You are on page 1of 14

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI MELALUI KOMBINASI

LIMBAH MAKANAN, BIO-SLURRY, DAN PGPR SEBAGAI PUPUK BIO-


ORGANIK

Tugas UAS Mata Kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu Titis Bayu Widagdo, S.Pd., M.Li

Anggota Kelompok:
Moch. Rifqi Ulul Azmi_215040200111034
Maydina Kurnia Ilma_215040200111241
Nabila Elanda Sari_215040201111026
Fatimah Nur Yulianingsih_215040201111027
Sephia Dewi Meila Chrisaputri_215040201111045
Hastika Dina Marinda_215040201111046
Ashafilah Rinanova Diprana_215040201111134
Nazilatun Nisa'aini Nurifa Agustin_215040201111053

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2022
PENINGKATAN PRODUKTIVITAS KEDELAI MELALUI KOMBINASI
LIMBAH MAKANAN, BIO-SLURRY, DAN PGPR SEBAGAI PUPUK BIO-
ORGANIK

Moch. Rifqi Ulul Azmi1), Maydina Kurnia Ilma2), Nabila Elanda Sari3), Fatimah
Nur Yulianingsih4), Sephia Dewi Meila Chrisaputri5), Hastika Dina Marinda6),
Ashafilah Rinanova Diprana7), Nazilatun Nisa'aini Nurifa Agustin8)
Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
e-mail: rifkiazmi87@gmail.com, 2)maydinailma@gmail.com,
1)
3)
nabilaelanda@gmail.com, 4)fatimahnyfat@gmail.com, 5)sephia502@gmail.com,
6)
hastikamarinda@gmail.com, 7)ashadiprana97@gmail.com,
8)
nurifaaaaaa@gmail.com

ABSTRACT
Soybean (Glycine max) is one of the main food commodities in Indonesia which
has many benefits, so the demand for soybeans is increasing. In soybean processing,
farmers add nutrients using inorganic fertilizers, but the sustainable use of inorganic
fertilizers can reduce soil conditions. There are also conditions where household organic
waste in Indonesia, such as vegetables, eggshells, and banana peels, is very high and has a
negative impact. This study aims to increase soybean productivity by determining the
effectiveness of bio-organic fertilizers made from eggshell waste, banana peels, vegetable
residues, bio-slurry, and PGPR bacteria. The analysis includes pH test, water content test,
determination of C-Organic content, determination of total N content, determination of P
and K levels, C/N ratio test, and organoleptic test (texture, smell, and color). This research
uses a Randomized Block Design (RBD) method with 8 levels of treatment and 3
repetitions, and the results of the research will be a product that can be used as an
environmentally friendly fertilizer and can increase soybean crop productivity.
Keywords: Productivity, soybean crops, fertilizer, bio-organic, waste

ABSTRAK
Kedelai (Glycine max) merupakan salah satu komoditas pangan utama di Indonesia
yang memiliki banyak manfaat, sehingga permintaan kedelai meningkat. Dalam
pengolahan kedelai, petani melakukan penambahan unsur hara menggunakan pupuk
anorganik, tetapi penggunaan pupuk anorganik secara berkelanjutan dapat menurunkan
kondisi tanah. Terdapat pula kondisi dimana limbah organik rumah tangga di Indonesia,
seperti sayuran, cangkang telur, kulit pisang, sangat tinggi dan berdampak negatif.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari pupuk bio-organik yang terbuat
dari limbah cangkang telur, kulit pisang, sisa-sisa sayuran, bio-slurry, dan bakteri PGPR,
sebagai upaya peningkatan produktivitas tanaman kedelai. Analisis meliputi uji pH, uji
kadar air, penentuan kadar C-Organik, penetapan kadar N-total, penetapan kadar P dan K,
uji C/N rasio, dan uji organoleptik (tekstur, bau, dan warna). Penelitian ini, menggunakan
metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 8 taraf perlakuan dan 3 pengulangan,
serta hasil dari penelitian akan menjadi produk yang dapat digunakan sebagai pupuk yang
ramah lingkungan dan dapat meningkatkan produktivitas tanaman kedelai.
Kata kunci : Produktivitas, tanaman kedelai, pupuk, bio-organik, limbah
KERANGKA PIKIR

