Professional Documents
Culture Documents
Aplikasi Pupuk Organik Cair Limbah Kulit Nanas Dan Pukan Sapi Terhadap
Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobroma cacao, L.)
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of several concentrations of organic skin
and cow dung on the growth of cocoa seedlings. This research was conducted in Suka
Mulia Village, Rantau District, Aceh Tamiang from July to October 2020. This study
used a randomized group of 12 treatments and 3 replications. The first factor is the
concentration of POC pineapple peel with 4 levels, namely: 0, 75, 150, and 225 milli/liter
of water. The second factor is the dose of cow dung with 3 levels, namely 0, 5, and 10
tons/hectare. Parameters observed were plant height, number of leaves, diameter of stem
base, leaf area, wet stem weight, dry stem, and net assimilation rate. The results showed
that the treatment of several concentrations of liquid organic fertilizer on the skin was
only on the net assimilation variable which was significantly different, while the variable
was not significant. POC concentration of 75 milli/liter tends to give the best growth for
all variables. Giving production did not show significant differences in all observed
variables, but a dose of 10 tons/ha showed better growth yields.
Kata kunci: Pupuk Organik Cair, Konsentrasi, Kotoran Sapi dan Kakao
145
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
PENDAHULUAN permasalahan tersebut yaitu dengan
memanfaatkan limbah pertanian, seperti
Latar Belakang kulit nanas sebagai pupuk organik caik
Tanaman kakao (Theobroma cacao L.) (Pusat Penelitian Kopi dan Kakao).
merupakan tanaman daerah tropis dan Pupuk organik cair (POC)
tersebar luas di wilayah Indonesia. Produksi
merupakan pupuk organik yang
kakao di Indonesia pada dekade terakhir ini
berbentuk cairan, biasa digunakan untuk
mengalami ketidakstabilan pada tahun 2015
yaitu 593,331 ton, mengalami peningkatan mengatasi kekurangan bahan organik,
tahun berikutnya menjadi 658,399 ton, akan karena mampu memperbaiki sifat fisik,
tetapi turun kembali pada tahun 2017 kimia, dan biologi tanah pada media
(590,684 ton). Produksi kakao pada tahun tanam bibit kakao. Bahan baku pupuk
2018 mengalami kenaikan dibandingkan organik cair dapat berasal dari salah satu
dengan tahun sebelumnya menjadi 593,833 limbah pertanian seperti kulit buah
ton, dan pada tahun 2019 produksi kakao nanas. Penggunaan pupuk organik cair
masih dalam angka estimasi yaitu 596,447 pada pembibitan kakao dapat dilakukan
ton. (Direktorat Jenderal Perkebunan, 2019). dengan cara disiramkan ataupun
Pertumbuhan bibit kakao akan lebih
disemprotkan pada bagian tanaman.
baik jika ditanaman pada jenis tanah yang
POC mampu meningkatkan produksi
didominasi oleh minerat liar smektits dan
tanaman karena mengandung banyak
unsur hara makro yang tinggi, serta bahan
mikroorganisme pensuplai terhadap
organik pembentuk tanah. Pertumbuhan
unsur hara (Laginda, 2017).
sangat dipengaruhi oleh kesuburan tanah.
Pupuk cair dibuat dalam larutan
Kesuburan tanah yang rendah akan konsentrasi sehingga perlu dicampurkan
berdampak pada pertumbuhan yang dengar air untuk pengaplikasiannya. Pupuk
terhambat. Faktor terjadinya penurunan dapat disimpan dan bertahan lama, serta bisa
kesuburan tanah diakibatkan karena digunakan untuk areal yang lebih luas.
tanah kehilangan unsur hara dari daerah Pupuk dapat disimpan dimana saja, asalkan
perakaran melalui panen, pencucian, harus terlindungi dari matahari dan curah
denitrifikasi, dan erosi, maka dari itu hujan yang lebat (Misbahuddin, 2011).
