You are on page 1of 7

ISSN : 2407 - 3911

ANALISIS FAKTOR PENENTU ADOPSI CLOUD


COMPUTING PADA LAYANAN KESEHATAN

Mohammad Bhanu Setyawan


Universitas Muhammadiyah Ponorogo
Jl. Budi Utomo No.10, Ponorogo
mohammad.setyawan@gmail.com

Abstrak Abstract
Artikel ini bertujuan untuk mengetahui faktor- This article aims to determine the factors
faktor penentu adopsi cloud computing di rumah sakit influencing the adoption of cloud computing in the
Muhammadiyah di Jawa Timur dengan menggunakan hospital by using Technology Acceptance Model
Technology Acceptance Model (TAM). Sampel yang (TAM). The sample used in this study is 29 samples
digunakan dalam penelitian ini adalah 29 sampel hospital with an analysis tool used to build the model
rumah sakit dengan alat analisis yang digunakan are: perceived ease of use, perceived usefulness,
untuk membangun model adalah: perceived ease of security effectiveness, reliabilty, needs, cost
use, perceived usefulness, security effectiveness, effectiveness, top management support, complexity,
reliabilty, needs, cost effectiveness, top management behavioral intention to use and actual usage.
support, complexity, behavioral intention to use dan Evaluation of the goodness of fit and bootstrapping
actual usage. Evaluasi goodness of fit dan resampling is used to analyze the feasibility of this
resampling bootstraping digunakan untuk model. Evaluation of the goodness of fit of the
menganalisis kelayakan model. Evaluasi goodness of structural model is measured using a predictive value-
fit model struktural diukur menggunakan nilai relevance obtained a value of = 0.95 which means
predictive-relevance diperoleh nilai sebesar = 0,95 that the model has predictive value was very good.
yang artinya model memiliki nilai prediktif yang Results if the data is obtained using bootstrapping
sangat baik. Hasil olah data diperoleh dengan resampling by calculating the relationship between
menggunakan resampling bootstraping dengan variables have the value t count bigger = 2.01 in the
menghitung hubungan antar variabel memiliki nilai t- adoption of cloud computing in the Muhammadiyah
hitung yang lebih besar = 2.01 dalam adopsi cloud hospital in East Java. Results of data analysis
computing di rumah sakit Muhammadiyah di Jawa obtained six variables have positive and significant
Timur. Hasil analisis data diperoleh enam variable influence in the adoption of cloud computing,
mempunyai pengaruh positif dan signifikan dalam namely: Perceived usefulness, Perceived ease of use,
adopsi cloud computing, yaitu: Perceived usefulness, complexity, needs, top management support and
Perceived ease of use, complexity, needs, top behavioral intention to use. In addition there are three
management support dan behavioral intention to use. of these variables is positive but not significant in the
Selain itu ada tiga variabel secara positif namun tidak adoption of cloud computing, namely: Security
signifikan dalam adopsi cloud computing, yaitu: effectiveness, reliability and cost effectiveness
Security effectiveness, reliability dan cost
effectiveness Keywords: cloud computing, needs, technology
acceptance model, top management support,
Kata kunci: cloud computing, needs, technology behavioral intention to use, partial leastsquare
acceptance model, top management support,
behavioral intention to use, partial leastsquare

