You are on page 1of 14

PENGARUH PEMBERIAN PUPUK CAIR LIMBAH BIOGAS DAN

PUPUK N, P, K TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI


KEDELAI EDAMAME (Glycine max (L) Merill)

EFFECT OF GIVING BIOSLURRY AND N, P, K FERTILIZERS ON THE


GROWTH AND PRODUCTION OF EDAMAME SOYBEAN
(Glycine max (L) Merill)

Hervina Ramalia1, Fetmi Silvina2, Sri Yoseva2


Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Riau
HervinaRamalia10@yahoo.com / 085355762765

ABSTRACT

Edamame soybean is the plant from Japan. Edamame soybean production


has a relatively short lifespan than regular soy because it is harvested when the
pods are young. Bioslurry is one of organic material that can be applied as a liquid
organic fertilizer on edamame soybean, but the giving of bioslurry only in the
short term has not been able to occupied the nutrient requirements for edamame
soybean, so it needs the addition of organic fertilizers such as anorganic fertilizer
N, P, K. This study aimed to get the interaction effect of bioslurry and N, P, K
fertilizers on the growth and production of edamame soybean (Glycine max (L)
Merrill) and get best treatment. This study was a factorial experiment arranged in
Randomized Block Design (RBD) consisting of 2 factors and 3 replications. The
parameters observed were plant height, percentage of effective root nodules, plant
dry weight, days to flowering, number of pods per plant, pod percentage pithy,
weight of pods per plant and weight of pods per plot. The results showed that the
interaction effect of bioslurry and fertilizer N, P, K did not affected the plant
height and days to flowering and affected the percentage of effective root nodules,
dry weight of pods per plant, pod percentage pithy weight of pods per plant and
weight of pods per plot. Based on the research results of bioslurry application
(500 ml /plant) and N, P, K (3.3+ 9.9+8.8)g/plot fertilizers gives the best results
on the growth and production of soybean edamame.

Keywords: edamame soybean, bioslurry, N, P, K fertilizer.

Kedelai edamame merupakan panganan kecil dalam bentuk


kedelai yang berasal dari Jepang. edamame rebus.
Ukuran tanamannya lebih besar dari Kedelai edamame memiliki
kedelai biasa, begitu pula biji dan peluang yang besar untuk diusahakan
polongnya. Kedelai edamame karena prospek pasarnya masih
memiliki umur produksi yang relatif terbuka lebar, selain untuk
singkat dibandingkan kedelai biasa dikonsumsi di dalam negeri, kedelai
karena kedelai edamame dipanen edamame juga diekspor untuk
pada saat polong masih berwarna memenuhi kebutuhan pasar Jepang.
hijau sehingga bisa dikonsumsi Jepang merupakan negara pengimpor
muda sebagai sayur dan sebagai kedelai edamame dalam jumlah

1. Mahasiswa Fakultas Pertanian UR


2. Dosen Fakultas Pertanian UR
JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015
2

besar. Menurut Shanmugasundaram kompos. Sisa keluaran biogas yang


et al. (1991) Jepang merupakan mengandung bahan organik ini telah
konsumen dan pasar utama kedelai mengalami fermentasi anaerob
edamame baik dalam bentuk segar sehingga bisa langsung digunakan
dan beku. Total kebutuhan pasar untuk memupuk tanaman.
kedelai edamame beku di Jepang Berdasarkan analisis berat basah
berkisar antara 150.000-160.000 kandungan dalam pupuk cair limbah
ton/tahun. biogas yaitu C-organik 48%, N-total
Kebutuhan tersebut dipenuhi 2,9%, C/N 15,8%, P2O5 0,2%, K2O
dengan cara mengimpor kedelai 0,3% (Program Biru, 2011).
edamame dari berbagai negara, Menurut Hadisuwito (2007)
termasuk Indonesia. Pada tahun 2005 manfaat dari pupuk cair limbah
Indonesia mengekspor 665 ton biogas adalah dapat memperbaiki
kedelai edamame segar. Ekspor sifat-sifat tanah, menghasilkan
kedelai edamame ke Jepang terus produk pertanian yang aman bagi
meningkat setiap tahunnya mencapai kesehatan dan mengandung mikroba
60.000-70.000 ton/tahun ³SURELRWLN´ \DQJ HIHNWLI
(Soewanto et al., 2007). menyuburkan tanah dan menambah
Budidaya kedelai edamame nutrisi serta mengendalikan penyakit
di Indonesia masih relatif sedikit, pada tanah. Pupuk cair limbah biogas
sedangkan kebutuhan pasarnya juga lebih mudah diserap oleh
sangat besar. Hal ini disebabkan tanaman karena unsur-unsur di
kurangnya minat petani, harga benih dalamnya telah terurai. Hal ini
yang cukup mahal dan kemitraan disebabkan karena pupuk cair limbah
agribisnis yang belum berkembang, biogas telah mengalami proses
oleh karena itu pengembangan dekomposisi oleh bakteri anaerob di
tanaman kedelai edamame perlu dalam tabung penampungan (Yunus,
dilakukan agar dapat meningkatkan 1991), namun selama ini pupuk cair
produktivitas dan mempunyai limbah biogas belum dimanfaatkan
prospek yang baik untuk dengan baik.
dikembangkan. Pemberian pupuk cair limbah
Salah satu teknik budidaya biogas saja dalam jangka pendek
yang perlu dilakukan dalam belum mampu memenuhi kebutuhan
pertanian adalah pemupukan. hara bagi tanaman kedelai edamame,
Pemupukan adalah penambahan sehingga perlu dilakukan
unsur hara bagi tanaman, salah penambahan pupuk anorganik seperti
satunya dengan memberikan pupuk pupuk cair limbah biogas dan pupuk
organik. Pupuk organik dapat berupa N, P, K. Kedelai edamame
pupuk organik padat dan pupuk merupakan tanaman pangan yang
organik cair. Pupuk cair limbah membutuhkan unsur hara yang cukup
biogas merupakan salah satu jenis terutama N, P, K. Aguslina (2004)
bahan organik yang dapat menyatakan bahwa Nitrogen (N)
diaplikasikan sebagai pupuk organik berguna bagi tanaman memacu
cair pada tanaman kedelai edamame. pertumbuhan tanaman secara umum,
Pemanfaatan pupuk cair terutama pada fase vegetatif,
limbah biogas sebagai pupuk organik berperan dalam pembentukan
cair memberikan keuntungan yang klorofil, membentuk lemak, protein
hampir sama dengan penggunaan dan persenyawaan lain. Fosfor (P)

