You are on page 1of 13

EPISTEMOLOGI ILMU EKONOMI ISLAM DALAM PERSPEKTIF

FILSAFAT ILMU

Tri Buana Tunggal Dewi


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAI Bunga Bangsa Cirebon
tribuanatunggaldewi3@gmail.com

Abstract
Islamic economics has a different task with conventional economics.
Apart from studying the reality of the behavior of economic agents, both
producer households, consumer households, and the government, they
must also formulate the concept of ideal behavior according to Islamic
teachings that must be carried out by economic agents, as well as their
possible effects on the economy. Concretely, this science in addition to
explaining the related variables, which may cause between real behavior
and ideal behavior, also suggests appropriate strategies to direct the
behavior of economic agents so that ideal behavior can be realized.
Epistemology deals with how the body of knowledge is structured. In
other words, discussing the scope and boundaries of science. The
question that must be answered: Where is the source of knowledge? What
is the nature of that science? How to verify its correctness? The truth of
revelation is dogmatic and absolute, so the role of revelation in the truth
of the truth is important. However, we place rational truths and empirical
facts within the overall framework of Islam. In fact, Islam views the
importance of the position of reason, so that Allah is angry with those
who do not want to use their minds. From this study, it was found that
economics should be studied using the philosophy of science. The
philosophy of science as a process of elaborating the characteristics of
scientific disciplines and how to obtain them, is very likely to be used as
a basic reference for the development of Islamic economics.
Keywords: Islamic Economics, Epistemology, Philosophy of Science

PENDAHULUAN Objek formal ilmu ekonomi Islam


Ilmu ekonomi Islam pada adalah seluruh sistem produksi dan
dasarnya merupakan perpaduan antara distribusi barang dan jasa yang
dua jenis ilmu yaitu ilmu ekonomi dan dilakukan oleh pelaku bisnis baik dari
ilmu agama Islam. Sebagaimana aspek prediksi tentang laba rugi yang
layaknya ilmu-ilmu lain, ilmu ekonomi akan dihasilkan maupun dari aspek
Islam juga memiliki dua objek kajian legalitas sebuah transaksi. Sedangkan
yaitu objek formal dan objek material. objek materialnya adalah seluruh ilmu

1
yang terkait dengan ilmu ekonomi membuat suatu keputusan yang
Islam. dianggap perlu selama tidak
Dengan mengetahui objek menyimpang dari kerangka syariat
formal dan material sebuah ilmu, maka Islam untuk mencapai kesejahteraan
akan dapat ditelusuri eksistensinya masyarakat yang optimal dan
melalui tiga pendekatan yang selalu menghindari kemungkinan terjadinya
dipergunakan dalam filsafat umum kekacauan dalam masyarakat.
yaitu pendekatan ontologis,
epistemologis, dan aksiologis. PEMBAHASAN
Pendekatan ontologis dijadikan sebagai A. Epistemologi Ilmu Ekonomi
acuan untuk menentukan hakikat dari Islam
ilmu ekonomi Islam. Sedangkan Filsafat ekonomi Islam
pendekatan epistemologis dipergunakan didasarkan pada tiga konsep yakni
untuk melihat prinsip-prinsip dasar, ciri- filsafat Tuhan, manusia dan alam. Kunci
ciri, dan cara kerja ilmu ekonomi Islam. filsafat ekonomi Islam terletak pada
Dan pendekatan aksiologis diperlukan manusia dengan Tuhan, alam dan
untuk melihat fungsi dan kegunaan ilmu manusia lainnya. Dimensi filsafat
ekonomi Islam dalam menyelesaikan ekonomi Islam inilah yang
berbagai persoalan yang dihadapi membedakan ekonomi Islam dengan
manusia dalam kehidupan sehari-hari. sistem ekonomi lainnya kapitalisme dan
Islam sebagai suatu sistem sosialisme. Filsafat ekonomi yang
kehidupan manusia mengandung suatu Islami, memiliki paradigma yang
tatanan nilai dalam mengatur semua relevan dengan nilai-nilai logis, etis dan
aspek kehidupan manusia baik estetis yang Islami yang kemudian
menyangkut sosial, politik, budaya, difungsionalkan ke tengah tingkah laku
hukum, ekonomi, dsb. Syariat Islam ekonomi manusia. Dari filsafat ekonomi
mengandung suatu tatanan nilai yang ini diturunkan juga nilai-nilai
berkaitan dengan aspek akidah, ibadah, instrumental sebagai perangkat
akhlaq dan muamalah. Pengaturan peraturan permainan suatu kegiatan.
sistem ekonomi tidak bisa dilepaskan Seperti disebut di atas bahwa
dengan syariat Islam dalam pengertian salah satu poin yang menjadi dasar
yang lebih luas. Sistem ekonomi Islam perbedaan antara sistem ekonomi Islam
memiliki beberapa prinsip dasar yaitu dengan sistem ekonomi lainnya adalah
individu mempunyai kebebasan pada falsafahnya yang terdiri dari nilai-
sepenuhnya untuk berpendapat atau nilai dan tujuan. Dalam ekonomi Islam

