You are on page 1of 11

Jurnal Anestesiologi Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA

Asesmen Nyeri pada Pasien di Akhir Kehidupan


Pain Management at the End of Life
Indriyani Wijaya, Mahmud

Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, Fakultas Kedokteran, Keperawatan dan Kesehatan
Masyarakat/ Universitas Gadjah Mada, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta, Indonesia

Korespondensi: indriyani.wijaya@mail.ugm.ac.id

ABSTRACT
Relieving distressing symptoms at the end of life is a fundamental part of reaching human
nature to experience a "good death". One of these symptoms is pain. Unfortunately,
nearly half of the pain experienced by these patients are recorded to have uncontrollable
pain and dies in pain. Proper pain management / control begins with a proper pain
assessment. However, the assessment of pain in patients at the end of life has its own
challenges. In end of life, pain perception can be influenced by many factors (known as
the concept of total pain) so that pain often does not always correlate with the severity of
the disease itself. In patients at the end of life, communication to make complaints are
often limited. Given the complexity of the pain experienced by patients at the end of life,
it has not been yet agreed upon a universal pain assessment tools (scoring or pain scale)
that could be applied to all patients at the end of life. Nevertheless, brief pain inventory
(BPI) and numeric rating scale (NRS) are still the most commonly used and recommended
for communicative patients. While, those who are not communicative or with cognitive
dysfunction can use rotterdam elderly pain observation scale (REPOS) and Pain
assessment in advanced dementia tool (PAINAID) or atau face, legs, activity, cry, and
consolability (FLACC) for pediatric patient. In selecting pain assessment tools, emphasis
is placed on selecting tools that are valid, reliable, user friendly, and relevant to current
clinical practice. In addition, the consistency of use makes it easier to evaluate from time
to time.

Keywords: brief pain inventory; numeric rating scale; pain at the end of life; pain
assessment; total pain

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 43


Jurnal Anestesiologi Indonesia

ABSTRAK
Meringankan gejala-gejala menyedihkan pada akhir kehidupan (end of life) adalah bagian
mendasar dari kodrat manusia untuk menjalani “kematian yang baik” (“good death”).
Salah satu gejala tersebut adalah nyeri. Sayangnya, hampir separuh dari nyeri yang
dirasakan pasien – pasien ini tidak dapat dikendalikan dengan baik dan pasien meninggal
dalam keadaan masih merasakan nyeri. Manajemen / kontrol nyeri dengan baik dimulai
dari asesmen / penilaian nyeri yang tepat. Namun, asesmen / menilai nyeri pada pasien di
akhir kehidupan memberi tantangan tersendiri. Pada pasien di akhir kehidupan, persepsi
nyeri dapat dipengaruhi oleh banyak faktor (dikenal dengan konsep total pain) sehingga
seringkali nyeri tidak selalu berkorelasi dengan keparahan penyakit itu sendiri. Pada
pasien di akhir kehidupan, kemampuan komunikasi untuk menyampaikan keluhan
seringkali terbatas. Mengingat kompleksitas nyeri yang dialami pasien di akhir
kehidupan, sampai saat ini belum disepakati tools penilaian nyeri (skoring atau skala
nyeri) universal yang dapat diterapkan untuk semua pasien di akhir kehidupan. Meskipun
demikian, brief pain inventory (BPI) dan numeric rating scale (NRS) masih menjadi ang
paling sering dipakai dan direkomendasikan untuk pasien yang komunikatif. Sedangkan
yang tidak komunikatif atau dengan gangguan kognitif dapat menggunakan rotterdam
elderly pain observation scale (REPOS) dan pain assessment in advanced dementia tool
(PAINAID) atau face, legs, activity, cry, and consolability (FLACC) untuk pasien
pediatri. Dalam memilih tools penilaian nyeri, penekanan ditujukan pada pemilihan tools
yang valid, reliable, user friendly, dan relevan dengan praktik klinis terkini serta
konsistensi menggunakan tools yang sama untuk memudahkan penilaian berkala.