228
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

I. PENDAHULUAN rumah sakit Muhammadiyah di Jawa Timur dalam


mengevaluasi dan meningkatkan sistem TI di tempat
Cloud computing merupakan teknologi mereka bekerja. Penelitian ini mencoba memberikan
informasi yang saat ini mulai populer. Kedepannya informasi yang sesuai bagi organisasi yang ingin
akan semakin banyak pebisnis dan konsumen yang membuat keputusan untuk mengadopsi cloud
menggunakan layanan cloud computing, dan sebagian computing dan agar mereka tahu mana faktor-faktor
besar dari mereka akan memilih provider yang yang penting bagi rumah sakit Muhammadiyah dalam
mampu mengakomodir kebutuhan end-to-end, dari mengadopsi cloud computing
perangkat hingga infrastruktur. Perubahan paradigma
ini menyebabkan banyak organisasi yang bermigrasi II. KAJIAN LITERATUR
dan mengadopsi teknologi cloud computing
II.1 Konsep Dasar Cloud Computing
(Laksman, 2013) Cloud computing merupakan
fenomena baru, sehingga penelitian tentang topik ini Cloud computing sebagai sebuah model yang
masih terbatas, seperti penelitian mengenai cloud memungkinkan adanya penggunaan sumber daya
computing architecture Rochwerger, et al.,(2009), secara bersama-sama dan mudah, menyediakan
biaya dan keuntungan cloud computing (Assuncao, jaringan akses dimana-mana, dapat dikonfigurasi,
Costanzo, & Buyya, 2009), aplikasi potensial (Liu & dan layanan yang digunakan sesuai keperluan (Mell
Orban, 2008), faktor-faktor yang mempengaruhi & Grance, 2011).
adopsi cloud computing oleh perusahaan (Low, Chen,
& Wu, 2011).
Salah satu fokus penelitian pengembangan di
dunia adalah di bidang teknologi informasi kesehatan,
salah satunya adalah jaringan rumah sakit
Muhmmadiyah Jawa Timur (JRSM). JRSM adalah
pelayanan kesehatan industri yang menyediakan
teknologi informasi berbasis sistem cloud computing.
JRSM mampu menghubungkan, memonitoring,
mengendalikan untuk pengambilan keputusan dari
setiap jaringan unit pelayanan kesehatan milik
Muhammadiyah.
Menentukan dan membuat keputusan
mengadopsi teknologi cloud computing untuk suatu
organisasi bukanlah pekerjaan mudah dan sering kali
berspekulasi tentang teknologi ini kedepannya apakah Gambar 1. Paradigma cloud computing ditinjau dari
akan digunakan atau tidak, karena apabila tidak berbagai perspektif (Shimba F, 2010)
mempertimbangkan faktor-faktor apa saja yang Cloud computing memiliki sejumlah karakteristik
mempengaruhi dalam mengadopsi cloud computing, yang membedakannya dengan komputasi lainnya.
akan memperbesar kesalahan dalam pengambilan Terdapat lima buah karakteristik khusus yang dimiliki
keputusan (Rahimli, 2013). oleh cloud computing yaitu: on demand service,
TAM (Technology Acceptance Model) adalah broad network access, Resources pooling, rapid
salah satu model yang paling sering digunakan pada elasticity dan measured service (Shimba F, 2010).
penelitian adopsi di bidang sistem informasi. Terdapat empat model layanan cloud computing
Penelitian-penelitian yang ada memvalidasi yang bisa dipilih sesuai dengan kebutuhan antara
kebenaran TAM dalam menguji berbagai macam lain: SaaS (software as service), PaaS (Platform a
penggunaan teknologi informasi pada berbagai jenis service), IaaS (infrastructure as service) dan HaaS
instansi dan perusahaan dan diakui oleh para peneliti (hardware as service) (Laksman, 2013).
di dunia (Farahwahida, 2011).
Model deployment dari cloud computing dibagi
Mendapatkan factor penentu yang menjadi empat model. Kempat model deployment
mempengaruhi adopsi sebuah teknologi cloud tersebut mencakup private cloud, public cloud,
computing bisa membantu para manager dan staf TI