perlunya dilakukan pemupukan untuk Berdasarkan hasil penelitian Deviana et al.
meningkatkan kesuburan pada tanah. Hal (2019) bahwa aplikasi MOL kulit pisang dan
tersebut dikarenakan Pemupukkan papaya dengan konsentrasi 75 cc/liter
merupakan faktor penentu utama, khususnya menghasilkan pertumbuhan yang baik
pada keseimbangan dosis dan jenis pupuk terhadap pertumbuhan bibit kakao .
yang digunakan pada fase pembibitan. Limbah nanas mempunyai potensi yang
Upaya dalam mendapatkan kualitas dan baik untuk dijadikan pupuk organik cair
produktivitas bibit kakao yang tinggi, maka yang dapat memberi nutrisi bagi
perlu dilakukanya pemupukan untuk pertumbuhan tanaman (Nisa, 2016).
memenuhi kebutuhan tanaman. Menurut Berdasarkan kadungan nutrientnya, ternyata
Hasibuan (2010) permasalahan yang kulit buah nanas mengandung karbohidrat
sering dihadapi pada pembibitan kakao dan gula yang cukup tinggi. Adanya
saat ini ialah mahalnya pupuk anorganik, kandungan karbohidrat dan gula yang cukup
sehingga salah satu upaya atau solusi tinggi tersebut, maka kulit nanas
yang dapat dilakukan dalam mengatasi memungkinkan untuk dimanfaatkan sebagai
146
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
bahan baku pembuatan nutrisi tanaman, pupuk organik cair limbah kulit nanas
salah satunya adalah Mikroorganisme local. adalah ember, pisau, selang, saringan dan
Upaya yang baik dalam mendapatkan jerigen.
Bahan yang digunakan untuk penelitian
ketersediaan unsur hara yang cukup terhadap
ini yaitu benih kakao varietas sulawesi 1,
pertumbuhan bibit kakao, maka perlu pupuk kandang sapi, tanah top soil, kulit
dilakukannya kombinasi antara pupuk nanas, gula merah, air bersih dan usus ayam.
organik cair dengan penggunaan pupuk
Metode Penelitian
organik padat lainnya, seperti pupuk Penelitian ini menggunakan metode
kandang yang memiliki kandungan unsur Rancangan Acak Kelompok (RAK) faktorial
hara yang tinggi. dengan dua faktor perlakuan yaitu
Pupuk kandang merupakan pupuk yang konsentrasi pupuk organik cair (P) dan dosis
dapat meningkatkan daya menahan air, dan pupuk kandang (W).
meningkatkan aktivitas mikro organisme
Faktor POC terdiri dari 4 taraf:
tanah, nilai kapasitas tukar kation, juga P0 = Tanpa perlakuan (kontrol)
memperbaiki struktur tanah (Syekhfani, P1 = 75 ml/L air
2000). Salah satu jenis pupuk kandang P2 = 150 ml/L air
adalah pupuk kandang sapi (Hasibuan, P3 = 225 ml/L air
2006) memilik serat yang tinggi seperti
Faktor Pukan sapi terdiri dari 3 Taraf :
selulosa, mengandung unsur hara makro dan
W0 = 0 gram/ polybag
mikro, serta memperbaiki daya serap air. W1 = 10 ton/Ha (25 gram/polibag)
Berdasarkan uraian di atas maka W2 = 20 ton/Ha (50 gram/polibag)
penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai pemberian pupuk kandang sapi Model matematika yang digunakan
dan konsentrasi pupuk organik cair limbah untuk rancangan acak kelompok (RAK)
faktorial sebagai berikut :
kulit nanas pada penyediaan bibit tanaman
kakao. Yijk = µ + βi + Wj + Pk + (WP)jk + Ɛ ijk
147
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
Tabel 1. Kombinasi Perlakuan Konsentrasi Pupuk Organik Cair dan Dosis Pupuk Kandang.