2
nilai-nilai ekonomi bersumber al- Landasan filosofis inilah yang
Qur’an dan Hadits berupa prinsip- membedakan ekonomi Islam dengan
prinsip universal. Di saat sistem ekonomi kapitalisme dan sosialisme,
ekonomi lain hanya terfokus pada karena keduanya didasarkan pada
hukum dan sebab akibat dari suatu filsafat sekularisme dan materialisme.
kegiatan ekonomi, Islam lebih jauh Dalam konteks ekonomi tauhid
membahas nilai-nilai dan etika yang berimplikasi adanya kemestian setiap
terkandung dalam setiap kegiatan kegiatan ekonomi untuk bertolak dan
ekonomi tersebut. Nilai-nilai inilah bersumber dari ajaran Allah, dilakukan
yang selalu mendasari setiap kegiatan dengan cara-cara yang ditentukan Allah
ekonomi Islam. dan akhirnya ditujukan untuk
Bangunan Ekonomi Islam ketaqwaan kepada Allah. Konsep tauhid
didasarkan pada fondasi utama yaitu yang menjadi dasar filosofis ini,
tauhid, fondasi berikutnya adalah mengajarkan dua ajaran utama dalam
syariah dan akhlak. Pengamalan syariah ekonomi. Pertama, semua sumber daya
dan akhlak merupakan refleksi dari yang ada di alam ini merupakan ciptaan
tauhid. Landasan tauhid yang tidak dan milik Allah secara mutlak dan
kokoh akan mengakibatkan hakiki. Manusia hanya sebagai
implementasi syariah dan akhlak pemegang amanah untuk mengelola
terganggu. Dasar syariah adalah sumber daya untuk mewujudkan
membimbing aktivitas ekonomi kemakmuran dan kesejahteraan
sehingga sesuaidengan kaidah-kaidah kehidupan manusia secara adil. Kedua,
syariah. Sedangkan akhlak Allah menyediakan sumber daya alam
membimbing aktivitas ekonomi sangat banyak untuk memenuhi
manusia agar senantiasa kebutuhan manusia. Manusia yang
mengedepankan moralitas dan etika berperan sebagai khalifah dapat
untuk mencapai tujuan. Akhlah yang memanfaatkan sumber daya yang
terpancar dari iman akan membentuk banyak itu untuk kebutuhan hidupnya.
integritas yang membentuk good Dalam perspektif teologi Islam, semua
corporate governance dan market sumber daya yang ada, merupakan
diciplin yang baik. Dari fondasi ini nikmat Allah yang tak terhitung (tak
muncul 10 prinsip derivatif sebagai pilar terbatas) banyaknya.
ekonomi Islam yaitu : Berbeda dengan pandangan di
1. Tauhid atas, para ahli ekonomi konvensional
selalu mengemukakan pendapat bahwa

