Professional Documents
Culture Documents
Evaluation of Land Suitability for Clove Plants (Eugenia aromatica) in Kindang District,
Bulukumba Regency
ABSTRACT
Background. Development of clove plants in Kindang District, Bulukumba Regency needs to be adjusted
to the results of land suitability evaluation to achieve high productivity. Aim. Evaluating the suitability of
land in Kindang District, Bulukumba Regency for clove plant development. Research methods. This
research was conducted using qualitative methods to determine land suitability classes with a simple
approach to limiting factors. The 8 field observation terrain units are the result of overlapping slope maps,
geological maps and land cover maps. Determination of the sampling point in the form of representative
soil profiles using a free survey method. For each profile, an observation of the landscape and soil
samples for each layer were carried out to analyze the physical and chemical characteristics of the soil in
the laboratory. Result. The type of climate in Kindang district is classified according to the average
annual rainfall of 2103 mm, the average annual temperature of 26.91 ºC, the relative humidity of 73.5%
and the dry period of 2 months. The Kindang sub-district is dominated by land units with a slope> 15%, a
soil depth ranging from 0 to 160 cm, a clay texture, a CEC> 20 cmol kg-1, a pH> 6, a C-organic> 2%, a
moderate total Height N and P2O5, surface rocks and rock outcrops <5%. The analysis of the actual land
suitability of Kindang district shows that the land suitability class of cloves is classified as S2 (quite
suitable) covering an area of 7101.15 ha or 49.11% and S3 (according to marginal) covering an area of
5731.37 ha or 39.64% with a limiting factor of air humidity (wa) and erosion hazard (eh). The potential
suitability class of land in the Kindang sub-district is classified as S2 after corrective measures have been
taken in the form of terraces, plantations along the contour and cover crops on units of land with a slope >
30%. Conclusion. The actual land suitability at the research location is S3 (according to marginal) with
erosion hazard (eh) and S2 (quite appropriate) with air humidity limiting factors (wa) and erosion hazard
(eh).
PENDAHULUAN
Tanaman Cengkeh (Eugenia aromatic L.) merupakan tanaman endemik yang berasal dari
Provinsi Maluku Utara (EA Puthut, 2013). Cengkeh mulanya dikembangkan di lima pulau kecil
di Maluku,yakni Moti, Bacan, Ternate, Makian dan Tidore (Santoso, 2018). Tanaman cengkeh
banyak dimanfaatkan sebagai rempah dapur, bahan baku obat dan bahan aktif biopestisida (Budi,
2019). Tanaman cengkeh merupakan salah satu tanaman perkebunan yang banyak
dibudidayakan di Kecamatan Kindang Kabupaten Bulukumba karena memiliki nilai ekonomi
yang tinggi. Hal ini dapat dilihat dari data Badan Pusat Statistik Bulukumba Tahun 2019 bahwa
luas areal tanaman cengkeh sebesar 2301 ha dan merupakan yang terluas dibanding tanaman
perkebunan lainnya. Berdasarkan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
2
METODOLOGI
Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2020-selesai. Lokasi penelitian dilaksanakan di
Kecamatan Kindang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan. Analisa sampel tanah di
Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian,
Universitas Hasanuddin, Makassar.
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
3
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
4
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
5
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
6
Survey Lapangan
Titik pengambilan sampel ditentukan secara acak untuk setiap satuan unit lahan,
dalam survey lapangan yang harus diperhatikan adalah koordinat lokasi yang
ditentukan melalui GPS (Global Positioning System). Sebelum ke lapangan dilakukan
penempatan titik observasi pada peta kerja. Survey lapangan meliputi pengamatan wilayah
termasuk batas administrasi, topografi, vegetasi, serta ketinggian dari permukaan laut.
Pengambilan sampel tanah dilakukan pada setiap satuan unit lahan dengan cara
pembuatan profil tanah. Kemudian mengambil sampel tanah dari setiap horizon sekitar 1
kg/horizon yang kemudian sampel tersebut dianalisis sifat fisik dan kimianya. Penentuan titik
penggalian profil tanah bukan berasal dari tanah timbunan, tidak tergenang dan cukup mendapat
cahaya matahari untuk memudahkan pengamatan.
