Professional Documents
Culture Documents
Laporan TTL Daniel Alexander 210018044
Laporan TTL Daniel Alexander 210018044
Oleh :
Disusun oleh
ii
KATA PENGANTAR
Bak pepatah tak ada rotan akar pun berguna, mudah-mudahan buku ini berguna
bagi praktikan dan juga sebagai pemacu untuk penyempurnaan laboratorium yang
ada.
Daniel Alexander
210018044
iii
DAFTAR ISI
iv
3. ALAT – ALAT ....................................................................................... 41
4. CIRI – CIRI MESIN ............................................................................... 41
5. TEORI SINGKAT .................................................................................. 42
6. PROSES PERCOBAAN ......................................................................... 43
7. PERTANYAAN – PERTANYAAN ....................................................... 43
8. DATA HASIL PERCOBAAN ................................................................ 44
9. ANALISA DATA / PERHITUNGAN .................................................... 45
10. JAWABAN PERTANYAAN................................................................ 47
11. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 48
BAB V PERCOBAAN UNIT 13 PEMBANGKIT SINKRON BERBEBAN 49
1. JUDUL PERCOBAAN ........................................................................... 49
2. MAKSUD PERCOBAAN ...................................................................... 49
3. ALAT – ALAT ....................................................................................... 49
4. CIRI – CIRI MESIN ............................................................................... 49
5. TEORI SINGKAT .................................................................................. 50
6. PROSES PERCOBAAN ......................................................................... 52
7. PERTANYAAN – PERTANYAAN ....................................................... 52
8. DATA HASIL PERCOBAAN ................................................................ 52
9. ANALISA DATA / PERHITUNGAN .................................................... 54
10. JAWABAN PERTANYAAN................................................................ 55
11. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 55
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 57
LAMPIRAN ..................................................................................................... 58
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR TABEL
vi
BAB I
PERCOBAAN UNIT 5
MOTOR INDUKSI SATU PHASE
1. JUDUL PERCOBAAN
Membalik putaran motor induksi satu phase dan karakteristik tanpa beban.
2. MAKSUD PERCOBAAN
Mengetahui cara membalik putaran motor induksi satu phase dan karakteristik
tanpa beban nya.
3. CIRI-CIRI MESIN
Mesin yang diselidiki adalah : Motor induksi satu phase kapasitor start :
RPM : 1426 Volt : 110/220 Amp. Hp : 1 2
Hz. : 50 Kutub : 4 C : 250 uF Ins : B
Pada motor induksi satu phase tidak dihasilkan medan putar seperti halnya
motor induksi phase. Prinsip kerja motor induksi satu phase berdasarkan teori
medan berputar maju dan mundur. Kalau rotor diputar, rotor menghasilkan
medan lintang terhadap medan stator dalam ruang dan waktu sehingga ada kopel
dan motor berputar terus. Untuk menghasilkan kopel awal pada motor induksi
phase tunggal ditempuh beberapa cara : cara 7motor induksi secara prinsip adalah
merubah polaritas kumparan bantu terhadap kumparan utamanya.