Kata Kunci: brief pain inventory; numeric rating scale; nyeri di akhir kehidupan;
penilaian nyeri; total pain

PENDAHULUAN (contohnya: pasien dengan penyakit


Meringankan gejala-gejala menyedihkan kardiovaskular, HIV/AIDS, penyakit
pada akhir kehidupan (end of life) adalah ginjal) di mana seringkali tidak disadari
bagian mendasar dari kodrat manusia bahwa pasien – pasien ini juga
untuk menjalani “kematian yang baik” merasakan nyeri.3
(“good death”). Salah satu gejala
menyedihkan ini adalah nyeri. Nyeri Manajemen / kontrol nyeri dengan baik
telah menjadi ketakutan atau kecemasan dimulai dari asesmen / penilaian nyeri
utama pada pasien menjelang yang tepat. Namun, asesmen /menilai
1,2
kematiannya. Sayangnya, tercatat nyeri pada pasien di akhir kehidupan
hampir separuh dari nyeri yang memberi tantangan tersendiri. Pada
dirasakan pasien – pasien ini tidak dapat pasien di akhir kehidupan, persepsi nyeri
dikontrol dengan baik dan pasien dapat dipengaruhi oleh banyak faktor,
meninggal dalam keadaan masih diantaranya faktor fisik, sosial,
merasakan nyeri, meskipun opioid sudah psikologis, dan spiritual (hal ini dikenal
diberikan. Kondisi ini bahkan lebih dengan konsep total pain)4 sehingga
buruk pada pasien paliatif non kanker seringkali nyeri tidak selalu berkorelasi

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 44


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dengan keparahan penyakit itu sendiri. numerical self-rating scales), visual


Di sisi lain, kondisi pasien di akhir analog scale, behavioral observation
kehidupan dapat sewaktu – waktu scales, dan respons psikologis.
berubah, terutama kemampuan
komunikasi untuk menyampaikan Verbal rating scale (VRS) merupakan
keluhannnya. Demensia atau penurunan deskripsi nyeri secara verbal mulai dari
kesadaran juga sering dijumpai pada tidak nyeri, ringan, sedang atau berat.
pasien di akhir kehidupan yang Pasien membaca atau dibacakan pilihan
menyebabkan pasien sulit tingkatan nyeri tersebut dan diminta
berkomunikasi, padahal asesmen / memilih mana yang paling
penilaian nyeri yang digunakan sekarang menggambarkan intensitas nyeri yang
menggunakan skoring berdasarkan dirasakannya saat ini (atau dibandingkan
persepsi nyeri yang disampaikan secara dari waktu ke waktu / interval waktu
verbal oleh pasien. Kondisi ini tertentu).4
menyebabkan nyeri pada pasien non- Numeric rating scale (NRS) merupakan
komunikatif dapat dinilai lebih rendah serangkaian angka dari 0 – 100 yang
dari yang dirasakan dan berujung pada mana angka 0 (nol) mewakili tidak ada
tidak adekuatnya terapi antinyeri yang nyeri dan angka 100 (seratus) mewakili
diberikan (undertreatment).3 Berbagai nyeri paling buruk / berat yang mungkin
skoring nyeri telah tersedia dan dapat dirasakan (worst possible pain). Pasien
digunakan untuk pasien di akhir diminta memilih di angka berapa yang
kehidupan maupun pasien secara umum. menggambarkan nyeri yang sedang
Namun mengingat kompleksitas nyeri mereka rasakan.6
yang dialami pasien di akhir kehidupan,
sampai saat ini belum disepakati tools Visual analog scale (VAS) merupakan
penilaian nyeri (skoring atau skala nyeri) skala garis lurus horisontal atau vertikal
universal yang dapat diterapkan untuk sepanjang 10 cm dengan 2 titik: titik
semua pasien di akhir kehidupan.5 pangkal diberi label “tidak nyeri” (“no
pain”) dan titik ujung diberi label “nyeri
PENILAIAN NYERI SECARA terburuk yang dirasakan” (“worst pain
UNIVERSAL ever”). Pasien diminta memberi tanda
Penilaian nyeri yang akurat, valid dan pada garis tersebut yang
dapat diandalkan merupakan hal esensial menggambarkan level nyeri yang ia
dalam upaya mendiagnosis dan rasakan. Jarak (dalam cm) dari titik
mengendalikan nyeri serta mengevaluasi pangkal dengan tanda yang dibubuhkan
efektivitas terapi yang telah diberikan. pasien merupaka indeks numerik dari
Penilaian nyeri dapat melalui beberapa level nyeri yang dirasakan.4
pendekatan, diantaranya: skala verbal
dan numerik yang dilaporkan oleh
individu itu sendiri (verbal and

