Modul05 Kelompok04 12119037

You might also like

You are on page 1of 6

Laporan Modul 5, TA 3122 Pengeboran dan Peledakan

(Bench Blasting)
Indah Kusuma Wardani (12119037) / Selasa 11.00-12.00 / 23 November 2021
Asisten : 1.Stephen (22121002)
2.Dyoh Try Saputra (22121033)
3.Syani Liffa Suci (22120008)

Abstrak

Praktikum modul 5 dengan topik bench blasting ini bertujuan untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar sistem peledakan dengan
menggunakan nonel, mendesain peledakan jenjang, menentukan pola penyalaan yang akan disesuaikan dengan impendansi pada
saat dilapangan, dan untuk mengenal perancangan peledakan dengan menggunakan perangkat lunak. Praktikum modul ini
memberikan gambaran lebih mengenai pola-pola peledakan pada saat merancang peledakan, baik mengenai stemming, sub drill,
burden, spacing, dan isian bahan peledak. Adapun perangkat lunak yang digunakan pada praktikum modul 5 adalah Shotplus-i.
Dengan software tersebut kita dapat membuat rancangan pola penyalaan sesuai dengan data dan yang kita inginkan termasuk
delaynya, Dengan perangkat lunak tersebut dapat diketahui arah perkiraan muckpile, angle of initiation, dan time envelope
sehingga dapat diketahui ada berapa lubang yang meledak secara bersamaan.

A. Dasar Teori 2. Siapkan detonator biasa yang sudah dilengkpi


sumbu api, sehingga detonator tenggelam
Pengertian dan prinsip peledakan dengan nonel
seluruhnya ke dalam cartridge
3. Tutup kembali pembungkus seperti semula dan
Nonel merupakan Tube plastik yang mempunyai
ikat dengan benang
diameter luar 3 mm. Pada bagian dalam nonel berisikan
suatu bahan reaktif yang dapat menjalankan gelombang
Cara menyambung sumbu ledak
kejut (shock wave) dengan kecepatan 2000m/s.
Shock wave yang dihasilkan memiliki energi yang dapat
Dalam peledakan memakai sumbu ledak, terutama
meledakkan primary explosive atau delay element dalam peledakan di kuari, pemasangan sumbu ledak terdiri dari
detonator. trunk line yaitu sumbu ledak sepanjang sisi lubang tembak
Terdapat macam-macam jenis nonel detonator, dan brach atau downline yaitu sumbu ledak yang menuju
yaitu Nonel standard, Nonel GT-HD dan Nonel Unidet-HD, kedalam lubang tembak.
Nonel GT-HT dan Nonel Unidet HT, serta Nonel GT-OD Penyambungan sumbu ledak dengan delay
dan Nonel Unidet-OD. connector dalam peledakan beruntun dapat dilakukan
dengan cara memotong trunk line antara dua lubang tembak,
Pembuatan Primer kemudian kedua sumbu ledak yang telah terpotong
dimasukkan kedalam ujung-ujung delay connector,
selanjutnya dijepit supaya tidak mudah terlepas
Primer merupakan suatu istilah yang diberikan
untuk bahan peledak yang peka terhadap detonator, yaitu Rangkaian Nonel
bahan peledak berbentuk cartridge berupa pasta atau keras
yang sudah dipasang pada lubang ledak. Pembuatan primer Nonel dipasang di dalam lubang ledak yang
disambungkan dengan primer agar menjadi booster.
umumnya dilakukan dengan cara memasang detonator atau
Rangkaian tersebut untuk peledakan jenjang yang akan
sumbu ledak kedalam cartridge bahan peledak kuat atau mempercepat terjadinya ledakan.
bahan peledak peka detonator.
Detonator yang digunakan untuk membuat primer:
➢ Detonator biasa
➢ Detonator listrik
➢ Detonator nonel
Langkah-langkah pembuatan primer menggunakan
detonator biasa;
1. Buka pembungkus cartridge, kemudian buat
lubang sedalam ±6cm di tengah memakai penusuk
kayu
Peledakan Jenjang
Diperkirakan arah lemparan dan jumlah lubang yang
meledak secara bersamaan