7
Gambar 1.1 Untai percobaan
5. PERTANYAAN-PERTANYAAN
8
7. PROSES PERCOBAAN
8. HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
a. Putar kanan : 20 volt berputar
f : 50 Hz
Tegangan Arus
Pengamatan Putaran
sumber masuk
Ke ( rpm )
( Volt ) ( Ampere )
1 0 0 0
2 30 0,24 1490
3 60 0,58 1497
4 90 0,94 1497
5 120 1,15 1497
6 150 1,5 1496
7 180 1,9 1498
8 210 2,45 1498
dst 220 2,85 1495
9
2,85
b. Putar kiri
f : 50 Hz
2. Grafik Percobaan
a. Putar kanan
10
b. Putar kiri
11
Gambar 1.5 Grafik antara putaran dan tegangan
9. ANALISA DATA/PERHITUNGAN
1. Putar Kanan
A. U = 0 V I = 0 A
U = 0 x 0 = 0 VA
B. U =30 V I = 0,24 A
U = 30 x 0,24 = 7,2 VA
C. U = 60 V I = 0,58 A
U = 60 x 0,58 = 34,8 VA
D. U = 90 V I = 0,94 A
U = 90 x 0,94 =84,6 VA
E. U = 120 V I = 1,25 A
U = 90 x 1,25 = 112,5 VA
F. U = 150 V I = 1,5 A
U = 150 x 1,5 = 225 VA
G. U = 180 V I = 1,9 A
U = 180 x 1,9 = 342 VA
12
H. U = 210 V I = 2,45 A
U = 210 x 2,45 = 514,5 VA
I. U = 220 V I = 2,85 A
U = 220 x 2,85 = 627 VA
2. Putar Kiri
A. U = U = 0 V I = 0 A
U = 0 x 0 = 0 VA
B. U =30 V I = 0,24 A
U = 30 x 0,24 = 7,2 VA
C. U = 60 V I = 0,58 A
U = 60 x 0,58 = 34,8 VA
D. U = 90 V I = 0,88 A
U = 90 x 0,88 = 79,2 A
E. U = 120 V I = 1,25 A
U = 120 x 1,25 = 150 VA
F. U = 150 V I = 1,5 A
U = 150 x 1,5 = 225 VA
G. U = 180 V I = 1,9 A
U = 180 x 1,9 = 342 VA
H. U = 210 V I = 2,45 A
U = 210 x 2,45 = 514,5 VA
I. U = 220 V I = 2,85 A
U = 220 x 2,85 = 627 VA
14
2. Motor universal adalah motor arus bolak balik , konstruksi maupun
karakteristik motor universal sama dengan motor arus searah.
Motor universal banyak digunakan pada peralatan listrik dengan ukuran
kecil dan sedang, seperti Vacuum Cleaner, bor tangan, mixer dan sejenisnya.
Aplikasi motor universal untuk mesin jahit, untuk mengatur kecepatan
dihubungkan dengan tahanan geser dalam bentuk pedal yang ditekan dan
dilepaskan.
Untuk membalik putaran motor pada motor universal dapat dikerjakan
dengan cara yaitu :
a. Membalik arah arus penguat dengan arah arus jangkar yang tetap.
b. Membalik arah arus jangkar dengan arah arus penguat yang tetap.
1. Kesimpulan
Dari percobaan diatas maka dapat disimpulkan : Untuk menghasilkan kopel
awal pada motor induksi phase tunggal ditempuh beberapa cara : Cara
mekanis, sebagai AC komutator motor dengan kumparan bantu. Untuk
membalik putaran motor induksi secara prinsip adalah merubah polaritas
kumparan bantu terhadap kumparan utamanya.
2. Saran
Semoga apa yang kita dapat saat praktikum ini, dapat menambah wawasan
kita dan kita harus lebih teliti lagi dalam menggunakan alat – alat ukur.
15
BAB II
PERCOBAAN UNIT 4
TRANSFORMATOR 1 FASE BERBEBAN
1. JUDUL PERCOBAAN
4. TEORI SINGKAT
𝑜2−2
Regulasi Tegangan ( VR ) down = × 100 %
𝑜2
Atau :
𝑜2−2
Regulasi Tegangan ( VR ) Up = × 100 %
𝑜2
16
Dengan :
𝑜2 = Tegangan sekunder pada kondisi tanpa beban
2 = Tegangan sekunder kondisi berbeban
Dengan :
100 2 2 100 1 1
cos = % esistip drop = =
2 𝑜1
100 2 2 100 1 1
cos = % reactive drop = =
2 𝑜1
2 = 2 + 2 = 2 + R1/2
2 = 2 + 2 = 2 + X1/2
EFISIENSI TRANSFORMATOR
Efisiensi transformator adalah perbadingan daya keluaran (output )
dibagi daya masukan ( input ).
Bila antara daya masukan dan daya keluaran ada perbedaan, maka
perbedaan tersebut merupakan jumlah rugi – rugi dari trafo tersebut, jumlah
rugi – rugi adalah rugi – rugi inti yang besarnya konstann ditambah dengan
rugi – rugi tembaga yang besarnya tergantung dengan besarnya beban.
17
Besaran efisiensi dapat dinyatakan dalam ( % ).