Kedelai

Pengelolaan Tanaman Kedelai Kurang Baik dan Rendah

Penggunaan Pupuk Anorganik

Dampak Pupuk Anorganik Dalam Jangka Panjang

Pengaplikasian Pupuk yang Tepat

Inovasi Untuk Meningkatkan Produktivitas Kedelai dengan Pupuk Bio-organik


PENDAHULUAN sampah rumah tangga, bio-slurry, dan
Kedelai merupakan bahan konsorsium PGPR.
pangan utama di Indonesia yang bisa Berdasarkan data SIPSN
menjadi bahan dasar berbagai olahan tahun 2021, limbah sampah terbanyak
makanan. Oleh sebab itu, permintaan yang ada di Indonesia datang dari
kedelai meningkat. Total konsumsi rumah tangga sebesar 41,01%
kedelai diproyeksikan meningkat (MenLHK, 2022). Maka, perlu
1,73% per tahunnya. Tetapi, dari pemanfaatan limbah rumah tangga
tahun 2013 – 2019, produksi kedelai dengan membuat pupuk organik,
diproyeksikan mengalami penurunan terutama dari sampah cangkang telur,
sebesar 1,49% per tahun (Setiawan et kulit pisang, dan sisa sayuran berupa
al., 2019). Penurunan produksi ini kompos. Menurut Dahlianah (2019),
disebabkan oleh produktivitas kedelai kompos dapat diolah menjadi pupuk
yang kurang tinggi akibat dari karena di dalam kompos terdapat
rendahnya kadar unsur - unsur hara kandungan unsur hara makro dan
serta bahan organik yang ada di dalam unsur hara mikro. Selain itu,
tanah. Maka, pemberian unsur - unsur penambahan bio-slurry dan PGPR
hara tanah serta bahan organik tanah diperlukan untuk menambah
sangat penting dilakukan melalui kandungan unsur hara dan bahan
pemupukan. Namun, petani masih organik pada pupuk bio organik.
banyak yang menggunakan pupuk Penggabungan dari limbah rumah
anorganik. Padahal penggunaannya tangga, bio-slurry, dan bakteri PGPR
secara terus – menerus dapat menyebabkan kadar unsur hara yang
menurunkan kondisi tanah (Sinuraya terkandung di dalam pupuk bio-
2015 dalam Kalasari et al., 2021). organik lebih tinggi dibandingkan
Sehingga, produktivitas tanah dengan pupuk organik lain.
menurun dan tidak dapat mendukung Penelitian ini memiliki tujuan
pertumbuhan tanaman (Soekamto & untuk mengetahui efektivitas dari
Fahrizal, 2019). Alternatifnya adalah pupuk bio-organik yang berasal dari
dengan penggunaan pupuk organik olahan limbah cangkang telur, kulit
dengan memanfaatkan limbah pisang, sisa-sisa sayuran, bio-slurry,
dan bakteri PGPR, sebagai upaya
peningkatan produktivitas tanaman impor yang mengalami peningkatan
kedelai. hingga mencapai rata-rata 0,05% per
tahun, di indonesia produksi kedelai
KAJIAN TEORI
hanya dapat memenuhi sebesar
Produksi Kedelai di Indonesia
65,61% dalam konsumsi domestik
Di indonesia komoditas
(FAO, 2013)
tanaman kedelai merupakan salah
Di Indonesia sendiri seperti
salah satu komoditas yang di ekspor
yang sering kita lihat, tanaman
ke berbagai negara, menurut Badan
kedelai banyak ditanam pada saat
Pusat Statistik (2017), dengan
musim kemarau dimana pada saat itu
penyedian kedelai sebesar 2,45 juta
para petani tidak menanam padi
ton kedelai, terdapat 84,6%
dikarenakan pdaa tanaman kedelai
digunakan sebagai bahan pangan dan
tidak membutuhkan banyak air
15,4% digunakan selain bahan
seperti padi, seperti yang dikatakan
makanan, sesuai dengan yang
Kementan (2016), tanaman kedelai