Hasil pengamatan profil tanah yang telah diamati dituliskan ke dalam Daftar
Isian Profil (DIP) dan keadaan umum lokasi didokumentasikan lewat foto. Keadaan umum lokasi
meliputi penggunaan lahan dan jenis vegetasi yang dijumpai selama perjalanan ke lokasi.
Analisis Data
Analisis Sampel Tanah
Analisis sampel tanah dilakukan di laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah
Departemen Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin seperti ditunjukkan pada
Tabel 2.
Tabel 2. Analisis sampel tanah dilakukan di laboratorium
No Parameter Analisis
1 pH H2O pH Meter
2 C-organik Metode Walkey dan Black
3 Tekstur tanah Metode Hydrometer
4 N total Metode Kjeldhal
5 P2O5 tersedia Metode Olsen
6 Kapasitas Tukar Kation (KTK) Metode penjenuhan NH4OAc
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
7
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
8
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
9
a b
Gambar 5. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 1
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
10
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 1 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.28, C-organik 2.64%, N total 0.27%, P2O5 tersedia 15.35 ppm, KTK 21.67 cmol/kg, dan
tekstur tanah lempung berliat. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.27, C-organik 2.09%, N total
0.17%, P2O5 tersedia 16.51 ppm, KTK 21.67 cmol/kg dan tekstur tanah lempung berliat. Pada
lapisan 3 menunjukkan nilai pH 6.18, C-organik 1.09%, N total 0.16%, P2O5 14.48 ppm, KTK
22,47 cmol/kg dan tekstur tanah liat berdebu.
Unit lahan 2
Lokasi unit lahan 2 berada di Desa Kahayya pada koordinat 5º20ʹ28.7ʺ S dan 120º01ʹ26.5ʺ E
dengan kemiringan lereng 25-40%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah Hapludands dan
memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang berat. Penggunaan lahan pada unit lahan ini
adalah perkebunan berupa cengkeh dan bambu. Perakaran efektif 92 cm dengan kedalaman
solum 160 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB pada lapisan 2 dan
horizon B pada lapisan 3. Struktur pada lapisan 1 adalah granular dan lapisan 2-3 subangular
blocky dengan konsistensi gembur.
a b
Gambar 6. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 2
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 2 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.30, C-organik 1.09%, N total 0.27%, P2O5 tersedia 24.38 ppm, KTK 24.99 cmol/kg dan
tekstur tanah liat berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.20, C-organik 1.94%, N total
0.17%, P2O5 tersedia 20.46 ppm, KTK 25.63 cmol/kg dan tekstur tanah liat. Pada lapisan 3
menunjukkan nilai pH 6.11, C-organik 2.45%, N total 0.18%, P2O5 20.30 ppm, KTK 21 cmol/kg
dan tekstur tanah liat.
Unit lahan 3
Lokasi unit lahan 3 berada di Desa Kindang pada koordinat 5º20ʹ50.6ʺ S dan 120º01ʹ44.0ʺ E
dengan kemiringan lereng 15-25%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah Hapludands dan
memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang berat. Penggunaan lahan pada unit lahan ini
adalah perkebunan berupa cengkeh, pisang dan kopi. Perakaran efektif 40 cm dengan kedalaman
solum 85 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB pada lapisan 2 dan
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
11
horizon B pada lapisan B. Struktur pada lapisan 1 adalah granular dan lapisan 2-3 subangular
blocky dengan konsistensi lembab.
a b
Gambar 7. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 3
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 3 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.19, C-organik 2.48%, N total 0.19%, P2O5 tersedia 16.69 ppm, KTK 25.75 cmol/kg dan
tekstur tanah lempung berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.09, C-organik 2.33%, N total
0.16%, P2O5 tersedia 15.05 ppm, KTK 24.24 cmol/kg, kejenuhan basa 44% dan tekstur tanah liat
berlempung. Pada lapisan 3 menunjukkan nilai pH 5.86, C-organik 1.76%, N total 0.14%, P2O5
13.88 ppm, KTK 22.73 cmol/kg dan tekstur tanah liat berdebu.