148
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
Penyiraman dilakukan dua kali dalam Luas Daun (cm)
sehari yaitu pagi dan sore hari, namun bila Perhitungan luas daun dilakukan pada
hujan tidak dilakukan penyiraman, saat panen, menggunakan metode gravimetri
kemudian pada penyiangan gulma dilakukan dengan cara menggunakan pola-pola daun
secara manual sesuai dengan keadaan tempat yang telah digambar pada kertas HVS dan
penelitian dilapangan. Pengendalian hama kemudian menimbang masing-masing pola
dan penyakit dilakukan jika tanaman daun tersebut dengan menggunakan
terserang penyakit. Pengendalian dapat timbangan analitik, Untuk menghitung luas
dilakukan dengan cara manual maupun daun dengan rumus :
secara kimia. Berat Pola Daun
Luas Daun =
Bobot sisa
6. Aplikasi Perlakuan × Luas Kertas
Pemberian pupuk organik cair
dilakukan pada pagi hari sebanyak tiga kali Laju Asimilasi Bersih (LAB)
sesuai dengan perlakuan, yaitu pada saat Pengamatan laju asimilasi bersih (LAB)
tanaman berumur 2, 4 dan 6 MST, dengan (g/cm2/minggu) dihitung dengan rumus:
konsentrasi 75 cc/L air, 150 cc/L air dan 225 1 (w1 − w0)
cc/L air. Pemberian pupuk kandang di LAB = x
LD T
lakuakan saat tanaman berumur 2, 4 dan 6
MST dengan dosis 0,25,50 gram/polybag. Keterangan :
W1 = Bobot kering pada waktu minggu
7. Pembongkaran Bibit
0 (g)
Proses pembongkaran bibit dilakukan
W2 = Bobot kering pada waktu minggu
pada 12 minggu setelah tanam (MST).
1 (g)
Seluruh bagian tanaman diacut secara utuh.
LD = Luas Daun
Bagian akarnya dibersihkan dari sisa-sisa
T = Waktu Pengamatan
tanah dan dimasukkan ke dalam amplop
cokelat sesuai perlakuan. Setelah itu, adapun
tahapan pengamatan yang dilakukan yaitu.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan
Tinggi Tanaman
Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada saat Hasil analisis ragam menunjukan
tanaman berumur 4, 8, dan 12 MST. bahwa perlakuan pupuk organik cair dan
Pengukuran dilakukan menggunakan pupuk kandang sapi terhadap pertumbuhan
penggaris mulai dari permukaan tanah yang bibit kakao tidak berbeda nyata terhadap
telah diberikan patok penanda yang dicat parameter tinggi tanaman pada 4 , 8 dan 12
sampai pucuk daun muda atau titik tumbuh. MST.
Tabel 2. Rata-Rata Respon Tinggi Tanaman Bibit Kakao terhadap Pemberian Pupuk Organik
Cair dan Pupuk Kandang Sapi
Tinggi Tanaman
Perlakuan
4 MST 8 MST 12 MST
POC (P)
Kontrol 0 ml (P0) 21.10 a 25.20 a 31.74 a
POC 75 ml (P1) 20.64 a 24.56 a 31.97 a
POC 150 ml (P2) 21.42 a 25.76 a 31.94 a
POC 225 ml (P3) 21.18 a 24.98 a 31.30 a
Pukan Sapi (W)
Kontro l 0 gram (W0) 20.67 a 24.60 a 30.75 a
Pukan Sapi 5 ton/ha (W1) 21.36 a 25.50 a 32.10 a
Pupuk Kandang Sapi 10 ton/ha (W2) 21.22 a 25.27 a 32.32 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT 5 %.