dikatakan Zakiah (2011), bahwa salah
merupakan salah satu komoditas
satu contoh atau gambaran produksi
tanamaan yang bukan beraal dari
makanan yang terbesar adalah pada
indonesia melainkan dari negara
pembuatan tahu dan tempe, dalam
subtropis, seperti contohnya adalah
pembuatan tersebut membutuhkan
negara Amerika, Brazil, Argentina,
dua per tiga persen dari yang
China India dan negara subtropis
disediakan.
lainnya.
Dengan bertambahnya
Cangkang Telur
penduduk dipastikan bahwa
Indonesia merupakan negara
konsumsi kedelai juga akan semakin
yang banyak mengkonsumsi telur.
meningkat, dimana hal tersebut
Hal ini tentunya akan menghasilkan
berhubungan dengan meningkatnya
banyak limbah cangkang telur.
konsumi tehadap bahan makanan tahu
Cangkang telur adalah penutup atau
dan tempe, dalam kegiatan ekspor di
lapisan pelindung telur. Menurut
indonesia ekspor kedelai mengalami
Nurjayanti et al. (2012) cangkang
penurunan rata-rata sebesar 5,92%
telur mengandung 95,1% garam
per tahun selama 1961—2021,
organik, 3,3% protein, dan 1,6% air.
berbanding terbalik dengan dengan
Salah satu upaya untuk mengurangi buah pisang. Menurut Nasution et al.
limbah cangkang telur adalah dengan (2013), pemanfaatan limbah kulit
memanfaatkannya sebagai pupuk buah pisang masih sedikit yang
yang sangat baik untuk pertumbuhan memanfaatkannya, hanya sebagaian
tanaman. orang yang memanfatkannya untuk
Menurut penelitian Nurjayanti et pakan ternak. Selain itu, kandungan
al. (2012), penggunaan cangkang yang terdapat pada kulit buah pisang
telur sebagai pupuk organik terbukti yaitu protein, fosfor, kalsium,
efektif pada tanaman seperti cabai sodium, magnesium, dan sulfur.
merah. Pupuk cangkang telur Sehingga kulit buah pisang
digunakan sebagai pengganti kapur mempunyai potensi yang baik untuk
yang meningkatkan pH tanah. Hal itu dimanfaatkan sebagai pupuk organik
juga sama terjadi pada tanaman keladi (Susetya, 2012).
saat diberi pupuk cangkang telur Sisa Sayuran
pertumbuhan dan hasilnya sama Limbah padat sisa-sisa
dengan cabai merah. sayuran hasil dari buangan pasar
Kulit Pisang memiliki jumlah yang cukup besar
Pemanfaatan limbah kulit dan setelahnya hanya dibuang ke
buah pisang menjadi pupuk padat TPA dan menumpuk hingga tinggi.
pada dasarnya di latar belakangi Oleh karena itu, pengolahan limbah
dengan melimpahnya pisang yang sisa-sisa sayuran ini perlu dilakukan,
dikonsumsi oleh masyarakat, dalam salah satu caranya adalah dengan
berbagai macam jens makanan, mengolah sisa sayuran ini menjadi
seperti misalnya diolah menjadi pupuk organik. Penggunaan pupuk
pisang goreng yang banyak diminati organik ini telah banyak
oleh semua kalangan umur mulai dari dimanfaatkan oleh masyarakat karena
anak-anak hingga orang tua. Tanpa memiliki keuntungan dan kelebihan,
disadari bahwa banyaknya limbah antara lain, membantu dalam
kulit buah pisang segar yang akan penyelesaian masalah lingkungan,
dihasilkan. dapat memperbaiki struktur dan
Kulit buah pisang itu sendiri tekstur tanah, menambah unsur hara
dapat berkisar hingga 1/3 bagian dari pada tanah, sehingga mampu
menopang pertumbuhan serta terdapat kandungan unsur hara makro
perkembangan tanaman dan tanaman (N, P, dan K), Bio-slurry juga
