu enzim dikatakan mempunyai kekhasan nisbi apabila ia dapat
bekerja terhadap beberapa substrat misalnya eterase dan D-asam amino
oksidase yang dapat bekerja D-asam amino dan L asam amino berbeda
kecepatannya. Suatu asam amino tertentu sebagai substrat dapat mengalami
berbagai reaksi dengan berbagai enzim. Misalnya enzim dekarboksilase
bekerja sebagai katalisis dari reaksi dekarboksilase, sedangkan enzim
transminase bekerja tehadap pemindahan gugus -NH2, walaupun keduanya
mempunyai koenzim yang sama yakni piridoksalfosfat (Botutihe, 2017)
2.4 Model Pengikatan Enzim-Substrat
Pada reaksi yang dikatalisis enzim, enzim berikatan dengan substrat
membentuk kompleks. Untuk dapat bekerja pada suatu zat atau substrat harus
ada hubungan atau kontak antara enzim dan substrat. Suatu enzim
mempunyai ukuran yang lebih besar daripada substrat. Oleh karena itu tidak
seluruh bagian enzim dapat berhubungan dengan substrat. Substrat mengikat
enzim melalui interaksi nonkovalen pada bagian tertentu enzim yang disebut
dengan sisi aktif (active site). Sisi aktif ini disebut juga sisi katalitik atau sisi
pengikatan substrat.
Sisi aktif enzim memiliki asam amino-asam amino dengan gugus
fungsional spesifik yang berfungsi untuk mengikat molekul substrat.
Hubungan hanya mungkin terjadi apabila sisi aktif mempunyai ruang yang
tepat untuk menampung substrat. Apabila substrat mempunyai bentuk atau
konformasi lain, maka tidak dapat berikatan dengan gugus-gugus spesifik
pada sisi aktif suatu enzim. Dalam hal ini enzim itu tidak dapat berfungsi
terhadap substrat. Hal ini menjelaskan mengapa tiap enzim mempunyai
kekhasan terhadap substrat tertentu. Hubungan atau kontak antara enzim
dengan substrat menyebabkan terjadinya kompleks enzim-substrat. Kompleks
ini merupakan kompleks yang aktif, yang bersifat sementara dan akan terurai
lagi apabila reaksi yang diinginkan telah terjadi.

ada dua model yang telah dikembangkan untuk menjelaskan proses


pengikatan substrat oleh enzim yaitu.
1. Model Kunci dan anak kunci (Lock and Key), dikemukakan oleh
Fischer. Model ini menganggap bahwa terdapat kesamaan bentuk
yang sangat mirip antara struktur substrat dan bentuk geometri dari
sisi aktif enzim.Substrat mengikat pada suatu bagian enzim yang
berkomplemen dengan strukturunya seperti layaknya kunci dan
gembok.
2. Model Induksi pas (Induced-fit), diajukan oleh Daniel Koshland.
Merupakan model yang luwes karena sisi aktif enzim bukan
merupakan struktur yang kaku. Pengikatan substrat dapat
menginduksi perubhan konformasi sisi aktif hingga mencapai
kedudukan yang tepat agar enzim dan substrat membentuk ikatan. Jadi
sisi aktif enzim mempunyai bentuk tiga dimensi yang berbeda
sebelum dam setelah mengikat substrat. (Botutihe, 2017).
2.5 Kinetika Enzim
Kinetika enzim merupakan perhitungan kuantitatif dari kecepatan reaksi
katalisis enzim dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Keseimbangan
aktifitas enzim ini penting untuk mempertahankan homeostasis. Pemahaman
mengenai kinetika enzim penting untuk memahami stress fisiologi seperti
anoksia, asidosis/alkalosis metabolik, toksin dan obat farmakologi yang
mempengaruhi keseimbangan enzim tersebut. Dalam keadaan sebenarnya,
pada makhluk hidup dalam suatu saat tertentu jumlah suatu enzim nisbi tetap,
sedangkan jumlah substrat yang harus diolah berubah-ubah sesuai dengan
proses metabolisme. (Wahyuni, 2017)

