Professional Documents
Culture Documents
TUGAS AKHIR
Oleh:
Nur Fitri Komalasari
153020122
ABSTRACT
The aims of this study were to knowing how the effect of the type of legume
flour (soybean, green bean, red bean) and egg concentration on the characteristics
of simping cake and how the interaction effect between the type of legume flour
(soybean, mung bean, red bean) and egg concentration on the characteristics
simping cake based on organoleptic, chemical, and physical responses.
This study was used a 3x3 factorial experimental design in a randomized
block design (RAK) which consisted of 2 factors, namely factor A (type of bean
flour) which consisted of 3 levels, which were a1 (soybean flour), a2 (mung bean
flour), a3 (red bean flour) and factor B (egg concentration) consisting of 3 levels,
which were b1 (3%), b2 (4%), b3 (5%).
The result preliminary research showed that the best ratio between
tapioca and soybean flour is 2:1 because based on organoleptic test is preferred
in terms of aroma, taste and texture.
The results showed that the type of bean flour (soybean flour, mung bean
flour, and red bean flour) had an effect on color, aroma, taste, texture, starch
contentration (%), protein contentration (%), water contentration (%) and
hardness (gf). Egg concentration has an effect on starch contentration (%) and
water contentration (%) but has no effect on color, aroma, taste, texture, and
protein contentration (%). The interaction between types of legume flour (soybean
flour, red bean flour, and mung bean flour) and egg concentration affects color and
hardness (gf) but has no effect on aroma, taste, texture, starch contentration (%),
protein contentration (%), and water contentration (%).
Keyword: Simping cake, Soybean Flour, Mung bean Flour, Red bean Flour and
Egg Concentration.
1
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
2
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
dan merupakan sumber mineral yang Kadar serat pada kacang merah jauh
penting antara lain kalsium dan lebih tinggi dibandingkan beras,
phosphor. Kacang hijau di Indonesia jagung, sorgum dan gandum
menempati urutan ketiga terprnting (Astawan, 2009).
sebagai tanaman legume, setelah Kacang merah memiliki
kedelai dan kacang tanah. Dengan kandungan protein tertinggi kedua
potensi yang seperti ini, kacang hijau setelah kacang kedelai, yaitu sebesar
dapat menjadi pengisi protein dalam 24,37 %. Kandungan asam amino
suatu bahan pangan, perbaikan gizi pada kacang merah, antara lain lisin
dan sekaligus menaikkan pendapatan 72 mg/gram, metionin 10,56
petani (Sidabutar, dkk, 2013). mg/gram, triptofan 10,08 mg/gram
Kandungan kacang hijau dalam (Afifah dan Annisa, 2015).
100 gram yaitu kalori (345g), protein Salah satu pemanfaatan kacang
(22,2g), lemak (1,2g) dan karbohidrat merah yaitu diolah menjadi tepung,
(62,9g). Kacang hijau sebagai sumber Tepung kacang merah memiliki
protein nabati yang baik dan serat kandungan protein yang lebih tinggi
yang tinggi serta rendah karbohidrat dibandingkan dengan tepung terigu.
sehingga cocok untuk diet dan Adapun komposisi zat gizi tepung
pembentukan otot. Salah satu kacang merah adalah kalori 375,28
pemanfaatan kacang hijau yaitu kal, protein 17,24 gram, lemak 2,21
dengan cara diolah menjadi tepung. gram, dan karbohidrat 71,08 gram.
Tepung kacang hijau dalam 100 gram Namun, kandungan protein yang
memiliki nilai gizi yang tinggi seperti tinggi tidak berpengaruh pada
protein (31,5g), lemak (14,3g) dan kandungan gluten tepung kacang
serat (35,1g) Selain itu, kacang hijau merah tersebut. Tepung kacang merah
mengandung phospor sebesar 319 mg memiliki kandungan protein tinggi
per 100 gram yang tinggi baik bagi yang tidak jauh berbeda dengan
kesehatan tulang dan gigi (Sidabutar, kacang kedelai dan kacang hijau dan
dkk, 2013). Oleh karena itu, tepung bebas dari protein gluten (Siddiq et al,
kacang hijau dapat digunakan sebagai 2010). Tepung kacang merah dapat
sumber tambahan protein dan digunakan sebagai bahan utama
pengganti tepung terigu dalam dalam pembuatan kue simping.
pembuatan kue simping. Pembuatan kue simping dengan
Selain kacang hijau produk tepung kacang-kacangan yang tidak
pangan lokal kacang-kacangan yang mengandung gluten sebagai
olahannya belum termanfaatkan pensubtitusi tepung terigu akan
secara optimal adalah kacang merah. menyebabkan tekstur kue simping
Kacang merah merupakan jenis mudah patah, sehingga diperlukan
kacang-kacangan yang memiliki penambahan bahan pengikat seperti
kadar karbohidrat yang tertinggi, telur.
kadar protein yang setara kacang Telur merupakan salah satu
hijau, kadar lemak yang jauh lebih sumber protein hewani yang memiliki
rendah dibandingkan kacang kedelai rasa lezat, mudah dicerna dan bergizi
dan kacang tanah, serta memiliki tinggi sehingga digemari banyak
kadar serat yang setara dengan kacang orang. Selain itu telur mudah
hijau, kedelai dan kacang tanah. diperoleh dan harganya terjangkau.
