You are on page 1of 14

MAKALAH IMMUNOLOGI

Uji Presipitasi

Disusun Oleh :

Anang Tri Hidayat ( 2022071005 )

Elsa Damayanti ( 2022071010 )

Laila Arsad ( 2022071021 )

Dosen Pembimbing : dr. Ni Ken Ritchie, M. Biomed.

Program Studi D3 – Teknlogi Bank Darah

Akademi Bakti Kemanusiaan Palang Merah Indonesia

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
segala nikmat dan karunianya, sehingga kami dapat menyusun makalah ini
dengan baik. Tak lupa kami ucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah
memberi dukungan, baik ide maupun materi.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan bisa
menjadi referensi bagi paca pembaca. Selain itu, besar harapan kami agar makalah
ini dapat dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami, tentu masih banyak


kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik dan saran yang benar-benar membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini.

Jakarta, 21 Januari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................2

DAFTAR ISI ...........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

1.1 Latar Belakang.................................................................................4


1.2 Rumusan Masalah............................................................................4
1.3 Tujuan..............................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................5

2.1 Defenisi............................................................................................5

2.2 Tujuan uji presipitasi.......................................................................5

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi reaksi presipitasi...................6

2.4 Reaksi Presipitasi............................................................................6

2.5 Pemeriksaan atau uji presipitasi......................................................7

BAB III PENUTUP ...............................................................................................8

3.1 Kesimpulan....................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................14

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam lingkungan sekitar kita terdapat banyak substansi


bermolekul kecil yang bisa masuk ke dalam tubuh. Substansi kecil tersebut
bisa menjadi antigen bila dia melekat pada protein tubuh kita yang dikenal
dengan istilah hapten. Substansi-substansi tersebut lolos dari barier respon
non spesifik (eksternal maupun internal), kemudian substansi tersebut
masuk dan berikatan dengan sel limfosit B yang akan mensintesis
pembentukan antibodi.

  Sebelum pertemuan pertamanya dengan sebuah antigen, sel-sel B


menghasilkan molekul immunoglobulin IgM dan IgD yang terhubung
pada membran plasma untuk berfungsi sebagai reseptor antigen. Sebuah
antigen merangsang sel untuk membuat dan menyisipkan dalam
membrannya molekul immunoglobulin yang memiliki daerah pengenalan
spesifik untuk antigen yang sama. Pernapasan kedua kali terhadap antigen
yang sama memicu respon imun sekunder yang segera terjadi dan
meningkatkan titer antibodi yang beredar sebanyak 10 sampai 100 kali
kadar sebelumnya. Sifat molekul antigen yang memungkinkannya bereaksi
dengan antibodi disebut antigenisitas. Kesanggupan molekul antigen untuk
menginduksi respon imun disebut imunogenitas.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa itu presipitasi?

4
2. Bagaimana terjadinya reaksi presipitasi?
3. Bagaimana cara uji presipitasi?

1.3 Tujuan
1. Untuk menegtahui apa itu reaksi presipitasi
2. Untuk mengetahui bagaimana terjadinya reaksi presipitasi
3. Untuk mengetahui bagaimana cara uji presipitasi

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Defenisi

Presipitasi adalah hasil kombinasi antara antigen terlarut


dengan antibodi terlarut menghasilkan suatu komplek yang
terlihat. Proses presipitasi pertama kali ditemukan oleh Kraus
tahun 1897 saat kultur bakteri enterik membentuk presipitat
bila dicampur dengan antibodi spesifik.
Presipitation adalah salah satu metode sederhana yang
mendeteksi reaksi antigen-antibodi. Kebanyakan antigen
multivalent sehingga mampu membentuk satu aggregat dengan
adanya antibodi yang sesuai. Jika antigen terlarut bergabung
dengan antibodinya dalam lingkungan yang mengandung
elektrolit (NaCl) pada suhu dan pH yang cocok, maka
gabungan antigen antibodi ini menjadi presipitat yang tidak
dapat larut.

2.2 Tujuan Uji Presipitasi

5
Penggunaan reaksi presipitasi yaitu:
1. Menentukan jenis kuman
2. Identifikasi unsur antigenik pda kuman di dalam
jaringan binatang yang terinfeksi
3. Pembakuan toksin dan antitoksin
4. Mencari antibodi di dalam serum
5. Uji serologis medikolegal untuk mendeteksi darah,
serum dll.

