Professional Documents
Culture Documents
Biasanya keluhannya demam, nyeri perut, klo bayi biasanya rewel dan nafsu makannya turun,
kuning juga bisa.
Anamnesis : tanyakan tentang demamnya, singkirkan semua dd dari gejala demam na, tanyain
ada batuk pilek, mual muntah, nyeri berkemih, BAK terakhir kapan, warnanya, ada darah gk.
Tanya juga ada kuning gk? (kolestasis), ada keluhan anyang2an, sulit berkemih, BB ada turun
gk?, tanya nutrisinya, status gizi dan imunisasi.
Pemeriksaan Fisik : nyeri pada suprapubik sistitis, nyeri ketok CVA PNA, biasanya tidak
khas karena harus singkirkan dd lainnya, periksan genital na dan tanyakan riwayat sirkumsisi
Penunjang : cek FBC, elektrolit, GDS, UL, kultur urin (gold standart), USG bila ada indikasi,
Ur/Cr GFR bila klinis mengarah ke gagal ginjal)
Diagnosis : tidak boleh pake suspek. Bila demamnya tinggi (>39) berarti di diagnosis PNA dd/
sistitis, klo gk demam tinggi liat Lab na aj.
Tx : kotrimoxazole (isinya TMP 1 mg dan SMX 5 mg) dosis TMP 5 mg/kgBB/12 jam
(sediaan TMP sirup 40mg/5ml) untuk ISK bawah (diberikan 3-5 hari). Kalau ISK atas karena
harus rawat ganti ceftriaxone 75mg/kgBB/hari (max 2 gram), kalau sudah bebas demam boleh
pulang ganti oral dengan cefixime 5mg/kgBB/12 jam (sediaan sirup 100mg/5ml) diberikan 7-10
hari.
Indikasi rawat inap : intake sulit, curiga PNA, muntah-muntah berlebihan, neonatus, ada gagal
ginjal/ sepsis/ HT/ syok, klinis berat (toksik, muntah-muntah, dehidrasi)
Indikasi USG : semua bayi, curiga PNA, anak perempuan dengan ISK bawah berulang 2-3 kali,
punya riwayat RVU dalam keluarga
Edukasi : cara ceboknya dari depan kebelakang, ganti pempers 3 jam sekali, bersihkan alat
kelamin dengan air bersih
Anamnesis : bengkaknya sejak kapan? Mana aj yang bengkak? Ada saat membaiknya gk? Ada
nyeri berkemih? Darahnya banyak gk? Trus harus tanya ttg TB juga (buat pemberian
kortikosteroid jangka panjang), rule out gejala GNAPS (batuk pilek dan impetigo)
Pemeriksaan Fisik : Harus cek tekanan darah, status gizi harus dengan LLA klo ada edema,
diperiksakan BB ideal karena berikan dosis obat harus dengan BB ideal. Edema dimulai dari
mata (edema palpebral), perut, genital (klo udah genital berarti edema anasarka), pretibial.
Komplikasi : HT, syok karena hipoalbumin
Penunjang : cek urin dipstick, FBC, elektrolit, GDS, UL, albumin, Ur/Cr, GFR, kolesterol total,
ASTO (klo ada keluhan na gross hematuria), boleh cek C3 dan C4 klo curiga ke autoimun.
Diagnosis banding : GNAPS, HSP nefritik, nefrotik lupus, IgA nefropati, GNA membranosa
Tatalaksana : prednisone 2mg/kgBB dibagi 3 dosis (sediaan 5mg) max 80mg/hari (harusnya
60mg/hari), furosemide (bila disertakan HT) 1-2mg/kgBB/kali diberikan 2x1 (max 160mg/hari),
klo HT grade II berikan kaptopril 0,3-0,5 mg/kgBB/hari (max 6mg/kgBB/hari dan diberikan max
3x1), koreksi albumin bila albumin < 1 gram dengan albumin 20%, obati gejala simptomatiknya,
kolesterolnya tidak perlu diobat dengan statin
Pemantauan : tirah baring, diuresis ketat harus negative bila edema kalau tidak edema harus 0
balancenya, diet rendah garam pada HT, tes mantoux sebelum pemberian prednisone, monitor
TTV, cek BB tiap hari, ukur LP tiap hari, edukasi efek samping obat dan pemberian obat.
KONTROL 1 bulan sekali selama setahun trus 6 bulan sekali trus 1 tahun sekali
Keluhan utama : hematuria atau penurunan kesadaran karena hipertensi krisis atau kejang
karena encephalopati metabolik/ hipertensi krisis (metabolic krn gagal ginjal asidosis
metabolic, elektrolit imbalance natrium, ureum)
Anamnesis : SOCRATES, riwayat ISPA (commond cold, tonsillitis, dll) 2 minggu atau kulit
(impetigo) 3 minggu, rule out autoimun di keluarga (lupus, RA, DM tipe 1, hipo/hipertiroid)
Pemeriksaan Fisik : KU, kesadaran, TTV (tekanan darah), mata (edem), THT (tonsil, faring),
jantung (klo ada murmur diastolic bisa RHD), abdomen (spleen membesar hemolitik anemia,
hepar heart failure), acites dicek, genital edem gk, ektremitas clubbing dan edema pretibial,
infeksi kulit ada gk
Penunjang : FBC, elektrolit, GDS, UL, ASTO (klo gross hematuria), C3 C4, Ur/Cr, GFR
Indikasi Biopsi : lebih dari 1 tahun, hematuria persistent, gross hematuria dengan HT,
penurunan komplemen, meningkatnya Ur/Cr
Tx : rawat inap, diet rendah garam (1 gram/hari), protein (2 gram/kgBB/hari), amoxicillin 25
mg/kgBB/kali diberikan 3x1, furosemide (kalo edema), kaptopril (klo HT grade II), simptomatik
seperti demam.