Professional Documents
Culture Documents
Oleh
ADE PUTRI MULFI
H24104022
Triple Combo merupakan salah satu anak perusahaan dari Hotel Salak The
Heritage yang memproduksi makanan kue-kue khas negara Belanda dan makanan
khas tradisional Indonesia. Biaya produksi Triple Combo terdiri dari biaya bahan
baku langsung, biaya tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik. Triple
Combo dalam aktivitasnya dihadapkan pada kemungkinan terjadinya perbedaan
antara biaya produksi yang telah dihitung dengan biaya produksi yang sebenarnya
terjadi.
Dalam setiap produksinya perusahaan melakukan 65% produksi
berdasarkan pesanan dan 35% diproduksi untuk menyuplai ke outlet dan cafe
Triple Combo. Penelitian ini menitikberatkan pada produksi yang berdasarkan
pesanan karena pendapatan yang dihasilkan perusahaan 65% adalah kontribusi
dari penjualan berdasarkan pesanan.
Tujuan dari penelitian ini adalah (1) Mengetahui perbandingan antara
metode yang digunakan Triple combo dengan metode Job Order Costing dalam
menghitung biaya produksi tiap pemesanan. (2) Mengetahui perbedaan yang
terjadi antara Harga pokok produksi yang dihitung dengan metode Job Order
Costing dengan Harga pokok produksi yang ditentukan oleh perusahaan. (3)
Mengetahui perbedaan yang terjadi antara harga jual yang ditetapkan Triple
Combo dengan harga jual ideal berdasarkan metode Job Order Costing .(4)
Menganalisis perbedaan antara laba/ rugi yang diakui dengan laba /rugi yang
terjadi.
Penelitian ini dilaksanakan di Triple Combo yang saat ini berlokasi di
Jalan Pangrango nomor 25 Bogor. Penelitian ini mengambil contoh 3 jenis kue
yang diproduksi yaitu Klappertart, Macaroni schotel dan Fruit tarlet. Jenis data
yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang terdiri dari data
kualitatif dan kuantitatif. Data primer bersumber dari hasil wawancara yang
dilakukan terhadap koordiantor pelaksana perusahaan dan juru masak, sedangkan
data sekunder bersumber dari studi pustaka beserta literatur lainnya yang
mendukung penulisan penelitian ini. Metode pengolahan data dilakukan secara
kualitatif dan kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan dengan melakukan perhitungan harga pokok
produksi dengan metode job order costing untuk mendapatkan biaya yang aktual
karena sebelumnya perusahaan hanya menghitung bahan baku langsung tanpa
menghitung biaya tenaga kerja langsung dan overhead pabrik, serta menganalisis
perbedaan yang terjadi antara biaya standar menurut perusahaan dengan biaya
yang terealisasi dengan analisis uji t beda .
Harga pokok produksi berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t
hitung 2,021 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan
adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung
lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi menurut
perusahaan dengan harga pokok produksi menurut perhitungan dengan metode
Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan.
Harga jual berdasarkan pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,019 dan
t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan
derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t
tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga pokok produksi rata-rata menurut
perusahaan dengan harga pokok produksi rata-rata menurut perhitungan dengan
metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan.
Laba yang berdasarkan pendapatan dari penjualan dengan pesanan di Triple
Combo diperoleh t hitung 4,284 dan t tabel sebesar 1.655 dengan taraf signifikan
(α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t
menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka H0 ditolak, sehingga harga
pokok produksi menurut perusahaan dengan harga pokok produksi menurut
perhitungan dengan metode Job Order Costing terjadi perbedaan yang signifikan.
ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE
JOB ORDER COSTING
(STUDI KASUS TRIPLE COMBO, BOGOR)
SKRIPSI
SARJANA EKONOMI
Departemen Manajemen
Oleh :
H24104022
NRP : H24104022
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Mengetahui:
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
RIWAYAT HIDUP
Ade Putri Mulfi dilahirkan di Jakarta pada tanggal 30 Desember 1988. Penulis
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara dari Keluarga Bapak Muhilfan Nasution dan
Ibu Selfia Salim.
v
KATA PENGANTAR
Bismillahirrohmaanirrahiim,
Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT dan Nabi
Muhammad SAW atas segala rahmat dan karunia-Nya, hingga dapat menyelesaikan skripsi
berjudul “ANALISIS HARGA POKOK PRODUKSI DENGAN METODE JOB
ORDER COSTING (STUDI KASUS TRIPLE COMBO, BOGOR)” sebagai salah satu
syarat dalam menempuh ujian sidang Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen
Manajemen, FEM IPB.