149
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
Data hasil analis rata-rata tinggi hara belum mampu dalam mendorong
tanaman Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pertumbuhan panjang batang mungkin
perlakuan pupuk organik cair dengan berhubungan dengan penyediaan unsur hara
konsentrasi 75 ml/L (P1) yang menunjukkan oleh bahan organik yang terdapat pada
nilai tinggi tanaman paling tinggi yaitu pupuk kandang kotoran sapi pada berbagai
31.97 cm. Penyebab tidak berpengaruh yaitu dosis yang digunakan tergolong lambat.
unsur hara yang terdapat dalam POC relatif Alasan seperti itu sesuai dengan pendapat
sedikit dan biasanya lambat tersedia di Novian (2007), Ketersediaan unsur hara dari
dalam tanah, sehingga proses pelepasan penggunaan pupuk kandang kotoran sapi
unsur hara pun lambat. Pelepasan unsur hara lambat, hara yang berasal dari bahan organik
yang lambat itu menyebabkan ketersediaan diperlukan untuk kegiatan mikrobia tanah
unsur hara di dalam tanah belum mampu untuk diubah dari bentuk ikatan kompleks
menunjang pertumbuhan tanaman, namun organik yang tidak dapat dimanfatkan oleh
mampu membantu memperbaiki struktur tanaman menjadi bentuk senyawa organik
tanah (Tawakal, 2009 ). dan anorganik sederhana yang dapat diserap
Pada perlakuan pupuk kandang sapi, oleh tanaman.
taraf dosis yang paling baik yaitu dengan
dosis 10 ton/ha (W2) yang menunjukkan Luas Daun
nilai tinggi tanaman sebesar 32.32 cm. Hal Hasil analisis ragam menunjukan
ini disebabkan karena kandungan hara yang bahwa luas daun pada pertumbuhan bibit
terdapat pada pupuk kandang kotoran sapi kakao terhadap pemberian pupuk organik
belum cukup tersedia sehingga unsur hara cair kulit nanas dan pupuk kandang sapi
yang disediakan pupuk tersebut belum pada umur 4, 8 dan 12 MST tidak berbeda
terserap secara sempurna untuk mendorong nyata dan tidak ada interksi penggunaan
pertumbuhan tanaman terutama pada varietas dan pupuk organik cair seperti yang
pertumbuhan tinggi tanamn. Penyebab unsur tertera pada Tabel 3 berikut:
Tabel 3. Rata-Rata Luas Daun pada Pertumbuhan Bibit Kakao dengan Pemberian POC dan
Pukan Sapi.
Perlakuan Luas Daun
POC (P)
Kontrol 0 ml (PO) 120.15 a
POC 75 ml (P1) 130.79 a
POC 150 ml (P2) 114.82 a
POC 225 ml (P3) 115.56 a
Pupuk Kandang Sapi (W)
Kontrol 0 gram (W0) 123.04 a
Pupuk Kandang Sapi 5 ton/ha gram (W1) 113.53 a
Pupuk Kandang Sapi 10 ton/ha (W2) 124.42 a
Keterangan : Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata
menurut uji DMRT 5
Data hasil analis rata-rata luas daun unsur N juga sangat berfungsi dalam
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa pada pembentukan zat hijau daun untuk proses
perlakuan pupuk organik cair, POC dengan fotosintesis. Menurut Lindawati (2008) Hal
konsentrasi 75 ml/L (P1) yang menunjukkan tersebut dikarenakan nitrogen menyebabkan
nilai luas daun paling tinggi yaitu 130.7 cm2. penambahan luas daun karena N tersedia
Tidak berpengaruhnya pemberian POC dapat menghasilkan protein yang lebih
diduga karena kandungan unsur nitrogen. banyak sehingga daun dapat tumbuh lebih
Unsur hara N yang tercukupi membuat lebar. Pada perlkuan pupuk kandang sapi,
tanaman kakao dapat tumbuh dengan baik, taraf dosis yang paling baik yaitu dengan
150
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
dosis 10 ton/ha (W2) yang menunjukkan Laju Asimilasi Bersih
nilai luas daun sebesar 3 124.42 cm2. Tidak Hasil analisis ragam menunjukan
berpengaruhnya pemberian pupuk kandang bahwa laju asimilasi bersih pada
sapi dikarenakan luas daun di pengaruhi pertumbuhan bibit kakao terhadap
oleh ketersediaan unsur hara seperti pemberian pupuk organik cair kulit nanas
nitrogen, fosfor dan kaliun yang rendah pada dan pupuk kandang sapi pada umur 4 MST,
pupuk kandang sapi. Menurut Pranata 8 MST , 12 MST berpengaruh nyata pada
(2010) bahwa nitrogen merupakan unsur perlakuan pupuk organik cair seperti yang
hara yang di perlukan untuk pertumbuhan tertera pada Tabel 4 berikut:
vegetatif tanaman terutama daun,
pertanmbahan tunas dan tinggi tanaman.
