You are on page 1of 7

JURNAL PENYESUAIAN

Bagi sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa atau layanan, jurnal penyesuaian ini
memiliki urgensi tertentu sehingga harus disusun pada akhir periode pembukuannya. Nah
beberapa faktor penyebab perusahaan jasa perlu membuat jurnal penyesuaian ini antara lain:
 Perusahaan perlu menyesuaikan pencatatan untuk akun perlengkapan. Alasannya,
dalam operasionalnya, perusahaan selalu menggunakan perlengkapan yang habis
dipakai, dan hal ini pun harus dicatat.
 Perusahaan jasa juga harus mampu menangani penyusutan nilai pada akun aktiva tetap
dengan cara membuatkan catatan tersendiri pada jurnal penyesuaian. Dengan begitu,
beban pada akun ini dapat diketahui saldo sebenarnya di akhir periode.
 Perusahaan juga harus mampu menangani beban yang sudah lewat jatuh tempo atau
dikategorikan sebagai piutang beban yang harus dibayar di muka.
 Perusahaan perlu melakukan penyesuaian untuk membayar utang beban lantaran jasa
yang telah terpakai, namun masih belum dibayar

Akun yang Perlu Menggunakan Jurnal Penyesuaian

Pada umumnya, akan ada beberapa hal atau akun yang perlu dibuatkan penyesuaian di akhir
suatu periode pembukuan perusahaan. Hal-hal ini bisa meliputi:
1. Persediaan Barang dan Jasa
Jurnal penyesuaian digunakan dalam menghilangkan persediaan barang (awal) yang ada di
neraca saldo serta mencatat persediaan barang (akhir) berdasar informasi dari Stok Opname
dalam periode. Jurnal penyesuaian persediaan barang dapat disusun menggunakan metode
Ikhtisar Rugi-Laba sebagai berikut:
Ikstisar Rugi Laba Rp xxx
Persediaan Barang Awal Rp xxx
Persediaan Barang Akhir Rp xxx
Ikstisar Rugi Laba Rp xxx

2. Persediaan Perlengkapan
Sejumlah perlengkapan yang telah terpakai selama periode dalam kegiatan perusahaan juga
memerlukan jurnal penyesuaian yang dapat disusun dengan cara sebagai berikut:
Beban Perlengkapan Rp xxx
Perlengkapan (senilai perlengkapan yang Rp xxx
terpakai)

3. Penyusutan Aset Tetap


Aktiva tetap berwujud atau aset tetap dalam satu periode juga memerlukan jurnal
penyesuaian yang bisa dibuat menggunakan metode seperti:
Beban Penyusutan-- Rp xxx
Akumulasi penyusutan....... Rp xxx

4. Biaya Yang Masih Harus Dibayar


Biaya yang menjadi hak (YMH) namun masih belum dibayarkan tunainya juga perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian di akhir periode. Penulisan jurnal penyesuaian akun ini dapat
menggunakan metode sebagai berikut:
Beban --- Rp xxx
---YMH di bayar Rp xxx

5. Biaya Dibayar di Muka


Biaya yang sudah digunakan bisa dibuatkan jurnal penyesuaian saat melakukan pembayaran
dan dicatatkan sebagai biaya dibayar di muka pada akhir periode. Penyusunan jurnal untuk
akun ini bisa dibuat sebagai berikut:
Beban --- Rp xxx
---YMH di bayar di Muka Rp xxx

6. Penaksiran Piutang tak Tertagih


Kerugian piutang yang tak tertagih dapat dibuat jurnal penyesuaian untuk mengetahui nilai
sebenarnya pada akhir periode. Jurnal penyesuaian untuk akun ini dapat disusun melalui
metode seperti:
Kerugian Piutang tak Tertagih Rp xxx
Cadangan Piutang tak Tertagih Rp xxx

7. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Laporan Rekening Koran


Apabila terdapat selisih antara saldo kas di bank yang dicatat oleh perusahaan dengan saldo
di rekening koran bank, maka koreksi di akhir periode dapat dilakukan menggunakan jurnal
penyesuaian. Nah, jurnal penyesuaian untuk akun seperti ini dapat disusun dengan metode
seperti:
Kas di Bank Rp xxx
Beban Adm Bank Rp xxx
Pendapatan Bunga Rp xxx