2.3 Faktor – faktor yang mempengaruhi reaksi presipitasi

1. Sifat antigen (Ag)


2. Elektrolit dan pH
3. Waktu dan suhu
4. Ratio antigen-antibodi (Ag-Ab)

2.4 Reaksi presipitasi

Pada uji presipitin terjadi reaksi antara satu antigen yang


dapat larut denganantibodi homolognya. Reaksi ini brlangsung dengan
pembentukan presipitat (endapan) kasat mata pada batas permukaan rektan-rektan
bersangkutan. Reaksi semacam itu biasanya dilakukan dengan menggunakan
antibodi (antiserum) dengan jumlah konstan dan antigen dengan berbagai
pengenceran. Dengan ditambahnya konsentrasi antigen, maka jumlah presipitat
optimum. Sesudah zone ini, dengan ditambahnya konsentrasi antigen, maka
jumlah presipitat menurun lagi. Jadi ada tiga zone reaksi antigen-antibodi pada uji
presipitin : zone kelebihan antibodi, zone setara, dan zone kelebihan antigen.

1. Pembentukkan presipitat terjadi apabila konsentrasi Ag dan


Ab seimbang 9zona ekivalen = ZE)
2. Konsentrasi Ag berlebiham – Komplek Agg-Ab yang
terbentuk larut kembali disebut postzone effect

6
3. Konsentrasi Ab berlebihan – Komplek Ag-Ab yang
terbentuk tetap larut disebut prozone effect

Pada zone kelebihan antibodi, semua antigen telah bereaksidengan


antibodi dan telah diendapkan (tidak ada antigen bebas di dalam supernatan).
Sebaliknya di dalam zone kelebihan antigen, semua antibodi telah bereaksi
dengan antigen (tidak ada antibodi di dalam supernatan), tetapi kompleks yang
terbentuk tetap dapat larut karena banyaknya kelebihan antigen mengikat antibodi
menjadi kompleks yang berukuran kecil yang tidak terikat saling membentuk
agregat besar yang kasat mata. Di dalam zone setara terjadi presipitasiantigen dan
antibodi secara maksimum (tidak terdapat antigen bebas maupun antibodi bebas di
dalam supernatan) karena keduanya terdapat dalam proporsi optimum sehingga
dapat membentuk kisi-kisi antigen dan antibodi yang menjadi kasat mata dan
tidak dapat larut. Karena alasan ini, maka uji presipitin akan paling bermanfaat
bila kemungkinan reaktan berdifusi sampai konsentrasi optimumnya tercapai.

2.5 Pemeriksaan atau uji presipitasi

Beberapa macam pemeriksaan berdasarkan prinsip presipitasi


adalah berikut:

1. Turbidimetri : Mengukur kepadatan atau kekeruhan satu larutan.


Alat deteksi ditempatkan langsung menghadap sinar langsung.
Cahaya yang terkumpul setelah melewati lamgsung melalui
larutan. Larutan yang dimaksud dapat berupa partikel padat dalam
air (suspensi) atau partikel koloid dalam air (koloidal). Kedua
partikel tersebut bila terkena cahaya, dapat mengabsorbsi atau
menebar (scattered) cahaya tersebut. Apabila cahaya dilewatkan
melalui suatu larutan yang memiliki kekeruhan, maka intensitas
cahaya tersebut akan berkurang karena refleksi, absorbsi atau
tebaran (scatter).
2. Nephelometri : Mengukur cahaya yang dipendarkan pada suatu
tertentu dari sinar saat melewati suatu suspensi. Jumlah cahaya

7
yang dipendarkan sesuai dengan indeks konsentrasi larutan.
Nephelometri memberikan hasil yang akurat dan presisi pada
kuantitatif pada protein serum dan karena dapat diautomatisasi
maka biaya per tes relatif lebih murah dibandingkan metode lain.
Nefelometri banyak diaplikasikan untuk pengukuran secara
kuantitatif imunoglobulin, seperti : IgG, IgM, IgA dan IgE,
termasuk juga pengukuran rantai ringan antibodi kappa dan
lambda. Aplikasi yang lainuntuk mengukur CPR (C-reactive
protein), komponen dari komplemen dan beberapa faktor
pembekuan darah. Sekarang sudah banyak dilakukan otomatisasi
untuk metode nefelometri.

TURBIDIMETRI

Kalau yang diukur adalah cahaya yang diteruskan (ditransmisikan), berarti sama
dengan mengukur cahaya yang diabsorbsi

NEFELOMETRI

Kalau yang diukur adalah cahaya yang disebarkan atau dipantulkan pada sudut
pantul tertentu (70 celsius)

Teknik lain dari prosedur presipitasi berupa tekhnik imunodifusi pasib


meliputi :

A. Uji Tabung

Uji Tabung adalah uji presipitin yang paling sederhana. Kedalam


sebuah tabung bermulut kecil diletakkan larutan antigen diatas larutan serum yang
mengandung antibodi. Kedua larutan tersebut akan berdifusi sampai keduanya
mencapai konsentrasi optimum untuk terjadinya presipitasi, pada titik tersebut
muncullah suatu zona rapat atau cincin endapan diantara kedua larutan tersebut.