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


3

yang berperan penting dalam transfer Bahan dan Alat


energi di dalam sel tanaman, Bahan yang digunakan dalam
mendorong perkembangan akar dan penelitian ini adalah benih kedelai
pembuahan lebih awal, memperkuat edamame Varietas Ryoko, pupuk
batang sehingga tidak mudah rebah, Urea, TSP, KCl sebagai sumber N, P,
serta meningkatkan serapan N pada K, pupuk cair limbah biogas dengan
awal pertumbuhan. Kalium (K) juga bahan baku kotoran sapi dan
sangat berperan dalam pertumbuhan pestisida Ingrofol 50 WP dan tanah
tanaman misalnya untuk memacu bekas pertanaman kedelai. Alat yang
translokasi karbohidrat dari daun ke digunakan dalam penelitian ini
organ tanaman adalah cangkul, parang, timbangan
Berdasarkan uraian tersebut, digital, gembor, sprayer, alat ukur,
maka penulis telah melakukan tali plastik, alat tulis, alat
penelitian dengan judul ³ 3HQJDUXK dokumentasi dan alat penunjang
Pemberian Pupuk Cair Limbah lainnya.
Biogas dan Pupuk N, P, K Metode Penelitian
terhadap Pertumbuhan dan Penelitian ini dilakukan
Produksi Kedelai Edamame secara eksperimen dengan
(Glycine max / 0HULOO ´ menggunakan Rancangan Acak
Tujuan Penelitian Kelompok (RAK), yang disusun
Tujuan dari penelitian ini secara faktorial yaitu terdiri dari 2
adalah untuk mendapatkan interaksi faktor dan didapatkan 12 kombinasi
pemberian pupuk cair limbah biogas perlakuan dan diulang sebanyak 3
dan pupuk N, P, K terhadap kali.
pertumbuhan dan produksi kedelai Parameter Pengamatan
edamame (Glycine max (L) Merill) Tinggi tanaman (cm),
dan mendapatkan perlakuan yang persentase bintil akar efektif (%),
terbaik. berat kering tanaman (g), umur
berbunga ( HST ), jumlah polong per
BAHAN DAN METODE tanaman (butir), persentase polong
Tempat Dan Waktu bernas (%), berat polong per tanaman
Penelitian ini telah (g) dan berat polong per plot (g).
dilaksanakan di Lahan Unit
Pelaksana Teknis Percobaan Fakultas HASIL DAN PEMBAHASAN
Pertanian Universitas Riau. Tinggi Tanaman (cm)
Penelitian ini telah berlangsung Hasil sidik ragam
selama 4 bulan dari bulan Juni menunjukkan bahwa interaksi
sampai bulan September 2014. pemberian pupuk cair limbah biogas
dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak
nyata terhadap tinggi tanaman
kedelai edamame. Hasil uji jarak
berganda Duncan pada taraf 5%
ditampilkan pada Tabel 1.

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


4

Tabel 1. Tinggi tanaman kedelai edamame (cm) pada pemberian pupuk cair
limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah biogas 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
(ml/tanaman) 100 150 200
0 25,47 a 26,31 a 25,68 a 24,06 a 25,38 a
250 24,90 a 23,79 a 24,73 a 25,12 a 24,63 a
500 25,46 a 27,54 a 28,46 a 25,91 a 26,84 a
Rata-Rata 25,28 a 25,88 a 26,29 a 25,03 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 1 dipengaruhi oleh dua faktor yaitu


