Professional Documents
Culture Documents
Allelopati Ade
Allelopati Ade
PERCOBAAN 4
“ALLELOPATI “
Disusun Oleh
Nim : F1072141037
Kelompok : 2
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan sistem tumpang sari yaitu pada
pohon-pohon yang ada. Pohon-pohon yang terdapat pada areal hutan yang akan
digunakan sebagai tanaman utama, dapat mengeluarkan zat-zat penghambat tumbuh
yang dikenal dengan allelopathy. Zat-zat penghambat tumbuh yang paling umum
adalah senyawa-senyawa aromatic seperti fenol dan laktan, alkaloid tertentu, asam
organic dan asam lemak bahkan ion-ion logam dapat juga bertindak sebagai
penghambat. Pengaruh buruk dari allelopathy berupa gangguan atau hambatan pada
perbanyakan dan perpanjangan sel, aktifitas giberalin dan Indole Acetid Acid ( IAA ),
penyerapan hara, laju fotosintesis, respirasi, pembukaan mulut daun, sintesa protein,
aktivitas enzim tertentu dan lain-lain. Hambatan allelopathy dapat pula berbentuk
pengurangan dan kelambatan perkecambahan biji, penahanan pertumbuhan tanaman,
gangguan sistim perakaran, klorosis, layu, bahkan kematian tanaman .
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti “satu sama lain”
dan pathos yang berarti “menderita”. Alelopati didefinisikan sebagai suatu fenomena
alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu senyawa
biomolekul (disebut alelokimia) ke lingkungan dan senyawa tersebut memengaruhi
perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya. Sebagian alelopati
terjadi pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan di sekitar penghasil
alelopati tidak dapat tumbuh atau mati, contoh tanaman alelopati adalah Ekaliptus
(Eucalyptus spp.). Hal ini dilakukan untuk memenangkan kompetisi nutrisi dengan
tanaman lain yang berbeda jenis/spesies. Oleh karena itu, alelopati dapat
diaplikasikan sebagai pembasmi gulma sehingga mengurangi penggunaan herbisida
sintetik yang berbahaya bagi lingkungan. Contoh alelopati di dalam ekosistem
perairan adalah beberapa dinoflagelata dapat menghasilkan senyawa alelokimia yang
merugikan fitoplankton, ikan, dan binatang laut lainnya.
Untuk melihat lebih lanjut dan langsung mengamati perngaruh allelopati dari
akar alang-alang (Imperata cylindrica) dan akasia (Acacia mangium), dan bawang
putih terhadap perkecambahan jenis tumbuhan lain, maka dilakukan suatu percobaan.
Dimana dari jenis akar alang-alang (Imperata cylindrica) dan akasia (Acacia
mangium), dan bawang putih akan dibuatkan suatu ekstrak yang kemudian
didalamnya akan dimasukkan beberapa jenis biji tanaman. Dan dalam percobaan ini
jenis biji yang akan digunakan yaitu biji Kacang Hijau.
B. Masalah
C. Tujuan
BAB 2
KAJIAN PUSTAKA
Allelopati adalah produksi substansi (zat) oleh suatu tanaman yang merugikan
tanaman lain. Permasalahannya adalah bahwa tanaman mengandung substansi yang
sangat luas yang bersifat toksik dan beberapa percobaan berusaha
mendemonstrasikan pengaruh alelopati dengan memberikan ekstrak suatu tanaman
kepada biji-biji atau pun bibit tanaman lainnya. Terlepas dari suatu kenyataan bahwa
ekstrak suatu tanaman bukanlah material percobaan yang cicik, karena tidak terdapat
di alam. Ekstrak tersebut sering sekali tidak steril sehingga transformasi bakteri
barang kali telah berlangsung dan biasanya tanaman-tanaman tersebut tidak memiliki
hubungan ekologis. Penelitian seperti ini sulit ditafsirkan. Pertanyaannya adalah
apakah beberapa tanaman mempunyai suatu pegaruh toksik pada tanaman lainnya
yang tumbuh di lapangan dan ini harus terpisah dari setiap kompetisi untuk cahaya,
air dan hara.”
(Anshory, 1984)
Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis
yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kehbutuhan yang sama terhadap
faktor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tumbuhan mengeluarkan
senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anaknya sendiri.