3
sumber daya alam terbatas, karena itu 4. Khalifah
menurut ekonomi Islam, krisis ekonomi Dalam doktrin Islam manusia
yang dialami suatu negara bukan karena diciptakan Allah untuk menjadi khalifah
terbatasnya sumber daya alam (wakil Allah) di muka bumi. Manusia
melainkan karena tidak meratanya telah diberkahi dengan semua
distribusi sehingga terwujud kelengkapan akal, spiritual, dan
ketidakadilan sumber daya. material yang memungkinkannya untuk
2. Mashlahah mengemban misinya dengan efektif.
Al-mashlahah sebagai salah Fungsi kekhalifahan manusia adalah
satu model pendekatan dalam ijtihad untuk mengelola alam dan
menjadi sangat vital dalam memakmurkan bumi sesuai dengan
pengembangan ekonomi Islam dan ketentuan dan syariah Allah. Dalam
kebijakan ekonomi. Mashlahah adalah mengemban tugasnya sebagai khalifah
tujuan yang ingin diwujudkan oleh ia diberi kebebasan dan juga dapat
syariat. Mashlahah merupakan esensi berfikir serta menalar untuk memilih
dari kebijakan-kebijakan syariah dalam antara yang benar dan yang salah, baik
merespon dinamika sosial, politik, dan dan buruk dan mengubah kondisi
ekonomi. Maslahah ammah hidupnya ke arah yang lebih baik.
(kemaslahatan umum) merupakan Berbeda dengan paradigma kapitalisme,
landasan muamalah, yaitu kemaslahatan konsep khilafah mengangkat manusia
yang dibingkai secara syar’i, bukan ke status terhormat di dalam alam
semata-mata profit motive dan material semesta. Serta memberikan arti dan misi
rentability sebagaimana dalam ekonomi bagi kehidupan baik laki-laki maupun
konvensional. wanita. Arti ini diberikan oleh
3. Adil keyakinan bahwa mereka tidak
Konsep sosio ekonomi dalam diciptakan dengan sia-sia tetapi untuk
Islam berbeda secara mendasar dengan mengemban sebuah misi. Khalifah
konsep keadilan dalam kapitalisme dan berbuat sesuai ajaran Tuhan dan
sosialisme. Keadilan sosio ekonomi berfungsi sebagai wakil wakil Tuhan di
dalam Islam selain didasarkan pada muka bumi.
komitmen spritual juga didasarkan atas Manusia bebas memilih
konsep persaudaraan universal sesama berbagai alternatif penggunaan sumber-
manusia. Al-Qur’an secara eksplisit sumber ini. Namun karena ia bukan
menekankan pentingnya keadilan dan satu-satunya khalifah tetapi masih
persaudaraan tersebut. banyak milyaran lagi khalifah dan

4
saudara-saudranya, maka mereka harus Ayat-ayat ini menjelaskan
memanfaatkan sumber-sumber daya itu persamaan martabat sosial semua umat
secara adil dan efisien sehingga manusia di dunia. Kedudukan manusia
terwujud kesejahteraan (falah) yang adalah sama di hadapan Allah. Kriteria
menjadi tujuan kegiatan ekonomi Islam. untuk menilai seseorang bukanlah
Tujuan ini hanya tercapai jika sumber- bangsa, ras, warna kulit, tetapi tingkat
sumber daya itu digunakan dengan rasa pengabdian dan ketaqwaanya kepada
tanggung jawab dan dalam batasbatas Allah secara vertikal dan kemanusiaan
yang digariskan syariah dalam simpul secara horizontal. Nabi Muhammad
maqashid. Konsep khilafah juga Saw mengatakan “Sebaik-baik manusia
meniscayakan peranan negara dalam adalah orang yang bermanfaat bagi
perekonomian. Peran penting tersebut orang lain”. Ajaran Islam sangat kuat
antara lain memberikan jaminan sosial menekankan altruisme, yaitu sikap
kepada masyarakat, jaminan mementingkan orang lain. Dalam Al-
pelaksanaan ekonomi Islam, serta Qur’an altruisme diistilahkan dengan
kontrol pasar dan memastikan tidak itstar yang termaktub dalam firman
terjadi pelanggaran terhadap hak-hak Allah, mereka lebih mementingkan
orang lain dalam kegiatan bisnis melalui orang lain dari diri mereka sendiri,
lembaga hisbah. Peran negara dalam sekalipun mereka dalam keadaan
perekonomian tidak berarti bahwa Islam kesulitan”. Ajaran ini jelas tidak
menolak mekanisme pasar sepenuhnya. terdapat dalam ekonomi kapitalisme.
5. Persaudaraan Sebagaimana disebut diatas bahwa
Al-Qur’an mengajarkan Islam mengajarkan konsep al-musawat
persaudaraan (ukhuwah) sesama (persamaan) diantara sesama manusia.
manusia, termasuk dan terutama Semua sumber daya alam, flora dan
ukhuwah dalam perekonomian. Al- fauna ditundukan oleh Allah bagi
Qur’an mengatakan, “Hai manusia, manusia mana pun sebagai sumber
sesungguhnya kami menciptakan kamu manfaat ekonomis. Di sini tampak jelas
dari laki-laki dan perempuan dan konsep persamaan manusia dalam
menjadikan kamu berbangsa-bangsa pengelolaan dan pemanfaatan sumber
dan bersuku-suku supaya kamu saling daya.
mengenal”. (QS. Al-Hujurat:13). “Kami Konsep persamaan manusia,
menjadikan kamu dari diri yang satu” menunjukan bahwa Islam menolak
(QS. Ali Imran:1). pengklasifikasian manusia yang
berdasarkan atas kelas-kelas. Implikasi