memperlihatkan bahwa pemberian faktor internal dan faktor eksternal.
pupuk cair limbah biogas dan pupuk Faktor internal merupakan faktor
N, P, K berbeda tidak nyata terhadap yang dipengaruhi oleh sifat genetik
tinggi tanaman kedelai edamame. atau sifat turunan seperti umur
Hal ini dapat dikatakan bahwa tanaman, morfologi tanaman, daya
pemberian pupuk cair limbah hasil, kapasitas menyimpan cadangan
biogas (250-500) ml/tanaman diikuti makanan, ketahanan terhadap
dengan pemberian pupuk N, P, K penyakit dan lain-lain. Faktor
(50, 150, 100-150, 250, 200) kg/ha eksternal merupakan faktor
tidak memberikan pengaruh lingkungan, seperti iklim, tanah dan
terhadap tinggi tanaman kedelai faktor biotik. Perbedaan
edamame. pertumbuhan dan hasil yang
Hal ini diduga bahwa tinggi diperoleh diduga disebabkan oleh
tanaman kedelai edamame lebih satu atau lebih dari faktor tersebut.
dipengaruhi oleh sifat genetik Persentase Bintil Akar Efektif (%)
tanaman, dimana tinggi tanaman Hasil sidik ragam
edamame pada penelitian ini sudah menunjukkan bahwa interaksi
mendekati deskripsi tanaman kedelai pemberian pupuk cair limbah biogas
edamame yaitu 26,7 cm. Hal ini dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak
sesuai dengan pendapat Lakitan nyata terhadap persentase bintil akar
(2007) bahwa pertumbuhan dan tanaman kedelai edamame. Hasil uji
perkembangan tanaman dipengaruhi jarak berganda Duncan pada taraf
oleh faktor genetik dan lingkungan. 5% ditampilkan pada Tabel 2.
Gardner et al. (1991)
menyatakan bahwa tinggi rendahnya
pertumbuhan serta hasil tanaman

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


5

Tabel 2. Persentase bintil akar efektif tanaman kedelai edamame (%) pada
pemberian pupuk cair limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 85,96 abc 80,95 Bc 85,73 abc 78,58 c 82,81 b
250 85,19 ab 91,15 Abc 91,80 ab 94,05 a 90,55 a
500 93,51 ab 92,06 Ab 88,59 abc 83,46 abc 89,41 a
Rata-Rata 88,22 a 88,06 A 88,76 a 85,36 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 2 Ketersediaan unsur hara pada


memperlihatkan bahwa pemberian pemberian pupuk cair limbah biogas
pupuk cair limbah biogas 250 dengan diiringi pupuk N, P, K
ml/tanaman dan pupuk N, P, K (150, bermanfaat untuk perkembangan
250, 200) kg/ha merupakan rhizobium. Menurut Fageria et al.
persentase bintil akar efektif tertinggi (1997) penyerapan N saat
(94.05%) yang berbeda nyata pertumbuhan vegetatif dapat
dengan tanpa pemberian pupuk cair mempertahankan awal pertumbuhan
limbah biogas dan pupuk N, P, K tanaman yang baik dan
(50, 150, 100) kg/ha kemudian tanpa perkembangan bintil akar yang cepat,
pemberian pupuk cair limbah biogas sehingga dapat meningkatkan jumlah
dan pupuk N, P, K (150, 250, 200) dan berat bintil akar, selain unsur N,
kg/ha, serta berbeda tidak nyata unsur P merupakan hara yang
dengan perlakuan lainnya. penting dalam perkembangan akar
Hal ini menunjukkan bahwa bahkan jika diimbangi dengan unsur
peningkatan pemberian pupuk cair K.
limbah biogas dapat meningkatkan Unsur P berperan penting
persentase bintil akar efektif dengan dalam sintesis ATP dan NADPH
diiringi peningkatan pemberian sebagai suplai energi dalam
pupuk N, P, K. Pupuk cair limbah pembentukan bintil akar dan
biogas merupakan pupuk yang bekerjanya proses penambatan N2
mengandung bahan organik yang oleh rhizobium. Unsur P berperan
berfungsi meningkatkan kemampuan dalam pembentukan sistem
tanah untuk menyimpan air dan perakaran yang baik (Sarief, 1985).
melarutkan unsur hara sehingga Menurut Mulyadi (2012) kalium
tersedia bagi tanaman. Sesuai berperan dalam meningkatkan
pendapat Sarief (1985) bahwa translokasi fotosintat termasuk ke
dengan meningkatnya daya pegang bagian akar, selanjutnya bahan
tanah terhadap air akibat pemberian organik tersebut dimanfaatkan oleh
bahan organik maka akan rhizobium untuk pertumbuhan dan
meningkatkan volume air yang perkembangannnya.
terkandung dan tersimpan di dalam Berat Kering Tanaman (g)
tanah, sehingga air akan lebih mudah Hasil sidik ragam
tersedia bagi tanaman. menunjukkan bahwa interaksi
pemberian pupuk cair limbah biogas
dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


6

nyata terhadap berat kering tanaman berganda Duncan pada taraf 5%


kedelai edamame. Hasil uji jarak ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Berat kering tanaman kedelai edamame (g) pada pemberian pupuk cair
limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah 0 50,150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 8,857 d 14,52 c 13,94 c 16,08 bc 13,35 b
250 15,30 bc 18,23 abc 20,09 ab 18,29 abc 17,98a
500 17,18 bc 22,78 a 18,23 abc 16,14 bc 18,58a
Rata-Rata 13,78 b 18,51 a 17,42 a 16,84 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5 %.