3
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
4
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
gizi kue simping dan meningkatkan bawang daun 40 gram (1,52%), dan
nilai ekonomis produk olahan pangan kencur 40 gram (1,52%).
lokal. Menurut Sri (2004), dalam
1.5 Kerangka Pemikiran pembuatan kue simping penggunaan
daging lumat ikan nilem yang
Menurut Nugraha (2002), kue
ditambahkan dalam adonan yaitu 5%,
simping adalah salah satu bentuk
10%, dan 15%, dimana penambahan
produk makanan ringan tradisional
daging lumat ikan sebanyak 15%
dengan bahan baku utama tapioka dan
memiliki hasil yang banyak diterima
terigu, kue simping merupakan
dalam segi sensoris.
makanan tradisional, karena diolah
Menurut Siti (2004), kandungan
dengan cara semi-modern di pabrik
gizi yang terdapat dalam kue simping
atau industri rumah tangga. Kue
original yaitu protein 5,04%, lemak
simping diperkenalkan pertama kali
1,25%, karbohidrat 88,14%, Air
oleh kaum juragan (terhormat) di
3,77%, Abu 1,81%. Sedangkan
daerah Purwakarta, Jawa Barat. Kue
kandungan gizi kue simping dengan
simping tersebut mempunyai
penambahan daging lumat ikan sapu-
beberapa rasa yang khas seperti rasa
sapu sebesar 15% yaitu protein
kencur, rasa nanas, rasa nangka, rasa
6,71%, lemak 0,64%, karbohidrat
durian, rasa pisang, dan rasa pedas.
87,28%, air 2,52%, dan abu 2,66%.
Kue simping merupakan makanan
Menurut Manley (2000), Tepung
alternative yang relative sehat, rendah
kacang kedelai biasa digunakan
kolesterol dan mudah dicerna.
sebagai komponen utama dalam
Menurut Nawawi (2002), cara
pembuatan makanan yang tinggi
pembuatan kue simping yaitu
protein. Penggunaan tepung kacang
pembuatan adonan tapioka, tepung
kedelai juga dapat dikatakan
terigu dan bumbu-bumbu dicampur
memperbaiki tekstur. Kacang kedelai
dengan santan kelapa, proses
juga biasa digunakan sebagai bahan
selanjutnya pemanggangan adonan
baku industri pangan. Salah satu
pada alat pemanggang selama kurang
bahan baku industri dari kacang
lebih 1,5 menit dengan suhu kurang
kedelai adalah isolat protein. Fungsi
lebih 100 ºC, kue simping yang sudah
utama isolat protein kacang kedelai
matang dibiarkan selama 5 menit,
dalam bahan adalah untuk
untuk mendapatkan produk yang
memperbaiki kandungan gizi produk
seragam dilakukan pembutan dengan
makanan yang diproduksi.
alat serit, kemudian dilanjutkan
Menurut Virgo (2007), Tepung
proses pengemasan.
kacang kedelai merupakan salah satu
Menurut Nawawi (2002),
bahan pengikat yang dapat
perbandingan tapioka dan tepung
meningkatkan daya ikat air pada
terigu dalam pembuatan kue simping
bahan makanan karena di dalam
yaitu 2:1 dengan komposisi bahan
tepung kedelai terdapat pati dan
yang digunakan untuk pembuatan kue
protein yang dapat mengikat air. Daya
simping yaitu tepung tepioka 1000
ikat air mempengaruhi ketersediaan
gram (38,10%), tepung terigu 500
air yang diperlukan oleh
gram (19,05%), santan kelapa 1000
mikroorganisme sebagai salah satu
ml (38,10%), garam 15 gram (0,57%),
faktor penunjang pertumbuhannya.
gula sukrosa 30 gram (1,14%),
5
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
6
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
7
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
8
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
destilasi, statif, klem, buret, plastik Tapioka 28,57 28,57 38,10 38,10 19,05 19,05
sampel, benang kasur, sokhlet, Tepung 28,57 28,57 19,05 19,05 38,10 38,10
Kacang
penangas, labu dasar bundar, cawan, Kedelai
tang krus, oven, eksikator, dan Santan 38,10 38,10 38,10 38,10 38,10 38,10
Texture Analyzer TA-TX Express. Kelapa
3.2.Metode Penelitian Telur 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00 3,00
Gula 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40 0,40
Metode penelitian yang
Garam 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14 1,14
dilakukan terdiri dari Penelitian
Kencur 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21 0,21
Pendahuluan dan Penelitian Utama.