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu Dan Tempat


Hari/Tanggal : Senin/27 Juni 2022
Waktu : 08.00-12.00 WITA
Tempat : Laboratorium Biologi Dasar, Laboratorium Terpadu
Universitas Sulawesi Barat.
3.2 Alat Dan Bahan
a. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
1.) Enzim katalase (ekstrak hati ayam)
2.) Hidrogen peroksida (H2O2)
3.) Alat pemanas dan alat pendingin (es batu)
4.) Tabung reaksi
5.) Gelas kimia 1000 ml
6.) Pipet ukur
7.) Pipet tetes.
b. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
1.) Hidrogen peroksida (H2O2)
2.) Enzim katalase (ekstrak hati ayam)
3.) Larutan HC1 0,4%, pH= 1
4.) Aquades, pH = 7
5.) Larutan Na2CO3 1%, pH = 9
6.) Tabung reaksi
7.) Pipet ukur
8.) Rak tabung
9.) Pipet tetes
c. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim
1.) Hidrogen peroksida (H2O2)
2.) Enzim katalase (ekstrak hati ayam )
3.) Tabung reaksi
4.) Pipet ukur
5.) Pipet tetes
d. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.
1.) Hidrogen peroksida (H2O2)
2.) Enzim katalase (ekstrak hati ayam)
3.) Tabung reaksi
4.) Pipet ukur
5.) Pipet tetes
6.) Rak tabung.
3.3 Prosedur Kerja
a. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

2. Tabung 1 masukkan ke dalam


gelas freezer (berisi es batu) 5. amati
1. Siapkan 3 Tabung 2 simpan pada suhu gelembun
tabung reaksi kamar g yang
yang bersih terbentuk.
kemudian isi Tabung 3 masukkan ke dalam
dengan 2 ml penangas mendidih.
enzim katalase 3. Diamkan 4. Tambahkan 2 ml larutan
selama 15 hidrogen peroksida pada
menit masing-masing tabung.

b. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim


2. kemudian isilah tabung 5. Tambahkan 2
pertama dengan 2 ml ml hidrogen
larutan HC1 0,4%, peroksida
Tabung kedua isilah
1. Sediakan 3 dengan 2 ml aquades. dan 6. Amati
tabung reaksi tabung ketiga dengan 2 perubahan warna
yang bersih. ml Na2CO3 1% yang terjadi.
3. Tambahkan 4. Diamkan
masing-masing 2 selama 15
ml enzim menit.

c. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim

4. kemudian
diamkan
2. Kemudian pada tabung
beberapa menit
1, 2, dan 3 isilah dengan
enzim katalase sebanyak:
1. siapkan 3 0,5, 1,5, dan 3 ml 5. Amati
tabung reaksi gelembung
yang bersih yang dihasilkan
3. Tambahkan
larutan hidrogen
peroksida
sebanyak 2ml

d. Pengaruh konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.


4. Kemudian
diamkan selama 15
2. kemudian isilah menit.
dengan larutan
peroksida: 1ml, 5. catat dan amati
3ml, 5ml, dan 7ml gelembung yang
1. Siapkan 4 dihasilkan.
tabung reaksi
yang bersih
3. Tambahkan ke dalam
tiap tabung enzim
katalase sebanyak 1ml

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


a. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Nomor Suhu Amatan Gelembung
Tabung (oC) +/- Jumlah Gelembung
1 0 + +++
2 25-30 + +++
3 100 + +

b. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim


Nomor pH Amatan Gelembung
Tabung +/- Jumlah Gelembung
1 1,0 + +
2 7,0 + +++
3 9,0 + ++

c. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim


No Konsentrasi Konsentrasi Amatan Gelembung
substrat enzim +/- Jumlah Gelembung
1 2 ml 0,5 ml + +
2 2 ml 1,5 ml + ++
3 2 ml 3 ml + +++

d. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim


No Konsentrasi Konsentrasi Amatan Gelembung
substrat enzim +/- Jumlah gelembung
1 1 ml 1 ml + Sedikit
2 3 ml 1 ml ++ Sedikit banyak
3 5 ml 1 ml +++ banyak
4 7 ml 1 ml ++++ Banyak sekali