5
dari doktrin ini ialah bahwa antara bisa terhapus oleh (pahala) shalat,
manusia terjalin rasa persaudaraan sedekah atau pun haji, namun hanya
dalam kegiatan ekonomi, saling dapat ditebus dengan kesungguhan
membantu dan bekerjasama dalam dalam mencari nafkah penghidupan”
ekonomi yakni syirkah, qiradh dan (H.R. Thabrani). Dalam hadits ini Nabi
mudharabah. Inilah yang diterapkan di Saw ingin menunjukkan betapa
dalam aktivitas ekonomi mikro di tingginya kedudukan bekerja dalam
lembaga-lembaga keuangan Islam saat Islam, sehingga hanya dengan bekerja
ini seperti bank syari’ah, asuransi keras (sunguh-sungguh) suatu dosa bisa
syari’ah, obligasi syari’ah, pasar modal dihapuskan oleh Allah.
syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT). Dalam sebuah hadits Rasul Saw
Dalam konteks ekonomi makro praktik bersabda “Barang siapa pada malam
bagi hasil ini diterapkan dalam hari merasakan kelelahan karena
pinjaman luar negeri, dalam instrumen bekerja pada siang hari, maka pada
moneter pemerintah sehingga sistem malam itu ia diampuni Allah”.
riba benar-benar dihapuskan dalam Sedangkan Hadits Riwayat Ahmad &
seluruh aktivitas ekonomi baik mikro Ibnu Asakir “Apabila kamu telah selesai
maupun makro. shalat subuh, maka janganlah kamu
6. Kerja dan Produktifitas tidur”. Hadits ini memerintahkan agar
Dalam Islam bekerja dinilai manusia menyegerakan bekerja sejak
sebagai suatu kebaikan, dan sebaliknya pagi-pagi sekali, agar ia menjadi
kemalasan dinilai sebagai keburukan. produktif. Bahkan Nabi SAW secara
Dalam kepustakaan Islam cukup banyak khusus mendoakan orang yang bekerja
buku-buku yang menjelaskan secara sejak pagi sekali “Ya Allah, berkatilah
rinci tentang etos kerja dalam Islam. ummatku yang bekerja pada pagi-pagi
Dalam pandangan Islam bekerja sekali”.
dipandang sebagai ibadah. Sebuah 7. Kepemilikan
hadits menyebutkan bahwa bekerja Dalam kapitalisme yang
adalah jihad fi sabilillah. Sabda Nabi menganut asas laisssez faire, hak
Saw, “Siapa yang bekerja keras untuk pemilikan perorangan adalah absolut
mencari nafkah keluarganya, maka ia tanpa batas. Terjaminnya kebebasan
adalah mujahid fi Sabillah”. Dalam memasuki segala macam kegiatan
hadits Riwayat Thabrani Rasulullah ekonomi dan transaksi menurut
Saw bersabda : “Sesungguhnya, persaingan bebas. Sedangkan dalam
diantara perbuatan dosa, ada yang tidak marxisme, hak memiliki hanya untuk