Total 100 100 100 100 100 100
3.2.1. Penelitian Pendahuluan
Penelitian pendahuluan yang Sumber: Modifikasi, Nawawi (2002)
dilakukan adalah penentuan 3.2.2. Penelitian Utama
perbandingan tapioka dan salahsatu Penelitian utama bertujuan untuk
jenis tepung kacang-kacangan mengetahui bagaimana pengaruh
(tepung kacang kedelai). Dimana jenis tepung kacang-kacangan
perbandingan yang digunakan adalah: (kacang kedelai, kacang hijau, kacang
a1 (1:1) ; a2 (2:1) ; a3 (1:2) merah) dan konsentrasi telur terhadap
Produk kue simping yang karakteristik kue simping dan
diperoleh kemudian diuji hedonik bahagaimana pengaruh interaksi
secara organoleptik yang dilakukan antara jenis tepung kacang-kacangan
oleh 30 orang panelis semi terlatih (kacang kedelai, kacang hijau, kacang
dengan respon uji meliputi aroma, merah) dan konsentrasi telur terhadap
rasa, dan tekstur. Kue simping dengan karakteristik kue simping berdasarkan
formulasi perbandingan tapioka dan respon organoleptik, kimia, dan fisik.
salahsatu jenis tepung kacang- 3.2.2.1.Rancangan Perlakuan
kacangan (tepung kacang kedelai) Rancang perlakuan dalam
terbaik akan digunakan untuk penelitian utama terdiri dari 2 faktor,
penelitian utama. yaitu faktor jenis tepung kacang-
kacangan (A) terdiri dari tiga taraf
dan faktor konsentrasi telur (B) terdiri
dari tiga taraf.
Faktor perlakuan:
a. Jenis tepung kacang-kacangan
(A) terdiri dari 3 taraf:
a1 = tepung kacang kedelai
a2 = tepung kacang hijau
a3 = tepung kacang merah
9
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
telur Tepung
4% (b2) a 3b 2 a3b2 a 3b 2
Bj = Pengaruh perlakuan Kacang Merah
10
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
11
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
12
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
13
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
kacang kedelai setelah diolah menjadi gabungan dari berbagai macam rasa
kue simping memiliki aroma yang yang terpadu sehingga akan
berbeda hal itu disebabkan oleh menimbulkan cita rasa makanan yang
perbedaan penambahan tepung utuh dan padu (Kartika dkk, 1987).
kacang kedelai yang memiliki aroma Tujuan uji organoleptik rasa ini
yang khas. Secara kimiawi sulit adalah untuk mengetahui pengaruh
dijelaskan mengapa senyawa- formulasi perbandingan tapioka
senyawa menyebabkan aroma yang dengan tepung kacang kedelai
berbeda, karena senyawa-senyawa terhadap tinggkat kesukaan rasa kue
yang mempunyai struktur kimia dan simping yang dihasilkan.
gugus fungsional yang hampir sama Berdasarkan tabel 16 hasil
(stereoisomer) kadang-kadang organoleptik uji hedonik penelitian
mempunyai aroma yang sangat pendahuluan atribut rasa kue simping,
berbeda (Winarno, 1992). menunjukkan bahwa perbandingan
Aroma yang khas dan biasa tapioka dengan tepung kacang kedelai
dirasakan oleh indera pencium 1:1 (a1) berbeda nyata dengan 2:1
tergantung kepada bahan (a2) dan tidak berbeda nyata dengan
penyusunnya dan bahan yang 1:2 (a3) terhadap rasa kue simping.
ditambahkan pada makanan tersebut. Perbandingan tapioka dengan tepung
Sedangkan penilaian terhadap aroma kacang kedelai 2:1 (a2) berbeda nyata
dipengaruhi oleh faktor psikis dan dengan 1:1 (a1) dan 1:2 (a3) terhadap
fisiologi yang memberikan pendapat rasa kue simping. Perbandingan
berlainan (Kartika dkk., 1988). tapioka dengan tepung kacang kedelai
Aroma kue simping yang 1:2 (a3) tidak berbeda nyata dengan
disukai panelis adalah perbandingan 1:1 (a1) dan berbeda nyata dengan 2:1
tapioka dengan tepung kacang kedelai (a2) terhadap rasa kue simping.
2:1 (a2) dengan nilai paling tinggi Rasa ditentukan oleh
yaitu 4,330. komposisi yang dapat menimbulkan
4.1.1.2. Rasa rasa gurih yang seimbang pada bahan
pangan, perbandingan tapioka dengan
Rasa merupakan salah satu
tepung kacang kedelai menghasilkan
faktor penting yang empengaruhi
rasa yang berbeda. Perbandingan
nilai penerimaan seseorang terhdap
tapioka dengan tepung kacang kedelai
suatu makanan. Penerimaan panelis
1:1 (a1) memiliki nilai 3,374 yang
terhadap rasa dipengruhi oleh
tidak berbeda nyata dengan 1:2 (a3)
beberapa faktor, antara lain senyawa
yaitu 3,581 karena tepung taipoka
kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi
yang ditambahkan memiliki
dengan komponen yang lainnya
perbandingan yang sama. Sedangkan
(Winarno, 1991).