Unit lahan 4
Lokasi unit lahan 4 berada di desa Tammaona pada koordinat 5º23ʹ07.6ʺ S dan 120º5ʹ4.8ʺ E
dengan kemiringan lereng 8-15%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah Epiaquepts dan
memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang ringan. Penggunaan lahan pada unit lahan
ini adalah perkebunan berupa cengkeh, kopi dan pisang. Perakaran efektif 80 cm dengan
kedalaman solum 120 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB pada
lapisan 2 dan horizon 3 pada lapisan 3. Struktur pada lapisan 1 sampai 3 adalah granular dengan
konsistensi pada lapisan 1 sampai 2 dan teguh pada lapisan 3 lembab.
a b
Gambar 8. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 4
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 4 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.16, C-organik 2.58%, N total 0.21%, P2O5 tersedia 21.35 ppm, KTK 31.17 cmol/kg dan
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
12
tekstur tanah liat berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.04, C-organik 2.41%, N total
0.12%, P2O5 tersedia 21.93 ppm, KTK 25.07 cmol/kg dan tekstur tanah liat. Pada lapisan 3
menunjukkan nilai pH 5.98, C-organik 2.06%, N total 0.11%, P205 19.92 ppm, KTK 21.67
cmol/kg dan tekstur tanah liat berdebu.
Unit lahan 5
Lokasi unit lahan 5 berada di Desa Orogading pada koordinat 5º23ʹ17.4ʺ S dan 120º3ʹ55.3ʺ E
dengan kemiringan lereng 15-25%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah Epiaquepts dan
memiliki drainase yang sedang serta bahaya erosi yang ringan. Penggunaan lahan pada unit lahan
ini adalah perkebunan berupa cengkeh, pisang dan langsat. Perakaran efektif 56 cm dengan
kedalaman solum 105 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB pada
lapisan 2 dan horizon 3 pada lapisan 3. Struktur pada lapisan 1 adalah granular dan lapisan 2-3
subangular blocky dengan konsistensi gembur.
a b
Gambar 9. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 5
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 5 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.29, C-organik 2.53%, N total 0.16%, P2O5 tersedia 21.92 ppm, KTK 35.24 cmol/kg dan
tekstur tanah liat berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.23, C-organik 2.26%, N total
0.13%, P2O5 tersedia 20.46 ppm, KTK 23.71 cmol/kg dan tekstur tanah liat. Pada lapisan 3
menunjukkan nilai pH 6.16, C-organik 2.23%, N total 0.12%, P205 19.71 ppm, KTK 20.32
cmol/kg dan tekstur tanah liat.
Unit lahan 6
Lokasi unit lahan 6 berada di Kelurahan Borong Rappoa pada koordinat 5º22ʹ35ʺ S dan
120º2ʹ20.5ʺ E dengan kemiringan lereng 8-15%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah
Epiaquepts dan memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang ringan. Penggunaan lahan
pada unit lahan ini adalah perkebunan berupa cengkeh dan pisang. Perakaran efektif 60 cm
dengan kedalaman solum 120 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon B pada
lapisan 2 dan horizon BC pada lapisan 3. Struktur pada lapisan 1 granular dan lapisan 2-3
subangular blocky dengan konsistensi gembur.
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
13
a b
Gambar 10. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 6
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 6 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.25, C-organik 2.14%, N total 0.16%, P2O5 tersedia 20.89 ppm, KTK 22.69 cmol/kg dan
tekstur tanah lempung liat berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.04, C-organik 1.72%, N
total 0.14%, P2O5 tersedia 20.32 ppm, KTK 22.58 cmol/kg dan tekstur tanah liat. Pada lapisan 3
menunjukkan nilai pH 6, C-organik 1.88%, N total 0.13%, P205 20.60 ppm, KTK 21.86 cmol/kg
dan tekstur tanah liat berdebu.