6
kaum proleter yang diwakili oleh sangat kuat. Penyatuan ini juga
kepemimpinan diktator. Distribusi dimaksudkan agar pembaca dengan
faktor-faktor produksi dan apa yang cepat menangkap pengertian kebebasan
harus diproduksi ditetapkan oleh dalam kajian ini, sehingga tidak muncul
negara. Pendapatan kolektif dan tanda tanya dan kerancuan dalam
distribusi yang kolektif adalah ajaran pikiran tentang makna kebebasan dalam
utama, sedangkan hubungan-hubungan persepektif Islam.
ekonomi dalam transaksi secara Pengertian kebebasan dalam
perorangan sangat dibatasi. Berbeda perekonomian Islam difahami dari dua
dengan kapitalisme dan sosialisme, perspektif, pertama perspektif teologi
dalam ekonomi Islam, pemilikan hakiki dan kedua perspektif ushul fiqh/falsafah
hanya pada Allah. Allah adalah pemilik tasyri’. Pengertian kebebasan dalam
mutlak (absolut) sedangkan manusia perspektif pertama berarti bahwa
memegang hak milik relatif, artinya manusia bebas menentukan pilihan
manusia hanyalah sebagai penerima antara yang baik dan yang buruk dalam
titipan, pemegang amanat harus mengelola sumberdaya alam.
mempertanggung jawabkannya kepada Kebebasan untuk menentukan pilihan
Allah. Jadi, menurut ekonomi Islam, itu melekat pada diri manusia, karena
penguasaan manusia terhadap sumber manusia telah dianugerahi akal untuk
daya, faktor produksi atau aset produktif memikirkan mana yang baik dan yang
hanyalah bersifat titipan dari Allah. buruk, mana yang maslahah dan
Pemilikan manusia atas harta secara mafsadah (mana yang manfaat dan
absolut bertentangan dengan tauhid, mudharat). Adanya kekebasan termasuk
karena pemilikan sebenar hanya ada mengamalkan ekonomi, implikasinya
pada Allah semata. manusiaharus bertanggung jawab atas
8. Kebebasan dan Tanggung segala perilakunya. Manusia dengan
Jawab potensi akalnya mengetahi bahwa
Prinsip kebebasan dan tanggung penebangan hutan secara liar akan
jawab dalam ekonomi Islam pertama menimbulkan dampak banjir dan
kali dirumuskan oleh An-Naqvi. Kedua longsor. Manusia juga tahu bahwa
prinsip tersebut, masing-masing dapat membuang limbah ke sungai yang
berdiri sendiri, kedua prinsip tersebut airnya dibutuhkan masyarakat untuk
dapat digabungkan menjadi satu. mencuci dan mandi adalah suatu
Penyatuan ini dilakukan karena kedua perbuatan salah yang mengandung
prinsip itu memiliki keterkaitan yang mafsadah dan mudharat.

7
Seandainya manusia Pengertian kebebasan dalam
berkeyakinan bahwa ia melakukan perspektif ushul fiqh berati bahwa
perbuatan itu karena dikehendaki Allah dalam muamalah Islam membuka pintu
secara jabari, maka tidak logis ia seluas-luasnya dimana manusia bebas
diminta pertanggung jawaban atas melakukan apa saja sepanjang tidak ada
penyimpangan perilakunya. Jadi makna nash yang melarangnya. Aksioma ini
kebebasan dalam konteks ini bukanlah didasarkan pada kaidah, pada dasarnya
manusia bebas tanpa batas melakukan dalam muamalah segala sesuatu
apa saja sebagaimana dalam faham dibolehkan sepanjang tidak ada dalil
liberalisme. Jadi, kebebasan dalam yang melarangnya. Bila diterjemahkan
Islam bukan kebebasan mutlak, karena arti kebebasan bertanggung jawab ini ke
kekebasan seperti itu hanya akan dalam dunia binsis, khususnya
mengarah kepada paradigma kapitalis perusahaan, maka kita akan
laisssez faire dan kebebasan nilai (value mendapatkan bahwa Islam benar-benar
free). memacu ummatnya untuk melakukan
Kebebasan dalam pengertian inovasi apa saja termasuk
Islam adalah kekebasan yang terkendali pengembangan teknologi dan
(al-hurriyah al-muqayyadah). Dengan diversifikasi produk.
demikian, konsep ekonomi pasar bebas 9. Jaminan Sosial
tidak sepenuhnya begitu saja diterima Penjelasan sebelumnya telah
dalam ekonomi Islam. Alokasi dan menjelaskan bahwa Islam menuntut
distribusi sumber daya yang adil dan kepada setiap orang yang mampu untuk
efisien, tidak secara otomatis terwujud bekerja dan bersungguh-sungguh dalam
dengan sendirinya berdasarkan kerjanya, sehingga ia dapat mencukupi
kekuatan pasar. Harus ada lembaga dirinya dan keluarganya. Namun
pengawas dari otoritas pemerintah yang demikian, beberapa anggota masyarakat
dalam Islam disebut lembaga hisbah. ada yang tidak mampu bekerja,
Kebebasan dalam konteks kajian prinsip sehingga mereka tidak berpenghasilan.
ekonomi Islam dimaksudkan sebagai Ada juga yang mampu bekerja, tetapi
anti tesis faham jabariyah tidak mendapatkan lapangan kerja
(determenisme). Faham ini sebagai sumber penghasilan mereka dan
mengajarkan bahwa manusia bertindak pemerintah sendiri tidak mampu untuk
dan berperilaku bukan atas dasar mempersiapkan lapangan kerja yang
kebebasannya pilihannya sendiri, tetapi sesuai bagi mereka. Ada pula yang
atas kehendak Tuhan. sebenarnya sudah bekerja, hanya saja