8. Pendapatan YMH Diterima


Pendapatan yang menjadi hak (YMH) akan tetapi masih belum diterima tunainya juga perlu
dibuatkan jurnal penyesuaian hingga di akhir periode. Sementara penulisannya dapat
menggunakan metode sebagai berikut:
---YMH diterima Rp xxx
Pendapatan Rp xxx
9. Penyesuaian Saldo Kas di Bank dengan Rekening Koran dari Bank
Jurnal penyesuaian juga dapat digunakan untuk memeriksa kesesuaian antara saldo rekening
yang dicatat perusahaan dan saldo yang dicatat oleh pihak bank. Sementara contoh jurnal
penyesuaian ini, misalnya, bisa disusun sebagai berikut:
Keterangan Debet Kredit
Biaya Adm Bank
Utang Usaha
Piutang Usaha
Piutang Wesel
Dari sejumlah penjelasan terkait apa itu jurnal penyesuaian serta berbagai faktor yang
mendasari urgensinya untuk dilakukan oleh akuntan perusahaan, maka dapat diketahui bahwa
fungsi dari pembuatan jurnal penyesuaian di setiap periode antara lain sebagai berikut;
 Untuk menentukan akun nominal (akun pendapatan beserta bebannya) selama suatu
periode serta mengetahui kondisi yang sebenarnya dari akun tersebut,
 Untuk memperkirakan nominal (pendapatan beserta beban) yang sebenarnya dalam
satu periode yang dimaksud,
 Untuk menentukan saldo catatan yang dimasukkan dalam akun buku besar nantinya di
akhir periode, sehingga estimasi saldo kewajiban maupun harta akan memperlihatkan
jumlah yang sebenarnya, dan
 Untuk mengetahui situasi sebenarnya dari akun riil (harta, kewajiban dan modal) di
penghujung periode yang dimaksud.

Contoh Jurnal Penyesuaian


1. Beban Dibayar di Muka
Tak jarang suatu usaha membayar beban untuk periode mendatang, atau yang disebut sebagai
beban dibayar di muka. Dalam kasus ini, Anda mendapati beban yang harusnya dibayarkan di
periode akan datang namun perlu penghitungan beban yang kemudian harus dilaporkan pada
periode saat ini. Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat untuk akun ini adalah sebagai
berikut:
Di neraca saldo ada Rp 3.800.000,-. Pada akhir periode, saldo akun sisa Rp 3.000.000,-.
Artinya, premi asuransi yang menjadi beban adalah Rp 3.800.000,- kemudian dikurangi Rp
3.000.000,- sehingga hasilnya adalah Rp 800.000,-. Nominal Rp 800.000,- ini yang kemudian
diakui sebagai beban asuransi dan dapat mengurangi jumlah asuransi yang harus dibayarkan
di awal.
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Beban Asuransi Rp 800.000,-
2020 Asuransi Dibayar Di muka Rp 800.000,-
2. Piutang Pendapatan atau Pendapatan yang Masih Harus Diterima
Piutang pendapatan adalah pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan, namun masih
belum diterima. Hak ini kemudian dicatat sebagai pendapatan di periode terkait. Contoh
jurnal penyesuaian yang diterapkan untuk akun ini adalah sebagai berikut:
Sebuah pekerjaan senilai Rp 600.000,- telah diselesaikan, dimana jumlah ini belum masuk di
neraca saldo Rp 15.600.000,- yang menjadi piutang pendapatan perusahaan. Dengan
demikian jurnal penyesuaian memuat pendapatan akan bertambah dan menjadi Rp
16.200.000,-.
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Piutang Pendapatan Rp 600.000,-
2020 Pendapatan Jasa Rp 600.000,-

3. Beban Sewa Gedung Dibayar Dimuka


Untuk beban ini, maka pencatatannya pun hampir sama dengan contoh beban dibayar
dimuka. Contoh jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah sebagai berikut:
Saldo untuk akun sewa gedung yang dibayar di awal bernilai Rp 19.200.000,- dimana angka
ini masih belum memperlihatkan situasi sebenarnya karena sewa sudah digunakan senilai Rp
4.200.000,-. Hal ini membuat beban sewa bertambah sementara sewa dibayar dimuka
mengalami pengurangan senilai Rp 4.200.000,-.
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Beban Sewa Rp 4.200.000,-
2020 Sewadibayar di muka Rp 4.200.000,-