Data Tabel 3 memperlihatkan dapat memberikan efek negatif bagi


bahwa pemberian pupuk cair limbah tanaman. Pemupukan yang ditambah
biogas 500 ml/tanaman dan pupuk terus sehingga jumlahnya melebihi
N, P, K (50, 150,100) kg/ha kebutuhan tanaman akan
menghasilkan berat kering tanaman menyebabkan pertumbuhan dan
tertinggi (22,78 g) yang berbeda perkembangan tanaman yang kurang
nyata dengan pemberian pupuk cair baik.
limbah biogas (250 dan 500) Berat kering tanaman adalah
ml/tanaman dan tanpa pupuk N, P, resultansi dari tiga proses yaitu
K, kemudian berbeda nyata dengan penumpukan asimilat melalui
tanpa pemberian pupuk cair limbah fotosintesis, penurunan asimilat
biogas dan tanpa pupuk N, P, K, dan akibat respirasi dan akumulasi ke
berbeda nyata dengan tanpa bagian cadangan makanan. Menurut
pemberian pupuk cair limbah biogas Gardner et al. (1991) berat kering
dan pemberian N, P, K (50, 150, tanaman tergantung dari laju
100) kg/ha, (100, 200, 150) kg/ha, fotosintesis dan respirasi, karena
(150, 250, 200) kg/ha, serta berbeda proses respirasi menggunakan energi
nyata dengan pemberian pupuk cair yang berasal dari fotosintesis.
limbah biogas 500 ml/tanaman dan Sejalan dengan pendapat
pupuk N, P, K (150, 250, 200) kg/ha Dwijoseputro (1992) bahwa berat
dan berbeda tidak nyata dengan kering suatu tanaman dipengaruhi
perlakuan lainnya. oleh optimalnya fotosintesis karena
Hal ini menunjukkan bahwa berat kering suatu tanaman
pemberian pupuk cair limbah biogas tergantung dari jumlah akumulasi
(250-500) ml/tanaman dan pupuk N, karbohidrat di dalam tubuh tanaman.
P, K (50, 150, 100) kg/ha mampu Proses fotosintesis tanaman
meningkatkan berat kering tanaman tidak terlepas dari dukungan kondisi
kedelai edamame, sedangkan lingkungan pertumbuhan tanaman,
peningkatan pemberian pupuk N, P, misalnya kesuburan tanah. Manfaat
K tidak menunjukkan penambahan pemberian pupuk cair limbah biogas
berat kering tanaman. Hal ini sejalan selain memperbaiki sifat fisik dan
dengan pendapat Rinsema (1993) kimia tanah, sedangkan pemberian
bahwa pemupukan yang berlebihan pupuk N, P, K dapat menambah

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


7

ketersediaan unsur hara, sehingga Unsur P berpengaruh


kondisi ini memberikan pertumbuhan terhadap perakaran tanaman, jika
yang baik bagi tanaman kedelai ketersediaan unsur P cukup
edamame. pertumbuhan perakaran tanaman
Unsur N sangat dibutuhkan menjadi lebih baik sehingga serapan
pada stadia awal pertumbuhan hara dan air akan meningkat serta
tanaman, dimana N merupakan pertumbuhan dan perkembangan
penyusun senyawa-senyawa organik tanaman akan meningkat.
penting seperti asam amino, protein Ketersediaan hara yang optimal bagi
dan berperan dalam pembentukan tanaman akan diikuti peningkatan
klorofil yang berpengaruh terhadap aktifitas fotosintesis yang
proses fotosintesis sehingga menghasilkan asimilat yang lebih
meningkatkan asimilat yang banyak yang mendukung berat
dimanfaatkan untuk pertumbuhan kering tanaman (Hakim et al., 1986).
organ vegetatif tanaman yang akan Unsur K akan mempengaruhi
mendukung berat turgiditas sel dalam proses membuka
kering tanaman (Hakim et al., 1986). dan menutupnya stomata sehingga
Hal ini sesuai dengan pendapat berpengaruh terhadap proses
Prawiratna dan Tjondronegoro fotosintesis dan pembentukan
(1995) bahwa ketersediaan unsur asimilat (Lakitan, 2007).
hara nitrogen, fosfor dan kalium Umur Berbunga (HST)
yang optimal bagi tanaman dapat Hasil sidik ragam
meningkatkan pembentukan klorofil, menunjukkan bahwa interaksi
dimana dengan adanya peningkatan pemberian pupuk cair limbah biogas
klorofil maka akan meningkat dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak
aktifitas fotosintesis yang nyata terhadap umur berbunga
menghasilkan asimilat, sehingga tanaman kedelai edamame. Hasil uji
dapat meningkatkan berat kering jarak berganda Duncan pada taraf
tanaman. 5% ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Umur berbunga tanaman kedelai edamame (HST) pada pemberian pupuk
cair limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 29,67 a 29,67 a 29,67 a 29,33 a 29,58 a
250 29,67 a 29,00 a 29,33 a 29,00 a 29,25 a
500 29,33 a 29,00 a 29,33 a 29,33 a 29,25 a
Rata-Rata 29,56 a 29,22 a 29,44 a 29,22 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 4 diperngaruhi oleh faktor genetik.


memperlihatkan bahwa pemberian Menurut Baharsjah et al. (1985)
pupuk cair limbah biogas dan pupuk faktor utama dalam pembungaan
N, P, K berbeda tidak nyata terhadap pada tanaman kedelai lebih dominan
umur berbunga. Hal ini menunjukkan dipengaruhi sifat genetik tanaman
bahwa umur berbunga lebih dan lingkungan. Darjanto dan Sarifah