8
pemasukan mereka belum mencukupi PERSPEKTIF FILSAFAT
standar yang layak, karena sedikitnya ILMU
pemasukan (income) atau banyaknya Perjalanan dan perkembangan
keluarga yang ditanggung atau ilmu ekonomi Islam ditinjau secara
mahalnya harga barang atau karena filosofisepistemologis bergerak lebih
sebab-sebab yang lain. Untuk mengatasi tajam ke wilayah bayani dan irfani
problem tersebut Islam mengajarkan dengan sedikit menomorduakan
takaful al-ijtima’iy (jaminan sosial), penggunaan rasio (burhani) secara
melalui isntrumen zakat, infak, sedekah maksimal. Hal ini tentu tidak senada
dan wakaf. dengan praktek yang pernah dilakukan
10. Nubuwwah pada masa keemasan keilmuan Islam
Prinsip ekonomi Islam yang antara tahun 650 M sampai 1100 M.
terakhir adalah nubuwwah yang berarti Inilah faktor yang diduga oleh berbagai
kenabian. Prinsip nubuwwah dalam kalangan, memberi imbas
ekonomi Islam merupakan landasan etis ketertinggalan umat Islam dalam bidang
dalam ekonomi mikro. Prinsip ilmu pengetahuan, tak terkecuali dengan
nubuwwah mengajarkan bahwa fungsi ilmu ekonomi Islam. Sebagai
kehadiran seorang Rasul atau Nabi perbandingan, kajian epistemologis
adalah untuk menjelaskan syariah Allah dalam literatur Barat dapat membuka
SWT kepada umat manusia. Prinsip perspektif baru dalam kajian ilmu
nubuwwah juga mengajarkan bahwa ekonomi yang multidimensional. Studi
Rasul merupakan personifikasi yang dilakukan oleh sejumlah ilmuan
kehidupan yang baik dan benar. Untuk menunjukkan bahwa paradigma
itu Allah mengutus Nabi Muhammad keilmuan modern (Barat), termasuk
Saw sebagai Rasul terakhir yang pembangunan ekonomi didasarkan pada
bertugas untuk memberikan bimbingan filsafat positivisme yang
dan sekaligus sebagai teladan rasionalistikempiris. Ia tidak menerima
kehidupan. Sifat-sifat utama yang harus sesuatu yang bersifat subjektif,
diteladani oleh semua manusia (pelaku kebenaran yang diterima adalah
bisnis, pemerintah dan segenap kebenaran positivistik yang dapat
manusia) dari Nabi Muhammad, diukur dan dijangkau oleh radius
setidaknya ada empat, yaitu shiddiq, inderawi manusia. Kebenaran model ini
amanah, tabligh dan fatanah. berlandaskan pada paradigma
B. PENGEMBANGAN ILMU rasionalitas Cartesian dengan
EKONOMI ISLAM DARI semboyannya yang terkenal cogito ergo