perbandingan tepung taipoka dengan
Rasa suatu bahan pangan
tepung kacang kedelai 2:1 (a2)
merupakan hasil kerjasama indera-
memiliki nilai paling tinggi yaitu
indera yang lain seperti penglihatan,
4,485 berbeda nyata dengan 1:1 (a1)
penciuman, pendengaran dan peraba
dan 1:2 (a3) dikarenakan semakin
ikut berperan dalam pengamatan
banyak tapioka yang ditambahkan
bahan pangan. Pada umumnya bahan
dalam perbandingan dengan tepung
pangan tidak hanya terdiri dari salah
kacang kedelai maka rasa dari kue
satu rasa saja, akan tetapi merupakan
14
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
simping akan menghasilkan rasa yang nyata dengan 1:2 (a3) terhadap tekstur
lebih gurih (Nuraidah, 2013). kue simping. Perbandingan tapioka
Rasa kue simping yang dengan tepung kacang kedelai 2:1
disukai panelis adalah perbandingan (a2) berbeda nyata dengan 1:1 (a1)
tapioka dengan tepung kacang kedelai dan tidak berbeda nyata dengan 1:2
2:1 (a2) dengan nilai 4,485 karena (a3) terhadap tekstur kue simping.
rasa yang dihasilkan lebih gurih dan Perbandingan tapioka dengan tepung
memiliki rasa khas dari kue simping kacang kedelai 1:2 (a3) tidak berbeda
original. nyata dengan 1:1 (a1) dan 2:1 (a2)
4.1.1.3. Tekstur terhadap tekstur kue simping.
Perbandingan tapioka
Tekstur merupakan salah satu
dengan tepung kacang kedelai 1:1
faktor yang mempengaruhi pilihan
(a1) memiliki nilai 3,785 yang tidak
konsumen terhadap suatu produk
berbeda nyata dengan 1:2 (a3) yaitu
pangan. Yang dimaksud tekstur
4,022. Sedangkan perbandingan
adalah kehalusan suatu irisan pada
taipoka dengan tepung kacang kedelai
saat disentuh dengan jari oleh panelis,
2:1 (a2) memiliki nilai paling tinggi
penentuan tekstur suatu produk
yaitu 4,241 berbeda nyata dengan 1:1
pangan secara organoleptik
(a1) dan tidak berbeda nyata dengan
dipengaruhi oleh bentuk, presepsi di
1:2 (a3). Perolehan nilai
langit-langit mulut, ukuran partikel,
perbandingan tapioka dengan tepung
elastisitas, kekerasan, persepsi sisa
kacang terhadap tekstur kedelai tidak
dari mengunyah, kandungan protein-
terlalu berbeda secara signifikan,
lemak, suhu pengering dan kadar air
tetapi berdasarkan penilaian panelis
(Purnomo, 1995).
semakin sedikit tepung kacang
Pada saat dilakukan pengujian
kedelai yang ditambahkan tekstur kue
inderawi, sifat-sifat seperti keras atau
simping semakin renyah. Tekstur
renyahnya bahan pada saat digigit,
pada kue kering meliputi kekerasan,
pemecahan dalam fragmen-fragmen,
konsistensi, dan kemudahan untuk
hubungan antar serat yang ada, dan
dipatahkan (Fellow, 2000).
sensasi lain misalnya berminyak,
Tekstur kue kering yang baik adalah
berair, dan mengandung lain-lain
kerenyahan yang baik dan
kemungkinan akan timbul (Kartika
penampakan yang menarik. Tekstur
dkk, 1988).
kue simping yang disukai panelis
Tekstur kue simping
adalah perbandingan tapioka dengan
ditentukan oleh kadar air, jumlah dan
tepung kacang kedelai 2:1 (a2)
kandungan protein yang meyusunnya
dengan nilai paling tinggi yaitu 4,241.
serta dipengaruhi oleh semua bahan
4.2 Penelitian Utama
baku yang digunakan (Nawawi,
4.2.1. Respon Organoleptik
2002).
4.2.1.1. Warna
Berdasarkan tabel 16 hasil
organoleptik uji hedonik penelitian Warna merupakan suatu sifat
pendahuluan atribut tekstur kue bahan yang dianggap berasal dari
simping, menunjukkan bahwa penyebaran spectrum sinar. Warna
perbandingan tapioka dengan tepung bukan merupakan suatu zat atau
kacang kedelai 1:1 (a1) berbeda nyata benda melainkan suatu sensasi
dengan 2:1 (a2) dan tidak berbeda seseorang oleh karena adanya
15
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
16
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
17
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
Tabel 18. Uji Lanjut Duncan umumnya aroma yang diterima oleh
Penelitian Utama Terhadap Aroma hidung dan otak merupakan ramuan
Faktor A atau campuran empat aroma utama
Jenis Tepung yaitu harum, asam, tengik, dan
Taraf
Kacang- Nilai
Nyata 5% hangus (Winarno, 1995).