Penulis mengucapkan terima kasih dan syukur Alhamdulillah, semoga Allah SWT
selalu menuntun, memberikan hidayah-Nya dan kasih sayang-Nya kepada kita semua,
Amin.
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................ vii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah .............................................................................3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................................3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................................4
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Akuntansi Biaya ......................................................................6
2.1.1 Peranan Akuntansi Biaya .............................................................7
2.1.2 Konsep Dasar Biaya ...................................................................8
2.1.3 Pengertian Biaya ........................................................................8
2.1.4 Klasifikasi Biaya ..........................................................................9
2.2. Tahapan Produksi Dan Arus Biaya Manufaktur ................................ 11
2.3. Sistem Pengumpulan Biaya ..............................................................11
2.4. Perhitungan Harga Pokok Produksi ..................................................13
2.5. Biaya Standar dan Biaya Aktual .........................................................15
2.6 Konsep Biaya Standar .........................................................................15
2.6.1. Pengertian biaya standar............................................................15
2.6.2. Tujuan penetapan biaya standar ................................................15
2.7. Job Order Costing System .................................................................16
2.7.1. Penerapan Job Order Costing System .....................................18
2.7.2 Manfaat Job order costing system..............................................18
2.8. Konsep pengendalian ........................................................................20
2.9. Uji T Beda ...........................................................................................21
2.10. Penelitian terdahulu .............................................................................21
ix
III. METODE PENELITIAN
3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian ..........................................................24
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ..............................................................26
3.3 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................26
3.4 Pengolahan dan Analisis Data ............................................................27
3.4.1 Penentuan baiya standar perusahaan dengan metode JOC ..... 27
3.4.2 Metode analisis data .............................................................. 28
3.4.3 Uji hipotesis............................................................................ 28
3.4.4. Analisis Deskriptif ..................................................................30
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan .............................................................31
4.2 Bahan Baku Utama Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Triple
Combo (Klappertart,macaroni schotel dan Fruit Tartlet) ....................32
4.3 Metode Perhitungan Harga Pokok Produksi .......................................35
4.3.1 Menurut Metode Perhitungan Perusahaan .................................36
4.3.2 Metode perhitungan dengan Job Order Costing ........................36
4.4 Analisa perhitungan menurut perusahaan dan menurut perhitungan
dengan metode Job Order Costing .....................................................40
4.5 Uji Hipotesis .......................................................................................41
4.5.1 Uji Hipotesis Harga Pokok Produksi .........................................42
4.5.2 Uji Hipotesis Harga Jual ............................................................42
4.5.3 Uji Hipotesis laba .......................................................................43
4.6 Implikasi Manajerial ...........................................................................43
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..........................................................................................44
Saran ...................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................47