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


8

(1987) menambahkan bahwa faktor Menurut Gardner, et al.


utama munculnya bunga ditentukan (1991) bahwa tanaman kedelai
oleh sifat genetik dari suatu varietas termasuk peka terhadap perbedaan
yang digunakan. Umur berbunga panjang hari, khususnya pada saat
pertama pada penelitian ini lebih pembentukan bunga. Proses
cepat dibandingkan dengan deskripsi pembentukan bunga dikendalikan
tanaman kedelai edamame. oleh faktor lingkungan, terutama
Pembungaan tanaman fotoperiode dan temperatur, pasokan
dipengaruhi oleh suhu dan panjang nutrisi dan mineral. Menurut
penyinaran. Tanaman kedelai Adisarwanto (2006) pada suhu tinggi
merupakan tanaman subtropis dan dan kelembaban rendah, jumlah sinar
termasuk tanaman hari pendek, matahari yang diterima ketiak daun
sehingga jika ditanam di daerah lebih banyak, sehingga akan
tropis dimana suhu lebih tinggi dan merangsang pembentukan bunga.
lama penyinaran yang lebih panjang, Jumlah Polong per Tanaman
maka akan berpengaruh terhadap (buah)
muncul bunga. Umumnya kedelai Hasil sidik ragam
yang dibudidayakan di daerah tropis menunjukkan bahwa interaksi
rata-rata tanaman kedelai berbunga pemberian pupuk cair limbah biogas
sekitar umur 30 HST. Hal ini sejalan dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak
dengan hasil penelitian Soverda dan nyata terhadap jumlah polong per
Herawati (2010) sebagian besar tanaman kedelai edamame. Hasil uji
tanaman kedelai mulai berbunga jarak berganda Duncan pada taraf
umur 32 HST. 5% ditampilkan pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah polong per tanaman kedelai edamame (buah) pemberian


pupuk cair limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 28,44 b 37,88 a 37,22 a 38,66 ab 35,55 a
250 36,44 ab 37,44 a 37,22 a 39,11 a 37,55 a
500 36,10 ab 41,22 a 41,00 a 35,66 ab 38,50 a
Rata-Rata 33,66 b 38,85 a 38,48 a 37,81 ab
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 5 menunjukkan peningkatan jumlah


memperlihatkan bahwa pemberian polong pertanaman lebih ditentukan
pupuk cair limbah biogas 500 oleh pemberian pupuk N, P, K.
ml/tanaman dan pupuk N, P, K (50, Pupuk cair limbah biogas
150, 100) kg/ha menghasilkan yang diberikan belum memenuhi
jumlah polong per tanaman tertinggi kebutuhan unsur hara yang
(41.22 buah) yang berbeda nyata diperlukan untuk pembentukan
dengan tanpa pemberian pupuk cair polong. Hal ini disebabkan bahan
limbah biogas dan tanpa pupuk N, P, organik bersifat lambat tersedia
K, serta berbeda tidak nyata dengan untuk tanaman sehingga perlu
perlakuan lainnya. Hal ini diimbangi dengan pupuk N, P, K.

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


9

Ketersediaan unsur hara yang cukup berhubungan pada kematangan dan


dapat meningkatkan pertumbuhan pembentukan biji yang
dan perkembangan tanaman, membutuhkan energi, sedangkan P
diantaranya peningkatan jumlah berperan dalam pembentukan ATP
polong. yang merupakan sumber energi bagi
Menurut Lakitan (1936) tanaman (Salisbury dan Ross, 1995).
unsur nitrogen meningkatkan Kalium berperan di dalam
pembentukan protein, enzim, dan proses metabolisme tanaman.
sebagai unsur pembentuk klorofil, Menurut Lakitan (2007) unsur K
selain itu ketersediaan N dapat berperan sebagai aktifator enzim
meningkatkan serapan P. Pemberian pada reaksi metabolisme tumbuhan,
N pada tanah yang dipupuk akan mengatur tekanan osmotik sel,
lebih melarutkan P sehingga unsur P dimana sel yang terjaga tekanan
lebih tersedia dan dapat osmotiknya akan meningkatkan
dimanfaatkan oleh tanaman untuk sintesis protein untuk metabolisme
metabolisme diantaranya fotosintesis sehingga meningkatkan jumlah
terutama dalam fiksasi CO2 sehingga polong.
karbohidrat terbentuk dan Persentase Polong Bernas (%)
ditranslokasikan untuk pembentukan Hasil sidik ragam
polong. menunjukkan bahwa interaksi
Unsur fosfor merupakan pemberian pupuk cair limbah biogas
bagian esensial dari banyak gula dan pupuk N, P, K berpengaruh tidak
fosfat yang berperan dalam nyata terhadap persentase polong
pembentukan nukleotida seperti bernas tanaman kedelai edamame.
RNA dan DNA. Fosfor juga berperan Hasil uji jarak berganda Duncan
dalam metabolisme energi, karena pada taraf 5% ditampilkan pada
keberadaannya dalam ATP, ADP, Tabel 6.
AMP dan piropospat. Hal ini