Peristiwa semacam ini disebut allelopati. Allelopati terjadi karena adanya senyawa
yang bersifat menghambat. Senyawa tersebut tergolong senyawa sekunder karena
timbulnya sporadis dan tidak berperan dalam metabolisme primer organisme
organisme. Hambatan dan gangguan allelopati dapat terjadi pada perbandingan dan
perpanjangan sel, aktivitas giberelin dan IAA, penyerapan hara mineral, laju
fotosintesis, respirasi, pembukaan stomata, sistem protein, dan aktivitas enzim
tanaman. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya daya hambat senyawa kimia
penyebab allelopati dari tanaman antara lain jenis tanaman yang menghasilkan,
macam tanaman yang dipengaruhi, keadaan pada waktu sisa tanaman mengalami
perombakan (Odum, 1998).
METODOLOGI
Bahan : akar ilalang, umbi bawang putih, daun akasia serta biji kacang
hijau
D. Cara kerja
3. Buatlah ekstrak akar ilalang, akasia, dan bawang putih sebagai berikut:
A. Hasil Pengamatan
Tabel 4. Tabel rata-rata tinggi tanaman kacang hijau pada setiap perlakuan
KONSENTRASI
PERLAKU ULANG KONTR (1: (1:1 (1:2 TOTA
AN AN OL 7) 4) 1) L
DAUN 1 4,32 0,9 1 2,51 8,78
AKASIA 5
2 1,04 2,9 2,43 2,26 8,71
8
3 4,71 2,5 2,97 3,4 13,63
5
TOTAL 10,07 6,4 6,4 8,17
8
B. Pembahasan
Cara kerja dari percobaan praktikum ini adalah terbagi menjadi 2 tahap yaitu
pembuatan ekstraks dan pengamatan pertumbuhan biji kacang hijau.Tahap pertama
yaitu pada pembuatan ekstraks ; Disiapkan alat dan bahan dimana pada bahan utama
menggunakan akar ilalang, daun akasia, dan umbi bawang putih . Dari ketiga bahan
yang ada di haluskan dengan cara di blender sampai benar-benar hancur, kemudian
dari masing-masing ekstraks di campur dengan akuades dengan masing-masing
perbandingan 1:7, 1:14, dan 1:21 pada masing-masing ekstraks, selanjutnya ekstraks
dimasukan kedalam labu ukur yang ukurannya disesuaikan dengan volume ekstraks
ditutup dengan menggunakan kertas alumunium foil lalu diikat dengan menggunakan
gelang karet pada mulut labu ukur disimpan pada tempat dengan suhu ruang lalu
dibiarkan selama 24 jam . Setelah itu dilakukan penyaringan dengan mengunakan
kertas saring yang telah dialasi pada corong saring . Selanjutnya disiapkan 4 buah
petridish yang telah dialasi dengan kertas merang . Diletakan masing-masing 10 biji
kacang hijau pada setiap petridish namun sebelumnya dipilih kacang hijau yang
mempunyai kualitas yang baik. Petridish yang pertama adalah control dengan
perlakuan hanya menggunakan akuades saja sebanyak 5 ml dilakukan ulangan
sebanyak 3 kali. Petridish yang kedua adalah untuk perlakuan 5 ml ekstraks ilalang
dengan perbandingan 1:7, 1:14 dan 1:21 dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Petridish
yang ketiga adalah untuk perlakuan 5 ml ekstraks daun akasia dengan perbandingan
1:7, 1:14 dan 1:21 dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Petridish yang keempat adalah
untuk perlakuan 5 ml ekstraks umbi bawang putih dengan perbandingan 1:7, 1:14
dan 1:21 dilakukan ulangan sebanyak 3 kali. Selanjutnya diamati perkecambahan biji-
biji kacang hijau tersebut selama 10 hari dengan mengukur panjang setiap kecambah
dan dimasukan ke dalam tabel pengamatan.
BAB 5
PENUTUP
A. Kesimpulan
8. Ftest ekstrak < F tab maka tidak mempunyai cukup bukti untuk
menolak Ho (tidak ada Pengaruh pertumbuhan kecambah dengan
menggunakan ekstrak yang berbeda) yang berarti bahwa tidak
terdapat perbedaan pertumbuhan tinggi kecambah kacang hijau
pada pemberian ekstrak alelopati yang berbeda
B. Saran
Untuk praktikum kali ini sudah cukup baik, tetapi pengamatan sebaiknya
dilakukan dengan teliti, melihat perubahan yang terjadi disetiap pengamatan,
sehingga data yang didapat adalah data yang valid.
DAFTAR PUSTAKA
Annisa.2010.Allelopati.(Online).(http://io.ppi.jepang.org/download.php?file=files/
inovasi diakses tanggal 27 November 2016).