akan menghasilkan produksi yang memiliki unsur hara pelengkap,
maksimal (Luqman, 2013). seperti Mg, Ca, dan S (Yafizham &
Bio-slurry Lukiwati, 2019).
Menurut Nurfitriani, (2021), Bio- Bio-slurry tidak hanya memiliki
slurry merupakan bahan yang dapat kandungan unsur hara makro dan
menjadi sumber nutrisi untuk mikro, tetapi juga protein asam
tanaman yang berasal dari hasil amino, vitamin B, berbagai macam
olahan limbah kotoran dan berbentuk enzim hidrolase, senyawa asam
lumpur. Menurut Kaligis et al. organik, hormon – hormon yang
(2019), pupuk Bio-slurry merupakan dibutuhkan tanaman, antibiotik, serta
hasil dari proses fermentasi anaerob asam humat. Berkisar 10 – 20% Zat
limbah kotoran binatang ternak dan organik asam humat dapat ditemukan
memiliki bentuk padat dan cair yang di dalam Bio-slurry dan memiliki
dapat dimanfaatkan oleh tanaman pengaruh baik untuk tingkat
sebagai pemberi nutrisi. keremahan tanah serta menjaga unsur
Bio-slurry menurut dua definisi hara tanah agar sulit mengalami
tersebut adalah hasil proses olahan leaching (Karim et al., 2019).
limbah kotoran binatng yang Mikroba biotik juga dapat ditemukan
memiliki tekstur berlumpur dan di dalam pupuk Bio-slurry yang bisa
berfungsi untuk tanaman sebagai berguna dalam membuat lahan
pemberi nutrisi. Bio-slurry dapat pertanian menjadi subur sehingga
menjadi bahan kompos karena memberikan pengaruh baik terhadap
terdapat unsur hara N, P, dan K di kuantitas dan kualitas produksi
dalamnya dengan kadar kandungan; tanaman (Marzuki, 2022).
N sejumlah 1,6%, P sejumlah 1,2%, PGPR
dan K sejumlah 0,3% yang bisa Plant Growth Promoting
mempermudah limbah organik terurai Rhizobacteria (PGPR) adalah suatu
serta mempersingkat waktu proses kelompok bakteri bakteri yang dapat
pembusukan bahan organik tanah saling menguntungkan dengan suatu
(Novitamala et al., 2015). Selain akar tanaman dimana bakteri itu
mempunyai fungsi untuk memacu METODOLOGI
pertumbuhan suatu tanaman. Menurut Pembuatan dan analisis
Soenandar (2010), mengemukakan kandungan pupuk dilaksanakan di
bahwa PGPR dapat berfungsi dalam Laboratorium Kimia Tanah Fakultas
penghasilan fitohormon seperti Pertanian Universitas Brawijaya.
sitokinin, senywa yang menghambat Sementara, pengujian efektivitas
etilen, dan giberelin yang dapat pupuk pada tanaman dilaksanakan di
meningkatkan suatu serapan unsur rumah kaca Fakultas Pertanian
hara melalui serapan mineral serta Universitas Brawijaya.
perubahan. Selain itu, PGPR berperan Pembuatan Pupuk
untuk mengendalikan adanya hama Bahan baku cangkang telur,
serta patogen pada tumbuhan dengan
kulit pisang, dan sisa sayur-sayuran
produksi senyawa tersebut. dicacah menggunakan alat pencacah
Rendahnya hasil tanaman dapat dan dihaluskan dengan penggiling.
diatasi dengan membuat PGPR. Campuran tersebut dicampurkan
Menurut Marfuah dan Majid (2017), dengan Bio-slurry dan larutan PGPR
pupuk cair PGPR yang alami dapat sesuai dengan komposisi. Campuran
menggunakan bahan dasar akar alang, dimasukkan ke dalam drum dan
akar bayam duri, serta akar bambu. diaduk sampai tercampur rata.
Akar alang mengandung bakteri Campuran ditempatkan dalam drum
seperti Pseudomonas sp., Beijinckia
tertutup di ruang gelap dengan suhu