4.2 Gambar Hasil


a. Pengaruh Suhu Terhadap Aktivitas Enzim
Sebelum uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 0o C
2. Tabung 2, 25-30o C
3. Tabung 3, 100o C

1 2 3
Sesudah uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 0o C
2. Tabung 2, 25-30o C
3. Tabung 3, 100o C

1 2 3

b. Pengaruh pH Terhadap Aktivitas Enzim


Sebelum uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, Aquades
2. Tabung 2, HC1 0,4%
3. Tabung 3, Na2CO3

1 2 3
Sesudah uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, H2O2
2. Tabung 2, H2O2
3. Tabung 3, H2O2

1 2 3

c. Pengaruh Konsentrasi Enzim Terhadap Aktivitas Enzim


Sebelum uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 0,5 ml
2. Tabung 2, 1,5 ml
3. Tabung 3, 3 ml

1 2 3
Sesudah uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 0,5 ml
2. Tabung 2, 1,5 ml
3. Tabung 3, 3 ml

1 2 3

d. Pengaruh Konsentrasi Substrat Terhadap Aktivitas Enzim


Sebelum uji percobaan
Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 1 ml
2. Tabung 2, 3 ml
3. Tabung 3, 5 ml
4. Tabung 4, 7 ml
1 2 3 4
Sesudah uji percobaan

Gambar Keterangan
1. Tabung 1, 1 ml
2. Tabung 2, 3 ml
3. Tabung 3, 5 ml
4. Tabung 4, 7 ml