LAMPIRAN ..................................................................................................... ....48
x
DAFTAR TABEL
No Halaman
xi
DAFTAR GAMBAR
No Halaman
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Halaman
xiii
1
I. PENDAHULUAN
Pada tahun 2011 industri makanan dan minuman kembali bersinar dengan
mengalami peningkatan sekitar 9,34% pada kuartal kedua. Asosiasi Pengusaha
Bakery Indonesia (APEBI) mengungkapkan angka penjualan roti dan kue pada
tahun 2011 sebesar Rp 5,6 triliun-Rp 5,72 triliun dan akan meningkat sekitar 15%
di tahun 2012 mencapai sekitar Rp 6,44 triliun-Rp 6,58 triliun. Kenaikan tersebut
karena daya beli masyarakat yang meningkat sejalan dengan pertumbuhan
ekonomi nasional. (www.m.iyaa.com)
Hal senada yang disampaikan oleh Kementerian Perindustrian bahwa
pertumbuhan industri makanan, minuman dan tembakau di tahun 2011 cenderung
mengalami kenaikan. Namun terjadi sedikit penurunan pada kuartal I(satu) dan
II(dua) di tahun 2012, Kementrian Perindustrian memperkirakan industri
makanan, minuman dan tembakau akan meningkat kembali di kuartal III dan
kuartal IV. Seperti digambarkan pada Gambar 1 berikut ini :
Keterangan:
Pertumbuhan ekonomi yang tetap stabil dan daya beli masyarakat yang
cukup baik membuat konsumsi makanan dan minuman di Indonesia mengalami
peningkatan yang tajam. Peningkatan ini juga terlihat di Kota Bogor, seperti
ditunjukkan oleh data pada Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Pengeluaran Rata-Rata Per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
Barang Makanan Kota Bogor 2009-2011
Kelompok barang makanan 2009 2010 2011
1.2.Perumusan Masalah
Menurut Carter dan Usry (2006), tujuan dari akuntansi biaya adalah :
a) Perencanaan biaya (Anggaran)
Perencanaan merupakan suatu usaha untuk merumuskan tujuan-tujuan dan
menyusun program operasi yang lengkap untuk pencapaian, termasuk pula
proses penentuan strategi yang disusun untuk jangka panjang dan jangka
pendek. Peranan anggaran memberikan dampak positif atas sikap dan
kinerja manajer. Karena dengan adanya anggaran dapat menetapkan cita-
cita, menginformasikan apa yang harus dilakukan, memotivasi kerja,
evaluasi kerja dan memeberikan gambaran kapan tindakan korektif perlu
dilakukan.
b) Pengendalian biaya
Untuk membantu pengendalian biaya, akuntan dapat menggunakan jumlah
biaya yang telah ditetapkan sebelumnya atau biaya standar. Biaya standar
juga dapat dijadikan dasar untuk anggaran dan laporan biaya.
c) Penetapan biaya
Selain permintaan dan penawaran, biaya memegang peran dalam
penetapan harga karena dalan penetuan harga dari suatu produk barang
atau jasa perlu diperhatikan biaya yang digunakan untuk produksi barang
atau jasa tersebut. Akuntan biaya dapat memperhitungkan besar biaya
tersebut.
d) Penentuan laba
Akuntansi biaya digunakan untuk menghitung biaya output yang dijual
dalam suatu periode, biaya-biaya tersebut ditandingkan dengan pendapatan
untuk menghitung laba.
8
Setiap beban merupakan biaya, tetapi tidak setiap biaya adalah beban.
Karena setiap penbelian aktiva adalah biaya maka belum menjadi beban jika biaya
belum berkontibusi terhadap pendapatan, jika biaya sudah berkontribusi terhadap
pendapatan maka biaya terebut dibukukan sebagai beban pada laporan laba rugi.
Setiap biaya dicatat dan diakumulasikan saat manajemen membebankan biaya ke
persediaan, menyiapkan laporan, merencanakan dan mengendalikan biaya,
membuat perencanaa dan keputusan strategis dalam laporan keuangan eksternal.
9
Direct
Material Finished
Work in Good
Direct Process
Labor
Factory
Overhead
Cost of
Good Sold
hal seperti produk , mesin, proses atau jasa tertentu yang disebut cost pool,yaitu
kelompok item biaya merupakan salah satu informasi yang sangat dibutuhkan
oleh manajer.untuk menghitung biaya atas produk, perusahaan harus
menggunakan sistem perhitungan biaya atau costing system yang tepat. Hilton,
Maher dan Selto (2003) mendefinisikan product costing system sebagai berikut :
“A product costing system, which accumulates the cost of production
process and assign them to the product or service that constitutethe
organization’s output”.
Menurut Horngren, (2010) dalam mengitung biaya atas sebuah objek
biaya, pada umumnya, ada dua tahap yang harus dilalui yaitu cost acumulation
dan cost assignment. Akumulasi biaya adalah proses mengumpulkan data biaya
dan menggunakan sistem akuntansi, sedangkan cost assignment atau penentuan
biaya, merupakan proses yang meliputi :
1. Menelusuri akumulasi biaya ang memiliki hubungan langsung kepada objek
biaya.
2. Mengalokasikan akumulasi biaya yang memiliki hubungan tidak langsung
dengan obyek biaya.