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 45


Jurnal Anestesiologi Indonesia

Karena nyeri bersifat subjektif, laporan selalu menjadi pengalaman pribadi yang
pasien menjadi metode yang paling valid dipengaruhi oleh faktor biologis,
untuk menilai nyeri sampai dengan saat psikologis, dan sosial; (2) nyeri dan
ini.4 Laporan pasien, meskipun paling nosisepsi adalah fenomena yang
valid, terbatas pada individu yang berbeda. Nyeri tidak dapat disimpulkan
mampu berkomunikasi (utamanya hanya dari aktivitas pada neuron
komunikasi verbal). Penilaian nyeri sensorik; (3) melalui pengalaman hidup,
berbasis laporan pasien tidak dapat individu belajar konsep nyeri; (4)
diaplikasikan pada pasien yang tidak laporan individu tentang pengalaman
mampu berkomunikasi. Hal ini sudah yang diartikan sebagai nyeri harus
disadari oleh International Association dihormati; (5) meskipun nyeri bersifat
for the Study of Pain (IASP) pada tahun adaptif, namun nyeri mungkin memiliki
1979 dengan mengeluarkan definisi efek buruk pada fungsi dan
nyeri baru. Definisi baru ini merupakan kesejahteraan sosial dan psikologis; (6)
berita baik karena telah menggantikan deskripsi verbal hanya salah satu dari
versi 1979 yang menggantungkan beberapa perilaku untuk
definisi nyeri pada kemampuan mengekspresikan nyeri.
seseorang untuk menggambarkan Ketidakmampuan untuk berkomunikasi
pengalaman yang memenuhi syarat tidak meniadakan kemungkinan bahwa
sebagai nyeri. Definisi lama berbunyi: individu mengalami nyeri.
"Pengalaman sensorik dan emosional
yang tidak menyenangkan terkait dengan PENILAIAN NYERI PADA
kerusakan jaringan aktual atau potensial, KONDISI KHUSUS
atau dijelaskan dalam hal kerusakan Penilaian nyeri secara universal
tersebut". Definisi ini mengeksklusikan sebagaimana dijelaskan sebelumnya,
bayi, orang tua, dan lainnya (bahkan tidak selalu dapat diterapkan untuk
hewan) yang tidak dapat kelompok pasien dengan kondisi khusus.
mengartikulasikan nyeri mereka secara Kondisi khusus yang dimaksud adalah
verbal. 7 keterbatasan / ketidakmampuan
berkomunikasi (misalnya pasien dengan
Di definisi yang baru, IASP penurunan kesadaran, usia bayi dan
mendefinisikan nyeri sebagai anak) dan dengan gangguan kognitif
pengalaman sensoris dan emosional (misalnya pasien dengan demensia), atau
yang tidak menyenangkan terkait keduanya. Ketika laporan pasien tidak
dengan, atau menyerupai yang terkait dapat diperoleh karena kondisi khusus
dengan, kerusakan jaringan aktual atau tersebut, para profesional kesehatan
yang berpotensi rusak atau disarankan untuk dapat menangkap
dideskripsikan sebagai adanya isyarat perilaku dan nonverbal (seperti
7
kerusakan. Dari definisi ini, ada 6 hal meringis, mengerutkan kening,
yang menjadi perhatian, yaitu : (1) nyeri mengerang, gelisah, dan agresi) sebagai