Rangkaian diperiksa sehingga menghasilkan


suatu model peledakan terintegrasi

Soal Studi kasus


PT Dobel Suka Maju adalah sebuah perusahaan tambang
kuari gamping yang merencanakan penambangan
Desain pola peledakan pada peledakan jenjang:
menggunakan drilling dan blasting. Perusahaan tersebut
➢ Peledakan yang memakai lubang bor vertikal atau
hampir vertikal memilih PT Makmur Selalu dimana anda bekerja sebagai
➢ Lubang bor diatur dalam satu atau beberapa kontraktor peledakan. Dalam rencana peledakan yang
deretan, sejajar atau ke arah bidang bebas (free diberikan, PT Makmur Selalu ditargetkan untuk
face) meledakkan 13.500 ton batu gamping setiap sekali
➢ Batuan bersifat sangat bervariasi & akan pecah peledakan. Peralatan pengeboran yang digunakan akan
apabila kekuatannya dilampaui mengahsilkan lubang ledak dengan diameter 4 inchi dengan
➢ Sifat-sifat geologi batuan akan mempengaruhi
maksimum pengeboran 12 meter. Tinggi jenjang
"blastability batuan".
➢ Yang perlu diamati di daerah yang akan berdasarkan studi geoteknik adalah 10 meter. Densitas rata-
diledakkan adalah: jenis-jenis batuan, kondisi rata batu gamping adalah 2,8 ton/m3. Sebagai seorang drill
geologi: celah, rekahan, perlapisan dan lain blast engineer anda diminta untuk merancang peledakan
sebagainya dan kondisi lapangan kerja, Kebutuhan berdasarkan studi kasus tersebut. Berikut data tambahan
"specific charge" (kg/bcm) memberikan yang diperlukan:
keterangan tentang blastability suatu batuan.
➢ Pola pengeboran rectangular staggered pattern
Perangkat lunak shot-plus ➢ KT = 0,7
➢ Ks = 1,5
Perangkat lunak SHOTPlus yang diterbitkan oleh ➢ KJ = 0,3
Orica mempermudah para insinyur dan juru ledak ➢ Bahan peledakan: Field Mix ANFO 94:6 (densitas
(shotfirer) untuk mendesain, menganalisis dan 0,8 gram/cc; VOD = 11,100 fps.
mengoptimalkan urutan inisiasi peledakan pada tambang
terbuka, tambang kuari dan konstruksi. Program ini memuat Penyelesaian Soal Studi kasus
kemampuan desain inisiasi peledakan yang ekstensif yang
Desain Geometri peledakan melalui pendekatan RL.Ash
mendukung semua sistem inisialisasi dan sistem peledakan
➢ Mencari nilai Burden
elektronik Orica. SHOTPlus™ dari Orica ini
0,8 𝑥 110002 1/3
memungkinkan membuat desain dan berbagai laporan, ▪ 𝐴𝐹1 = ( )
1,2 𝑥 120002
mensimulasi urutan peledakan dan pengecekan desain 𝐴𝐹1 = 0,8243
untuk hasil yang optimal. Selain itu juga dapat 160𝑃𝐶𝐹
▪ 𝐴𝐹2 = ( )1/3
174,7984𝑃𝐶𝐹)
memaksimalkan efisiensi proses desain peledakan dengan
menyimpan aturan desain sebagai template untuk 𝐴𝐹2 = 0,9709
digunakan kembali pada peledakan selanjutnya. Adapun ▪ 𝐾𝑏 = 30 𝑥 0,8243 𝑥 0,9709
keuntungan menggunakan shot-plus yaitu, fleksibilitas, 𝐾𝑏 = 24,01187
24,01187 𝑥 4
pelaporan yang disesuaikan, hemat waktu, dan desainnya ▪ 𝐵=
12
tepat serta efisien. 𝐵 = 8,00395 𝑓𝑡 = 2,439606 𝑚