Dengan :
Pi = Daya input
Pr = Daya rugi – rugi
Po = Daya output
Efisiensi = = × 100 %
𝑜
= × 100 %
+
Bila trafo dengan beban 2, Tegangan sekunder 2 dan faktor dayabeban cos 2
2 2 cos 2
Efisiensi = = × 100 %
2 2 cos 2 +
18
Besar rugi –rugi inti bisa dihitung dengan persamaan :
a) ℎ = ............. Watt
Dengan :
Ph : Rugi – rugi histeritis
: Tetapan besanya tergantung jenis bahan inti dan satuan yang
dipakai
: Massa inti
: Keapatan inti
: frekuensi
: Rapat fluks maksimum
: 1,6 untuk tetapan steinmetzxs
b) = 2
2
2 ........................Watt
2 2 cos 2
Efisiensi = × 100 %
2 2 cos 2+ 22 2 +ℎ
19
5. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Apa keperluan untuk mengetahui besar regulasi tegangan dan apa arti
besar kecilnya harga ini.
2. Apa yang mempengaruhi besar kecilnya regulasi tegangan.
3. Apa usaha untuk mempebaiki efisiensi trafo.
6. PROSES PERCOBAAN
a. Menentukan regulasi :
Dari pecobaan unit 4 dapat diketahui Re, Xe dan juga Ze dari percobaan
unit 4 diketahui rugi – rugi inti Pc
1. Buat untai seperti test tanpa beban dan ukur tegangan terminal
sekunder
2. Sisi sekunde diberi beban, pada untai dipasang Volt meter dan ampe
meter kalau ada cos meter catatlah penunjukan meter padaberbagai
beban kerja ( rutsd )
3. Hitung besar regulasi trafo.
20
Gambar 2.1 Hubungan percobaan menentukan efisiensi dengan cara oposisi
Pc mengukur rugi-rugi inti, Pcu mengukur rugi - rugi tembaga auto trafo kalau
untai yang dihubungkan sudah betul, sambungkan kesumber listrik sedangkan auto
trafo dipasang pada output nol, selanjutnya beban ditambah. Catat hasil
pengamatan, buatlah kurva hubungan efisiensi dengan beban.
1. Transformator Step Up
Sisi Primer = Sisi TR
Sisi Sekunder = Sisi TT
21
Tabel 2.1 Transformator Step Up
22
8. ANALISA DATA / PERHITUNGAN
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = 221 = 0,49
𝑉2
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
220 −110
= × 100 % = 0,5 %
220
Efisiensi transformator :
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 0,4 = 220 x 0
= 44 Watt = 0 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
44
𝜂= × 100 % = 0%
0
23
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = = 0,5
𝑉2 220
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
220 −110
= × 100 % = 50 %
220
Efisiensi transformator :
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 1,5 = 220 x 0,62
= 165 Watt = 136,4 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
136,4
𝜂= × 100 % = 82,6 %
165
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = = 0,50 %
𝑉2 220
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
220 −110
= × 100 % = 0,50 %
220
Efisiensi transformator : 24
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 2,4 = 220 x 1,15
= 112,4 W = 253 W
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
253
𝜂= × 100 % = 22,5 %
112,4
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = = 0,52
𝑉2 210
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
210 −110
= × 100 % = 0,47 %
210
Efisiensi transformator :
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 3,6 = 210 x 1,7
= 396 Watt = 357 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
357
𝜂= × 100 % = 90,5 %
396
25
Pada beban 600 watt
I1 = 5 Ampere V1 = 110 Volt
I2 = 2,5 Ampere V2 = 200 Volt
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = = 0,55
𝑉2 200
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
200 −110
= × 100 % = 0,45 %
200
Efisiensi transformator :