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 46


Jurnal Anestesiologi Indonesia

tanda yang dapat menunjukkan rasa sakit Pada populasi pediatri dengan kondisi
meskipun tanda ini tidak spesifik (dapat khusus, seperti di bawah usia 6 tahun,
juga muncul pada kondisi kelaparan, anak dengan penurunan kesadaran atau
stres, dan kejenuhan).8 Dengan kata lain, dengan gangguan kognitif, nyeri dinilai
penilaian nyeri pada kondisi khusus dengan menggunakan behavioral scale.
mengandalkan observasi yang dilakukan Tingkah laku (behavioral) yang
oleh profesional kesehatan yang dimaksud diantaranya vokalisasi,
merawat pasien secara langsung. ekspresi wajah dan gerakan tubuh terkait
nyeri, meskipun tingkah laku ini juga
Beberapa tools penilaian nyeri pada muncul pada kondisi stres yang
kondisi khusus ini telah diteliti. The disebabkan oleh kelaparan, kehausan
rotterdam elderly pain observation scale dan kecemasan. Skala tingkah laku
(REPOS) adalah salah satunya. REPOS (behavioral scale) yang
telah direkomendasikan namun belum direkomendasikan adalah face, legs,
divalidasi. REPOS terdiri dari 10 item activity, cry, and consolability (FLACC)
perilaku (wajah tegang, menutup mata, dan children’s hospital of eastern
menaikkan bibir atas, menahan napas ontario pain scale (CHEOPS). Lebih
meringis, gelisah, mengerang, spesifik, untuk populasi neonatus, dapat
menggerak – gerakkan anggota tubuh, menggunakan premature infant pain
tampilan takut, dan panik). Pengamat profile (PIPP).4 Tinjauan sistematis dari
menilai ada tidaknya perilaku tersebut 62 studi terhadap PIPP, reliabilitas PIPP
pada pasien dalam waktu dua menit, didukung oleh 5 studi dan validitas
terutama ketika momen pasien paling konstruk (construct validity) didukung
mungkin merasa nyeri. Skor REPOS 0-2 oleh 13 studi dan 14 studi berfokus pada
mengindikasikan tidak nyeri dan skor 3- pengukuranmerupakan salah satu dari 2
10 mengindikasikan adanya nyeri. Pada skala nyeri yang memiliki penyesuaian
cut-off skor 3 ini, sensitivitas REPOS metrik yang memperhitungkan
sebesar 0,81 dan spesifisitas sebesar prematuritas dan valid.11
0,62.9
PALIATIF DAN AKHIR
Skala lain yang sering digunakan adalah KEHIDUPAN / AKHIR HAYAT
pain assessment in advanced dementia World Health Organization (WHO)
(PAINAID). PAINAID menilai nyeri mendefinisikan perawatan paliatif
berdasarkan pengamatan terhadap: sebagai pencegahan dan meringankan
pernapasan, vokalisasi, ekspresi wajah, penderitaan pasien (dewasa maupun
bahasa tubuh, respons terhadap anak – anak) dan keluarga mereka dalam
penghiburan (consolability). Skor 1-3 menghadapi masalah yang terkait
diinterpretasikan sebagai nyeri ringan, dengan penyakit yang mengancam jiwa
skor 4-6 sebagai nyeri sedang, dan skor (life-threatening illness). Masalah-
7-10 sebagai nyeri berat.10 masalah yang dimaksud meliputi