Tabel 6. Persentase polong bernas tanaman kedelai edamame (%) pada pemberian
pupuk cair limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N, P, K (Urea, TSP, KCl) kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 48,69 b 50,09 ab 54,05 ab 55,43 ab 52,07 a
250 53,69 ab 56,43 ab 57,21 ab 56,18 ab 55,88 ab
500 54,14 ab 59,19 a 59,05 a 56,63 ab 7,25 a
Rata-Rata 52,18 ab 55,24 a 56,77 a 56,08 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data Tabel 6 memperlihatkan persentase polong bernas tertinggi


bahwa pemberian pupuk cair limbah yaitu (59,19% dan 59,05%) yang
bioga (500 ml/tanaman) dan pupuk berbeda nyata dengan tanpa
N, P, K (50, 150, 100) kg/ha serta pemberian pupuk cair limbah biogas
pemberian pupuk cair limbah biogas dan tanpa pupuk N, P, K, serta
(500 ml/tanaman) dan pupuk N, P, K berbeda tidak nyata dengan
(100, 200, 200) kg/ha menghasilkan perlakuan lainnya. Hal ini

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


10

menunjukkan ketersediaan unsur Menurut Hakim et al. (1986)


hara telah tercukupi pada pemberian unsur P dapat merangsang pengisian
pupuk cair limbah biogas (500 biji. Pada saat fase pertumbuhan
ml/tanaman) dan pupuk N, P, K (50, generatif, fosfat dibutuhkan tanaman
150, 100) kg/ha. untuk sintesis protein dan proses
Menurut Oman (2003) unsur enzimatik, sehingga bila pengisian
makro yang terkandung dalam pupuk biji berjalan optimal maka biji yang
cair biogas ialah Nitrogen (N), dihasilkan lebih bernas.
Kalium (K), Fosfor (P). Pemberian Setyamidjaya (1986) menyatakan
pupuk cair limbah biogas saja belum bahwa unsur K akan mempengaruhi
tercukupi ketersediaan unsur bentuk polong yang besar dan bernas
haranya, oleh karena itu perlu karena cadangan makanan yang
diimbangi dengan pemberian pupuk disimpan semakin banyak. Hal
N, P, K. Hal ini sesuai dengan tersebut menunjukkan bahwa
pendapat Rukmana (2005) bahwa pemberian unsur K yang tepat
untuk mencapai hasil yang maksimal berpengaruh terhadap translokasi
pemakaian pupuk organik hendaknya hasil fotosintesis dari daun menuju
diimbangi dengan pupuk anorganik ke tempat penyimpanan, sehingga
agar keduanya saling melengkapi pertumbuhan polong tanaman
sehingga ketersediaan unsur hara menjadi lebih cepat.
lebih cepat tersedia. Berat Polong per Tanaman (g)
Menurut Abidin (2011) N Hasil sidik ragam
adalah salah satu unsur hara menunjukkan bahwa interaksi
pembentuk klorofil yang berfungsi pemberian pupuk cair limbah biogas
sebagai absorben dalam proses dan pupuk N, P, K berpengaruh
fotosintesis. Heddy (2001) nyata terhadap berat polong per
menyatakan bahwa pengisian polong tanaman kedelai edamame. Hasil uji
merupakan periode terjadinya jarak berganda Duncan pada taraf
pengangkutan produk fotosintesis ke 5% ditampilkan pada Tabel 7.
bagian polong yang digunakan dalam
pengisian polong.

Tabel 7. Berat polong per tanaman kedelai edamame (gram) pada


pemberianpupuk cair limbah biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N,P,K (Urea, TSP, KCl) Kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-Rata
biogas 100 150 200
(ml/tanaman)
0 46,67 d 56,66 bc 54,10 bc 57,78 bc 54,03 b
250 52,78 bc 48,88 cd 61,11 ab 63,88 ab 56,66 b
500 53,89 bc 73,89 a 72,22 ab 57,22 bc 64,30 a
Rata-Rata 51,11 b 59,81 a 62,77 a 59,62 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 7 (50, 150, 100) kg/ha menghasilkan


menunjukkan bahwa pemberian berat polong per tanaman tertinggi
pupuk cair limbah biogas (73,89 g) berbeda nyata dengan
(500 ml/tanaman) dan pupuk N, P, K pemberian tanpa pupuk cair limbah

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


11

biogas (0 ml/tanaman) dan tanpa cukup dapat memperlancar


pupuk N, P, K (0 kg/ha) serta terjadinya proses fotosintesis.
berbeda tidak nyata dengan Pembentukan dan pengisian
perlakuan lainnya. Hal ini polong sering dihubungkan dengan
dikarenakan dengan pemberian proses penyerapan dan translokasi
pupuk cair limbah biogas dan pupuk unsur hara yang diperlukan tanaman,
N, P, K pada tanaman kedelai dimana pembentukan polong tersebut
edamame unsur hara lebih tersedia dipengaruhi oleh serapan P yang
dibandingkan tanpa pemberian sangat diperlukan dalam proses
pupuk organik cair biogas dan tanpa fotosintesis, selain itu P dapat
pupuk N, P, K. merangsang perkembangan akar
Menurut Jumin (2005) tanaman sehingga translokasi unsur
produksi tanaman merupakan proses hara ke bagian atas tanaman berjalan
penumpukan asimilat melalui proses lancar (Hakim et al., 1986).
fotosintesis. Pada prinsipnya apabila Berat Polong per Plot (g)
laju fotosintesis besar, respirasi kecil Hasil sidik ragam
dan translokasi asimilat lancar ke menunjukkan bahwa interaksi
bagian generatif maka produksi pemberian pupuk cair limbah biogas
semakin meningkat. Hal ini erat dan pupuk N, P, K berpengaruh
kaitannya dengan ketersediaan unsur nyata terhadap berat polong per plot
hara N, P, K yang disumbangkan tanaman kedelai edamame. Hasil uji
oleh pupuk cair limbah biogas dan jarak berganda Duncan pada taraf
pupuk N, P, K. Suplai hara yang 5% ditampilkan pada Tabel 8.