Secara umum, sistem pembiayaan terdiri dari job order costing dan
process costing. Alternatif sistem perhitungan biaya ini dapat digunakan
perusahaan sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik dari perusahaan.
a) Pembiayaan berdasarkan pesanan (Job Order Costing )
Job order costing merupakan sistem perhitungan biaya yang memperlakukan
tiap pekerjaan atau pesanan sebagai sebuah output dan mengalokasikan biayanya
ke masing-masing pesanan sesuai dengan sumber daya yang digunakan. Seperti
yang ditunjukan pada Gambar 3 berikut ini:
Job 100
Direct Material
Finished
Job 101 COGS
Direct Labor
Goods
FOH
Job 102
Gambar 3. Alur produksi Job Order Costing (sumber: Hilton,Maher, dan Selto.
2003)
13
Hal serupa diungkapkan oleh Supriyono (2000), metode harga pokok pesanan
adalah metode pengumpulan harga pokok produk dimana biaya dikumpulkan
untuk setiap pesanan atau kontrak.
b) Pembiayaan berdasarkan proses (Process costing)
Process costing memperlakukan semua nit produksi pada periode tertentu
sebagai output yang akan dihitung biayanya dan tidak memisahkan dan
melakukan pencatatan biaya untuk tiap unit yang diproduksi tersebut. Sistem
perhitungan biaya ini dapat digunakan perusahaan untuk perusahaan yang
melakukan produksi massal. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 4.
Process A
Direct Material
Finished
Direct Labor Process B COGS
Goods
FOH
Process C
Gambar 4. Alur produksi dan Process Costing (sumber: Hilton,Maher, dan Selto.
2003)
x x x
Biaya Bahan Baku Rp xx Harga jual Rp xx
Biaya TKL xx HPP xx
Biaya overhead xx Laba Kotor xx
Biaya produksi Rp xx
Sumber : Nurbani, Ani. 2007
18
Harga pokok pesanan adalah cara perhitungan harga pokok produksi untuk produk
yang dibuat berdasarkan pesanan. Apabila suatu pesanan diterima segera
dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-
masing pesanan. Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap
pesanan maka masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas.
dihitung dengan membagi jumlah biaya produksi yang dibebankan pada pesanan
tertentu dengan jumlah produk yang dipesan.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Job
Order Costing untuk mendapatkan perhitungan biaya produksi yang aktual
dengan menghitung biaya tenaga kerja langsung, biaya bahan baku dan biaya
overhead pabrik. Setelah ditemukan biaya aktual, selanjutnya dilakukan
pengolahan data menggunakan t-test. Analisis t-test digunakan untuk mengetahui
perbedaan biaya produksi yang sebenarnya terjadi dengan biaya produksi menurut
perusahaan. Analisis t-test memperlihatkan perbedaan yang terjadi antara standar
biaya produksi dengan realisasi biaya produksi.
Setelah mendapatkan perhitungan harga pokok produksi menurut Job
Order Costing , akan dilakukan penentuan harga jual ideal dengan margin sesuai
yang diharapkan oleh manajemen yaitu 30% dari harga pokok produksi, serta
akan dibaandingkan dengan harga jual yang telah ditentukan oleh perusahaan.
Dari harga jual yang telah ditentukan perusahaan akan didapat laba yang
diakui oleh perusahaan yang merupakan selisih antara harga jual perusahaan
dengan harga pokok produksi Triple Combo. Nilai rata-rata laba atau rugi akan
dibandingkan dengan laba yang terjadi yaitu selisih antara harga jual Triple
Combo dengan harga pokok produksi menurut metode Job Order Costing .
Pengolahan data menggunakan alat bantu piranti lunak dari komputer
yaitu MicrosoftExcel 2010. Data yang telah diolah selanjutkan akan dilakukan
pengujian dengan uji t atau disebut sebagai t-test menggunakan SPSS 15.0.
Ho μ1 = μ2 (Tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap HPP dan harga jual
menurut perusahaan dengan menurut metode JOB ORDER
COSTING )
Hi μ1 = μ2 (ada perbedaan yang signifikan terhadap HPP dan harga jual menurut
perusahaan dengan menurut metode JOB ORDER COSTING )
2. Mencari t hitung.
Rumus :
x1 − x2
.......................................................................................................................... (4)
=
S 1 +
1
1
1
2 S²1 -S²2
S=
1+ 2
............................................................................................................................... (5)
dimana :
x1= Rataan nilai biaya standar
x2= Rataan nilai biaya aktual (realisasi)
n1= Jumlah laporan biaya standar
n2= Jumlah laporan biaya aktual (realisasi)
x1= Biaya standar
x2= Biaya aktual (realisasi)
S1= Simpangan baku x1 (biaya standar)
S2= Simpangan baku x2 (biaya aktual)
entukan terlebih dahulu taraf signifikan (α) kemudian dicarit tabel dengan
ketentuan
df = n – 2 araf nyata yang digunakan yaitu α = 5 %
4. Tentukan kriteria pengujian.
Jika t hitung < t tabel maka H0diterima dan H1 ditolak.