9
sum atau I think, therefore I am (saya transaksi perekonomian karena
berfikir, karena itu saya ada). sesungguhnya ketidakadilan merupakan
Namun dalam sumber permasalahan yang kerap
perkembangannya, ilmu ekonomi Barat memunculkan ketimpangan,
dihadapkan secara dikotomis dengan kemiskinan, dan kelaparan.
nilai trasendental sehingga jargon ilmu Dengan demikian, ekonomi
ekonomi bebas nilai (value free), tidak Islam tidak hanya terhenti sebagai
saja mempengaruhi dikalangan sebuah nama yang sarat akan nilai-nilai
akademisi, tetapi juga mewarnai saja, tetapi juga diharapkan mampu
praktek-praktek ekonomi masyarakat melebur sebagai sebuah sistem yang
modern. Nilai trasendental dan nilai handal dalam mengatur aktivitas
humanis yang seharusnya berjalan perekonomian global yang didasari
seirama mengalami fragmentasi dan dengan kajian postivistik-empiris dan
pada akhirnya nilai trasendental betul- lebih bersifat objektif. Terbangunnya
betul mengalami distorsi, alienasi, dan sebuah sistem sebagai pengejewantahan
marginalisasi. Akibatnya, kemudian unifikasi antara duniawi dan ukhrowi
yang ada hanyalah keserakahan yang akan mampu menjawab persoalan-
tidak berujung di satu sisi dan persoalan mendasar kemanusiaan.
kemelaratan abadi disisi yang lain. Namun demikian, perlu dicatat bahwa
Belajar dari kesalahan ilmuan tidak serta merta dengan adanya
Barat yang telah lepas dari nilai yang unifikasi tersebut lantas membawa
mengikatnya, maka ekonomi Islam perubahan, sehingga tidak memerlukan
sebagai sebuah bangunan ilmu yang segala hal yang mendasarinya.
memiliki tujuan duniawi dan ukhrowi, Pengembangan berkelanjutan ilmu
seharusnya lebih meyakinkan unifikasi ekonomi tanpa dilapisi dengan muatan
tersebut dalam perkembangannya. ajaran agama yang bersifat profetik,
Sebagai ilmu ekonomi yang berbasis deduktif dan normatif, agaknya hanya
nilai dan tidak mengenal dikotomi, akan segera terdominasi dan terkooptasi
maka kehadiran ekonomi Islam diyakini oleh kekuatan hukum ekonomi yang
sebagai penawar di tengah persoalan mempunyai logika kepentingannya
fundamental kemanusiaan yang masih sendiri. Begitu juga dengan minimnya
ada karena selain memuat nilai-nilai kajian keilmiahannya secara objektif,
humanis, juga membawa ruh keadilan. akan mengakibatkan keberlanjutan ilmu
Keadilan merupakan satu hal yang ekonomi akan tergadaikan.
fundamental ketika berbicara masalah

10
Berkaitan dengan itu, burhani dan budaya masyarakat yang
sebagai salah satu dasar kajian ilmu mewadahinya.
pengetahuan dalam Islam seharusnya Tentu hal di atas tidaklah salah,
lebih digairahkan, paling tidak untuk karena itu memang sudah konsekuensi
mengimbangi bayani dan irfani yang logis sebagai akhir cerita, karena tanpa
selama ini cenderung lebih banyak perspektif agama pun sudah dapat
digunakan sebagai dasar prospek dipahami bahwa sistem ekonomi yang
pengembangan ilmu ekonomi Islam. dibayangi dengan muatan
Banyak fenomena praktek ekonomi individualistik, hedonistik pasti akan
Islam yang selama ini didasari dengan menimbulkan dosa, dan terjadinya krisis
pendekatan intuitif. Praktek zakat moneter berulang kali sehingga
misalnya hanya dipahami sebatas menciptakan kemiskinan, itulah bentuk
kewajiban agama, yang barang siapa kongkrit hukuman atas dosanya. Untuk
yang menunaikannya, maka ia dapat menjawab itu semua, sesungguhnya
pahala, dan barang siapa yang epistimologi Islam yang meliputi
meninggalkannya maka ia akan bayani, irfani, dan burhani merupakan
mendapat dosa. Padahal sebenarnya, tiga serangkai yang tak bisa dipisahkan
kewajiban zakat yang termaktub dalam satu sama lain. Ketiganya berjalan di
Al-Qur’an adalah tidak lain dan tidak atas koredor yang seimbang dan
bukan merupakan sebuah sistem agar proposional, sehingga dengan demikian,
bisa mengatasi kesenjangan sosial perjalanan perkembangan ekonomi
lantaran ketimpangan yang melanda Islam dengan sifatnya yang
sebagian besar manusia. Dalam kajian komplementer dan suplementer dapat
antropologi ekonomi, para antroplog menjadi kekuatan untuk membangun
mengkategorikan zakat sebagai salah ekonomi yang handal dan mampu
satu fungsi ekonomi pada kajian mengatasi permasalahan kemanusiaan
redistribusi. Inilah salah satu titik yang fundamental.
menjadi perdebatan serius antara
ekonomi formalis yang sarat dengan PENUTUP
kultur matrealismenya (ekonomi pasar) Dalam rangka mengembangkan
dengan ekonomi substanstif (ekonomi Ekonomi Islam, tidak bisa tidak,
tradisional) yang muncul sebagai pengelaborasian secara objektif ilmiah
perwujudan solidaritas sosial dan menjadi suatu yang mutlak. Ekonomi
mengantongi nilai-nilai agama, ajaran Islam sebagai sebuah disiplin ilmiah
(scientific discipline) selayaknya, selain