229
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

community cloud dan hybrid cloud (Mell & menciptakan iklim yang kondusif dan menyediakan
Grance,2011) sumber daya yang memadai untuk adopsi teknologi
baru (Mansour, 2013)
II.2 Technology Acceptance Model (TAM)
Teori Technology Acceptance Model (TAM) III. METODE PERANCANGAN DAN ANALISIS
adalah adaptasi dari Theory of Reasoned Action III.1 Metode Penelitian
(TRA) yang dikembangkan oleh Davis (1986) untuk
konteks penerimaan (acceptance) pengguna terhadap Langkah-langkah penelitian dimulai dengan
Sistem Informasi. Tujuan dari pengembangan TAM identifikasi masalah dan perencanaan penelitian,
ini adalah memberikan penjelasan terhadap faktor- kemudian tahap pengumpulan data dilanjutkan
faktor penentu penerimaan sistem informasi yang pengolahan data dengan menggunakan teknik analisis
lebih umum sifatnya, sehingga dapat menjelaskan Partial Least Square 2.0 (PLS), hasilnya kemudian di
perilaku pengguna dari berbagai ragam teknologi lakukan analisis dan interpretasi data untuk ditarik
komputasi dan pengguna. Sehingga dengan demikian sebuah kesimpulan dan rekomendasi/saran.
dapat menjadi dasar untuk mengetahui dampak faktor III.2 Model Penelitian
eksternal (external variables) pada keyakinan
(beliefs), sikap (attitude) dan niat (intentions) dalam
penggunaan (actual usage) suatu system informasi
Cost Effectiveness
Cost Effectiveness adalah hubungan antara biaya yang
dikeluarkan dengan hasil yang menguntungkan
(Rahimli, 2013)
Needs
Beberapa perusahaan memerlukan teknologi cloud
computing. Cloud computing memberikan berbagai
macam layanan untuk kebutuhan akan sumber daya
komputasi (Biddick, 2008)
Reliability Gambar 2. Model Penelitian

Reliabilty berarti kualitasnya dapat dihandalkan Gambar 2 adalah model penelitian yang
dengan downtime yang minimum. Hal ini berguna dikembangkan untuk menganalisis variabel yang
bagi pengguna atau organisasi yang bergantung pada mempengaruhi adopsi cloud computing di Rumah
kehandalan komputasi, respon yang cepat, keamanan Sakit Muhammadiyah, penulis mengusulkan model
informasi dan penyimpanan data ke komputer yang penelitian TAM yang terintegrasi merujuk pada
bebasis aplikasi (Rahimli, 2013).] model yang dikembangkan oleh Davis (1986) dan
Kwang-Kyu Seo (Seo, 2013), Sedangkan cost
Security Effectiveness effectiveness, security effectiveness, needs, reliability,
Security effectiveness pada cloud computing dapat top management support ditambahkan dan
didefinisikan sebagai probabilitas subjektif dimana diidentifikasi dengan mempertimbangkan
konsumen percaya bahwa informasi mereka tidak karakteristik dan pentingnya penggunaan layanan
akan dilihat, disimpan, atau dimanipulasi ke pihak cloud computing
lain selama proses transmisi data dan disimpan secara III.3 Hasil dan Pembahasan
konsisten (Lule, 2013).
III.3.1. Langkah-langkah Penelitian
Top Management Support
Penelitian ini merupakan jenis penelitian
Top Management Support mengacu pada dukungan kuantitatif dengan langkah-langkah penelitian sebagai
dari para pimpinan organisasi tentang sifat dan berikut. Studi pustaka dan literature terkait adopsi
pemanfaatan teknologi cloud computing. Dukungan cloud computing, Partial Least Square (PLS) dan
top management support sangat penting untuk penelitian terdahulu yang memiliki kemiripan topik