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 5 = 200 x 2,5
= 550 Watt = 500 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
500
𝜂= × 100 % = 90,9 %
550
26
Pada beban 750 watt
I1 = 5,8 Ampere V1 = 110 Volt
I2 = 2,9 Ampere V2 = 200 Volt
Perbandingan tranformasi :
𝑉1 110
(𝑎 ) = = = 0,55
𝑉2 200
Regulasi tegangan :
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
200 −110
= × 100 % = 0,45 %
200
Efisiensi transformator :
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 110 x 5,8 = 200 x 2,9
= 638 Watt = 580 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
580
𝜂= × 100 % = 90,9 %
638
Perbandingan tranformasi
𝑉1 220
(𝑎) = = =2
𝑉2 110
Regulasi tegangan :
27
𝑜𝑉2 −𝑉2
VR = × 100 %
𝑜𝑉2
110−220
= × 100 % = - 101 %
110
Perbandingan tranformasi
𝑉 220
(𝑎 ) = 1 = =2
𝑉2 110
Regulasi tegangan :
𝑜2−2
VR = × 100 %
𝑜2
110 −220
= × 100 % = -1,0 %
110
Perbandingan tranformasi
𝑉1 220
(𝑎 ) = = =2
𝑉2 105
Regulasi tegangan :
𝑜2−2
VR = × 100 %
𝑜2
105- −220
= × 100 % = -1,0 %
105
28
Perbandingan tranformasi
𝑉 220
(𝑎 ) = 1 = =2
𝑉2 105
Regulasi tegangan :
𝑜2−2
VR = × 100 %
𝑜2
105 −220
= × 100 % = -1,0 %
105
Perbandingan tranformasi
𝑉 220
(𝑎 ) = 1 = =2
𝑉2 105
Regulasi tegangan :
𝑜2−2
VR = × 100 %
𝑜2
105 −220
= × 100 % = -1,0 %
105
Perbandingan tranformasi
𝑉 220
(𝑎 ) = 1 = =2
𝑉2 105
29
Regulasi tegangan :
𝑜2−2
VR = × 100 %
𝑜2
105 −220
= × 100 % = -1,07 %
105
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0 = 110 x 0
= 0 Watt = 0 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
0
𝜂 = × 100 % = 0%
0
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0,44 = 110 x 0,49
= 96,8 Watt = 53,9 Watt
30
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
53,9
𝜂= × 100 % = 55,6% %
96,8
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0,42 = 105 x 0,44
= 92,4 Watt = 46,2 Watt
0
= × 100 %
92,4
= × 100 % = 0,20 %
46,2
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0,54 = 105 x 0,81
= 118,4 Watt = 85,05 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
118,4
𝜂= × 100 % = 1,39%
85,05
31
Pada beban 400 watt
Efisiensi transformator :
I1 = 0,65 Ampere
I2 = 1,0 Ampere
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0,65 = 105 x 1,0
= 143 Watt = 105 Watt
𝑃0
𝜂= × 100 %
𝑃𝑖
105
𝜂= × 100 % = 0,73%
143
Pi = V1 x I1 Po = V2 x I2
= 220 x 0,76 = 105 x 1,25
= 167,2 Watt = 131,25 Watt
0
= × 100 %
131,25
= × 100 % = 0.78 %
167,25
32
9. JAWABAN PERTANYAAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan dan analisa data tersebut diatas serta teori yang ada maka dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut :
a. Terlihat dari data – data yang diperoleh bahwa pada trafo step – up arus yang
mengalir pada sisi sumber atau sekunder akan lebih besar dari arus yang
mengalir pada sisi primer atau sisi beban.
b. Untuk trafo step – up arus yang mengalir pada masing-masing pembebanan
akan selalu berubah tergantung dari besaran daya yang terpasang.
c. Berdasarkan trafo step – down arus yang mengalir pada sisi sumber atau sisi
primer akan lebih kecil dari arus yang mengalir pada sisi beban atau sisi
sekunder sehingga hal ini akan menyebabkan daya yang diberikan kebeban
akan kecil.
d. Pada setiap trafo apabila sisi beban belum diberi tegangan maka tidak ada arus
yang mengalir, arus hanya ada pada sisi beban.
33
2. Saran
Semoga apa yang kita dapat saat praktikum ini dapat bermanfaat bagi kita
semua di kemudian hari. Dan pada saat praktikum kita harus teliti dalam
menggunakan alat ukur.