4. Penyusutan Peralatan
Masih ada hal lain yang juga harus dicatat ke dalam jurnal penyesuaian sebagai beban
depresiasi atau beban penyusutan peralatan. Contoh jurnal penyesuaian yang diterapkan
untuk akun penyusutan peralatan atau perlengkapan adalah sebagai berikut:
Periode Desember 2020, beban penyusutan (depresiasi) tercatat senilai Rp 2.400.000,- yang
kemudian menambah beban penyusutan dan akumulasi penyusutan senilai Rp 2.400.000,-.
Anda dapat membuat jurnal penyesuaian sebagai berikut:
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Beban Penyusutan Peralatan Rp 2.400.000,-
2020 Akumulasi Penyusutan Peralatan Rp2.400.000,-

5. Pendapatan Diterima di muka


Ketika sebuah perusahaan menerima pendapatan diterima di muka, maka pendapatan tersebut
tidak bisa langsung dicatat sebagai pendapatan, melainkan dicatatkan sebagai utang terlebih
dahulu. Alasannya karena belum ada realisasi pendapatan yang artinya masih belum menjadi
hak perusahaan. Contoh jurnal penyesuaian yang dibuat sesuai dengan akun ini adalah
sebagai berikut:
Pendapatan diterima di muka bersaldo Rp 5.000.000,-. Namun perusahaan masih
mengerjakan senilai Rp 2.000.000,- saja, artinya masih ada Rp 3.000.000,- yang menjadi
utang pendapatan.
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Pendapatan diterima di muka Rp 3.000.000,-
2020 Pendapatan Sewa Rp 3.000.000,-

6 Perlengkapan yang Tersisa atau Pemakaian Perlengkapan


Perlengkapan adalah bahan yang dibeli untuk kepentingan operasional perusahaan dan tidak
untuk dijual kembali, yang artinya perusahaan harus melakukan pencatatan terhadap
pemakaian perlengkapan ini. Biasanya pencatatan ini juga dilakukan dengan cara menghitung
fisik jumlah perlengkapan yang tersisa. Contoh jurnal penyesuaian untuk akun ini adalah
sebagai berikut:
Akun perlengkapan bersaldo Rp 4.500.000,-. Pada akhir periode, informasi sisa perlengkapan
senilai Rp 2.700.000,- atau dengan kata lain perusahaan menggunakan perlengkapan senilai
Rp 4.500.000,- yang dikurangi dengan Rp 2.700.000,- yaitu senilai Rp 1.800.000,- dengan
pencatatan di jurnal penyesuaian seperti berikut
Tgl Keterangan Ref Debet Kredit
Des Beban Perlengkapan Rp1.800.000,-
2020 Perlengkapan Rp 1.800.000,-
7. Menyelesaikan Jurnal Penyesuaian
Dalam menyelesaikan jurnal penyesuaian, silakan Anda lihat tabel ini sebagai tambahan
referensi;
No Macam Penyesuaian Jumlah Penyesuaian
1 Pemakaian Perlengkapan Beban Perlengkapan Rp xxx
Perlengkapan Rp xxx
2 Piutang pendapatan/pendapt. YMH Piutang Rp xxx
di bayar Pendapatan Rp xxx
3 Utang Beban Beban Rp xxx
Utang Rp xxx
4 Utang Pendapatan Diterima dimuka Rp xxx
- Saat penerimaan dicatat sbg
Utang
- Saat penerimaan dicatat sbg Pendapatan Rp xxx
pendapatan
5 Beban dibayar DI muka Beban Rp xxx
Saat pembayaran dicatat sebg harta Dibayar dimuka Rp xxx
Saat Pembayaran dicatat sbg beban
6 Kerugian Piutang Beban Kerugian Piutang Rp xxx
Cadangan Kerugian Piutang Rp xxx
7 Penyusutan Aktiva Tetap Beban Penyusutan Rp xxx
Akm. Penyusutan Rp xxx
8 Harga Pokok Penjualan Rp xxx Rp xxx
Metode Cost of Goods Sold Persediaan Barang Dagangan (awal) Rp xxx
Pembelian Rp xxx
Beban Angkut Pembelian
Persediaan Brng dagang (akhir) Rp xxx
Retur Pembelian dan PH Rp xxx
Potongan Pembelian Rp xxx Rp xxx
Harga Pokok Penjualan

You might also like