Kacangan
Tepung Kacang Aroma dari kue simping tidak
Kedelai 4,344 b
(a1) hanya ditentukan oleh satu
Tepung Kacang komponen, tetepi juga oleh beberapa
Hijau 3,444 a
(a2) komponen tertentu yang
Tepung Kacang menimbulkan bau khas. Pada
Merah 3,263 a
(a3) penelitian digunakan bahan tambahan
Keterangan: Huruf yang sama pada yaitu kencur, maka aroma kue
kolom menunjukkan tidak berbeda simping yang dominan tercium
nyata pada taraf 5 % dan huruf yang adalah aroma kencur sehingga nilai
berbeda pada kolom menunjukkan rata-rata yang didapatkan tidak
perberbedaan yang nyata pada taraf berbeda secara signifikan. Selama
5%. proses pemanggangan akan terjadi
Berdasarkan tabel 18 pencoklatan pada produk kue
menunjukkan bahwa jenis tepung simping. Menurut DeMan (1997),
kacang-kacangan tepung kacang pencoklatan selama proses
kedelai (a1) berbeda nyata dengan pemanggangan merupakan penyebab
tepung kacang hijau (a2) dan tepung utama dalam munculnya aroma bau
kacang merah (a3) terhadap aroma suatu produk pangan yang khas.
kue simping. Tepung kacang hijau Kue simping kontrol
(a2) berbeda nyata dengan tepung mempunyai aroma yang khas, panelis
kacang kedelai (a1) dan tidak berbeda lebih menyukai aroma kue simping
nyata dengan tepung kacang merah jenis tepung kacang-kacangan tepung
(a3) terhadap aroma kue simping. kacang kedelai (a1) dengan nilai
Tepung kacang merah (a3) berbeda 4,344 karena memiliki aroma yang
nyata dengan tepung kacang kedelai lebih kuat dan hampir mirip dengan
(a1) dan tidak berbeda nyata dengan kue simping kontrol dibandingkan
tepung kacang hijau (a2) terhadap tepung kacang hijau dan tepung
aroma kue simping. kacang merah.
Jenis tepung kacang-kacangan 4.2.1.3. Rasa
tepung kacang kedelai (a1) Rasa merupakan faktor yang
mendapatkan nilai rata-rata tertinggi cukup penting dari suatu produk
yaitu 4,344. Tepung kacang hijau (a2) makanan. Rasa makanan adalah
dan tepung kacang merah (a3) turunan dari sebagian kompoen
mendapatkan nilai rata-rata berturut- terkait dengan air liur selama
turut 3,444 dan 3,263 yang tidak makanan dicerna secara mekanis
berbeda secara signifikan hal ini dalam mulut. Komponen yang dapat
disebabkan secara deskriptif aroma menimbulkan rasa yang diinginkan
tepung kacang hijau dan tepung tergantung dari senyawa
kacang merah tidak berbeda setelah penyusunnya misalnya gula dapat
menjadi adonan dan setelah proses memberikan rasa manis pada
pemanggangan kue simping. Pada
18
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
19
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
simping yan terbuat dari tepung jari). Tekstur termasuk sifat perabaan
kacang kedelai memiliki rasa yang selain struktur dan konsistensi. Sifat
lebih gurih dan lebih mirip dengan perabaan sering dihubungkan dengan
simping kontrol. Sementara simping jenis bahan yang sedang diamati dan
yang terbuat dari tepung kacang hijau sangat sulit untuk memberikan
dan kacang merah memiliki rasa khas batasan atau kesimpulan karena
yang berbeda dengan kue simping memilki kriteria yang berbeda untuk
kontrol dan lebih tebal sehingga setiap bahan. Pada saat dilakukan
mengurangi rasa gurih kue simping. pengujian inderawi, sifat-sifat seperti
Karakterisktik kue simping yang keras atau lemahnya bahan pada saat
disukai panelis adalah warna putih digigit, hubungan antar serat-serat
kekuningan, rasa gurih, bau enak dan yang ada dan sensasi lain misalnya
memiliki tekstur yang kering serta rasa berminyak, rasa berair, rasa
renyah. (Nawawi, 2002). mengandung cairan (Kartika, 1988).
Cita rasa bahan makanan Berdasarkan hasil analisis
sesungguhnya terdiri dari tiga variansi (ANAVA) pada lampiran 9
komponen yaitu bau, rasa, dan terhadap tekstur kue simping
rangsaangan di mulut. Rasa menunjukan bahwa jenis tepung
dipengaruhi oleh beberapa faktor kacang-kacangan (kacang kedelai,
yaitu senyawa kimia, suhu, kacang hijau, dan kacang merah)
konsentrasi dan interaksi dengan berpengaruh nyata terhadap tekstur
komponen rasa lain. (Winarno, 1997). kue simping, tetapi konsentrasi telur
Penambahan konsentrasi telur dan interaksi antara jenis tepung
pada pembutan kue simping tidak kacang-kacangan (kacang kedelai,
berpengaruh terhadap rasa kue kacang hijau, dan kacang merah)