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.
5. Bandingkan antara t hitung dengan t tabel dan gambar posisinya.
6. Buatlah kesimpulan dan saran.
30
Berawal dari berdirinya sebuah cafe di Hotel Salak yang namanya Den
Haag Café yang menjual kue-kue khas Belanda antara lain Indische Pastei (Pastel
Tutup), Macaroni Schotel (Macaroni Panggang), Klappertaart, Hollandsche
Kroketten, Spekkoek, Ontbijtkoek, Pannenkoeken, Oliebollen, Bitterballen &
Poffertjes. Setelah beberapa bulan berjalan, terlihat ketiga penganan paling
diminati pelanggan adalah Indische Pastei (Pastel Tutup), Macaroni Schotel
(Macaroni Panggang), Klappertaart, kemudian dicarikanlah nama dari gabungan
ketiga penganan tersebut untuk lebih dipopulerkan dan tercetuslah nama Triple
Combo yang mulai dipergunakan pada awal bulan Juli 2007
Dalam memperkenalkan Triple Combo, dilakukan terobosan
pemasarannya melalui apa yang dikenal dengan nama “Pengasong” dan untuk
meningkatkan derajat pengasong, mereka tidak disebut pengasong tetapi Micro
Enterpreneur (ME). Mereka dibekali rompi serta topi yang bertuliskan Triple
Combo lengkap dengan nama-nama produknya serta 3 lapis keranjang tenteng
untuk mengisi ketiga macam penganan tadi.
Dari para ME tersebut, produk Triple Combo mulai dikenal oleh
masyarakat dan berkembang cukup pesat sehingga yang pada awalnya tempat
produksinya gabung dengan dapur Hotel Salak, tetapi karena sudah tidak
memadai lagi maka mulai pertengahan tahun 2008, Hotel Salak menyewa sebuah
rumah di Jalan Pangrango 8 untuk dijadikan tempat produksi sekaligus gerai
untuk menjual.
Untuk memberikan pilihan pada para pelanggan, hingga kini telah tercipta
lebih dari 10 macam rasa Klappertart sebagai produk yang paling unggul.
Aneka rasa Klappertart tersebut yaitu : Original, Strawberry, Blueberry,
Coklat, Pandan, Tape (3 macam tape), Keju, Triple Cheese (3 macam keju),
Cookie n Cream, Fruits n Nuts, Tutti Frutti, Ogura, Mint, Green Tea, Low
Calorie, Klappertart Cake dengan Tape Singkong, Klappertaart Panggang dan
Klappertart Combo.
32
4.2 Bahan Baku Utama Yang Digunakan Dalam Proses Produksi Triple
Combo (Klappertart,Macaroni Schotel dan Fruit Tartlet)
Proses produksi adalah suatu cara, metode ataupun teknik menambah
kegunaan suatu barang dan jasa dengan menggunakan faktor produksi yang ada.
Klappertart, Macaroni Schotel dan Fruit Tartlet diproduksi oleh Triple Combo
berdasarkan pesanan dan berdasarkan ketersedian produk di outlet-outlet Triple
Combo.
33
kuning telurnya. Kuning telur akan digunakan untuk membuat kue bolu atau
lapis Surabaya. Sedangkan dalam pengolahan Macaroni Schotel, telur
langsung dicampurkan kedalam adonan.
2. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengolahan Macaroni Schotel
terdiri dari:
a) Macaroni
Macaroni merupakan bahan utama dalam pengolahan Macaroni Schotel.
