Menimbang
Mengingat
BUPATI WAJO
PROVINSI SULAWESI SELATAN
PERATURAN BUPATI WAJO
NOMOR 5 TAHUN 2022
TENTANG
TATA KELOLA ALOKASI DANA NON KAPITASI
JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT.
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
BUPATI WAJO,
bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan,
maka pemerintah mengalokasikan dana Jaminan
Kesehatan Nasional melalui Badan Penyelenggaraan
Jaminan Sosial Kesehatan;
bahwa untuk tertib administrasi dana pengelolaan
keuangan daerah terkait dengan pembayaran dana non
kapitasi oleh Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial
Kesehatan kepada Pusat Kesehatan Masyarakat perlu
regulasi yang mengatur tata kelola alokasi dana non
kapitasi jaminan kesehatan nasional;
bahwa _berdasarkan —_pertimbangan _sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Bupati tentang Tata Kelola Alokasi Dana Non
Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada Pusat
Kesehatan Masyarakat;
Undang-Undang Nomor 29 Tahun 1959 tentang
Pembentukan Daerah Tingkat II di Sulawesi (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 74,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 1822);
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003
Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4286) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2021 tentang Harmonisasi Peraturan Perpajakan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 246, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6736);
Undang-Undang Nomor 1 ‘Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 7 Tahun 2021 tentang Harmonisasi
ih10.
ll.
Peratutan Perpajakan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 246,Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 6736);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan
Negara (Lembaran Negara Republik —_ Indonesia
Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4400);
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem
Jaminan Sosial Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 15, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4456) sebagaimana
telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6573);
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang
Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 112, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5038);
Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5063) sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020
tentang Cipta Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6573);
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 dengan Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 6573);
Peraturan Presiden Nomor 32 Tahun 2014 tentang
Pengelolaan dan Pemanfaatan Dana Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional pada Fasilitas Kesehatan Tingkat
Pertama Milik Pemerintah Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 81);
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2018 Nomor 165) sebagaimana telah
beberapa kali diubah dengan Peraturan Presiden
Nomor 64 Tahun 2020 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2018 tentang
Jaminan Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2020 Nomor 130);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013
tentang Pelayanan Kesehatan Pada Jaminan Kesehatan
Nasional (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013
Nomor 1400) sebagaimana telah beberapa kali diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7
2Menetapkan
12.
13.
14.
15.
Tahun 2021 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2013 tentang
Pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021
Nomor 33 );
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 28 Tahun 2014
tentang Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan
Kesehatan Nasional (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2014 Nomor 874);
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015
tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah (Berita
Negara Republik Indonesia. = Tahun_—-2015
Nomor 2036) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 120 Tahun 2018 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk
Hukum Daerah (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 157);
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016
tentang Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam
Penyelenggaraan Program Jaminan —_‘Kesehatan
sebagaimana telah beberapa kali diubah dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 6 Tahun 2018
tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri
Kesehatan Nomor 52 Tahun 2016 tentang Standar Tarif
Pelayanan Kesehatan dalam Penyelenggaraan Program
Jaminan Kesehatan;
Peraturan Daerah Kabupaten Wajo Nomor 6 Tahun 2020
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Wajo Tahun 2020 Nomor 6, Tambahan
Lembaran Daerah Kabupaten Wajo Nomor 127);
MEMUTUSKAN:
PERATURAN BUPATI TENTANG TATA KELOLA ALOKASI
DANA NON KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
PADA PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT.
BABI
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan:
Daerah adalah Kabupaten Wajo.
Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan
pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah Otonom.
Bupati adalah Bupati Wajo.
Dinas adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo.
Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wajo.
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya Kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan
1
2
On pO10.
11.
12.
13.
14,
5;
16.
17.
18.
19,
lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai
derajat kesehatan masyarakat yang tingginya di wilayah kerjanya
Unit Pelaksana Teknis Dinas Pusat Kesehatan Masyarakat yang
selanjutnya disebut UPTD Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan di Kabupaten Wajo yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerjanya.
Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah
jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memeroleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan
dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar
iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah.
Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan yang selanjutnya disebut
BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial bidang kesehatan.
Pelayanan Kesehatan adalah segala bentuk kegiatan yang diberikan
kepada seseorang dalam rangka observasi, diagnosis, pengobatan atau
pelayanan kesehatan lainnya yang dilakukan di Puskesmas, Puskesmas
Pembantu, Puskesmas Keliling, Pos Kesehatan Desa dan Pondok Bersalin
Desa.
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama yang selanjutnya disingkat FKTP
adalah fasilitas kesehatan yang melakukan pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat non spesialistik untuk keperluan observasi,
diagnosis, perawatan, pengobatan, dan/atau pelayanan kesehatan lainnya.
Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah pelayanan kesehatan
perorangan yang bersifat umum yang meliputi pelayanan rawat jalan
tingkat pertama yang dilakukan oleh pemberi pelayanan kesehatan tingkat
pertama dan pelayanan rawat inap tingkat pertama yang dilakukan pada
pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama dengan fasilitas rawat inap.
Pelayanan Rawat Inap Tingkat Pertama adalah pelayanan yang diberikan
kepada pasien dalam rangka observasi, diagnostik, pengobatan, dan
pelayanan kesehatan lainnya dengan menempati tempat tidur di ruang
rawat inap paling sedikit 1 (satu) hari
Jasa Pelayanan Kesehatan adalah imbalan yang diterima oleh pelaksana
pelayanan atas jasa yang diberikan kepada pasien dalam rangka observasi,
diagnosis, pengobaian, konsultasi visite, rehabilitasi medik dan atau
pelayanan lainnya.
Biaya Operasional Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut
Biaya Operasional Puskesmas adalah biaya yang digunakan untuk belanja
pengadaan dan pemeliharaan sarana prasarana, belanja cetak atau alat
tulis kantor, penggandaan dan perlengakapan lainnya yang dibutuhkan di
puskesmas.
Tarif adalah biaya penyelenggaraan kegiatan pelayanan kesehatan pada
sarana pemberi pelayanan kesehatan tingkat pertama sebagai imbalan atas
pelayanan yang diterima
‘Tarif Non Kapitasi adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan
kepada fasilitas kesehatan tingkat pertama yang diberikan berdasarkan
jenis pelayanan dan jumlah pelayanan kesehatan yang diberikan.
Manajemen Klaim Pelayanan Kesehatan adalah penatalaksanaan kegiatan
pencatatan, verifikasi, pelaporan dan pendokumentasian proses pelayanan
dan pencairan dana non kapitasi pada Dinas Kesehatan
dan pada Pusat Pelayanan Kesehatan.
Jaminan Kesehatan Nasional yang selanjutnya disingkat JKN adalah
bagian dari sistem Jaminan Sosial Nasional yang diselenggarakan dengan
menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib
berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang sistem
ahjaminan sosial nasional dengan bertujuan untuk memenuhi dasar
kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang
telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah.
20. Penerimaan Bantuan Iuran yang selanjutnya disingkat PBI adalah peserta
kesehatan yang dibayarkan oleh Pemerintah sebagai peserta Program
Jaminan Kesehatan.
21, Keluarga Berencana yang selanjutnya disingkat KB adalah gerakan untuk
membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera yang membatasi kelahiran
22, Pelayanan Neonatus Obstetri Essensial Dasar yang selanjutnya disebut
PONED adalah pelayanan oleh Puskesmas yang mempunyai fasilitas atau
kemampuan untuk penanganan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal
dasar.
23, Bahan Bakar Minyak adalah yang selanjutnya disingkat BBM sebuah
sumber energi yang didapat dari hasil sumber daya alam minyak bumi yang
digunakan untuk sumber energi kendaraan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
(1) Maksud ditetapkannya Peraturan Bupati ini sebagai pedoman teknis dalam
pengelolaan dana non kapitasi JKN pada Puskesmas.
(2) Tujuan ditetapkannya Peraturan Bupati ini memberikan kepastian hukum
dalam pengelolaan dana non kapitasi JKN pada Puskesmas.
BAB III
PELAYANAN KESEHATAN JKN
Pasal 3
Jenis Pelayanan Kesehatan dengan JKN memberikan jaminan agar peserta
memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan diberikan kepada Peserta JKN dan
keluarganya yang berlaku secara nasional.
BAB IV
SUMBER DANA, ALOKASI DANA, PENYALURAN DANA
PEMANFAATAN DANA
Pasal 4
Biaya Jaminan Kesehatan untuk Peserta JKN PBI bersumber dari iuran peserta
yang dibayarkan oleh pemerintah dan biaya Jaminan Kesehatan Peserta JKN
Non PBI bersumber dari iuran yang dibayar oleh peserta, pemberi kerja dan atau
pemerintah.Pasal 5
Alokasi Dana Non Kapitasi JKN pada Puskesmas terdiri dari:
a. Non Kapitasi pada rawat jalan :
1. Pelayanan Rujuk Balik yaitu pemeriksaan Gula Darah Sewaktu, Gula
Darah Puasa, Gula Darah 2 (dua) jam setelah puasa;
2. Pelayanan Skrining Kesehatan yaitu pemeriksaan IVA, Papsmer, Terapi
Krio;
3. Jasa kebidanan, Neonatal dan Keluarga Berencana yaitu paket
Anternatal Care, Pemeriksaan Post Natal Care, Pemasangan dan
pencabutan IUD/Implant, pelayanan suntik keluarga berencana,
Penanganan komplikasi keluarga berencana dan pelayanan keluarga
berencana metode operasi pria Vasektomi;