Tabel 8. Berat polong per plot tanaman kedelai edamame (gram) pada pemberian
pupuk cair biogas dan pupuk N, P, K
Pupuk cair Pupuk N,P,K (Urea, TSP, KCl) Kg/ha
limbah 0 50, 150, 100, 200, 150, 250, Rata-
biogas 100 150 200 Rata
(ml/tanaman)
0 710,00 f 889,98 de 1258,33 ab 1121,11 bc 54,03b
250 796,11 e 1112,22 bc 1061,11 cd 1173,88 bc 56,66 b
500 883,89 de 1288,05 a 1195,55 abc 1043,89 cd 64,30 a
Rata-Rata 51,11 b 59,81 a 62,77 a 59,62 a
Angka-angka pada kolom dan baris yang sama diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak
nyata menurut uji jarak berganda Duncan pada taraf 5%.

Data pada Tabel 8 Semakin berat polong per tanaman


memperlihatkan bahwa pemberian maka semakin berat pula berat
pupuk cair limbah biogas (500 polong per plot.
ml/tanaman) dan pupuk N,P,K (50, Hal ini menunjukkan dengan
150, 100) kg/ha menghasilkan berat dengan pemberian pupuk cair
polong per plot tertinggi (1288.05 g) limbah biogas (500 ml/tanaman) dan
yang berbeda nyata dengan pupuk N,P,K (50, 150, 100) kg/ha
pemberian tanpa pupuk cair limbah menghasilkan produksi 1288.05
biogas dan tanpa pupuk N, P, K serta gram setara dengan 9,9 ton/ha. Hasil
berbeda tidak nyata dengan yang ini hampir mendekati batas maksimal
lainnya. Hal ini erat kaitannya produksi kedelai edamame. Menurut
dengan berat polong per tanaman. deskripsi Shanmugasundaram et al.

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


12

(1991) produksi polong muda kedelai KESIMPULAN DAN SARAN


edamame per hektar yaitu berkisar Kesimpulan
antara 7-10 ton/ha. Hasil penelitian pengaruh
Peningkatan berat polong per pemberian pupuk cair limbah biogas
plot dipengaruhi oleh ketersediaan dan pupuk N, P, K terhadap
unsur hara. Unsur N berperan dalam pertumbuhan dan produksi kedelai
pembentukan klorofil yang sangat edamame (Glycine max (L) Merill)
berguna dalam proses fotosintesis yang telah dilakukan dapat diambil
(Lingga, 2013). Menurut Gardner et kesimpulan sebagai berikut:
al. (1991) pertumbuhan tanaman 1. Interaksi pemberian pupuk cair
yang baik akan meningkatkan proses limbah biogas dan pupuk N, P, K
fotosintesis serta menghasilkan tidak berpengaruh terhadap tinggi
fotosintat yang dapat tananam dan umur berbunga, dan
ditranslokasikan untuk pengisian biji berpengaruh terhadap persentase
atau buah, sehingga berat polong per bintil akar efektif, berat kering,
plotnya lebih tinggi. Apabila jumlah jumlah polong per tanaman
asimilat pada buah jumlahnya besar, persentase polong bernas, berat
maka akan meningkatkan berat polong per tanaman dan berat
polong tanaman, yang pada akhirnya polong per plot.
akan meningkatkan produksi 2. Pemberian pupuk cair limbah
tanaman. biogas (500 ml/tanaman) dan
Unsur P dan K merupakan pupuk N, P ,K (3,3+ 9,9+ 8,8)
unsur hara yang dibutuhkan oleh g/plot merupakan hasil yang
tanaman pada fase generatif. terbaik pada parameter berat
Menurut Rinsema (1986) fosfor kering tanaman, jumlah polong
sangat berpengaruh dalam per tanaman, berat polong per
pertumbuhan dan pembentukan hasil, tanaman dan berat polong per
dimana fosfor berfungsi dalam plot.
transfer energi dan proses 3. Pemberian pupuk cair limbah
fotosintesis. Ketersediaan fosfor biogas (500 ml/tanaman) dan
dalam jumlah yang cukup pada awal pupuk N, P ,K (3,3+ 9,9+8,8)
pertumbuhan akan mempengaruhi g/plot menghasilkan produksi
bagian reproduktif lainnya, terutama yang hampir mendekati deskripsi
pada pembentukan buah. Lingga produksi polong muda kedelai
(2013) menyatakan bahwa unsur hara edamame (9,9 ton/ha).
P sangat penting bagi pertumbuhan Saran
tanaman, terutama pada bagian yang Berdasarkan hasil penelitian
berhubungan dengan perkembangan untuk mendapatkan pertumbuhan
generatif, seperti pembungaan dan dan produksi kedelai edamame yang
pembentukan biji, sehingga P yang lebih baik disarankan menggunakan
cukup sangat dibutuhkan pada saat pemberian pupuk cair limbah biogas
reproduktif. (500 ml/tanaman) dan pupuk N, P, K
(3,3 g + 9,9, g + 8,8 g)

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


13

DAFTAR PUSTAKA Lampung.Hardjowigeno, S.