Kriteria dari macaroni yang digunakan adalah yang ukurannya kecil hingga
sedang, warna tidak pucat, tidak dalam keadaan lembab dan tidak
berbau.Macaroni dibeli di toko bahan-bahan kue yang terdekat dengan lokasi
produksi.
b) Corned beef
Corned beef digunakan untuk dicampurkan ke dalam adonan Macaroni
Schotel. Corned beef yang diguakan adalah corned beef dalam kemasan
kaleng yang dibeli di toko grosir bahan-bahan kue terdekat dari lokasi, harga
dan kualitasnya sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh perusahaan.
c) Keju
Keju digunakan sebagai topping dari Macaroni schotel dengan yang memliki
protein yang tinggi dan kualitas nomor 1(satu). Kualitas keju yang baik
merupakan hal yang penting karena menciptakan rasa yang khas dan
penampilan yang baik untuk produk Macaroni schotel. Keju disuplai oleh
pembekal yang langsung diantar ke Triple combo setiap 1(satu) minggu sekali,
untuk menjaga kualitas keju dan tidak terlalu lama tersimpan di gudang
penyimpanan bahan baku.
d) Susu cair
Macaroni Schotel menggunakan bahan baku susu UHT (Ultra High
Temperature) yang dikirim oleh pembekal tetap dari Jakarta. Pengiriman dua
kali dalam seminggu. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga kualitas dari susu
tersebut dan tidak terlalu lama tersimpan di gudang penyimpanan bahan baku.
.
35
3. Bahan baku utama yang digunakan dalam pengolahan Fruit tarlet terdiri dari:
a) Buah Kaleng
Buah yang digunakan sebagai toping dari Fruit Tartlet adalah buah kaleng
dengan berbagai macam buah di dalamnya. Buah kaleng dibeli di toko aneka
macam bahan kue yang berlokasi di jalan Gedong Sawah Bogor.
b) Telur
Dalam fruit tarlet telur yang digunakan seluruhnya dalam pembuatan adonan
utama dari fruit tarlet.
c) Margarine
Margarine yang digunakan harus sesuai dalam proses produksi yaitu aromanya
segar, tidak berjamur, warnanya kuning muda atau pucat hingga kuning tua,
dan teksturnya lembut., tidak pucat, dan tidak ada rasa. Margarin dibeli di toko
grosir khusus bahan-bahan kue yang dekat dengan lokasi produksi
d) Tepung terigu
Tepung terigu dalam pembuatan adonan fruit tarlet merupakan bahan baku
yang digunakan paling banyak dari bahan baku yang lain. Kualitas dari tepung
terigu pun di perhatikan karena akan mempengaruhi hasil akhir dari adonan
tersebut.
Harga bahan baku dapat sewaktu-waktu berubah karena ada penyesuaian
harga pasar dan permintaan yang terjadi di pasar. Namun, perusahaan memiliki
acuan harga yang merupakan harga pasar rata-rata untuk menentukan harga
pokok. Harga pasar rata-rata menurut perusahaan terlampir di Lampiran 3.
700
5 Blue band margarine 25 gr
3. Fruit Tarlet
Dalam pembuatan Fruit tartlet dengan ukuran 1(satu) resep akan menjadi 10
buah Fruit tartlet bahan baku yang dibutuhkan seperti dijelaskan pada Tabel 6
berikut ini:
Tabel 6. Biaya bahan baku Fruit Tarlet
NO. KETERANGAN SATUAN HARGA(Rp)
Bahan Baku Langsung
4000
2 Icing sugar 300 gr
Tabel 7. Contoh Lembar kerja biaya dengan metode JOB ORDER COSTING
Pemesan : Apri Wulanbdari Tgl 03-Jun No pemesanan : 5
Nama Barang : 1. klappertart Tgl pengiriman : 04-Jun
2. mac.schotel
3. Fruit Tartlet
Spesifikasi : medium
Jumlah : 60 pcs/ produk
nama produk Bahan baku & bahan baku pembantu BTKL BOP
bahan Plastik(Rp) Sendok(Rp) Alucup(Rp) jumlah(Rp) Jam tarif(Rp) Jumlah air(Rp) listrik(Rp) Telpon(Rp) gas(Rp) Jumlah(Rp)
Baku(Rp) Pekerja Jumlah(Rp)
Klappertart 2.314 100 100 385 173.940 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941
2 4500 2
Mac.Schotel 2.474 100 100 385 183.540 - 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941
Fruit tartlet 2.550 100 100 385 188.100 2 4500 2 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941
Total 545.580 36.000 161.822
Biaya Bahan Baku Rp545.580 Harga jual Rp990.000
Biaya TKL Rp36.000
xx Biaya kirim Rp60.000
Biaya overhead Rp161.822 HPP Rp824.402
Biaya Box isi 6 Rp21.000
Sebelum mengambil keputusan uji hipotesis, terlebih dahulu lihat hasil dari
evene’s test untuk melihat homogenitas varians. Untuk uji hipotesis homogenitas
varians :
H0 δ12 = δ12 (varians di populasi yang sama)
H1 δ12 ≠ δ12 (varians di populasi yang tidak sama)
Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,068. Nilai ini
lebih besar dari nilai α = 0,05. erarti H0 diterima ( varians di populasi sama).