sp., serta Azetobacter paspali yang tertentu agar terjadi proses
dapat mengikat suatu unsur N2 yang dekomposisi. Setelah pupuk matang,
memacu pertumbuhan tanaman. Akar proses dekomposisi dihentikan dan
bayam liar mengandung inoculum dibentuk menjadi bentuk pelet dengan
mikroba yang dapat digunakan dalam
mesin pelet.
pembuatan PGPR. Menurut
Analisis Kandungan Pupuk
Syamsiah dan Royani (2014),
1. Uji Kematangan Pupuk
menyebutkan bahwa akar bambu
Kematangan pupuk organik
yang sudah tua banyak mengandung
dapat dilihat dari tekstur, bau dan
bakteri yang dapat menghasilkan
warna yang dapat diamati secara
suatu enzim selulase.
organoleptik. Tekstur yang lunak,
warna coklat kehitaman dan bau K2Cr2O7 1 N, dan 20 ml H2SO4
seperti tape menunjukkan bahwa pekat lalu dikocok lagi. Biarkan
pupuk organik sudah matang. sampel selama 30 menit, sambil
2. Uji pH sesekali dikocok. Kemudian
Pengujuan pH (H2O) dengan tambahkan aquadest 100 ml, H3PO4
metode ekstraksi dengan 5 ml, dan indikator difenilamin 1 ml.
perbandingan pupuk dan air 1:5 lalu Setelah itu titrasikan sampel dengan
dikocok dengan mesin kocok selama larutan FeSO4 1 N hingga warna
30 menit dan diukur dengan pH meter berubah menjadi hijau dan cacat
yang telah dikalibrasi menggunakan volume titran.
larutan buffer pH 7,0 dan pH 4,0 5. Penetapan Kadar N-Total
(BPT dalam Fabianus et al., 2015). Penetapan kadar N-total
3. Analisis Kadar Air menggunakan metode Kjeldahl (BPT
Analisis dilakukan secara dalam Fabianus et al., 2015). Masing-
gravimetri dengan menimbang masing sampel sebanyak 1 gr
masing-masing 10 g sampel pupuk dimasukkan ke dalam labu dan
yang telah dikeringkan selama satu ditambahkan katalis N sebanyak 2 gr
minggu dengan menggunakan cawan dan H2SO4 pekat sebanyak 10 ml lalu
alumunium (sebagai berat basah), didestruksi pada lemari asam sampai
setelah itu dimasukkan ke dalam oven berwarna bening, lalu diangkat dan
selama semalam pada suhu 105oC. dibiarkan hingga dingin. Setelah itu,
Dinginkan dalam desikator dan larutan dimasukkan pada labu
timbang sebagai nilai berat kering destilasi dan dibilas dengan aquadest
(Novita et al., 2020). 100 ml.
4. Penetapan Kadar C-Organik 6. Uji Rasio C/N
Penetapan kadar C-Organik Pengujian C/N dilakukan
menggunakan metode Walkly and untuk mengetahui kualitas pupuk
Black (BPT dalam Fabianus et al., yang dihasilkan. Menurut Permentan
2015). Masing-masing sampel diketahui bahwa pupuk yang baik
ditimbang 1 gr dan dimasukkan pada memiliki perbandingan C/N sekitar
erlenmeyer 100 ml, kemudian 19-25%. Pengukuran C/N dialkukan
dimasukkan dan dikocokkan 10 ml dengan data penetapan COrganik dan
N-Total kemudian pengukuran dapat pemberian pupuk), P1 = Perbandingan
ditentukan. komposisi bio-slurry : cangkang telur
7. Penetapan Kadar P dan K : kulit pisang : sisa sayur-sayuran
Penetapan kadar P dan K sebesar 1:1:1:1, P2 = Perbandingan
dilakukan dengan metode komposisi 2:1:1:0 + 20 ml PGPR, P3
Spektrofotometer (BPT dalam = Perbandingan komposisi 1:2:0:1 +
Fabianus et al., 2015). Dimana kadar 20 ml PGPR, P4 = Perbandingan
K dan P dapat dihitung dengan rumus. komposisi 1:0:2:1 + 20 ml PGPR, P5
= Perbandingan komposisi 0:1:1:2 +
