You are on page 1of 17

LAPORAN EKOLOGI TUMBUHAN

ACARA 2

PERSAINGAN ANTARA TANAMAN SEJENIS ( INTRA SPESIFIK)

Disusun oleh :

NAMA : AMALIA

NIM : F1072141007

KELOMPOK : 5

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA

PONTIANAK

2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di alam bebas tumbuhan tidak bersaing satu sama lain dengan cara fisik seperti binatang,
tetapi menggunakan pengaruh terhadap lingkungan tempat hidup. Akar suatu tumbuhan dapat
lebih kuat dari yang laindalam pengambilan unsur pada ruang atau tempat tumbuh yang
sama. Persaingan tumbuh ini merupakan suatu cara bagaimana tumbuhan tersbut berjuang
untuk memperoleh kebutuhannya untuk kelangsungan hidupnya dan untuk bertahan hidup.
Apabila pertumbuhan salah satu tumbuhan tersebut baik maka tumbuhan tersebut
memenangkan persaingan tersebut.
Teori ekologi menjelaskan bahwa ketergantungan, keterkaitan antar makhluk hidup
dengan interaksi antar lingkungan fisik merupakan kunci harmonisasi kehidupan di dalam
suatu ekosistem. Didalamya mengandung pengetian beragam tipe interaksi dan salah
diantaranya adalah kompetisi atau persaingan. Dampak dari peristiwa kompetisi adalaah
makhluk hidup tetap eksis dalam mempertahankan hidup atau menderita dan akhirnya tidak
mampu bertahan melanjutkan siklus hidup. Hal inilah yang akan diamati untuk melihat
kenyataan bahwa individu tanaman yang bersaing tetap tumbuh dengan baik atau mengalami
kemunduran.
Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama (intraspesific
competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda (interspesific
competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan
pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang berbeda.
Sarana pertumbuhan yang sering menjadi pembatas dan menyebabkan terjadinya persaingan
diantaranya air, nutrisi, cahaya, karbon dioksida, dan ruang. Persaingan terhadap air dan
nutrisi umumnya lebih berat karena terjadi pada waktu yang lebih awal. Faktor utama yang
mempengaruh persaingan antar jenis tanaman yang sama diantaranya kerapatan. Pengaruh
persaingan dapat terlihat pada laju pertumbuhan (misalnya tinggi tanaman dan diameter
batang), warna daun atau kandungan klorofil, serta komponen dan daya hasil.

Mengingat pentingnya mengengetahui jarak tanaman ideal untuk pertumbuhan tanaman


ini, maka dilakukan penelitian tentang kompetisi yang terjadi pada tanaman yang sejenis
(intra spesifik). Hal inilah yang melatar belakangi dilakukannya pengamatan kompetisi pada
tanaman jagung (Zea mays) dengan jarak tanam (kerapatan) yang berbeda dalam setiap
potnya.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah yang ada sehingga dilakukannya praktikum ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap pertumbuhan
tinggi tanaman jagung?
2. Apa saja faktor yang mempengaruhi pertumbuhan tinggi tanaman jagung?
3. Apa yang dimaksud dengan persaingan antara jenis yang sama dan antar jenis
yang berbeda?
4. Bagaimana grafik perbandingan tinggi tanaman dan jumlah daun ?
5. Bagaimana hasil perolehan apabila dianalisis menggunakann perhitungan RAL ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya praktikum ini adalah untuk mempelajari pengaruh jarak
tanaman (kerapatan tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

Kompetisi dapat didefenisikan sebagai salah satu bentuk interaksi antar tumbuhan
yang saling memperebutkan sumber daya alam yang tersedia terbatas pada lahan dan waktu
sama yang menimbulkan dampak negatif terhadap pertumbuhan dan hasil salah satu jenis
tumbuhan atau lebih. Sumber daya alam tersebut, contohnya air, hara, cahaya, CO2, dan
ruang tumbuh (Nurma, 2014).

Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda
(interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis
yang berbeda (Ewusie, 2000).

Kompetensi intraspesifik yakni persaingan antara organisme yang sama dalam lahan
yang sama (Ewusie, 2000).

Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan oleh dua


spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila kedua individu
mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak
menydiakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak
menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat
negatif atau meenghambat pertumbuhan individu – individu yang terlibat (Campbell, 2002).