42
1. Kesimpulan
a) Sebagai salah satu contoh pesanan untuk klappertart, macaroni schotel, fruit
tarlet masing-masing 60 unit dengan harga jual sebesar Rp.990.000 dan
mengakui biaya produksi sebesar Rp 545.580 dan laba yang diakui sebesar
Rp.444.420. Sedangkan, berdasarkan perhitungan dengan metode Job Order
Costing total biaya untuk memproduksi pesanan Klappertart 60 buah,
Macaroni schotel 60 buah dan Fruit tarlet 60 buah sebesar Rp 764.402
dengan harga jual yang ditentukan perusahaan yaitu sebesar Rp 990.000 dan
laba yang sebenarnya terjadi sebesar Rp. 165.598 . Berarti margin laba yang
terjadi adalah 22% dari harga pokok produksi, margin laba 30% yang
diharapkan belum terpenuhi. Dari perhitungan yang diakui perusahaan
dengan menurut metode Job Order Costing terdapat perbedaan dalam
pengakuan biaya dan penetapan harga jual. Perbedaan ini dapat menjelaskan
permasalahan manajemen perusahaan dalam penentuan biaya dan laba
perusahaan.
c) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,083. Nilai ini
lebih besar dari nilai α = 0,05. erarti H0 diterima( varians di populasi sama).
Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di popilasi sama (Equal
variance assumed). Hasil dari uji t untuk harga pokok produksi berdasarkan
pesanan di Triple Combo diperoleh t hitung 2,019 dan t tabel sebesar 1.655
dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan derajat kebebasan
(df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar dari t tabel, maka
H0 ditolak. Sehingga rata-rata harga jual menurut perusahaan dengan rata-rata
harga jual ideal menurut perhitungan dengan metode JOC terjadi perbedaan
yang signifikan
d) Dari hasil analisis uji homogenitas terlihat bahwa nilai p = 0,522. Nilai ini
lebih besar dari nilai α = 0,05. erarti H0 diterima( varians di populasi sama).
Dengan demikian, digunakan t untuk asumsi varians di popilasi sama (Equal
variance assumed).Hasil dari uji t untuk laba berdasarkan pendapatan dari
penjualan dengan pesanan di Triple Combo diperoleh t 4,284 dan t tabel
sebesar 1.655 dengan taraf signifikan (α) yang digunakan adalah 0,05 dan
derajat kebebasan (df) 142. Hasil dari uji t menunjukkan t hitung lebih besar
dari t tabel, maka H0 ditolak. Sehingga rata-rata laba menurut perusahaan
dengan rata-rata laba ideal menurut perhitungan dengan metode JOC terjadi
perbedaan yang signifikan.
2. Saran
biaya overhead pabrik. Hal ini bertujuan agar perbedaan yang terjadi antara
standar yang seharusnya dengan realisasi yang terjadi tidak terlalu besar dan
manajemen dapat mengantisipasi kemungkinan yang terjadi karena akan
mempengaruhi harga jual produknya dan laba yang akan didapatkan sesuai
dengan nilai yang menjadi target manajemen.
b) Perusahaan harus menggunakan komposisi bahan baku langsung yang sesuai
dengan takaran yang telah distandarkan serta karena akan mempengaruhi
hasil jadi produk yang diproduksi.
c) Perusahaan menggunakan kartu waktu agar dapat mempermudah dalam
menghitung jam kerja karyawan untuk sebuah pekerjaan atau pesanan yang
dikerjakan.
d) Standar yang ditetapkan oleh perusahaan yang berkaitan dengan harga
sebaiknya dilakukan penyesuaian karena adanya faktor musim, ketersediaan
bahan baku, dan inflasi. Selain itu harus ada penetapan harga jual minimum
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam pemberian potongan harga untuk
pelanggan.