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 47


Jurnal Anestesiologi Indonesia

penderitaan fisik, psikologis, sosial dan mereka. Di sini, opioid menjadi pilihan
spiritual.12 Dengan kata lain, perawatan utama untuk mengelola rasa sakit.12
paliatif merupakan perawatan total aktif
pada pasien, untuk mengendalikan rasa Ada beberapa terminologi yang perlu di
sakit dan meminimalkan masalah definisikan untuk menggambarkan
emosional, sosial, dan spiritual pada saat kondisi “akhir kehidupan” antara lain:
dimana penyakit tidak respons terhadap a. Akhir kehidupan (end of life)
pengobatan (pelayanan kuratif). Periode akhir kehidupan sulit dinilai
Perawatan paliatif juga telah diperluas namun ada dua aspek kunci periode
dengan memasukkan manajemen ini yaitu:
meringankan gejala pada tahap awal  penyakit pada periode
penyakit terminal (early palliative). penurunan kondisi kesehatan
yang irreversible sebelum
WHO memperkirakan kebutuhan akan kematian dan
perawatan paliatif cukup besar, 40 juta  penilaian klinis berbasis waktu
orang per tahunnya. Mayoritas pasien yaitu secara medis harapan
dewasa yang membutuhkan perawatan hidup selama enam bulan atau
paliatif memiliki penyakit kronis seperti kurang.14
penyakit kardiovaskular (38,5%), kanker b. Sakit Terminal
(34%), penyakit pernapasan kronis Penyakit progresif yang mengancam
(10,3%), AIDS (5,7%) dan diabetes jiwa dengan prognosis umur satu
(4,6%). Kondisi lain mungkin bulan atau kurang.14
memerlukan perawatan paliatif, c. Sekarat (dying)
diantaranya gagal ginjal, penyakit hati Kondisi dalam jam dan hari terakhir
kronis, multiple sclerosis, penyakit kehidupan, umumnya mengalami
parkinson, rheumatoid arthritis, nyeri, dispneu (sesak napas),
penyakit neurologis, demensia, anomali kegelisahan, kegelisahan, dan napas
bawaan dan tuberkulosis resisten obat.13 “death rattle”. Kondisi ini
dipengaruhi oleh status fisiologis,
Nyeri dan kesulitan bernapas adalah dua kegagalan multi organ yang dalam
gejala paling sering dan serius yang beberapa kasus dapat
dialami oleh pasien yang membutuhkan mempengaruhi efektifitas maupun
perawatan paliatif.13 Diikuti oleh gejala efek samping dari pengobatan.
lain diantaranya kelelahan, kelemahan Pasien mungkin tidak dapat
dan anoreksia.14 WHO memperkirakan, melaporkan sendiri gejala atau ikut
80% pasien dengan AIDS atau kanker, berpartisipasi dalam keputusan
dan 67% pasien dengan penyakit medis karena kesadaran berkurang,
kardiovaskular atau penyakit paru dan penilaian semata mata
obstruktif kronis akan mengalami nyeri berdasarkan pengamatan faktor fisik
sedang hingga berat pada akhir hidup dan perilaku namun dapat berbeda