simping, hal tersebut di sebabkan atas dengan konsentrasi kue simping tidak
pengamatan deskriptif konsentrasi berpengaruh nyata terhadap tekstur
telur yang ditambahkan memiliki kue simping. Pengaruh yang nyata
formulasi yang terlalu kecil sehingga jenis tepung kacang-kacangan
tidak berpengaruh terhadap rasa kue (kacang kedelai, kacang hijau, dan
simping. kacang merah) terhadap tekstur kue
4.2.1.4. Tekstur simping dapat dilihat pada tabel 20.
Tabel 20. Uji Lanjut Duncan
Tekstur adalah salah satu uji
Penelitian Utama Terhadap Tekstur
organoleptik yang bersifat subjektif
Faktor A
dan dilakukan dengan menggunakan Jenis Tepung
Taraf
indera manusia. Tekstur merupakan Kacang- Nilai
Nyata 5%
Kacangan
faktor penting pada jenis makanan Tepung Kacang
4,622 c
camilan kering yaitu akan Kedelai
(a1)
menentukan kerenyahan suatu Tepung Kacang
produk. Ciri yang paling sering diacu 3,859 b
Hijau
(a2)
adalah kekerasan dan kandungan air Tepung Kacang
(De Man, 1997). Merah 3,581 a
tekanan yang dapat diamati dengan Keterangan: Huruf yang sama pada
mulut (pada waktu digigit, dikunyah, kolom menunjukkan tidak berbeda
dan ditelan ataupun perabaan dengan nyata pada taraf 5 % dan huruf yang
20
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
21
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
dimana gugus ini bersifat polar dan kacang merah (a3) terhadap kadar pati
sifat polar ini memnyebabkan amilosa kue simping. Tepung kacang hijau
bersifat hidrofilik (Winarno, 1997). (a2) berbeda nyata dengan tepung
Berdasarkan hasil analisis kacang kedelai (a1) dan tidak berbeda
variansi (ANAVA) pada lampiran 10 nyata dengan tepung kacang merah
terhadap hasil analisis kadar pati kue (a3) terhadap kadar pati kue simping.
simping menunjukan bahwa jenis Tepung kacang merah (a3) berbeda
tepung kacang-kacangan (kacang nyata dengan tepung kacang kedelai
kedelai, kacang hijau, dan kacang (a1) dan tidak berbeda nyata dengan
merah) dan konsentrasi telur tepung kacang hijau (a2) terhadap
berpengaruh nyata terhadap hasil kadar pati kue simping.
analisis kadar pati kue simping, tetapi Berdasarkan hasil uji analisis
interaksi antara jenis tepung kacang- kadar pati dapat disimpulkan bahwa
kacangan (kacang kedelai, kacang jenis tepung kacang-kacangan yang
hijau, dan kacang merah) dengan digunakan dalam setiap perlakuan
konsentrasi telur tidak berpengaruh mengalami peningkatan yang nyata,
nyata terhadap hasil analisis kadar pada perlakuan a1 (tepung kacang
pati kue simping. Pengaruh yang kedelai) terhadap perlakuan a2
nyata jenis tepung kacang-kacangan (tepung kacang hijau) dan a3 (tepung
(kacang kedelai, kacang hijau, dan kacang merah) menunjukkan
kacang merah) dan konsentrasi telur peningkatan yang nyata. Pada
terhadap hasil analisis kadar pati kue perlakuan a2 (tepung kacang hijau)
simping dapat dilihat pada tabel 21 terhadap perlakuan a3 (tepung kacang
dan tabel 22. merah) menunjukkan peningkatan
Tabel 21. Uji Lanjut Duncan Kue tetapi tidak secara signifikan. Sesuai
Simping Terhadap Kadar Pati (%) dengan kandungan kadar pati bahan
Faktor A utama yang digunakan tepung kacang
Jenis Tepung kedelai memiliki kadar pati sebesar
Taraf
Kacang- Nilai
Nyata 5% 28,08 % (Septyarini D, 2018) yang
Kacangan
Tepung Kacang lebih rendah dari tepung kacang hijau
Kedelai 72,290 % a
(a1) yang memiliki kadar pati 30,9 % (Tan
Tepung Kacang et al., 2006) dan tepung kacang merah
Hijau 73,473 % b
(a2) yang memiliki kadar pati 39,45 %
Tepung Kacang (Butt et al., 2010).
Merah 73,497 % b
(a3) Kue simping yang terbuat dari
Keterangan: Huruf yang sama pada tepung kacang merah mengandung
kolom menunjukkan tidak berbeda kadar pati yang paling tinggi
nyata pada taraf 5 % dan huruf yang dibandingkan kue simping yang
berbeda pada kolom menunjukkan terbuat dari tepung kacang kedelai
perberbedaan yang nyata pada taraf dan tepung kacang hijau yaitu 73,50
5%. % dan lebih tinggi dari kadar air kue
Berdasarkan tabel 21 simping kontrol dengan bahan terigu
menunjukkan bahwa jenis tepung yang mengandung kadar pati 71,69
kacang-kacangan tepung kacang %.
kedelai (a1) berbeda nyata dengan Menurut Winarno (2002), Pati
tepung kacang hijau (a2) dan tepung terdiri atas amilosa dan amilopektin
22
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
sedangkan nonpati terdiri atas serat dengan konsentrasi telur 3% (a1) dan
pangan. Karbohidrat yang tinggi konsentasi telur 4% (a2) terhadap
membuat tekstur kue simping kadar pati kue simping.