Unit lahan 7
Lokasi unit lahan 7 berada di Kelurahan Borong Rappoa pada koordinat 5º22ʹ47.2ʺ S dan
120º02ʹ13ʺ E dengan kemiringan lereng 8-15%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah
Epiaquepts dan memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang ringan. Penggunaan lahan
pada unit lahan ini adalah perkebunan berupa cengkeh, kopi dan pisang. Perakaran efektif 66 cm
dengan kedalaman solum 120 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB
pada lapisan 2 dan horizon B pada lapisan 3. Struktur pada lapisan 1 sampai 3 adalah granular
dengan konsistensi gembur.
a b
Gambar 11. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 7
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
14
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 7 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.35, C-organik 2.49%, N total 0.23%, P2O5 tersedia 24.10 ppm, KTK 24.39 cmol/kg dan
tekstur tanah lempung liat berdebu. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.23, C-organik 2.03%, N
total 0.16%, P2O5 tersedia 11.17 ppm, KTK 19.11 cmol/kg dan tekstur tanah lempung liat
berdebu. Pada lapisan 3 menunjukkan nilai pH 6.13, C-organik 1.79%, N total 0.10%, P2O5
15.89 ppm, KTK 20.69 cmol/kg dan tekstur tanah lempung berliat.
Unit lahan 8
Lokasi unit lahan 8 berada di Desa Anrihua pada koordinat 5º24ʹ44.3ʺ S dan 120º03ʹ57.2ʺ E
dengan kemiringan lereng 0-8%. Jenis tanah pada wilayah ini adalah tanah Hapludalfs dan
memiliki drainase yang baik serta bahaya erosi yang sangat ringan. Penggunaan lahan pada unit
lahan ini adalah perkebunan berupa cengkeh, kopi dan merica. Perakaran efektif 45 cm dengan
kedalaman solum 108 cm. Profil ini terdiri atas horizon A pada lapisan 1, horizon AB pada
lapisan 2 dan horizon B pada lapisan B. Struktur pada lapisan 1 adalah granular dan lapisan 2-3
subangular blocky dengan konsistensi gembur.
a b
Gambar 12. Profil tanah (a) dan bentang lahan (b) unit lahan 8
Hasil analisis sampel tanah di laboratorium unit lahan 8 pada lapisan 1 menunjukkan nilai
pH 6.41, C-organik 2.57%, N total 0.25%, P2O5 tersedia 18.61 ppm, KTK 27.10 cmol/kg dan
tekstur tanah lempung berliat. Lapisan 2 menunjukkan nilai pH 6.20, C-organik 2.53%, N total
0.17%, P2O5 tersedia 16.50 ppm, KTK 26.27 cmol/kg dan tekstur tanah lempung liat. Pada
lapisan 3 menunjukkan nilai pH 6.18, C-organik 1.62%, N total 0.13%, P2O5 11.02 ppm, KTK
24.24 cmol/kg dan tekstur tanah liat. Hasil analisis kimia tanah lengkap dapat dilihat pada Tabel
5.
Jurnal Ecosolum Volume 9, Nomor 1, Tahun 2021, ISSN ONLNE: 2654-430X, ISSN: 2252-7923
Tabel 5. Hasil analisisis karakteristik tiap unit lahan
Kode Lapisan Kedalaman pH KTK C N P2O5 Tekstur
Profil (cm) (cmol kg-1) (%) (%) (ppm)
% Pasir % Debu % Liat
U1 1 0-8 6.28 21.67 2.64 0.27 15.35 Lempung Berliat 27 38 35
2 8-40 6.27 21.67 2.09 0.17 16.51 Lempung Berliat 41 23 36
3 40-100 6.18 22.47 1.09 0.16 14.48 Liat Berdebu 17 43 40
U2 1 0-20 6.30 24.99 2.70 0.27 24.38 Liat Berdebu 12 45 43
2 20-80 6.20 25.63 1.94 0.17 20.46 Liat 6 22 72