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 48


Jurnal Anestesiologi Indonesia

dari apa yang dirasakan oleh pasien. aspek fisik tetapi juga menyangkut aspek
Pada akhirnya, terapi paliatif untuk psikologis, sosial, dan spiritual. Selain
pasien dalam kondisi sekarat (dying) itu, rasa takut akan kematian itu sendiri
harus tidak memperpanjang sering kali menuntun untuk peningkatan
penderitaan atau memperpendek persepsi pasien terhadap nyeri.2
umur. 15
Skrining dan penilaian nyeri pada pasien
MENILAI NYERI PADA PASIEN DI di akhir kehidupan harus dimulai sejak
AKHIR KEHIDUPAN kunjungan pertamanya ke profesional
Tiga kategori kendala dalam medis. Penilaian dini diperlukan juga
pengendalian nyeri yang tepat pada untuk memulai terapi antinyeri sejak dini
pasien di akhir kehidupan adalah dari (dalam 24 jam). Semakin dini terapi
sistem, pasien dan profesional medis. diberikan, semakin baik kontrol nyeri
Kendala sistem terkait dengan regulasi yang dicapai.2 Diharapkan nyeri dapat
penggunaan opioid atau penyediaan dikontrol sampai batas kenyamanan
asuhan paliatif. Kendala pasien termasuk yang diterima pasien dalam waktu 48
keengganan untuk melaporkan rasa jam.16 Untuk selanjutnya, pada pasien
nyeri, takut kecanduan opioid, dan takut yang dirawat inap, penilaian nyeri ini
efek samping dan gagasan bahwa opioid harus dilakukan setidaknya setiap 4
yang kuat berarti bahwa mereka jam.4
mendekati akhir kehidupan mereka.
Kendala profesional medis termasuk Pada pasien di akhir kehidupan,
kekhawatiran tentang mempercepat penilaian awal yang cermat sangat
kematian, kekhawatiran tentang efek penting dan harus mencakup
samping, dan ketakutan akan kecanduan, dokumentasi temuan yang jelas. Banyak
serta tidak cukup pengetahuan dan rasa sakit berubah seiring waktu dan
pengalaman manajemen nyeri dan penilaian ulang sering perlu dilakukan,
penilaian nyeri yang tidak memadai. 2 terutama selama dan setelah intervensi.
Dapat digunakan grafik untuk mencatat
Penilaian nyeri pada pasien di akhir lokasi, radiasi nyeri, dan temuan klinis
kehidupan pada dasarnya tidak berbeda terkait. Ini memungkinkan profesional
dari penilaian nyeri umumnya. medis untuk membandingkan kemajuan
Kekhususan terletak pada cakupan selain kontrol nyeri terhadap penilaian awal
aspek non fisik yang harus atau sebelumnya.17
diperhitungkan. Konsep total pain
digunakan dalam perawatan paliatif Banyak jenis nyeri sering ditemukan.
untuk mendorong para profesional medis Setiap nyeri harus dinilai,
untuk mempertimbangkan bahwa didokumentasikan, dikelola dan ditinjau.
persepsi nyeri pada pasien di akhir Pemeriksaan klinis harus dilakukan
kehidupan tidak hanya terkait dengan untuk membantu menentukan

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 49


Jurnal Anestesiologi Indonesia

kemungkinan jenis dan penyebab nyeri. dengan terapi antinyeri sebelumnya .18
Relevan investigasi, sesuai dengan Beberapa kondisi yang dapat memicu
kondisi pasien, harus dipertimbangkan, breakthrough pain diantaranya batuk,
termasuk perlu tidaknya pemeriksaan perubahan posisi, aktivitas berpakaian.
penunjang (misalnya pemeriksaan
laboratorium atau X-Ray / scan).17 Pertimbangkan merujuk ke tim paliatif
multidisiplin / spesialis nyeri / spesialis
Ketidaknyamanan, seperti retensi urine, paliatif jika menjumpai situasi
konstipasi, obstruksi usus, juga dapat diantaranya: nyeri kompleks atau
digambarkan pasien sebagai rasa nyeri.4 multipel di mana penilaian nyeri sulit,
Meredakan ketidaknyamanan ini kesulitan manajemen nyeri yang
termasuk dalam upaya mengontrol disebabkan oleh efek buruk dari obat,
nyeri.19 rasa sakit yang melibatkan faktor non-
fisik, serta nyeri yang tidak terkontrol
Menilai nyeri pada pasien di akhir dengan manajemen nyeri yang
18
kehidupan termasuk menilai adekuat.
breakthrough pain yang umum terjadi
pada pasien kanker terminal. TOOLS (SKORING ATAU SKALA)
Breakthrough pain ditandai dengan UNTUK MENILAI NYERI PADA
eksaserbasi nyeri (onset mendadak) dan PASIEN DI AKHIR KEHIDUPAN
durasi pendek (<30 menit), yang terjadi Beberapa skoring atau skala nyeri yang
baik secara spontan atau terkait dengan direkomendasikan untuk menilai nyeri
pemicu tertentu, yang dapat diprediksi pada pasien di akhir kehidupan
atau tidak dapat diprediksi dan dikontrol dipaparkan di bawah ini.