menjadi lebih renyah. Amilosa Berdasarkan hasil uji analisis
berperan untuk membentuk tekstur kadar pati dapat disimpulkan bahwa
pangan yang keras sedangkan konsentrasi telur yang digunakan
amilopektin berperan membentuk dalam setiap perlakuan mengalami
tekstur yang kenyal pada produk penurunan yang nyata, pada
basah atau tekstur yang garing pada perlakuan b1 (telur 3%) terhadap
produk kering. perlakuan b2 (telur 4%) menunjukkan
Semakin tinggi suhu penurunan yang nyata tetapi tidak
pemanggangan akan semakin rendah secara signifikan sehingga tidak
kadar patinya, suhu yang semakin berpengaruh nyata terhadap hasil
tinggi akan mengakibatkan terjadinya analisis kadar pati dan terhadap
leaching atau rusaknya molekul pati. perlakuan b3 (telur 5%) menunjukkan
Proses pemanggangan dengan suhu penurunan yang nyata dalam hasil
yang tinggi akan mengubah bentuk analisis kadar pati. Pada perlakuan b2
pati menjadi pati yang tergelatinasi (telur 4%) terhadap perlakuan b3
sehingga granula pati yang rusak akan (telur 5%) menunjukkan penurunan
semakin banyak (Septyarini D, 2018). yang nyata dalam hasil analisis kadar
Tabel 22. Uji Lanjut Duncan Kue pati.
Simping Terhadap Kadar Pati (%) Semakin tinggi konsentrasi
Faktor B telur yang ditambahkan maka
Konsentrasi Taraf semakin rendah kadar pati yang
Nilai
Telur Nyata 5%
Telur 3% terkandung dalam kue simping. Hal
73,436 % b
(b1) ini disebabkan pada setiap kenaikan
Telur 4%
(b2)
73,233 % b penambahan telur ayam, rasio antara
Telur 5%
72,592 % a pati yang ada dalam santan terhadap
(b3)
berat total kue simping akan
Keterangan: Huruf yang sama pada
menurun, di duga karena kandungan
kolom menunjukkan tidak berbeda
lemak pada telur ayam yang tinggi
nyata pada taraf 5 % dan huruf yang
akan meningkatkan jumlah padatan
berbeda pada kolom menunjukkan
pada kue simping, sehingga dapat
perberbedaan yang nyata pada taraf
menurunkan kadar pati pada produk
5%.
kue simping (Widyastuti, 2015).
Berdasarkan tabel 22
4.2.2.2. Kadar Protein
menunjukkan bahwa konsentrasi telur
3% (b1) tidak berbeda nyata dengan Protein adalah suatu bahan
konsentrasi telur 4% (b2) dan berbeda makanan makronutrien. Molekul
nyata dengan konsentrasi telur 5% protein mengandug unsur yang
(b3) terhadap kadar pati kue simping. khusus yang tidak terdapat dalam
Konsentrasi telur 4% (b2) tidak karbohidrat dan lemak yaitu unsur
berbeda nyata dengan konsentrasi nitrogen. Protein sangat penting bagi
telur 3% (a1) dan berbeda nyata tubuh dan nilai gizi protein dalam
dengan konsentrasi telur 5% (a3) produk kue simping penting
terhadap kadar pati kue simping. diketahui, sebab protein merupakan
Konsentrasi telur (a3) berbeda nyata salah satu makromolekul yang
23
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
24
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
25
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
dapat dilihat pada tabel 24 dan tabel mudahnya bakteri, kapang, dan
25. khamir berkembangbiak sehingga
Tabel 24. Uji Lanjut Duncan Kue akan terjadi perubahan pada bahan
Simping Terhadap Kadar Air (%) pangan. Makin rendah kadar air,
Faktor A makin lambat pertumbuhan
Jenis Tepung mikroorganisme dan bahan pangan
Taraf
Kacang- Nilai
Nyata 5% tersebut dapat tahan lama.
Kacangan
Tepung Kacang Pengaruh kadar air terhadap
Kedelai 1,941 % a
(a1) kerenyahan kue simping yaitu kadar
Tepung Kacang air yang rendah akan meningkatkan
Hijau 2,219 % b
(a2) kerenyahan pada produk. Menurut
Tepung Kacang Muchtadi et al., (1987), semakin
Merah 2,548 % c
(a3) banyak kadar air yang keluar dari
Keterangan: Huruf yang sama pada bahan maka semakin banyak ruang
kolom menunjukkan tidak berbeda kosong yang terdapat dalam jaringan
nyata pada taraf 5 % dan huruf yang sehingga pada saat kue simping
berbeda pada kolom menunjukkan dipanggang akan mengembang pada
perberbedaan yang nyata pada taraf tingkat tertentu dan menyebabkan kue
5%. simping menjadi lebih renyah.