3 80-160 6.11 21.00 2.45 0.18 20.30 Liat 9 24 67
U3 1 0-20 6.19 25.75 2.48 0.19 16.69 Lempung Berdebu 17 58 25
2 20-40 6.09 24.24 2.33 0.16 15.05 Liat Berlempung 10 53 37
3 40-85 5.86 22.73 1.76 0.14 13.88 Liat Berdebu 8 41 51
U4 1 0-20 6.16 31.17 2.58 0.21 21.35 Liat Berdebu 9 43 47
2 20-74 6.04 25.07 2.41 0.12 21.93 Liat 8 35 57
3 74-120 5.98 21.67 2.06 0.11 19.92 Liat Berdebu 8 41 51
U5 1 0-12 6.2 35.24 2.53 0.16 21.92 Liat Berdebu 10 46 44
2 12-40 6.23 23.71 2.26 0.13 20.46 Liat 6 37 57
3 40-105 6.16 20.32 2.23 0.12 19.71 Liat 4 32 64
U6 1 0-20 6.25 22.69 2.14 0.16 20.89 Lempung Liat Berdebu 7 58 35
2 20-60 6.04 22.58 1.72 0.14 20.32 Liat 9 40 51
3 60-120 6.0 21.86 1.88 0.13 20.60 Liat Berdebu 18 39 43
U7 1 0-8 6.35 24.39 2.49 0.23 24.10 Lempung Liat Berdebu 4 62 34
2 8-42 6.23 19.11 2.03 0.16 11.17 Lempung Liat Berdebu 4 57 39
3 42-120 6.13 20.69 1.79 0.10 15.89 Lempung Berliat 4 55 41
U8 1 0-20 6.41 27.10 2.57 0.25 18.61 Lempung Berliat 4 43 52
2 20-50 6.20 26.27 2.53 0.17 16.50 Liat 4 25 71
3 50-108 6.18 24.14 1.62 0.13 11.02 Liat 3 25 72
Keterangan :
pH = Potensial Hidrogen P2O5 = Difosfor Pentaoksida
KTK = Kapasitas Tukar Kation
C = Karbon
N = Nitrogen
16
16
17
Unit Lahan 5
Unit lahan 5 memiliki kesesuaian lahan S3eh (Sesuai Marginal) dengan luas lahan 330,84 ha.
Unit lahan 5 memiliki faktor pembatas bahaya erosi (eh) dalam hal ini kemiringan lereng. Unit
lahan 5 berada pada kelas lereng kelerengan 15-25%
Kemiringan lereng menjadi faktor pembatas yang berat dikarenakan membutuhkan
penanganan yang serius, semakin curam kemiringan lereng maka potensi tanah kehilangan
lapisan atas akan semakin besar, hal ini dapat mengurangi kemampuan lahan dalam menyerap
dan menahan air (Setiawan et al., 2018).
Unit Lahan 6
Unit lahan 6 memiliki kesesuaian lahan S2wa,eh (cukup sesuai) dengan laus lahan 153,12 ha.
Unit lahan 6 memiliki faktor pembatas kelembaban udara (wa) dan bahaya erosi (eh) dalam hal
ini kemiringan lereng. Lahan yang memiliki kelas kesesuaian lahan S2 (cukup sesuai) menurut
FAO (1976) dalam Hardjowigeno dan Widiatmaka (2015), berarti mempunyai faktor pembatas
yang dapat memengaruhi prdouktivitas, sehingga memerlukan masukan tambahan.
Kemiringan lereng pada unit lahan 6 berada pada kelas lereng 8-15%. Kemiringan lereng
menjadi faktor pembatas yang berat dikarenakan lereng merupakan bentuk alami dari topografi.
Unit Lahan 7
Unit lahan 7 memiliki kesesuian lahan S2wa,eh (cukup sesuai) dengan luas lahan 19,31 ha. Unit
lahan 7 memiliki faktor pembatas kelembaban udara (wa) dan bahaya erosi (eh) dalam hal ini
bahaya erosi dan kemiringan lereng.
Berdasarkan penelitian yang pernah dilakukan oleh Wahid dan Ruhnayat (1995),
kelembaban udara mempengaruhi pembentukan primordial bunga terutama pada persentase
kelemaban udara 73-74%.
Pengaruh kemiringan lereng berhubungan langsung dengan bahaya erosi, jika semakin
besar kemiringan pada lahan maka, besar jumlah butir-butir tanah yang terangkat oleh air hujan
semakin banyak sehingan potensi tanah atas untuk tererosi semakin besar (Arsyad R, 2000).