230
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

dengan penelitian ini. Perencanaan penelitian ini indikator yang dibuang. t tabel = 2.01 dapat dilihat di
terdiri dari, tahap pengumpulan data, tahap Tabel 1
pengolahan data, analisis dan interpretasi data dan
Tabel 1. Outer Loading setiap indikator
penarikan kesimpulan dan saran.
Tahap pengumpulan data ini, meliputi empat hal, Indikator Original T Statistics
yaitu: penentuan indikator, pembuatan kuisioner, dan Sample (|O/STERR|)
penyebaran kuisioner. Data yang akan diambil dalam (O)
penelitian ini adalah data primer, dimana data secara AU1 <- Actual Usage 0.852514 26.488575
langsung dari obyek penelitian. Populasi yang akan AU2 <- Actual Usage 0.666545 7.734350
diteliti dalam penelitian ini sebanyak 25 obyek rumah AU3 <- Actual Usage 0.664322 9.348563
sakit yang tergabung dalam yayasan Muhammadiyah BI1 <- BI 0.867842 38.270108
Jawa Timur dan sudah menggunakan cloud
BI2 <- BI 0.890285 51.107975
computing. Pada penelitian ini semua obyek akan
diambil datanya. Dalam peneltian ini menggunakan BI3 <- BI 0.888219 43.086289
skala likert, dengan bobot nilai 1,2,3,4,5. Teknik CE1 <- Cost 0.755958 5.935273
pengukuran data yang digunakan adalah skala sikap. CE2 <- Cost 0.885325 18.868133
CE3 <- Cost 0.820953 10.236266
Tahap pengolahan data menggunakan pengujian
uji reliabilitas dan validitas untuk melihat kehandalan CO1<- Complexity 0.967109 89.539947
kuesioner yang telah dibuat menggunakan teknik CO2<- Complexity 0.973977 169.313567
analisis metode Partial Least Square (PLS) dalam NE1 <- Needs 0.908005 47.494885
paket software SmartPLS versi 2.0. Tahapan analisis NE2 <- Needs 0.911427 58.878500
teridiri dari: merancang model struktural (inner NE3 <- Needs 0.928060 56.792351
model), merancang model pengukuran (outer model),
PE1 <- PEOU 0.897717 66.409513
mengkonstruksi Diagram jalur (path Diagram),
konversi diagram jalur ke dalam sistem persamaan, PE2 <- PEOU 0.883039 45.394641
pendugaan parameter (estimasi: koef. jalur, loading PE3 <- PEOU 0.790287 20.989010
dan weight), evaluasi goodness of fit, dan pengujian PU1 <- PU 0.939863 59.737790
hipotesis (resampling bootstraping). Analisis hasil PU2 <- PU 0.919105 48.694716
pengolahan PLS merupakan proses interpretasi data PU3 <- PU 0.837472 28.284620
hasil SmartPLS dilengkapi dengan analisis langkah- RE1 <- Reliability 0.852358 14.666149
langkah perbaikan mengacu pada hasil.
RE2 <- Reliability 0.873646 15.028861
Interpretasi hasil pengujian dari output hasil RE3 <- Reliability 0.909944 8.361211
analisis, sehingga diperoleh gambaran tentang hasil SE1 <- Security 0.925753 60.144661
pengukuran. Kesimpulan dan saran, simpulan dari
SE2 <- Security 0.888652 31.489327
hasil pengujian dan rekomendasi untuk penelitian
lanjutan, saran yang mungkin disampaikan pada SE3 <- Security 0.699470 9.131747
organisasi yang bergerak di bidang kesehatan. TM1 <- Top 0.843020 32.596746
TM2 <- Top 0.934309 65.315472
III.3.2. Model Pengukuran (Outer Model)
TM3 <- Top 0.846833 24.461186
Outer model atau model pengukuran
mendefinisikan bagaimana setiap blok indikator III.3.4. Discriminant Validity.
berhubungan dengan variabel latennya (Ghozali,
2008). Ada tiga kriteria untuk menilai outer model, Nilai akar kuadrat dari AVE setiap konstruk
yaitu convergent validity, composite reliability, dan harus lebih besar daripada korelasi antara konstruk
discriminant validity. dengan konstruk lainnya dalam model. Selain itu nilai
III.3.3. Convergent Validity AVE masing-masing konstruk harus lebih besar dari
0,5 sehingga dapat kita simpulkan bahwa model
Semua indikator yang digunakan pada penelitian memiliki discriminant validity yang cukup dapat
ini memiliki loading factor lebih besar dari 0,5 dan dilihat di Tabel 2
signifikan (t hitung > t tabel), sehingga tidak ada