34
BAB III
PERCOBAAN UNIT 6
MENGUJI WATAK HUBUNG SINGKAT
PEMBANGKIT SINGKRON
1. JUDUL PERCOBAAN
2. MAKSUD TUJUAN
3. ALAT-ALAT
4. CIRI-CIRI MESIN
35
Hz 50
V-exc : 2,5
I : 4 Ampere
I – exc 2
5. TEORI SINGKAT
Rf : Tahanan medan
Ef : Sumber tegangan medan
6. PROSES PERCOBAAN
36
3. Pengaturan lf dilakukan dengan mengatur tegangan sumber medan
pemacu ( batas maksimum 800 miliampere / kenaikan 80 mA )
4. Harga maksimum jangan dilampaui
5. Catat hasil percobaan pada tabel
7. PERTANYAAN-PERTANYAAN
8. HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
Rpm = 1500 f = 50 Hz
If maks = 1.6 Ampere
37
2. Grafik percobaan
9. ANALISA PERHITUNGAN
Percobaan ke :
a. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 0,28 (If) = (0) = 0 A
b. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 1,2 (If) = (0.2) = 0,24 A
c. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 1,95 (If) = (0.4) = 0.78 A
d. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 2,8 (If) = (0.6) = 1,68 A
38
e. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 3,6 (If) = (0.8) = 28,8 A
f. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 4,25 (If) = (1.0) = 4,25 A
g. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 5,6 (If) = (1.2) = 6,72 A
h. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 6,4 (If) = (1.4) = 8,96 A
i. Di ketahui ; Isc = Ia = V; If =
Isc = 7,1 (If) = (1.6) = 11,36 A
39
11. KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Dari percobaan tesebut dapat kita simpulkan :
a. Kurva karakteristik hubung singkat menggambarkan hubungan antara arus
penguatan ( If ) dan arus hubungan singkat (His), pada putaran sinkron,
terminal input generator hubungan singkat.
b. Dalam keaadan hubungan singkat ini, maka penguatan arus yang mengalir
hanya tekanaan belitan serta reaktansi belitan dan reaktansi jangkar.
c. Penambahan arus hubung singkat kemudian sebanding dengan penambahan
arus penguatan.
B. Saran
Semoga apa yang kita dapat saat praktikum ini, dapat menambah wawasan kita
dan kita harus lebih teliti lagi dalam menggunakan alat – alat ukur.
40
BAB IV
PERCOBAAN UNIT 7
PEMBANGKIT SINGKRON
1. JUDUL PERCOBAAN
2. MAKSUD PERCOBAAN
3. ALAT – ALAT
1. Amperemeter dc
2. Volt meter AC untuk mengukurbtegangan terminal
3. Tachometer
41
5. TEORI SINGKAT
Keterangan :
Ef : Tegangan DC pemacu kumparan medan
Rf : Kumparan medan
Eo : Tegangan terminal tanoa beban/terbuka
Watak tanpa beban pembangkit sinkron yang akan di selidiki di buat pada aarus
pemacu mekani sampai Eo maksimum dan di turunkan lagi sampai If – nol.
Karena adanya rugu histeris maka kedua keadaan tersebut tidak dapat behimpit.
Luas bidang di antara kedua garis tersebut menatakan besarnya garis rugi histeris
yang tergantung darinbeban magnet mesin.
42
Bila mesin pernah di uji coba umumnya pada If = 0 sudah ada tegangan karena
adanya sifat remanensi.
6. PROSES PERCOBAAN
7. PERTANYAAN – PERTANYAAN
43
8. DATA HASIL PERCOBAAN
1. Data Percobaan
U = U ( If )
Arus pemacu
Arus pemacu Tegangan Tegangan
Pengamatan If
If U-V U-V
ke (ampere)
(ampere) (volt) (volt)
1 0 10 1.6 25
2 0.2 55 1.4 75
3 0.4 115 1.2 130
4 0.6 165 1.0 180
5 0.8 210 0.8 220
6 1.0 240 0.6 260
7 1.2 290 0.4 300
8 1.4 320 0.2 320
9 1.6 340 0 340
44
2. Grafik percobaan
2. Diketahui : U = 52 ; If = 0,2
U = U (If ) = 55 ( 0,2 ) = 11,0 VA
45
6. Diketahui : U = 230 ; If = 1.0
U = U (If ) = 240 ( 1.0 ) = 240 VA
46
7. Diketahui : U = 130 ; If = 0.4
U = U (If ) = 130 ( 0.4 ) = 52 VA
8. Diketahui : U = 79 ; If = 0.2
U = U (If ) = 75 ( 0.2 ) = 15 VA
9. Diketahui : U = 19 ; If = 0
U = U (If ) = 25 ( 0 ) = 0 VA
47
11. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat kita simpulkan :
a. Pada putaran generator ns = 0, If = 0 telah timbul tegangan remanensi Er
sebesar 10 volt ( ± 5 % tegangan nominal ) yang berasal dari fluksi sisa
kemanitan (remaniensi ) kutub generator
b. Penambah If akan menaikkan tegangan output generator secara garis lurus
(linier).
c. Penambahan fluksi kutub sebanding dengan penambahan arus penguat
berada pada atas garis, seangkan di bawah garis penambahan fluksi kutub
tidak sebanding dengan penambahan arus penguatan.