Untuk mendapatkan hasil yang tinggi pada tanaman jagung petani sering
menambahkan pupuk organik karena pengaruhnya terhadap tanaman nampak lebih cepat
dibanding dengan pengaruk pupuk organik. Selain itu, pupuk anorganik mengandung unsur –
unsur dalam jumlah atau presentase yang tinggi. presentase kandungan unsur hara anorganik
relatif tiinggi sehingga petani cenderung menggunakan pupuk ini. Namun pupuk anorganik
menimbulkan dampak yang kurang baik misalnya tanah menjadi rusak, pencemaran air dan
udara serra keseimbangan hara terganggu sehingga lahan pertanian menjadi kritis (Indriani,
2001).

Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies
yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam,
tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup
dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure
hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya
sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya. Harper(1961) , menyatakan bahwa persaingan antar jenis digunakan untuk
menggambarkan adanya persaingan antara individu-individu tanaman yang sejenis (Dedi ,
1989)

Dalam artian yang luas persaingan ditunjukan pada interaksi antara dua organisme
yang memperebutkan sesuatu yang sama. Persaingan ini dapat terjadi antara indifidu yang
sejenis ataupun antara individu yang berbeda jenis. Persaingan yang terjadi antara individu
yang sejenis disebut dengan persaingan intraspesifik sedangkan persaingan yang terjadi
antara individu yang berbeda jenisnya disebut sebagai persaingan interspesifik (Djufri,
2012).

Persaingan antar jenis terdiri atas:

· Persaingan aktivitas

· Persaingan sumberdaya alam ( Gledhill, 1966).

Kershan(1973), mengemukakan bahwa persaingan antar jenis yang terdiri atas fase sedling
sangat menentukan jumlah tanaman yang dapat hidup sampai tingkat dewasa (Dede Setiadi,
1989).

Persaingan yang terjadi antara organisme-organisme tersebut mempengaruhi


pertumbuhan dan hidupnya, dalam hal ini bersifat merugikan (Odum, 1971).

Setiap organisme yang berinteraksi akan di rugikan jika sumber daya alam menjadi
terbatas jumlahnya. Yang jadi penyebab terjadinya persaingan antara lain makanan atau zat
hara, sinar matahari, dan lain – lain Faktor-fator intraspesifik merupakan mekanisme interaksi
dari dalam individu organisme yang turut mengendalikan kelimpahan populasi. Pada
hakikatnya mekanisme intraspesifik yang di maksud merupakan perubahan biologi yang
berlangsung dari waktu ke waktu (Wirakusumah, 2003).

Persaingan intraspesifik intra spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
a. Jenis tanaman : Sifat-sifat biologi tanaman, system perakaran, bentuk pertumbuhan
dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas
menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar
seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tibggi sehingga menimbulkan
persaingan dalam memperebutkan air.

b. Kepadatan tumbuhan : jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang
tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

c. Penyebaran tanaman : penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji


dan melalui rimpang(akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji
mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman ynag menyebar
melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat
dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.

d. Waktu: adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Peruode 25-30% pertama
dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang
disebabkan oleh persaingan (Wijiyanti, 2008).
BAB III

METODOLOGI

A. Waktu Pelaksanaan
Praktikum ini dilakukan pada Rabu tanggal 23 November 2016 di lapangan terbuka
Laboratorium pendidikan Biologi Universitas Tanjungpura Pontianak.

B. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu
1. Alat
 Polibag/pot
 Embrat
 Penggaris
 Alat tulis
 Sekop
2. Bahan
 Biji Jagung
 Tanah
 Pasir
C. Cara Kerja
1. Beberapa pot/polibag diisi dengan tanah.
2. Biji - biji jagung dipilih yang masih baik dan direndam selama satu jam.
3. Biji – biji tersebut lalu ditanam dalam pot polibag yang telah diiisi tanah.
4. Sebagai cadangan sediakan beberapa pot/polibag yang ditanami dengan tanman
sejenis untuk penyulaman apaabila ada tanaman yang mati.
5. Dilakukan penyiraman setiap hari.
6. Dilakukan pengamatan setiap minggu dan diukur tinggi tananman sampai tanaman
tersebut berumur 4 minggu.
7. Tinggi tanaman yang berbeda jarak tanamnya, dibandingkan pada setiap jenis
tersebut.
8. Dibuat grafik pertumbuhan untuk masing – masing pot.
9. Dilakukan uji statistic untuk mengetahui pengaruh nyata dari setiap perlakuan.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
 Tabel 1. Pengamatan tinggi tanaman Jagung dengan perlakuan yang berbeda
selama 4 minggu