4. Protesa Gigi;
5. Pelayanan Ambulans/Rujukan; dan
6. Pelayanan Program Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis).
b. Non Kapitasi Rawat Inap Tingkat Pertama yaitu paket rawat inap;
c, Non Kapitasi pada persalinan yaitu:
1. Paket Persalinan pervaginal normal;
2. Paket persalinan pervaginal dengan tindakan emergency dasar di
Puskesmas PONED;
3. Pelayanan tindakan pasca persalinan di Puskesmas PONED
seperti Placenta Manual; dan
4, Pelayanan pra rujukan pada komplikasi kebidanan dan atau neonatal.
Pasal 6
(1) Dana non kapitasi peserta JKN disetor oleh BPJS Kesehatan ke rekening Kas
Daerah sesuai klaim yang diajukan setiap Puskesmas setelah
di verifikasi oleh BPJS Kesehatan.
(2) Dana Non Kapitasi yang ada pada Kas Daerah sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) terakomodir pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas untuk
dapat dicairkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
(3) Besaran dana non kapitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan
ke Puskesmas sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 7
Dana Non Kapitasi yang diterima pemanfaatan dana dari BPJS Kesehatan yang
selanjutnya diserahkan ke rekening Puskesmas dimanfaatkan seluruhnya pada
UPTD Puskesmas untuk pembayaran bahan bakar minyak 100% (seratus
persen) selebihnya untuk biaya jasa pelayanan kesehatan sebesar 65% (enam
puluh lima persen) dan biaya operasional sebesar 35% (tiga puluh lima persen),
Pasal 8
(1) Alokasi Dana Non Kapitasi untuk pembayaran jasa pelayanan kesehatan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dimanfaatkan untuk pembayaran
jasa pelayanan kesehatan bagi tenaga kesehatan dan tenaga non kesehatan
yang terlibat di dalam kegiatan pelayanan kesehatan.
(2) Daftar Pembagian Jasa Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini.
6Pasal 9
Pemanfaatan biaya operasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 sebagai
berikut:
a, operasional pelayanan kesehatan dalam dan luar gedung seperti konsumsi
penyuluhan/sosialisasi, transportasi peserta, transportasi dan honor petugas
dan narasumber;
b. operasional dan pemeliharaan Puskesmas Keliling seperti belanja bahan
bakar minyak, Penggantian Oli, penggantian suku cadang Puskesmas
Keliling, servis berkala dan pemeliharaan kendaraan Puskesmas Keliling;
c. belanja cetak atau alat tulis kantor seperti cetak family folder, leaflet, poster,
brosur, belanja alat tulis kantor, computer supplies dan tinta printer;
d. penggandaan format, seperti penggandaan format, kuesioner, juknis dan
lain-lain;
e. administrasi koordinasi program dan sistem informasi seperti transportasi
dan uang harian koordinasi program, honor panitia penggandaan dan
penerima barang, konsumsi, meterai, hardware, dan software sistem
informasi, mouse printer, langganan internet dan LCD;
f. peningkatan kapasitas sumber daya manusia kesehatan seperti transportasi,
uang harian, biaya penginapan, biaya paket pelatihan/kursus, honor
narasumber dan konsumsi;
g. pengadaan sarana prasarana, seperti belanja meja kerja petugas, kursi
pertemuan, kursi tunggu pasien, lemari obat, lemari paket pembuatan
billboard, pembuatan atau renovasi pagar, pembuatan atau renovasi akses
masuk/keluar puskesmas dan instalasi gizi;
h.pemeliharaan sarana dan prasarana, seperti belanja penggantian kunci
pintu, engsel pintu, bohlam lampu, pengecetan, perbaikan saluran air/
wastafel, biaya tukang penggantian pintu dan jendela yang rusak,
pemeliharaan AC, perbaikan pagar, servis alat kesehatan dan lain - lain;
i. perlengkapan puskesmas lainnya, seperti: perlengkapan dapur Puskesmas,
sapu, timba, ember dan perlengkapan lain;
j. belanja operasional yang mendukung pelayanan kesehatan di Puskesmas
seperti air, listrik, obat-obatan dan bahan habis pakai; dan
k. kegiatan operasional lainnya yang mendukung pelayanan kesehatan
di Puskesmas.