2. Saran
Saran saya adalah semoga kita dapat menerapkan apa yang sudah kita dapat
pada saat praktikum ini semoga dapat bermanfaat dikemudian hari.
48
BAB V
PERCOBAAN UNIT 8
PEMBANGKIT SINKRON BERBEBAN
1. JUDUL PERCOBAAN
2. MAKSUD PERCOBAAN
a. Dapat menentukan besar tegangan terminal sebagai fungsi arus beban pada
putaran dan pf konstan.
b. Mahasiswa dapat menentukan besar tegangan termal sebagai fungsi arus
medan pada arus beban dan pf konstan.
3. ALAT – ALAT
Adapun alat – alat atau bahan yang digunakan yang digunakan dalam
melaksanakan percobaan adalah :
1. Amperemeter DC unuk ukur arus medan
2. Amperemeter AC untuk ukur arus beban
3. Voltmeter AC untuk ukur tegangan terminal
4. Tachometer
5. PF meter dan frekuensi meter
49
KVA : 6,25
Cos Q : 0,8
V 400
Pole 4
Rpm 1500
Hz 50
V-exc 24
I – exc 2
5. TEORI SINGKAT
50
Gambar 5.2 Liku waktu luar pembangkit sinkron
51
Keterangan :
Liku ONR: liku tanpa beban
Liku POP : liku beban penuh
A : reaksi jangkar
U : tegangan nominal
FR : tegangan nominal terbuka, If = 0
RS : penurunan teg karena reaksi jangkar
NQ : Ixa : rugi teg pada reaktrans jangkar.
Jika pembangkit di hubung beban induktif mrni akan diperoleh liku FoP
Teori lain dapat dibaca pada buku / catatan kuliah
6. PROSES PERCOBAAN
7. PERTANYAAN – PERTANYAAN
1. Data percobaan
52
Tabel 5.1 Pembangkit sinkron berbeban
2. Grafik percobaan
a. Grafik berbeban
53
9. ANALISA DATA / PERHITUNGAN
i. Diketahui : U = 300 ; Ia = 3
U = U (Ia ) = 300 (3) = 900 VA
54
10. JAWABAN PERTANYAAN
1. Kesimpulan
Dari percobaan tersebut dapat kita simpulkan bahwa :
a. Karakteristik bebeban generator sinkron mengambarkan hubungan antara
tegangan output generator dan arus penguat pada putaran dan arus output
generator tetap.
55
b. Kure karakteristik berbeban pada cos Q=0 terbelakang seakan-akan sejajar
dengan karakteristik beban nol.
c. Kurve karakteristik berbeban pada cos Q = 0 terbelakang sebesarnya dapat
dicari dengan menggeserkan kurva beban nolnya yang mendapat pengaruh
dari reaksi jangkar terhadap penurunan tegangan.
2. Saran
Saran saya semoga alat – alat ukur yang di bengkel harus diperlengkap
lagi karena yang melaksanakan praktikum terlalu banyak mahasiswa jadi
harus dibagi kelompok, apabila melakukan pengukuran pada suatu
rangkaian listrik terjadi kekurangan alat ukur
56
DAFTAR PUSTAKA
Arsyad ST, 2010 “ Buku Panduan Praktikum Mesin Listrik “ Sekolah Tinggi
Teknologi Nasional Yogyakarta.
Sumanto, Drs., MA, 1996 “ Mesin Sinkron Generator Sinkron Motor Sinkron
“, Andi Offset, Yogyakarta.
Zuhal, Ir., 2000 “ Dasar Teknik Tenaga Listrik dan Elektronika dasar “, PT
Gramedia Pustaka Utama, jakarta.
57
LAMPIRAN
58