B. Metode Difusi Agar

8
Ketepatan yang lebih tinggi dan pemisahan komponen di dalam
campuran antigen danantibodi dapat diperoleh dengan cara membiarkan reaktan-
reaktan tersebut berdifusi bersama-sama dalam di dalam suatu gel agar.

Metode difusi tunggal Dalam metode difusi tunggal yang


dirancang Oudin, antigen ditaruh diatas gelagar yang mengandung
antiserum di dalam suatu tabung reaksi bermulut sempit. Setelah dibiarkan
selama beberapa jam atau beberapa hari, antigen itu merembes kedalam
gel membentuk pita-pita endapan pada berbagai taraf, bergantung kepada
jumlah dan macam antigen-antibodi yang ada. Karena presipitasi terjadi
ketika antigen menembus gel, maka cincin endapan mula-mula muncul di
dekat puncak geldan nampaknya bergerak perlahan ke arah bawah. Efek
semacam ini mungkin sesungguhnya disebabkan karena adanya
peningkatan jumlah antigen yang menyebabkan endapan itu melarut
(karena reaksi antigen-antibodi itu dapat balik). Presipitasi terbentuk
kembali pada posisi yang lebih kebawah dalam tabung tersebut, yaitu pada
tempat konsentrasi antigen yang optimum. Faktor-faktor yang
menentukantaraf untuk terjadinya reaksi ialah ukuran molekul dan
konsentrasi nisbi reaktan.

Metode difusi ganda. Oakley dan Fulthorpe memodifikasi teknik


Oudin dalam metode difusitunggal dengan cara menaruh antiserum di
dalam agar di dasar tabung reaksi dan melapisinya dengan gel agar lalu
diatasnya ditaruh larutan antigen. Kedua reaktan itu berdifusi kearah
masing-masing di dalam agar dan presipitasi terjadi pada titik terdapatnya
konsentrasi optimum. Ini adalah difusi ganda satu dimensi. Metode difusi
ganda dua dimensi yang dirancang oleh Ouchterlony mempunyai
keuntungan dibandingkan dengan metode sebelumnya, bahwa berbagai
antigen danantiserum dapat dibandingkan secara langsung. Dalam uji ini,
reaktan merembes darisumur-sumur yang berisi antiserum dan antigen
homolog dalam konsentrasi optimum.Bila pita endapan yang dibentuk
kedua antigen dan antibodi itu melebur pada titik pertemuannya, maka

9
berarti kedua antigen itu sama. Bila bersilangan, artinya keduaantigen itu
berbeda.

C. Radioimunoasai

Radioimunoasai ialah suatu teknik mikro dengan kepekaan tinggi


untuk meentukan jumlah antigen yang amat sedikit. Teknik ini pada
hakikatnya merupakan proses dua langkah. Langkah yang pertama
menyangkut kompetensi antara antigen uji (tidak berlabel atau tidak radio
aktif) dengan konsentrasi yang tidak diketahui (beragam) dan suatu
antigen indikatoryang dikenal (berlabel atau radioaktif) dengan
konsentrasi yang sudah diketahui (daoatdihitung). Mereka berkompetensi
untuk bereaksi dengan antibodi yang dikenal dan jumlahnya terbatas, yang
spesifik bagi antigen yang diberi label radioisotop. Ketiga reaktanini
diinkubasikan selama beberapa jam sehingga dapat terjadi reaksi
pengikatan antigen-antibodi.

Langkah kedua menyangkut ditambahkannya kedalam sistem itu


antiserum (anti-antibodi) yang spesisifik dan erhadapnya mampu mengikat
komponen antibodi dari kompleks kekebalan yang tebentuk selama
inkubasi pada langkah yang pertama. Ini mengakibakan terjadinya
presipitasi kompleks antigen-antibodi. Radioaktivitas endapan tersebut
ditetapkandi dalam detektor dan penghitung radioisotop.

Bila antigen uji pada langkah pertama telah bereaksi dengan


antibodi, maka antigen indikator radioaktif tidak dapat bereaksi dengan
antibodi itu. Hitungan radioaktifnya akan redah karena antigen indikator
tidak terdapat dalam endapan. Namun demikian, bila antigen uji itu tidak
bereaksi dengan antibodi, maka antibodi itu tentunya bebas untuk
mengikat antigen indikator radioaktif. Maka hitungan radioaktifnya akan
tinggi karena antigen indikator terikat dalam endapan. Jadi identitas dan
konsentrasi antigen uji dapat ditentukanoleh radioaktivitasendapan.