231
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

Tabel 2. AVE dan akar AVE Tabel 4. R-Square


Variabel AVE Akar AVE R Square
Actual Usage 0.593967 0.770693 Actual Usage 0.472138
Behavioral Intention to Behavioral Intention to Use 0.825775
0.778230 0.882173
Use
Perceived Usefullness 0.514731
Complexity 0.941965 0.970549
Perceived ease of use 0.131198
Cost Effectiveness 0.687887 0.82939
Needs 0.838822 0.915872 Q2=1-(1-R12) (1-R22)… (1-Rp)
Perceived Usefullness 0.807743 0.898745 Diperoleh nilai predictive-relevance sebesar Q2=
Perceived ease of use 0.691674 0.831669 0,95949 atau 95,94%. Artinya model dapat
Reliability 0.772590 0.878971 menjelaskan fenomena adopsi cloud computing
dikaitkan dengan beberapa variabel sebesar 95,94%.
Security Effectiveness 0.711993 0.843797
Oleh karena itu model dapat dikatakan sangat baik,
Top Management atau model memiliki nilai prediktif yang sangat baik.
0.772602 0.878978
Support Pada akhirnya model dapat digunakan untuk
pengujian hipotesis
Composite Reliabilty III.5 Analisis Hasil
Semua variabel yang digunakan pada penelitian Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode
ini memiliki composite reliability dan Cronbachs resampling Bootstrap yang dikembangkan oleh
Alpha lebih besar dari 0,7. hal ini menunjukkan Geisser & Stone. Statistik uji yang digunakan adalah
bahwa semua variabel pada penelitian ini memiliki uji t. Apabila t hitung yang diperoleh untuk masing-
reliabilitas yang baik, dapat dilihat pada Tabel 3. masing hubungan variabel memiliki nilai t hitung
Tabel 3. Composite Reliability yang lebih besar dibandingkan dengan t tabel sebesar
Composite Cronbachs 2.01 maka hubungan itu signifikan. Berdasarkan
Variabel koefisien pengaruh pada tabel 5 dan gambar 3, maka
Reliability Alpha
Actual Usage 0.878472 0.829247 dapat dianalisis hal-hal sebagai berikut :
Behavioral Intention to A. Berdasarkan tabel 5 dan gambar 3, hasil analisis
0.913241 0.857473
Use menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
Complexity 0.970115 0.938593 langsung perceived ease of use terhadap
Cost Effectiveness 0.897824 0.855795 behavioral intention to use nilai 0,258 pada t-
Needs 0.939801 0.904097 statistic 2,806. Koefisien bertanda positif dapat
Perceived Usefullness 0.943741 0.920003 diartikan bahwa hubungan antara perceived ease
Perceived ease of use 0.899207 0.849668 of use dan behavioral intention to use adalah
Reliability 0.910591 0.853604 searah, nilai t-statistik 2,806 lebih dari nilai t-
Security Effectiveness 0.879723 0.799288 tabel yaitu 2,01 maka hubungan antar variabel
Top Management signifikan. Artinya semakin tinggi perceived
0.931348 0.901211 ease of use maka semakin besar tingkat
Support
behavioral intention to use cloud computing di
III.4 Model Struktural (Inner Model) lingkungan rumah sakit Muhammadiyah Jawa
Timur
Pengujian atau penilaian terhadap model
struktural dilakukan dengan melihat nilai R-square B. Berdasarkan tabel 5 dan gambar 3, hasil analisis
untuk konstruk dependen, dan uji t serta signifikansi menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
dari koefisien parameter jalur strukturalnya yang langsung perceived ease of use terhadap
didapat lewat prosedur bootsraping perceived usefullness diperoleh nilai 0,588 pada
t-statistic 5,550. Koefisien bertanda positif dapat
diartikan bahwa hubungan antara perceived ease
of use dan perceived usefullness adalah searah.