Tabel 1. Rekomendasi skoring dan skala nyeri untuk menilai nyeri pada pasien
di akhir kehidupan
Kondisi umum Dengan kondisi khusus
WHO 5  Brief pain inventory (BPI)  Penurunan kesadaran atau tidak
 Asesmen paliatif secara umum dapat berkomunikasi secara verbal
yang juga mencakup asesmen nyeri : Critical care pain observation
: Integrated palliative care outcome tool (CPOT)
scale (IPOS)  Pasien demensia : Pain assessment
in advanced dementia tool
(PAINAID)
Groninger H,  Likert-type scale (0-10)  Pasien tidak dapat komunikasi
Center C 20  Wong-Baker FACES pain rating verbal atau demensia : Pain
scale assessment in advanced dementia
 Visual analog scale (VAS) (PAINAD)
Masman AD, et Numeric rating scale (NRS)  Pasien kritis atau tidak dapat
al. 21 komunikasi dengan efektif :
Rotterdam elderly pain observation
scale (REPOS)

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 50


Jurnal Anestesiologi Indonesia

National Tidak disebutkan  Pasien dengan demensia atau


Clinical gangguan pembelajaran :
Guideline Behavioural pain assessment
Centre
Groninger H,  Likert-type scale (0-10)  Pasien tidak dapat komunikasi
Center C.20  Wong-Baker FACES pain rating dengan efektif : Pain assessment in
scale advanced dementia (PAINAD)
 Visual analog scale (VAS)

Berbagai rekomendasi di atas berbeda akan mendapatkan hasil yang


menunjukkan belum ada tools tunggal sama. Masalah ini dapat menyebabkan
yang diterima secara universal untuk kesalahan pengukuran dan
menilai nyeri di akhir kehidupan, mempengaruhi level nyeri dengan cara
mengingat kompleksitas nyeri yang yang tidak diketahui; (2) penggunaan
dialami pasien di akhir kehidupan. Ada skala secara konsisten lebih diutamakan,
beberapa skoring dan skala nyeri namun sehingga memungkinkan dan
tidak ada yang terbukti lebih baik memudahkan penilaian nyeri berkala19 ;
daripada yang lain. Kesimpulan ini (3) tools yang digunakan harus user
senada dengan systematic reviews of friendly, mudah digunakan21; (4) tools
yang dilakukan Agency for Healthcare harus relevan dengan kondisi dan praktik
Research and Quality (AHRQ) terhadap klinis terkini. 21
152 palliative care assessment tool dari
Januari 2007 – Agustus 2016, yang salah RINGKASAN
satunya mencakup subdomain nyeri. Menilai nyeri pada pasien di akhir
AHRQ memaparkan, NRS merupakan kehidupan pada dasarnya tidak berbeda
tools yang paling sering dipakai namun dari penilaian nyeri umumnya dengan
hanya pada 4 dari 25 studi yang ditelaah. mempertimbangkan bahwa persepsi
Selain itu, belum ada studi yang secara nyeri pada pasien ini tidak selalu terkait
spesifik mengkompilasi dan dengan aspek fisik (total pain), tetapi
membandingkan tools penilaian nyeri juga aspek psikologis, sosial dan
satu dengan yang lainnya. spiritual. Skrining dan penilaian nyeri
harus dimulai sejak kunjungan
Bertolak dari situasi di atas, ketika pertamanya ke profesional kesehatan.
memilih tools (skala atau skoring) Terapi antinyeri dimulai sejak dini
asesmen nyeri, penekanan ditujukan (dalam 24 jam) dengan harapan nyeri
pada beberapa hal diantaranya : (1) dapat dikontrol sampai batas
pemilihan tools harus valid dan reliable kenyamanan yang diterima pasien dalam
serta tepat untuk populasi dengan waktu 48 jam. Setiap nyeri harus dinilai,
kondisi / kebutuhan khusus.21 Tanpa didokumentasikan, dikelola dan ditinjau
reliabilitas dan validitas, tidak diketahui serta dibandingkan kemajuan kontrol
apakah tools menilai nyeri sebagaimana nyeri dari penilaian awal atau
dimaksud atau apakah penilai yang sebelumnya. Meredakan