Perlakuan (cm) Rata-


Minggu Total
1 (Kontrol) 2 (2 biji) 3 (4 biji) 4 (6 biji) rata

1 10 8,5 7,9 6,5 32,9 8,22

2 17 15 12 12,5 56,5 14,12

3 25 20 19,7 18 82,7 20,67

4 32 24 20,7 21 97,7 24,42

Total 84 67,5 60,3 57,5 269,3

Rata-
21 16,87 15,07 14,37
rata

 Graik perbandingan Tinggi Tanaman Jagung


 Tabel 2. Pengamatan Tabel Jumlah daun tanaman jagung

Perlakuan
Minggu ke- Total Rata-rata
1 biji 2 biji 4 biji 6 biji

1 3 2 2 2 9 2

2 4 3 2 2 11 3

3 5 4 3 3 15 4

4 5 4 4 3 16 4

Total 17 13 11 10 51

Rata-rata 4 3 3 3

B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yaitu Persaingan Antara Tanaman Jenis (Intra Spesifik) yang
bertujuan untuk mempelajari pengaruh jarak tanam (kerapatan tanaman) terhadap laju
pertumbuhan tinggi tanaman. Adapun alat dan bahan yang digunakan pada percobaan ini
yaitu biji jagung, pot, tanah dan pasir. Jumlah pot yang digunakan sebanyak 4 buah dengan
jumlah biji jagung yang ditanami berbeda – beda setiap pot nya. Pada pot 1 digunakan
sebagai kontrol yang hanya ditanami 1 biji jagung, pada pot 2 ditanami 2 biji jagung, pada
pot 3 ditanami 4 biji jagung dan pada pot ke 4 ditanami 6 biji jagung. Percobaan ini dilakukan
selama 4 bulan dimana dalam waktu 4 bulan dilakukan pengematan terhadap tinggi tanaman
setiap hari.

Menurut Ewusie, 1990, persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies
yang sama (intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang
berbeda (interspesific competition). Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih
awal dan menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi
antar jenis yang berbeda .

Hubungan intraspesifik adalah hubungan antara individu yang satu dengan yang lain
dalam satu populasi. Kompetisi intraspesifik dapat menghasilkan penyesuaian keseimbangan
oleh dua spesies atau dari satu populasi menggantikan yang lain. Persaingan terjadi bila
kedua individu mempunyai kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan
tidak menydiakan kebutuhan sarana pertumbuhan yang sama sedangkan lingkungan tidak
menyediakan kebutuhan tersebut dalam jumlah yang cukup. Persaingan ini akan berakibat
negatif atau menghambat pertumbuhan individu – individu yang terlibat Hubungan
intraspesifik itu antara lain:

 kompetisi, biasanya untuk mendapatkan makanan.

 Kanibalisme, biasanya untuk menyakiti sesamanya.

 Amensalisme, hubungan yang merugikan yang lain tapi diri sendiri tidak dapat apa-
apa.

Hubungan interspesifik adalah hubungan antara organisme-organisme dalam populasi


yang berbeda. Hubungan yang termasuk interspesifik antara lain:

 Mutualisme, hubungan yang saling menguntungkan.


 Komensalisme, hubungan yang menguntungkan yang lain dan dirinya tidak dapat apa-
apa

 Parasitisme, hubungan yang merugikan yang lain tapi menguntungkan dirinya.

 Predatorisme, perburuan makanan.

Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies
yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam,
tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup
dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan
organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure
hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau faktor-faktor ekologi lainnya
sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan
pertumbuhannya

Penyebab utama kompetisi adalah sumber daya diantara tanaman dari spesies yang sama.
Akibat dari kompetisi ini terlihat pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan diameter
lateral akar. Akibat dari kompetisi ini akan berpengaruh terhadap pembentukan karakter
maupun dalam kemampuan untuk memproduksi buah. Tidak seperti tanaman yang berbeda
spesies, tanaman yang sama spesiesnya memiliki kebutuhan yang sama antara yang satu
dengan yang lain .