232
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

Nilai t-statistik 5.550 lebih dari nilai t-tabel yaitu diartikan bahwa hubungan antara perceived ease
2,01 maka hubungan antar variabel signifikan. of use dan perceived usefullness adalah searah,
nilai t-statistik 0,493 kurang dari nilai t-tabel
Tabel 5. Koefisien Jalur
yaitu 2,01 maka hubungan antar variabel tidak
Hub.Antar Path T Keterangan signifikan. Artinya semakin tinggi security
Varibel Coefficient Statistics effectiveness maka belum tentu semakin besar
tingkat behavioral intention to use cloud
BU -> AU 0.687123 16.861108 Signifikan computing.
CO -> PU 0.248685 2.624072 Signifikan
D. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis
COy -> PEOU 0.362212 3.648845 Signifikan menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
CE -> BI 0.010096 0.217061 Nonsignifikan langsung needs terhadap behavioral intention to
NE -> BI 0.274987 2.836863 Signifikan use diperoleh nilai 0,274 pada t-statistic 2,836.
Koefisien bertanda positif dapat diartikan bahwa
PU -> BI 0.178004 2.030025 Signifikan
hubungan antara needs dan behavioral intention
PEOU -> BI 0.258158 2.806271 Signifikan to use adalah searah, nilai tstatistik 2.836 lebih
PEOU -> PU 0.588894 5.550466 Signifikan dari nilai t-tabel yaitu 2,01 maka hubungan antar
RE -> BI 0.002013 0.039641 Nonsignifikan
variabel signifikan. Artinya semakin tinggi
needs maka semakin besar tingkat behavioral
SE -> BI 0.029099 0.493527 Nonsignifikan intention to use.
TM -> BI 0.282396 3.588807 Signifikan
E. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
langsung reliabilty terhadap behavioral intention
to use diperoleh nilai 0,002 pada t-statistic
0,039. Koefisien bertanda positif dapat diartikan
bahwa hubungan antara reliabilty dan behavioral
intention to use adalah searah dan t-statitstik
kurang dari 2,01 yang artinya tidak signifikan.
Artinya semakin tinggi reliabilty maka belum
tentu semakin besar tingkat behavioral intention
to use cloud computing.
F. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
langsung cost effectiveness terhadap behavioral
intention to use diperoleh nilai 0,01 pada t-
statistic 0,217. Koefisien bertanda positif dapat
diartikan bahwa hubungan antara cost
effectiveness dan behavioral intention to use
adalah searah dan t-statitstik kurang dari 2,01
yang artinya tidak signifikan. artinya semakin
tinggi cost effectiveness maka belum tentu
semakin besar tingkat behavioral intention to
use (niat untuk menggunakan) cloud computing.
Gambar 3. Koefisien jalur
G. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
C. Berdasarkan tabel 5 dan gambar 3 menunjukkan langsung top management support terhadap
bahwa koefisien jalur pengaruh langsung behavioral intention to use diperoleh nilai
security effectiveness terhadap behavioral 0,282 pada t-statistic 3,588. Koefisien bertanda
intention to use diperoleh nilai 0,0290 pada t- positif dapat diartikan bahwa hubungan antara
statistic 0,493. Koefisien bertanda positif dapat reliabilty dan behavioral intention to use adalah