Berdasarkan tabel 24 Tepung kedelai merupakan
menunjukkan bahwa jenis tepung salah satu bahan pengikat yang dapat
kacang-kacangan (tepung kacang meningkatkan daya ikat air pada
kedelai, tepung kacang hijau, dan bahan makanan karena di dalam
tepung kacang merah) saling berbeda tepung kedelai terdapat pati dan
nyata terhadap kadar air kue simping. protein yang dapat meningkatkan
Berdasarkan hasil uji analisis daya ikat air pada bahan makanan.
kadar air pada dapat disimpulkan Daya ikat air mempengaruhi
bahwa jenis tepung kacang-kacangan ketersediaan air yang diperlukan oleh
yang digunakan dalam setiap mikroorganisme sebagai salah satu
perlakuan mengalami peningkatan faktor penunjang pertumbuhannya.
yang nyata, pada perlakuan a1 Semakin meningkat daya ikat air yang
(tepung kacang kedelai) terhadap diperlukan untuk pertumbuhan
perlakuan a2 (tepung kacang hijau) mikroorganisme semakin berkurang
dan a3 (tepung kacang merah) sehingga aktivitas bakteri dalam
menunjukkan peningkatan yang nyata bahan makanan yang dapat
terhadap analisis kadar air. Pada menyebabkan kebusukan menurun
perlakuan a2 (tepung kacang hijau) (Napitupulu, 2012).
terhadap perlakuan a3 (tepung kacang Berdasarkan penelitian yang
merah) menunjukkan peningkatan dilakukan kue simping berbahan
yang nyata terhadap hasil analisis dasar tepung kacang kedelai memiliki
kadar air kue simping. kadar protein paling tinggi sebesar
Menurut Winarno (2002), 8,752 % dibandingkan dengan kue
kadar air merupakan banyaknya air simping berbahan dasar tepung
yang terkandung dalam bahan yang kacang hijau yang memiliki kadar
dinyatakan dalam persen. Kadar air protein terendah yaitu 7,657% dan
yang tinggi mengakibatkan kue simping berbahan dasar tepung
26
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
27
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
28
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
29
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
30
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
31
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
Astawan, Made. 2000. Sehat dengan Gracia, F.L., Indah, K. dan Erni, S.
Hidangan Kacang dan Biji- 2013. Karakteristik
bijian. Penebar Swadaya. Fisikokimia dan
Bogor Organoleptik Kerupuk
Astawan, Made. 2009. Tapioka, pada Berbagai Proporsi
Manfaatnya dan Cara Tapioka dan Tepung
Pembuatannya. Jakarta: Kacang Hijau. Fakultas
Penebar Swadaya. Teknologi Pertanian
Universitas Katolik Widya
Badan Standar Nasional. 2016 Mandala. Surabaya.
Direktorat Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Hakim, P.A, Putri, R., Vitria, M,
Provinsi DIY, Kandungan Dudung, A. dan Reza, F.
Tapioka. 2017. Nilai Organoleptik
Barus, R. 2009. Amidasi p- dan Aktivitas Antioksidan
metoksisinamat yang Kue Semprong dengan
Diisolasi dari Kencur Penambahan Tepung
(Kaempferia galangal, Tempe dan Selai Umbi Bit
L).Tesis. Sumatra Utara, Sebagai Snack PMT Balita
Program Pascasarjana USU. (3-5 Tahun). Fakultas Ilmu-
Benson, L. 1957. Plant Ilmu Kesehatan Universitas
Classification. D.C. Boston: Esa Unggul. Jakarta Barat.
Health and Company. Hanastiti, W. R. 2013. Pengaruh
Buckle, K.A., R.A. Edwards, G.H. Substitusi Tepung Singkong
Fleet dan M. Wotton. 2009. Terfermentasi dan Tepung
Ilmu Pangan. Terjemahan H. Kacang Merah Terhadap
Purnomo dan Adiano. UI- Kadar Protein, Kadar
Press, Jakarta. Serat, dan Daya Terima
Fatimah, P.S. 2015.Uji Daya Terima Cake. Naskah Publikasi.
dan Nilai Gizi Biskuit Yang Program Studi Gizi Fakultas
Dimodifikasi Dengan Muhammadiyah Surakarta.
Tepung Kacang Hariadi. 2010. Teknologi
Merah.Skripsi. Universitas Pengolahan Beras. Gadjah
Sumatera Utara. Medan. Mada University Press.
Gaspersz, Vincent. 1995. Teknik Yogyakarta.
Analisa Dalam Penelitian I.G.A.M. Nadya, C.D., Ni Wayan, W.
Percobaan, Edisi Pertama, dan I Ketut, S. 2016.
Penerbit Tarsito, Bandung. Pengaruh Subtitusi Terigu
Ginting, E. 2010. Petunjuk Teknis dengan Tepung Kecambah
Produk Olahan Kedelai Kacang Merah (Phaseolus
(Materi Pelatihan vulgaris L) Terhadap
Agribisnis bagi KMPH). Karakteristik Cookies.
Balai Penelitian Kacang- Jurusan Ilmu dan Teknologi
kacangan dan Umbiumbian. Pangan Fakultas Teknologi
Malang. Pertanian UNUD. Bali.
32
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
33
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
34
Artikel Penelitian Teknologi Pangan Universitas Pasundan
35