Persaingan intra spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:

a. Jenis tanaman : Sifat-sifat biologi tanaman, system perakaran, bentuk pertumbuhan


dan fisiologi tumbuhan.

b. Kepadatan tumbuhan : jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan
menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang
tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.

c. Penyebaran tanaman : penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji


dan melalui rimpang(akar tunas). Namun demikian persaingan penyebaran tanaman
tersebut sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya,
oksigen dan air.
d. Waktu: adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Periode 25-30% pertama
dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang
disebabkan oleh persaingan .

Adapun hasil pengamatan yang didapat selama 4 minggu percobaan yaitu, pada pot 1
yaitu kontrol (1 biji) diperoleh total tinggi tanaman sebesar 84 cm dengan rata – rata 21 dan
memiliki total jumlah daun sebesar 17 dengan rata – rata sebesar 4. Pada pot 2 ( 2biji) total
tinggi tanaman sebesar 67,5 cm dengan rata – rata 16,87 dan total jumlah daun sebesar 13
dengan rata – rata sebesar 3. pada pot 3 ( 4 biji) total tinggi tanaman yang didapat sebesar
60,3 cm dengan rata – rata 15,07 dan untuk jumlah total daun diperoleh 11 dengan rata – rata
sebesar 3. dan untuk pot 4 ( 6biji) diperoleh total tinggi tanaman 57,5 cm dengan rata – rata
sebesar 14,37 dan total jumlah daun 10 dengan rata – rata sebesar 3.

Berdasarkan data yang diperoleh dan dapat juga dilihat dari grafik tanaman bahwa
semakin banyak jumlah biji dalam pot maka semakin rendah tinggi tanaman dan jumlah daun
yang didapat. Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh jarak tanaman (kerapatan
tanaman) terhadap laju pertumbuhan tinggi tanaman. Sesuai literatur yang diungkapkan oleh
Ewusie,1990, yaitu persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan
menimbulkan pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis
yang berbeda. Dalam hal ini yaitu percobaan dengan sesama jenis yaitu tanaman jagung
dengan perlakuan yang berbeda yaitu jarak antar tanaman dimana jarak tanaman yang lebih
luas atau renggang menghasilkan pertumbuhan tanaman yang lebih tinggi dibanding jarak
tanaman yang lebih padat.
Begitu juga pada pertumbuhan jumlah daun, adanya perbedaan total jumlah tanaman dan
total jumlah daun dari masing – masing pot disebabkan karena adanya persaingan yang
terdapat dalam masing – masing pot. Semakin banyak jumlah biji yang terdapat dalam pot
maka persaingan antara tanaman untuk mendapat nutrisi antar tanaman yang terdapat didalam
pot semakin tinggi.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Persaingan dapat terjadi diantara sesama jenis atau antar spesies yang sama
(intraspesific competition), dan dapat pula terjadi diantara jenis-jenis yang berbeda
(interspesific competition).
2. Persaingan sesama jenis pada umumnya terjadi lebih awal dan menimbulkan
pengaruh yang lebih buruk dibandingkan persaingan yang terjadi antar jenis yang
berbeda.
3. Persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan
ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen
dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan
oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.
4. Penyebab utama kompetisi adalah sumber daya diantara tanaman dari spesies yang
sama yang mengakibatkan pada perbedaan tinggi batang, jumlah daun, dan
diameter lateral akar.
5. Faktor penyebab adanya persaingan yakni yaitu jenis tanaman , kepadatan tanaman
, penyebaran tanaman dan waktu.
6. Jarak tanaman yang lebih luas atau renggang menghasilkan pertumbuhan tanaman
yang lebih tinggi dibanding jarak tanaman yang lebih padat.

7. Semakin banyak jumlah biji yang terdapat dalam pot maka persaingan antara
tanaman untuk mendapat nutrisi antar tanaman yang terdapat didalam pot semakin
tinggi sehingga menghasilkan daun yang lebih banyak.