Uji Efektivitas Pupuk pada
20 ml PGPR, P6 = Perbandingan
Tanaman
komposisi 1:1:1:1 + 20 ml PGPR, dan
Pupuk organik diuji untuk
P7 = kontrol positif (pemberian pupuk
tingkat produktivitas dari
petrobio).
pertumbuhan dan hasil panen dari
tanaman kedelai dengan perlakuan SIMPULAN
yang telah ditentukan, ditanam pada Dalam pengolahan kedelai,
polybag (25 x 35) dengan jarak antar petani melakukan penambahan unsur
polybag 20 cm dan antar blok 40 cm hara menggunakan pupuk anorganik,
masing-masing blok terdapat 4 tetapi penggunaan pupuk organik
tanaman dari keseluruhan 8 blok. yang secara terus menerus bisa
Parameter yang diamati yaitu tinggi menimbulkan dampak negatif salah
tanaman, jumlah bintil akar, jumlah satunya yaitu dapat menurunkan
daun, bobot 100 biji, jumlah polong kondisi tanah. Terdapat pula kondisi
isi per tanaman, jumlah polong hampa dimana limbah organik rumah tangga
per tanaman, dan berat biji kering per di Indonesia, seperti sayuran,
petak (Muharam, 2017). cangkang telur, kulit pisang, sangat
Rancangan yang digunakan tinggi dan berdampak negatif.
dalam penelitian ini adalah Penggabungan dari limbah
Rancangan Acak Kelompok (RAK) rumah tangga, bio-slurry, dan bakteri
pola faktorial dengan satu faktor PGPR menyebabkan kandungan
perlakuan dengan 8 taraf perlakuan unsur hara yang dimiliki oleh pupuk
dan 3 pengulangan, terdiri dari P0 = bio-organik lebih tinggi dibandingkan
Kontrol negatif (tanpa perlakuan dengan pupuk organik lain.
DAFTAR PUSTAKA FAO. 2013. FAOSTAT
Badan Pusat Statistik. 2018. Publikasi Database.http://faostat.fao.or
Tahunan BPS [Internet]. g/site/339/default.aspx (3
[Diunduh 2018 Maret 2013).
November 30]. Tersedia pada Kalasari, R., Aminah, I. S., Palmasari,
https://www.bps.go.id/public B., & Aprike, Y. 2019.
ation.html Pengaruh Jarak Tanam dan
Dahlianah, I. 2019. Keanekaragaman Konsentrasi Pupuk Organik
Jenis Gulma di Perkebunan Cair Terhadap Pertumbuhan
Kelapa Sawit Desa dan Produksi Tanaman
Manggaraya Kecamatan Kedelai (Glycine max L.
Tanjung Lago Kabupaten Merill). Korofil, 3(2), 58–66.
Banyuasin. Indobiosains, https://doi.org/2443-3985.
1(1), 1-8. Kaligis, J., Telleng, M. M., Soputan,
Ekawati, I. 2019. Smart Farming: J. E. M., & Kaunang, W. B.
Teknologi PGPR untuk 2019. Pertumbuhan Rumput
Keberlanjutan Pertanian Benggala (Panicum
Lahan Kering. Journal of Maximum Cv. Jacq) yang
Chemical Information and Diberikan Pupuk Bio-slurry
Modeling, 53(9), 615–622. Ternak Babi. Zootec, 39(2),
Fabianus, Wibowo, N. J., & Indah, M. 408.
Y. 2015. Kualitas https://doi.org/10.35792/zot.3
Vermikompos Limbah Sludge 9.2.2019.25747.
Industri Kecap dan Seresah Karim, A. H., Fitriani,
Daun Lamtoro (Leucaena Linnaninengseh, & Hasti.
leucocephala (Lam.) de Wit) 2019. Kajian Pertumbuhan
dengan Variasi Cacing Tanah dan Produksi Tanaman
Lumbricuss rubellus Kedelai (Glycini max L.) Pada
Hoffmeister dan Eisenia Pemberian Pupuk Organik
foetida Savigny. J. Bioslurry Kotoran Sapi. J.
Agroplantae, 1(1), 1-10. Agroplantae, 8(2), 1–6.
Kementan. 2017. Statistik Konsumsi Agrotek Indonesia, 2(1), 44-
Pangan 2017. Jakarta: Pusat 53.
Data dan Sistem Informasi Nasution, F. J., Mawarni, L., &
Pertanian. Meiriani, M. 2013. Aplikasi
