You are on page 1of 2

Nama : Cicilia Dewintastani Mulianingtyas

NIM : 20.D3.0032

Dosen : Dr. A. Posmaria Sitohang, MSi

Dalam teorinya, keputusan pembelian seseorang melalui suatu proses yang dimulai dari munculnya
kebutuhan hingga keputusan itu dibuat. Ada lima tahapan dari proses keputusan pembelian tersebut,
yaitu :

1. Munculnya kebutuhan
2. Mencari informasi tentang produk
3. Menimbang-nimbang alternativ
4. Memutuskan membeli
5. Mengevaluasi pembelian yang telah dilakukan

Dalam mengkonsumsi barang dan jasa, ada dua jenis pembelian yang biasanya terjadi yaitu pembelian
realistis dan pembelian impulsive. Berikut adalah pengalaman berbelanja saya pada dua jenis pembelian
yang ada :

1. Pembelian realistis

Ketika saya menyadari bahwa saya membutuhkan barang/ jasa dalam hal ini contohnya
saya membutuhkan baju untuk sebuah acara yang akan diadakan beberapa bulan kedepan
biasanya saya akan mencari sejumlah informasi mengenai merk, harga, kualitas, dan model baju.
Informasi itu saya cari melalui di acara yaitu secara online dan secara offline. Biasanya di dalam
pikiran saya sudah ada beberapa merk yang akan saya tuju, namun ketika saya mencari
informasi mengenai produk secara offline saya akan masuk ke beberapa toko yang tidak ada di
pikiran saya untuk sekedar mencari informasi mengenai kriteria yang saya butuhkan (merk,
harga, kualitas, dan model) . Biasanya jika saya mencari informasi ini sejalan dengan
menimbang-nimbang alternativ, terkait dengan kira-kira baju mana yang sesuai dengan
keinginan saya dan budget saya. Butuh waktu yang lama dan pertimbangan dari orang lain juga
terkait dengan bagaimana baju itu ada di badan saya, apakah cocok atau tidak. Jika dirasa sudah
menemukan yang cocok sesuai kriteria saya, maka saya akan membelinya. Jarang ada evaluasi
pembelian karena ketika saya membeli barang yang benar benar saya butuhkan dan sesuai
dengan kriteria saya maka saya terus memakainya dan tidak ada perasaan menyesal.

2. Pembelian impulsive

Pengalaman pribadi saya, beberapa waktu lalu ada sebuah toko yang baru buka di
sebuah mall semarang. Saya melihat pengumuman itu melalui Instagram yang dipomosikan oleh
akun public terkenal. Sorenya kebetulan saya pergi ke mall tersebut dan tanpa ada tujuan dan
motivasi apapun saya mencoba masuk ke toko tersebut. Banyak sekali barang-barang yang dijual
dari hoby, makeup, hingga peralatan dapur dan rumah tangga dengan model yang bagus.
Karena tergiur oleh banyak jenis barang yang tersedia dan dirasa harga yang masih standar
maka tanpa bepikir panjang saya mengambil beberapa barang untuk dibeli. Awalnya saya tidak
merasa membutuhkannya, namun ketika melihat barang tersebut secara tidak sadar saya
merasa membutuhkannya dan tanpa mencari informasi tentang produk dan menimbang merk
lainnya maka saya langsung memutuskan pembelian dan membayar barang tersebut. Setelah itu
saya merasa bahwa saya menyesal karena barang yang saya beli bukanlah barang yang benar
benar saya butuhkan dan saya melakukan survey online mengenai jenis barang serupa di situs
online dan menemukan barang yang sama dengan harga yang berbeda.

AMDG

You might also like