B. Saran
Saran untuk para praktikan agar lebih tertib lagi dalam melakukan praktium.
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, NA. 2002. Biologi jilid II. Jakata : Erlangga


Djufri. 2012. Penentuan Pola Distribusi, Asosiasi dan Interaksi Jenis Tumbuhan
Khususnya Padang Rumput di Taman Nasional Baluran Banyuwangi Jawa
Timur. Tesis. Yogyakarta : Universitas Gadjah Mada. Vol 4, Nomor 2, hal 104-
111.
Ewusie, J. Y.2000. Pengantar Ekologi Tropika. Bandung: ITB.
Gledhill, D. 1966. Cytotaxonomic revision of the Axonopus compressus Sw. Beauv.
complex. Boletim da Sociedade Broteriana, 40 (2nd Ser.), 125-147.
Indriani, Ida dkk. 2001. BIOLOGI 3. Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan
Nasional : Jakarta.
Nurma, Rudiato. 2014. Laporan Ekologi Tumbuhan . (online). (http://rusdiato-
nurma.blogspot.co.id/2014/11/laporan-ekologi-tumbuhan. html, Diakses tanggal
23 oktober 2016 ).
Odum, E.P. 1971. Dasar-dasar Ekologi (diterjemahkanTjahjono, S. dan Srigandono, B)
Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah Mada.
Setiadi, Dedi, Muhadiono, Ayip Yusron.1989. Penuntun Praktikum Ekologi. PAU Ilmu
Hayat IPB: Bogor.
Wijiyanti,Fahma.2008.Penuntun Praktikum Ekologi. Fak. Sains dan Tekhnologi UIN
Jakarta
Wirakusumah, S. 1003. Dasar-dasar Ekologi bagi populasi dan Komunitas. UI-Press:
Jakarta
Lampiran :

 Perhitungan RAL untuk Tinggi Tanaman Jagung

Dari data yang telah didapatkan diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
dibawah ini :

N = 16

Overal mean = 269,3

C = (269,8)2/16 = 4.532,65

SSY = ((10)2 + (17)2 + (25)2 + (32)2 + (8,3)2 + (16)2 + (20)2 + (24)2 + (7,9)2 + (12)2 +
(19,7)2+(20,7)2+(6,5)2+(12,5)2 + (18)2+(21)2)  C

= 5.325,38  4.532,65

= 792,73

SST = ((84)2 + (67,5)2 + (60,3)2 + (57,5)2) / 4  C

= (18.554,59 / 4)  4.532,65

= 105,97

SSE = SSY-SST = 792,73  105,97 = 686,76

Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel ANOVA


untuk mendapatkan Ftest agar dapat dibandingkan dengan Ftabel. Hasil perhitungan
didapat ditunjukkan pada tabel ANOVA yaitu sebagai berikut :

Tabel ANOVA

Source Df SS MS F test

Treatment 3 105,97 35,32 0,66

Experimental error 13 686,76 52,82

Total 15 792,73
Ftabel pada α = 5% (0,05) pada df treatment = 3 dan df error = 13 adalah 3,41 .

Maka F kalkulasi < F tabel , kesimpulan nya bahwa adanya perbedaan tinggi tanaman dari 4
perlakuan.

 Perhitungan RAL untuk jumlah daun tanaman Jagung

Dari data yang telah didapatkan diatas kemudian dilakukan perhitungan dengan
menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap). Hasil perhitungan tersebut dapat dilihat
dibawah ini :

N = 16

Overall mean = 51

C = (51)2/16 = 162,56

SSY = ((3)2 + (4)2 + (5)2 + (5)2 + (2)2 + (3)2 + (4)2 + (4)2 + (2)2 + (2)2 + (3)2 + (4)2 + (2)2 + (2)2
+ (3)2 + (3)2)  C

= 179 – 162,56

= 16,44

SST = ((17)2+(13)2+(11)2+(10)2)/4-C

= 679 / 4 162,56

= 169,75 162,56

=7,19

SSE = SSY -SST

= 16,44 – 7,19

= 9,25
Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam tabel ANOVA untuk
mendapatkan Ftest agar dapat dibandingkan dengan Ftabel. Hasil perhitungan didapat
ditunjukkan pada tabel ANOVA yaitu sebagai berikut :

Tabel Anova jumlah daun jagung (Zea Mays)

Source Df SS MS F test

Treatment 3 7,19 2,4 3,42

Experimental error 13 9,25 0,7

Total 15 16,44

Ftabel pada α = 5% (0,05) pada df treatment = 3 dan df error = 13 adalah 3,41 .

Maka F kalkulasi > F tabel , kesimpulan nya bahwa adanya perbedaan jumlah daun dari 4
perlakuan.

You might also like