233
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016
ISSN : 2407 - 3911

searah, nilai t-statistik lebih dari 3,588 maka complexity, needs, top management support dan
hubungan antar variabel signifikan. Artinya behavioral intention to use
semakin tinggi top management support maka
Sedangkan faktor-faktor yang tidak signifikan
semakin besar tingkat behavioral intention to
dalam adopsi cloud computing di rumah sakit
use (niat untuk menggunakan) cloud computing.
Muhammadiyah antara lain: cost effectiveness
H. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis reliabilty dan security effectiveness
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh
langsung complexity terhadap perceived REFERENSI
usefullness diperoleh nilai 0,248 pada t-statistic Prasad, Laksman, & Bapuji, 2013. Cloud
2,624. Koefisien bertanda positif bertanda Computing: Research Issues and
positif dapat diartikan bahwa hubungan antara Implications. International Journal of Cloud
complexity dan perceived usefullness adalah Computing and Sevices Sciense.
searah, dan nilai statistik lebih dari t-tabel 2.01
dapat diartikan signifikan. Rahimli, A. (2013). Factor Infulencing
Organization Adoption Decisision of Cloud
I. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis Computing. International Journal of Cloud
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh Computing and Services Science.
langsung complexity terhadap perceived ease of
use diperoleh nilai 0,362 pada t-statistic 3,648. Mohd, Farahwahida, Faufzi Ahmad, Norsila
Koefisien bertanda positif dan nilai t-statistik Samsudin, & Suhizaz Sudin. 2011.
lebih dari nila t-tabel 2,01, artinya hasil Extending the Technology Acceptance Model
penelitian ini menunjukkan bahwa semakin to Account for Social Influence, Trust and
mudah tingkat complexity (kerumitan) suatu Integration for Pervasive Computing
teknologi cloud computing mempengaruhi Environment: A Case Study in University
perceived ease of use teknologi cloud Industry. American Journal of Economics and
computing. Business Administration, 3(3), pp: 552-559.

J. Berdasarkan gambar 3 dan tabel 5, hasil analisis Mell, P., & Grance, T. (2011). THE NIST
menunjukkan bahwa koefisien jalur pengaruh definition of Cloud Computing. National
langsung behavioral intention to use terhadap Institute of Standards and Technology.
actual usage diperoleh nilai 0,687 pada t- Biddick, M. (2008). A Walk in the Clouds.
statistik 16,86. Koefisien bertanda positif dan Information Week Analytic Reports.
nilai t-statistik lebih dari t-tabel 2,01 maka Manhassett, NY: United Bussines Media
hubungan antar variable positif dan signifikan. Limited.
Artinya semakin tinggi behavioral intetion to
use maka semakin besar pula tingkat actual I. Lule, T. O., & Waema, T. M. (2013).
usage dalam adopsi cloud computing. International Journal of Computing and ICT
Research. Vol. 6 no.3.
Mansour, A. J. (2013). The Adoption of Cloud
IV. KESIMPULAN DAN SARAN Computing Technology in Higher Education
Institutions: Concerns and Challenges. Gaza:
Berdasarkan hasil analisis faktor-faktor yang
Islamic University of Gaza.
mempengaruhi adopsi cloud commputing di rumah
sakit Muhammadiyah Jawa Timur, diperoleh Seo, K.-K. (2013). An Explorative Model For B2B
kesimpulan bahwa, terdapat delapan variable Cloud Services Adoption in Korea -
pendukung yang positif signifikan dan hanya tiga Focusing on IaaS Adoption. International
yang positif dan tidak siginifikan. Journal of Smart Home.
Faktor-faktor penting dan signifkan yang perlu Ghozali, I. (2008). Structural Equation Modeling
diketahui dalam adopsi cloud computing di rumah Metode Alternatif dengan Partial Least
sakit Muhammadiyah di wilayah Jawa Timur, antara Square. Semarang: Badan Penerbit Universitas
lain: perceived usefulness, perceived ease of use, Diponegoro

234
Mohammad Bhanu Setyawan
Jurnal Ilmiah Teknologi Informasi Terapan
Volume II, No.3, 15 Agustus 2016

You might also like