Marfuah, C., & Majid, F.A. 2019. Uji Pupuk Organik Padat dan Cair
Kemampuan Beberapa Jenis dari Kulit Pisang Kepok untuk
Natural PGPR Terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Perumbuhan dan Hasil Sawi (Brassica juncea L.).
Tanaman Kangkung di Jurnal Agroekoteknologi
Kecamatan Wanasaba Universitas Sumatera Utara,
Kabupaten Lombok Timur. 2(3), 99570.
Article of Polbangtan. Novita, E, Idah A, Zakina R, dan
Marzuki, M. 2022. Pengaruh Hendra A.P. 2020. Pengaruh
Komposisi Penambahan Variasi Jenis dan Ukuran
Hidrogel Terhadap Kompos Limbah Organik Terhadap
Tablet Berbahan Dasar Bio- Kadar Air Kompos Blok dan
slurry. Skripsi. Universitas Pertumbuhan Tanaman Cabai.
Muhammadiyah Mataram. Jurnal Presipitasi, 17(1), 19-
MenLHK. 2022. SIPSN Sistem 28.
Informasi Pengelolaan Novitamala, C. B., Suwerda, B., &
Sampah Nasional. SIPSN. Werdiningsih, I. 2015.
https://sipsn.menlhk.go.id/sip Efektifitas Berbagai Dosis
sn/public/data/sumber. Bio-slurry Sebagai Bumbu
Diakses pada 17 April 2022. Kompos Terhadap Waktu
Muharam. 2017. Efektivitas Pembentukan dan Kualitas
Penggunaan pupuk Kandang Kompos di Dusun
dan Pupuk Organik Cair Gadingharjo, Donotirto,
dalam Meningkatkan Kretek, Bantul. Sanitasi,
Pertumbuhan dan Hasil Jurnal Kesehatan
tanaman Kedelai (Glycine Lingkungan, 7(2), 51–58.
max L.) Varietas Anjasmoro Nurfitriani, N. 2021. Analisis
di Tanah Salin. Jurnal Kandungan Unsur Hara Dan
Pelepasan Nutrisi Pupuk Organik Cair. Jurnal
Kompos Tablet Berbahan Agroekoteknologi Universitas
Dasar Bioslurry. Doctoral Sumatera Utara, 4(1),
dissertation, Universitas 106790.
Muhammadiyah Mataram. Soekamto, M. H., & Fahrizal, A.
Nurjayanti, N., Zulfita, D., & 2019. Upaya Peningkatan
Raharjo, D. 2012. Kesuburan Tanah Pada Lahan
Pemanfaatan Tepung Kering Di Kelurahan Aimas
Cangkang Telur sebagai Distrik Aimas Kabupaten
Substitusi Kapur dan Kompos Sorong. Abdimas: Papua
Keladi terhadap Pertumbuhan Journal of Community
dan Hasil Cabai Merah pada Service, 1(2), 14-23.
Tanah Aluvial. Jurnal Sains Soenandar. 2010. Membuat Pestisida
Mahasiswa Pertanian Untan, Organik Agromedia Pustaka.
1(1), 16–21. Jakarta.
Setiawan, R. A. P., Noor, T. I., Susetya, D. 2012. Panduan Lengkap
Sulistyowati, L., & Setiawan, Membuat Pupuk Organik.
I. 2019. Analisis Tingkat Penerbit Baru Press, Jakarta.
Kesejahteraan Petani Kedelai Syamsiah, M., dan Royani. 2014.
Dengan Menggunakan Respon Pertumbuhan dan
Pendekatan Nilai Tukar Produksi Tanaman Merah
Petani (Ntp) Dan Nilai Tukar (Capsium annum L.)
Pendapatan Rumah Tangga Terhadap Pemberian PGPR
Petani (Ntprp). Jurnal (Plant Growth Promoting
Agribisnis Terpadu, 12(2), Rhizobakteri) Dari Akar
178-189. Bambu dan Urine Kelinci.
Sinuraya, M. A., Barus, A., & Jurnal Agrosience, 4(2), 109-
Hasanah, Y. 2015. Respons 114.
Pertumbuhan dan Produksi Yafizham, Y., & Lukiwati, D. R.
Kedelai (Glycine Max (L.) 2019. Produksi Empat
Meriil) Terhadap Konsentrasi Varietas Padi Sawah yang
dan Cara Pemberian Pupuk Diberi Kombinasi Pupuk Bio-
slurry dan NPK. Zakiah. 2011. Dampak impor
Agrotechnology Research terhadap kedelai nasional.
Journal, 3(1), 23–27. Agrisep, 12(1):1- 10.
https://doi.org/10.20961/agrot
echresj.v3i1.30012

You might also like