B. Data dan Pengolahan Data ➢ Mencari nilai Stemming


▪ 𝑇 = 0,7 𝑥 2,439606
Alur Praktikum
▪ 𝑇 = 1,7077𝑚

Dijelaskan materi praktikum oleh asisten ➢ Mencari nilai Spacing


▪ 𝑆 = 1,5 𝑥 2,439606
▪ 𝑆 = 3,659 ~ 3,7 𝑚

Diberi contoh soal perhitungan oleh asisten


➢ Mencari nilai Subdrill
▪ 𝐽 = 0,3 𝑥 2,439606
▪ 𝐽 = 0,73188𝑚
Data hasil perhitungan dimasukkan ke dalam software
Shot-plus. Kemudian peledakan didesain sesuai
keinginan
➢ Power Charge
𝑃𝐶 = 10 + 0,73188 − 1,7077
𝑃𝐶 = 9,024 𝑚 First Movement

➢ Panjang total Pengeboran


𝐿 = 10 + 0,73188
𝐿 = 10,731 ~ 10,7 𝑚

➢ Bahan ledak yang diperlukan


1
𝑄𝑒 = 0,8 x 103 x x  x ( 4 x 0,0254)2 x 9,024
4
𝑄𝑒 = 58,5 kg

➢ Powder Factor
58,5
𝑃𝐹 = ➢ Row By Row Pattern
89,2575
𝑃𝐹 = 0,6558 Plan View

➢ Jumlah Lubang ledak


13500
𝑛=
89,275 𝑥 2,8
𝑛 = 54,006

➢ Volume batuan yang diledakkan


𝑣 = 2,439 𝑥 3,6594 𝑥 10
𝑣 = 89,275 𝑚3
𝑡𝑜𝑛
𝑣 = 89,275 𝑚3 𝑥 2,8
𝑚3
𝑣 = 249,97 bcm

Berdasarkan desain geometri peledakan jenjang Angle of initiation


tersebut dapat digunakan beberapa pola penyalaan dalam
mendesainnya:

➢ Echelon Pattern
Plan View

First movement

Angle of initiation
➢ V Pattern Angle of Initiation
Plan View

First Movement
Angle of Initiation

First Movement
Bentuk Penampang Vertikalnya

B S

T
H

➢ Centre Lift Pattern PC


Plan View
J

C. Analisis dan Pembahasan

Dari hasil perhitungan didapatkan nilai geometri


dari peledakan, nilai burden sebesar 2,44 meter; nilai
stemming sebesar 1,7 meter; nilai spacing sebesar 3,66
meter; nilai subdrill sebesar 0,7 meter; dengan kedalaman
lubang ledak 10,7 meter; powder factor 0,65; berat bahan
peledak 58,5 kg; dan jumlah lubang ledak 54 buah. Dengan
demikian dapat dibuat pola peledakan dengan geometri 18
x 3, 6 x 9, atau 27 x 2. Dipilih geometri 6 x 9 dikarenakan
mudah untuk menyesesuaikan pola yang dibentuk.
Kemudian dilakukan pembuatan garis bench (bidang
bebas), tie-up, dan lead in untuk pola penyalaan
menggunakan aplikasi Shot-plus.
Pada pola penyalaan row by row yang didesain, ➢ Perancangan peledakan jenjang dengan perangkat
peledakan dilakukan berurutan tiap barisnya. Pada pola ini lunak dapat dilakukan dengan aplikasi shotplus,
arah jatuhan muckpile teratur ke arah bawah. Agar tidak pada aplikasi tersebut sudah dapat dimasukkan
terjadi missfire dan overground vibration delay divariasikan macam-macam aksesoris peledakan dan variabel
agar tidak ada lebih dari 1 inhole yang meledak bersamaan. lain yang mempengaruhi peledakan.
Pada pola ini inhole meledak terlebih dahulu sebelum
semua lubang terinisiasi, seharusnya inhole meledak setelah Saran untuk praktikum:
semua lubang terinisiasi. Pola ini cocok untuk batuan lunak,
selain desainnya yang simple pola ini memiliki kekurangan ➢ Sebaiknya dihunakan aplikasi Shot-plus berlisensi
yaitu ground vibrationnya sangat besar. dikarenakan pada inhole delay tidak sesuai dengan
Pada pola penyalaan echelon yang didesain aksesoris yang dipilih, semisal inhole delay 500ms
peledakan bergerak berurutan secara miring. Pada pola ini dan yang tertampil adalah 514 ms. Dengan adanya
arah jatuhan muckpile menuju arah bawah tetapi dengan lisensi akan memungkinkan hasil praktikum lebih
arah miring kesamping. Untuk angle of initiationnya teratur. konkrit dan minim dari galat yang terjadi.
Agar tidak terjadi missfire dan overground vibration delay
divariasikan agar tidak ada lebih dari 1 inhole yang meledak E. Daftar Pustaka
bersamaan. Pada pola ini inhole meledak terlebih dahulu
sebelum semua lubang terinisiasi, seharusnya inhole Marihot, Ganda Simangunsong. 2021. Modul Praktikum
meledak setelah semua lubang terinisiasi. Pola penyalaan Pengeboran dan Peledakan. Bandung: Departemen
echelon sangat simple sehingga mudah dalam Teknik Pertambangan Insitut Teknologi Bandung
mendesainnya. Marihot, Ganda Simangunsong. Bahan Perkuliahan Mata
Pada pola penyalaan centre lift yang didesain Kuliah Pengeboran dan Peledakan. Bandung: ITB.
peledakan bergerak menuju arah pusat inisiasi. Pada pola ini Singh S. Paul. Cheung David. 2017. Factor Governing the
arah jatuhan muckpile menuju arah tengah pola. Anglee Muck Pile Characteristics. Canada: Bharti School of
initiation pada pola ini seperti belah ketupat yang berlapis- Engineering, Laurentian University, Sudbury,
lapis. Agar tidak terjadi missfire dan overground vibration Ontario.
delay divariasikan agar tidak ada lebih dari 1 inhole yang
meledak bersamaan. Pada pola ini inhole meledak terlebih F. Lampiran
dahulu sebelum semua lubang terinisiasi, seharusnya inhole
meledak setelah semua lubang terinisiasi. Pola ini sangat
cocok untuk box cut, biasanya pada pola ini freepace
terbatas, dan pengangkatan fragmentasi batuan akibat
ledakan sangat besar.
Pada pola penyalaan V, kasus yang sama juga
terjadi dimana inhole delay meledak terlebih dahulu
sebelum semua lubang terinisiasi. Pada pola ini arah jatuhan
muckpile menuju arah bawah bagian tengah. Pada pola
penyalaan ini menimbulkan lemparan muckpile yang sangat
kuat (high muckpile profile).
Dalam mengoptimalisasikan semua pola peledakan
haruslah benar benar dipastikan delay harus bervariasi.
Sehingga peledakan dapat menghasilkan fragmentasi yang
baik dan optimal, serta dampak negatif peledakan seminim Gambar 1. Connectadet dan nonel
mungkin.

D. Kesimpulan dan Saran

Kesimpulan

➢ Prinsip penyalaan dengan nonel yaitu, nonel


dirangkai, awalnya penyalaan dimulai dari EBM
yang disambungkan dengan electric detonator,
lalu disambungkan dengan nonel dan booster.
➢ Pola peledakan jenjang terdapat 4 macam, yaitu
center lift, row by row, echelon, dan V type dapat
dilakukan perancangan peledakan jenjang dengan
delay dan primer tertentu
➢ Pola penyalaan dipilih satu pola yang paling cocok
dan paling ekonomis serta disesuaikan dengan
keadaan di lapangan. Gambar 2. Primer
Gambar 3. Aplikasi perangkaian nonel

Gambar 4. Penyambungan detcord

Gambar 5. Studi kasus

Gambar 6. Hasil perhitungan bersama

You might also like