Tabel 4. Rata-Rata Respon Laju Asimilasi Bersih Pertumbuhan Pertumbuhan Bibit Kakao
Akibat Pemberian Pupuk Organik Cair Kulit Nanas dan Pupuk Kandang Sapi.
151
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
KESIMPULAN DAN SARAN Hasibuan, B. E. 2006. Pupuk dan
Pemupukan. Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara. Medan.
KESIMPULAN
P. 267
1. Pemberian pupuk organik cair limbah
kulit nanas (POC) tidak memberikan Hasibuan, B. E., 2010. Pupuk dan
pengaruh yang nyata dalam Pemupukan. USU-Press, Medan. 297
meningkatkan pertumbuhan dan P.
perkembangan bibit tanaman kakao pada
semua peubah yang diamati, namun Laginda, Y. S., M. Darmawan dan T. S.
pertumbuhan bibit kakao cenderung lebih Ikrar. (2017). Aplikasi Pupuk Organik
baik pada konsentrasi 75 ml-L air. Cair Berbahan dasar Batang Pisang
2. Pemberian pupuk kandang sapi (W) pada terhadap Pertumbuhan dan Produksi
pertumbuhan bibit kakao tidak Tanaman Tomat (Lycopersicum
memberikan pengaruh yang nyata dalam esculentum Mill.). Jurnal Galung
meningkatkan pertumbuhan bibit kakao Tropika, 6(2) 2302-4178.
pada semua peubah yang diamati, namun
berdasarkan taraf perlakuan pertumbuhan Lindawati 2008, Respon Pertumbuhan Bibit
dosis 10 ton/ha (W2) menghasilkan Kakao (Theobroma Cacao L.
pertumbuhan yang lebih baik. terhadap Pemberian Kompos Kulit
3. Tidak terdapat adanya interaksi dari Buah Kakao dan Pupuk Majemuk
perlakuan konsentrasi pupuk organik cair Npk. Journal J, 6(2), 2337- 659
kulit nanas (POC) dan dosis pupuk Misbahuddin. 2011. Pupuk Cair. http://
kandang sapi (W) pada semua peubah www.permakulturaceh.org/kompos
yang diamati. cair. Diakses tanggal 25 Desember
2019.
SARAN
Perlu dilakukanya penelitian lebih Nisa, K. 2016. Memproduksi kompos dan
lanjut untuk menentukan konsentrasi pupuk mikro organisme lokal (MOL). Bibit
organik caik limbah kulit nanas dan dosis publisher. Jakarta. 261 P.
pupuk kandang yang optimal dan sesuai
dalam meningkatkan pertumbuhan bibit Novizan. 2007. Petunjuk Pemupukan yang
tanaman kakao. Efektif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
201 P.
152
Jurnal Agrium September, 2021
online version : https://ojs.unimal.ac.id/index.php/agrium Vol. 18, No2,
P-ISSN 1829-9288. E-ISSN 2655-1837 Hal. 145-153
Author(s): Jamidi., et al
Tawakal, M. I. 2009. Respons Pertumbuhan dan Widya. Y,. 2008. Budidaya bertanam Cokelat.
Produksi Beberapa Varietas Kedelai Tim Bina karya Tani. Bandung.163P
153