Abidin, M.Z.2011. Batas Kritis 2001. Ilmu Tanah. Akademi
Suatu Unsur Hara (N) dan Presindo. Jakarta
Pengukuran Kandungan Heddy. 2001. Morfologi Tanaman
Klorofil pada Tanaman. Kedelai. Pusat penelitian dan
http://www/masbied.com/201 penggembangan Tanaman
1/05/19/batas-kritis-suatu- Pangan.
unsur-hara-dan- Jumin, H.B. 2005. Ekologi
pengukurankandunganklorofi Tanaman Suatu
l/#more-9539. Diakses Pendekatan Fisiologis. Raja
tanggal 21 Desember 2014. Grafindo Persada. Jakarta.
Adisarwanto, T. 2006. Kedelai : Lakitan, B. 2007. Dasar-Dasar
Budidaya dengan Fisiologi Tumbuhan. Raja
Pemupukan yang Efektif Grafindo Persada. Jakarta.
dan Pengoptimalan Peran Lingga. 2013. Petunjuk
Bintil Akar. Penebar Sadaya. Penggunaan Pupuk. Penebar
Jakarta. Swadaya.
Aguslina, L. 2004. Dasar Nutrisi Oman. 2003. Kandungan Nitrogen
Tanaman. Rineka Cipta. (N) Pupuk Organik Cair
Jakarta. dari Hasil Penambahan
Darjanto dan Sarifah. 1987. Urine pada Limbah
Pengetahuan Dasar Biologi (Sludge) Keluaran Instalasi
Bunga dan Teknik Gas Bio dengan Masukan
Penyerbukan Silang Feses Sapi. Skripsi. Jurusan
Buatan.Gramedia. Jakarta. Ilmu Produksi Ternak.
Dwijoseputro. 1988. Pengantar Institut Pertanian Bogor.
Fisilogi Tumbuhan. Bogor. (Tidak
Gramedia. Jakarta. Dipublikasikan).
Fageria, N.K., V.C. Baligar and C.A. Prawiratna, W.S. dan H.P.
Jones. 1997. Growth and Tjondronegoro. 1995. Dasar-
Mineral Nutrition of Field Dasar Fisiologi Tumbuhan
Crop. Marcel Dekker. Inc. II. Fakultas Pertanian Institut
New York. Pertanian Bogor. Bogor.
Program Biru. 2011. Pedoman,
Gardner. F.P., R.B. Pearce dan R.L. Pengguna, Pengawas
Mitchell. 1991. Fisiologi Pengelolaan dan
Tanaman Budidaya. Pemafaatan Bio Slurry.
Universitas Indonesia Press. Yayasan Rumah Energi.
Jakarta. Jakarta.
Hadisuwito, S. 2007. Membuat Purwono dan H. Purnamawati. 2007.
Pupuk Kompos Cair. Budidaya 8 Jenis Tanaman
Agromedia Pustaka. Jakarta. Pangan Unggul. Penebar
Hakim., N.M.Y., Nyakpa, A.M. Swadaya. Jakarta.
Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Rinsema, W. J. 1986. Pupuk dan
Saul, M.A. Diha, G.B. Hong Cara Pemupukan. Bhratara
dan H.H. Bailey. 1986. Karya Aksara. Jakarta.
Dasar-Dasar Ilmu Tanah.
Universitas Lampung. Bandar

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015


14

Rukmana, R. 1995. Usaha Tani


Jagung. Kanisius.
Yogyakarta.
Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995.
Fisiologi Tumbuhan. Institut
Teknologi Bandung.
Bandung.
Sarief, E.S. 1985. Kesuburan dan
Pemupukan Tanah
Pertanian. Pustaka Buana.
Bandung.
Setyamidjaya, D. 1986. Pupuk dan
Pemupukan. Simplex.
Jakarta.
Shanmugasundaram, S., S.T. Cheng,
M.T. Huang and M.R. Yan.
1991. Vaietas Improvement
of Vegetable Soybean in
Taiwan. In Vegetable
Soybean. Research Needs
for Production an Quality
Improvement AVRDC.
Soewanto, Prasongko dan
Sumarno.2007. Kedelai
Teknik Produksi dan
Pengembangannya
(Agribisnis Edamame
untuk Ekspor). Badan
Penelitian dan Pengembangan
Pertanian. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanaman
Pangan.
Soverda, N., T. Hermaati. 2010.
Respon Tanaman Kedelai
(Glycine max (L) Merill)
terhadap Pemberian
Berbagai Konsentrasi
Pupuk Hayati. Jurnal.
Jurusan Budidaya Fakultas
Pertanian, Universitas Jambi.
Jambi. Vol. 13.
Yunus, M. 1991. Pengelolaan
Limbah Peternakan.
Jurusan Produksi Ternak
LUW- Universitas Brawijaya.
Animal Husbandry Project. P
117.

JOM Faperta Vol 2 No 1 Februari 2015

You might also like