BAB V
POLA PEMBAGIAN JASA PELAYANAN
Pasal 10
Setiap penerimaan komponen jasa pelayanan dari semua jenis pelayanan diatur
Pola Pembagian Jasa Pelayanannya untuk pemberi pelayanan langsung dan
pemberi pelayanan tidak langsung sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dengan Peraturan Bupati ini
Pasal 11
(1) Kepala Puskesmas secara periodik melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan/implementasi pembagian Jasa Pelayanan.(2) Kepala Puskesmas melakukan pengukuran Indeks Kepuasan Karyawan dan
Indeks Kepuasan Masyarakat sebagai indikator kepuasan terhadap
pelaksanaan Pembagian Jasa Pelayanan dan Indikator kinerja pelayanan
kesehatan yang bermutu.
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 12
Pada saat Peraturan Bupati ini mulai berlaku, Peraturan Bupati Wajo
Nomor 26 Tahun 2021 tentang Tata Kelola Alokasi Dana Non Kapitasi Jaminan
Kesehatan Nasional Pada Pusat Kesehatan Masyarakat Tahun Anggaran 2021
(Berita Daerah Kabupaten Wajo Tahun 2021 Nomor 26), dicabut dan dinyatakan
tidak berlaku,
Pasal 13
Peraturan Bupati ini berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Wajo.
Ditetapkan di Sengkang
pada tanggal,4 Januari 2022
x BUPATI WAJO, \
Diundangkan di Sengkang
pada tanggal, q Januari 2022
SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN WAJO,&
4ARMANANI
BERITA DAERAH KABUPATEN WAJO TAHUN 2022 NOMOR....LAMPIRAN 1
PERATURAN BUPATI WAJO
NOMOR 5 __ , TAHUN 2022
TENTANG
TATA KELOLA ALOKASI] DANA NON
KAPITAS] JAMINAN — KESEHATAN,
NASIONAL PADA PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT
Daftar Pembagian Jasa Pelayanan Dan Operasional
Dana Non Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional
Pada Masyarakat Di Puskesmas
1. Pelayanan Rawat Inap
Total
100%
2. Pelayanan Kebidanan, Neonatal dan KB
fee
100%
3._Pelayanan Rujukan
4. Pelayanan Skrining Kesehatan
asa,
foal
100%
5._Pelayanan Rujuk Balik
Jasa
100%
- BUPATI WAJO, \V
O
a |AMRAN MAHMUDLAMPIRAN It
PERATURAN BUPATI WAJO
Nomor 5 TAHUN 2022
TENTANG.
TATA KELOLA ALOKASI DANA NON KAPITASI JAMINAN
KESEHATAN NASIONAL PADA PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT
DAPTAR PEMBAGIAN JASA PELAYANAN DAN OPERASIONAL
DANA NON KAPITAS] JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
DI PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
Pelayanan Rawat Inaj
Uraian Jenis |. 285 Pembagian Jasa Pelayanan (°)
no| 5) Pelayanan Kepala_ | Pengelola | Bendahar
Pelayanan : jokter | Paramedis
(65%) [Dower] Paramedis | puckesmas| JKN | _pengeluaran
Puskesmas a
1 JRawat Inap to | 30 a
b.__Pelayanan Kebidanan, Neonatal dan KB
fasa layanan (7%)
No| Uraian Jenis |p. Some one
No] an eni* pelayanan [O lien cngelola | Bendahara
neers (63%) | Pek ee KN | pengeluaran
2
Persalinan
Pervagina
2 Ene a 8 37 5 2
tindakan
lemergency
ldasar
Pra rajakan|
pada
3 fsomplikasi 100% | 8 8 7 5 2
Hkebidanan
Jéan neonatal
a 8 37 2
5 [Antenatal
5 % 7 2
care (ANC) 1008 ‘ ® 7
6 |Perinatal Care] 100% } 8 8 7 5 2
7 |Petayanan KB} 100% | 8 8 7 8 2
¢__Pelayanan Rujukan
Penibagian Jana Pelayanan
Uraian Jenis | Jasa
No Perawat/ | Kepala Bendahara
Pelayanan | Pelayanan | Dokter opir | Pengelota:
. Doki Ridan | Puskesmas | S°Pi* | Penselola JKN bpengetuaran
z z a a Z
1 [oarak rujukan|
Ja. <10Km | 100% | 8 40 8 37 5
lb. 210Km | 10 8 40 8 37dt * Pelayanan Skrining Kesehatan
Uraian Jenis
y Pembagian Jasa Pelayanan (%)
No} “petayanan | Pelayanan | Doxter| _ Kepala Pengelola pevtiher.
= z ~
2
2
3 [terapi Krio
100% =
fe. _Folaysuen Raju Batt
Faabagan dam agjanan 6
ig, | waives! san
OL ee eee omer] Pewee | Kopala | Pengciots | Bendahara
Laborstrium | Pusueamas| EN” | peegatuaren
Z 3 g a
i roo | 20 | 6s 8 5 2
fabs/a0P/
Sper
yt
JAMRAN MAHMUD