11
dikaji secara deduktif- normatif yang Multidisciplinary Islamic Studies.
sarat dengan nilai-nilai, tetapi juga harus Vol. 1, no. 2, hal: 141-154.
Hassan, Fuad. 1989. Berkenalan dengan
dibangun atas dasar kajian induktif yang Filsafat Eksistensialisme. Jakarta:
berbasis rasionalistik-empirik. Pustaka Jaya.
Keseimbangan kajian secara induktif- Huda, Nurul. 2007. Ekonomi Makro
Islam Pendekatan Teoritis.
deduktif merupakan harga mati yang
Jakarta: Kencana.
tidak bisa ditawar-tawar lagi. Iswadi, Muhammad. 2007. Ekonomi
Pengembangan yang berkelanjutan dari Islam: Kajian Konsep Dan Model
ilmu ekonomi di satu sisi, tanpa dilapisi Pendekatan. Jurnal Mazahib 4(1).
Minhaji, Akhmad. 2008. Ekonomi dan
dengan muatan ajaran agama yang Lembaga Keuangan Islam.
bersifat profetik dan normatif, agaknya Kediri: Qubah.
hanya akan segera terdominasi dan Mu’min, Ma’mun. 2015. Analisis
Pemikiran Afzalur Rahman
terkooptasi oleh kekuatan hukum Tentang Aspek Epistemology
ekonomi yang mempunyai logika Ekonomi Islam. Jurnal Iqtishadia.
kepentingannya sendiri. Di sisi lain, Vol. 8, no. 2, hal: 235-256.
Nasrullah, Yazid. 2007. Peran Filsafat
tanpa kajian objektif ilmiah,
Ilmu Terhadap Ilmu Ekonomi dan
pengembangan ilmu ekonomi Islam Pengembangan Para Sarjana. Vol.
agaknya akan terseok-seok dalam XXX, no. 65, hal: 310-319.
menjawab permalahan aktivitas Nasution, Harun. 1991. Filsafat Agama.
Jakarta: Bulan Bintang.
perekonomian yang semakin kompleks. Qardhawi, M. Yusuf. 1987. Norma dan
Filsafat ilmu sebagai sebuah proses Etika Ekonomi Islam. Jakarta:
pengelaborasian tentang karakteristik Gema Insani Press.
Suyatno, Thomas. 1997. Kelembagaan
disiplin ilmiah dan bagaimana cara Perbankan. Jakarta: STIE
memperolehnya, menjadi hal yang PERBANNAS dan Gramedia
sangat mungkin sekali untuk dijadikan Pustaka Utama.
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum.
referensi dasar sebagai pengembangan
Bandung: PT. Remaja
ekonomi Islam. Rosdakarya.
Wiramihardja, Sutardjo A. 2006.
DAFTAR PUSTAKA Pengantar Filsafat. Bandung: PT.
Refika Aditama
Anshari, Endang Saiffudin. 1981. Ilmu Zaini, Ahmad Afan dan Abdullah
Filsafat dan Agama. Surabaya: Zawami. 2019. Ekonomi Islam
PT. Bina Ilmu. dalam Konsep Ontology,
Budiman, Iskandar. 2019. Epistemologi Epistemology, dan Aksiologi.
Ilmu Ekonomi Islam Analisis Jurnal Umum Qura. P-ISSN:
Perspektif Filsafat Ilmu. Lentera: 2541-6774, E-ISSN: 2580-8109,
Indonesian Journal Of Vol. XIV, no. 2, hal: 49-60.

12
13

You might also like