Unit Lahan 8
Unit lahan 8 memiliki kesesuaian lahan S2wa (cukup sesuai) dengan luas lahan 6001,90 ha. Unit
lahan 8 memiliki faktor pembatas ketersediaan air (wa) dalam hal ini kelembaban udara dan
media perakaran (rc) dalam hal ini kedalaman tanah. Kelas kesesuaian lahan S2 menurut sistem
klasifikasi FAO (1976) kelas cukup berarti membutuhkan tambahan input (masukan) karena
kelas S2 mempengaruhi produktivitas tanaman.
Menurut Wahid & Ruhnayat, (1995), kelembaban udara yang tinggi 73-74% pada saat
pembentukan primordial bunga akan mempengaruhi hasil panen pada tanaman cengkeh.
Hasil analisis kesesuaian lahan aktual dapat juga dilihat pada Tabel 6.
17
18
Kedalaman tanah (cm) 100 S2 160 S1 110 S1 120 S1 105 S1 120 S1 120 S1 108 S1
Retensi hara (nr)
KTK tanah (cmol) 22,47 S1 21,00 S1 22,73 S1 21,67 S1 20,32 S1 22,58 S1 20,69 S1 24,24 S1
pH H2O 6.27 S1 6.28 S1 6.17 S1 6.13 S1 6.25 S1 6.20 S1 6.28 S1 6.36 S1
C-organik (%) 2,26 S1 2,54 S1 2,45 S1 2,54 S1 2,39 S1 2,05 S1 2,17 S1 2,55 S1
Hara Tersedia (na)
P2O5 (ppm) Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1 Tinggi S1
N Total (%) Sedang S1 sedang S1 sedang S1 Sedang S1 sedang S1 sedang S1 sedang S1 sedang S1
Bahay Erosi (eh)
Bahaya erosi Berat S3 Berat S3 Berat S3 Ringan S1 Ringan S2 Ringan S2 Ringan S2 Sangat S1
Ringan
Lereng (%) 15-25 S3 25-40 S3 15-25 S3 8-15 S2 15-25 S3 8-15 S2 8-15 S2 0-8 S1
Penyiapan lahan (lp)
Batuan di <5 % S1 <5 % S1 <5 % S1 <5% S1 <5% S1 <5 % S1 <5 % S1 <5 % S1
permukaan (%)
Singkapan <5 % S1 <5 % S1 <5 % S1 <5% S1 <5% S1 <5 % S1 <5 % S1 <5 % S1
batuan(%)
S2
Kelas Kesesuaian S2wa S2wa
S3eh S3eh S3eh S3eh wa,e S2wa
Lahan ,eh ,eh
h
18
19
Dari peta kesesuaian lahan yang disajikan diperoleh beragam luasan dan faktor pembatas tiap
unit lahan. Adapun data tersebut disajikan dalam bentuk Tabel 6.
Tabel 7. Faktor pembatas dan luasan kesesuaian lahan di lokasi penelitian
Kelas
Unit Luas Luas
Kesesuaian Faktor Pembatas
Lahan (ha) (%)
Lahan
19
20
20
21
Unit Kesesuaian
Jenis Perbaikan
Lahan Lahan Potensial
Menggunakan tanaman penutup tanah dan pembuatan teras
1 S2wa,rc
bangku
Menggunakan tanaman penutup tanah dan pembuatan teras
2 S2wa
bangku
Menggunakan tanaman penutup tanah dan pembuatan teras
3 S2wa
bangku
4 Pembuatan teras bangku S2wa
21
22
22
23
Towaha dan Juniaty., 2012. Cengkeh Dalam Berbagai Industri di Indonesia. Balai Penelitian
Tanaman Industri dan Penyegaran.
Wahid, P. dan Ruhnayat, A., 1995. Pengaruh Unsur-Unsur Iklim Terhadap Fluktuasi Tanaman
Cengkeh. Jurnal Agromet, XI.
Zalima, R., Karim, A., Sugianto., 2012. Evaluasi Kesesuaian Lahan Kopi Arabika. Universitas
Syiah Kuala, Aceh.
23
24
24