47
DAFTAR PUSTAKA
Carter, W.K., danUsry,M. 2006. Cost Accounting 14th e.Mason, Ohio : Thomson.
Hansen & Mowen. 2001. Manajemen Biaya, Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta: Salemba
Empat.
Henry Simamora.2002. Akuntansi Manajemen. Salemba Empat, Jakarta.
Hilto., Maher., Selto.2003.Cost Management Strategies for Decision Making.
LAMPIRAN
49
Coordinator
Dwi Irfan
HRD Daily Purchasing Supervisor Accounting Prod. Asst Cost/QC TC SPC Markt.officer
Worker Mulyadi Riska Ade Putri Sanudin Herlia Kwardian.W Dita, Lutfi
Lanjutan lampiran 3
Lanjutan lampiran 3
Lanjutan lampiran 3
Lanjutan lampiran 3
Lanjutan lampiran 3
Lampiran 4. Perhitungan HPP dengan Job order costing (job cost sheet)
No pemesanan : 1
No pemesanan : 2
57
Biaya Box isi 6 3.500
Biaya produksi 135.440 Laba 44.560
58
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 3
Spesifikasi : medium
Jumlah : 1. 60pcs
2.100pcs
Bahan baku BTKL BOP
Food cost Plastik Sendok Alucup jumlah Jam tarif Jumlah air listrik Telpon gas Jumlah
Pekerja Jumlah
2.314 100 100 385 173.940 2 4500 2 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270 53.941
2.474 100 100 385 305.900 - 11.807 53.232 14.412 10.450 89.901
Total 479.840 18.000 143.842
Biaya Bahan Baku 479.840 Harga jual 1.056.000
Biaya TKL 18.000
xx Biaya kirim 60.000
Biaya overhead 143.842 HPP 720.582
Biaya Box isi 6 18.900
Biaya produksi 660.582 Laba 335.418
58
59
Lanjutan lampiran 4
nama produk Bahan baku & bahan baku pembantu BTKL BOP
bahan Plastik(Rp) Sendok(Rp) Alucup(Rp) jumlah(Rp) Jam tarif(Rp) Jumlah air(Rp) listrik(Rp) Telpon(Rp) gas(Rp)
Baku(Rp) Pekerja Jumlah(Rp)
Klappertart 2.314 100 100 385 173.940 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270
2 4500 2
Mac.Schotel 2.474 100 100 385 183.540 - 7.084 31.939 8.647 6.270
Fruit tartlet 2.550 100 100 385 188.100 2 4500 2 18.000 7.084 31.939 8.647 6.270
Total 545.580 36.000
Biaya Bahan Baku Rp545.580 Harga jual Rp990.000
Biaya TKL Rp36.000
xx Biaya kirim Rp60.000
Biaya overhead Rp161.822 HPP Rp824.402
Biaya Box isi 6 Rp21.000
No pemesanan : 6
59
60
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 7
No pemesanan : 8
60
Biaya produksi 968.663 Laba (522.663)
61
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 9
No pemesanan : 10
61
62
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 11
No pemesanan : 12
62
63
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 13
No pemesanan : 14
63
64
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 15
No pemesanan : 16
64
65
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 17
No pemesanan : 18
65
66
Lanjutan lampiran 4
No pemesanan : 19
No pemesanan : 20
66
67
T-
Test
Group Statistics
Std. Error
Metode N Mean Std. Deviation Mean
HPP JOC 72 611.367,5833 705.372,18749 83.128,90951
TC 72 408.071,2778 480.524,41095 56.630,34492
67
68
Group Statistics
Std. Error
Metode N Mean Std. Deviation Mean
Hargajual JOC 72 876.389,0278 922.136,66543 108.674,84822
TC 72 606.579,1667 660.037,20252 77.786,13029
68
69
T-
Test
Group Statistics
Std. Error
Metode N Mean Std. Deviation Mean
laba TC 72 198.507,8889 297.556,94834 35.067,42266
JOC 72 -4.788,4167 271.347,39254 31.978,59689
69
70