1 2 3 4

4.3 Pembahasan
a. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim
Berdasarkan hasil pengamatan dari uji pengaruh suhu terhadap
aktivitas enzim yaitu tabung satu suhu 0 oC (es) didiamkan selama
15 menit, memperoleh banyak gelembung karena suhunya sangat
rendah. Aktivitas enzim dapat terhenti secara reversibel.
Selanjutnya pada tabung dua suhu 25-30oC (suhu kamar)
didiamkan selama 15 menit memperoleh banyak gelembung karena
suhunya optimum dan kecepatan reaksi enzimatis berlangsung
maksimal. Dan yang terakhir pada tabung tiga suhu 100o (air
mendidih) didiamkan selama 15 menit memperoleh sedikit
gelombang, karena pada suhu tinggi enzim akan mengalami
denaturasi sehingga aktivitas kata litiknya terhenti.
b. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim
Berdasarkan hasil pengamatan dari uji pengaruh ph terhadap
enzim yaitu pada tabung satu dimasukkan larutan H2O2 yang
hasilnya di dapatkan pergerakan basahnya lebih cepat namun
sedikit gelembung. Sehingga pH dapat mempengaruhi aktivitas
enzim. Selanjutnya pada tabung dua dimasukkan larutan H2O2 yang
hasilnya reaksi pergerakan basa lebih cepat dan gelembung yang
dihasilkan lebih banyak dibandingkan dengan tabung satu sehingga
ph mempengaruhi aktivitas enzim. Dan yang terakhir pada tabung
tiga reaksi pergerakan busanya lambat tetapi mengasilkan
gelembung yang banyak sehingga derajat (pH) mempengaruhi
aktivitas enzim.
c. Berdasarkan hasil pengamatan dari uji pengaruh konsentrasi
enzim terhadap aktivitas enzim yaitu pada tabung satu hasil
gelembung yang didapatkan lebih sedikit. Selanjutnya tabung ke
dua jumlah gelembung yang didaptkan lebih banyak atau kategori
sedang dibandingkan dengan tabung satu. Dan yang terakhir
tabung pada tabung tiga jumlah gelembung yang didapatkan lebih
banyak dibandingkan dengan tabung satu dan dua.
d. Berdasarkan hasil pengamatan dari uji pengaruh konsentrasi
substrat terhadap aktivitas enzim yaitu pada tabung reaksi yang
berisi 1 ml konsentrasi enzim menghasilkan jumlah gelembung
yang sedikit karena sebanding isi konsentrasi enzim dan substrat
dalam tabung reaksi. Selanjutnya pada tabung reaksi yang berisi 3
ml konsentrasi enzim menghasilkan jumlah gelembung sedikit
lebih banyak dari tabung reaksi yang berisi hanya 1 ml konsentrasi
substrat. Pada tabung reaksi yang berisi 5 ml konsentrasi substrat
dan 1 ml konsentrasi enzim menghasilkan jumlah gelembung
banyak dibandingkan dengan tabung reaksi yang berisi 1 ml dan 3
cm konsentrasi substrat. Dan yang terakhir tabung reaksi yang
berisi 7 ml konsentrasi substrat dan konsentrasi enzim mengasilkan
jumlah gelembung lebih banyak dibandingkan dengan tabung
reaksi sebelumnya konsentrasi substrat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 kesimpulan
a. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim adalah tabung 1 memperoleh
gelembung pada suhu sangat rendah sehingga aktivitas enzim dapat
terhenti. Sedangkan tabung 2 suhu 25-30 oC memperoleh banyak
gelembung karena pada suhu optimum, kecepatan reaksi enzimatis
berlangsung maksimal. Dan pada tabung 3 dengan suhu 100 oC
memperoleh sedikit gelembung karena pada suhu tinggi enzim akan
mengalami denatursi sehingga aktivitas kata titiknyan terhenti.
b. Pergerakan busanya lebih cepat namun sedikit gelembung sehingga
ph dapat mempengaruhi aktivitas enzim. Pada tabung 2 hasil yang
didapatkan adalah reaksi pergerakan busa lebih cepat sehingga
gelembung yang dihasilkan lebih banyak sehingga ph mempengaruhi
aktivitas enzim, sedangkan tabung 3 mendapatkan hasil reaksi
pergerakan busa yang lambat tetapi menghasilkann gelembung yang
banyak sehingga derajat keasaman ph mempengaruhi aktivitas
enzim.
c. Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim percobaan
yang telah dilakukan dapat dilihat dari percobaan gelembung yang
dihasilkan yaitu semakin bertambahnya konsentrasi enzim secara
bertingkat akan menaikkan kecepatan reaksi enzim dengan kata lain
semakin tinggi pula aktivitas enzim dalam memecah substrat yang
dikatalisis.
d. pengaruh konsentarsi substrat terhadap aktivitas enzim yaitu
semakin banyaknya penambahan konsentrasi substral akan
menaikkan kecepatan reaksi entimatis yang ditandai dengan
bertambhanya gelembung pada tabung reaksi.

5.2 Saran
1. Saran untuk praktikan
Agar kiranya selalu memperhatikan penjelasan serta arahan dari
Asisten agar memperoleh hasil yang baik.
2. Saran untuk asisten
Diharapkan selalu memberikan arahan kepada praktikan agar bisa
memahami prosedur kerja praktikum yang diberikan.
3. Saran untuk laboratorium
Diharapkan agar bisa memperbaiki keran air serta melaporkannya
kepada pengurus laboratorium
.
DAFTAR PUSTAKA

Yandri, N Nadila, 2020- Peningkatan Keastabilan Enzim Amilase Dengan


Penambahan gliserol
https://jurnal.fmipa.unila.ac.id/analit/article/download/2684/1868
Ischak, N. Salimi, 2017- Buku Ajar Biokimia Dasar
https://repository.ung.ac.id/get/karyailmiah/8423/Buku-Biokimia-Dasar-
Wahyuni, S 2017- Biokimia Enzim Dan Karbohidrat
http:/jurnal.stikesaisyiyapalembang.ac.id/index.php/JAM/article/donwload
DOKUMENTASI

1. Pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim

You might also like