10
Teknik radioimunoasai ini penting untuk menentukan adanya
antigen hepatitis B, yang mungkin ada di dalam serum donor darah yang
tidak memperlihatkan gejala (donor yang membawa virus (antigen) tanpa
memperlihatkan gejala). Substansi-substansi lain yangdapat diukur dengan
radioimunoasai meliputi insulin, testosteron, estradiol, igE manusia, serta
bahan-bhan lain yang biasanya ada dalam jumlah amat kecil di dalam
darah atau air seni.

D. Immunoelektroforesis

Jika terdapat sejumlah Ag dalam larutan seperti serum, sulit memisahkan


pita presipitasi yang timbul pada setiap reaksi Ab-Ag, bila hanya menggunakan
cara difusidi atas. Komponen serum dipisahkan dengan elektroforesis dalam agar
gel dan antiserum dibiarkan berdifusi melalui komponen yang dihasilkan pada
pita-pita yang terbentuk.

E. Elektroforesis "roket"

Merupakan metode kuantitatif, dilakukan elektroforesis antigen ke dalam


gelyang telah mengandung antibodi. Presipitasi yang terjadi berbentuk roket,
panjang masing-masing roket menunjukkan konsentrasi antigen. .

Teknik Imunodifusi pasif

1. Presipitat kompleks antigen-antibodi dapat juga ditentukan dengan


bantuan suatumedium berupa agar, dan metode yang dipakai adalah
imunodifusi
2. Prinsip kerja: antigen dan antibodi akan berdifusi di dalam lapisan agar,
dan setelahterbentuk presipitat kan terlihat secara visual berupa pita
presipitin
3. Reaksi imunodifusi diklasifikasikan berdasarkan arah dari difusi antara
antigen dan antibodi

Imunodifusi radial (Radial Immunodiffusion = RID)

11
Metode “end-point” (Mancini)
1. Antibodi didistribusikan ke dalam gel agar
2. Pada gel agar dibuat lubang sumuran untuk menempatkan antigen

Antigen akan berdifusi dan bereaksi dengan antibodi dalam agar membentuk
presipitat yang terlihat dengan mata di sekitar sumuran, setelah inkubasi 24-48
jam

1. Sebelumnya dibuat kurva baku dengan konsentrasi antigen yang diketahui.


2. Antigen yang dicari di-plot ke dalam kurva baku.
3. Banyak digunakan untuk mengukur konsentrasi IgG (sebagai antigen
digunakan anti-IgG

Ouchterlony Double Diffusion

1. Agar gel immunodiffusion atau pasive double immunodiffusion.


2. Antigen dan antibodi dimasukkan ke dalam sumuran berbeda dan akan
berdifusi secara independent, bertemu dan membentuk presipitat setelah
inkubasi selama 12 sampai 24 jam. Di sumuran tengah dapat juga diisi
dengan antibodi dan deret sumuran luar dengan antigen.

Teknik Elektroforesis

1. = Immunoelektroforesis = Gamma globulin electrophoresis =


Immunoglobulinelectrophoresis
2. Salah satu metode untuk menentukan level dari kelas Ig: IgG, IgM atau
IgA
3. Adalah teknikdouble diffusion, tetapi difusi antigen-antibodi dipercepat
dengan bantuan arus listrik.

12
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Presipittion adalah salah satu metode sederhana yang


mendeteksi reaksi antigen-antibodi. Kebanyakan antigen
multivalent sehingga mampu membentuk satu aggregat dengan
adanya antibodi yang sesuai. Jika antigen terlarut bergabung
dengan antibodinya dalam lingkungan yang mengandung elektrolit
(NaCl) pada suhu dan pH yang cocok, maka gabungan antigen
antibodi ini menjadi presipitat yang tidak dapat larut.

13
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/232095380/imunoassai

https://id.scribd.com/presentation/445227971/PPT-UP-PRESIPITASI

https://apayangdimaksud.com/reaksi-presipitasi/index.html

http://ujipresipitasi-jennypeda-analis2012.blogspot.com/2014/12/reaksi-
presipitasi.html?m=1

https://www.academia.edu/37178754/
BAB_I_IMUNOSEROLOGI_PUNYA_SIDEDOT

https://id.scribd.com/document/340415207/Test-Presipitasi#

14

You might also like