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 51


Jurnal Anestesiologi Indonesia

ketidaknyamanan, seperti retensi urine, During the Last Two Years of Life.
konstipasi, obstruksi usus, termasuk 2011;14.
dalam upaya mengontrol nyeri. 2. British Medical Association.
Breakthrough pain dapat muncul Improving analgesic use to support
sewaktu – waktu meskipun kontrol nyeri pain management at the end of life.
telah adekuat sebelumnya. 2017 [cited 2020 Sep 10].
Pertimbangkan merujuk ke tim paliatif 3. Klint Å, Bondesson E, Rasmussen
multidisiplin / spesialis nyeri / spesialis BH, Fürst CJ, Schelin MEC. Dying
paliatif jika nyeri tidak dapat dikontrol, With Unrelieved Pain—Prescription
atau lebih tepatnya dikurangi sampai of Opioids Is Not Enough. J Pain
level yang dikehendaki dan dapat Symptom Manage. 2019
5
diterima oleh pasien. Nov;58 :784-791.e1.
4. McMahon SB, editor. Wall and
Berbagai rekomendasi tools penilaian Melzack’s textbook of pain. 6th ed.
nyeri telah tersedia, namun mengingat Philadelphia, PA:
kompleksitas nyeri yang dialami pasien Elsevier/Saunders; 2013. 1153 p.
di akhir kehidupan, sampai saat ini 5. World Health Organization. WHO
belum ada skoring atau skala yang guidelines for the pharmacological
diterima secara universal. Meskipun and radiotherapeutic management of
demikian, BPI dan NRS masih menjadi cancer pain in adults and
tools yang paling sering dipakai dan adolescents. [Internet]. 2018 [cited
direkomendasikan untuk pasien yang 2020 Aug 21]. Available from:
komunikatif. Sedangkan yang tidak http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/
komunikatif dan dengan gangguan NBK537492/
kognitif dapat menggunakan REPOS 6. Swarm RA, Janjan NA, Putnam A.
dan PAINAID. NCCN Guidelines Index Adult
Cancer Pain TOC Discussion.
Dalam memilih tools penilaian nyeri, 2016;91.
penekanan ditujukan pada pemilihan 7. https://www.iasp-
tools yang valid, reliable, user friendly, pain.org/terminology?navItemNum
dan relevan dengan praktik klinis terkini. ber=576.
Selain itu juga pada konsistensi 8. Jansen BDW, Brazil K, Passmore P,
penggunaan sehingga memudahkan Buchanan H, Maxwell D,
penilaian berkala. McIlfatrick SJ, et al. Exploring
healthcare assistants’ role and
DAFTAR PUSTAKA experience in pain assessment and
1. Smith AK, Cenzer IS, Knight SJ, management for people with
Puntillo KA, Widera E, Williams advanced dementia towards the end
BA, et al. The Epidemiology of Pain of life: a qualitative study. BMC
Palliat Care. 2017 Dec;161:6.

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 52


Jurnal Anestesiologi Indonesia

9. Masman AD, van Dijk M, van 16. Jansen K, Haugen DF, Pont L, Ruths
Rosmalen J, Baar FPM, Tibboel D, S. Safety and Effectiveness of
Boerlage AA. The Rotterdam Palliative Drug Treatment in the Last
Elderly Pain Observation Scale Days of Life—A Systematic
(REPOS) is reliable and valid for Literature Review. J Pain Symptom
non-communicative end-of-life Manage. 2018 Feb;552:508-521.e3.
patients. BMC Palliat Care. 2018 17. Kelly L, Bender L, Harris P, Casarett
Dec;171:34. D. The “Comfortable Dying”
10. Warden V, Hurley AC, Volicer L. Measure: How Patient
Development and Psychometric Characteristics Affect Hospice Pain
Evaluation of the Pain Assessment in Management Quality Scores. J
Advanced Dementia (PAINAD) Palliat Med. 2014 Jun;176:721–4.
Scale. J Am Med Dir Assoc. 2003 18. National Comprehensive Cancer
Jan;41:9–15. Network. NCCN Guidelines Index
11. Stevens B, Johnston C, Taddio A, Adult Cancer Pain 2016-1.pdf.
Gibbins S, Yamada J. The Premature 19. National Institute for Health and
Infant Pain Profile: Evaluation 13 Care Excellence. Care of dying
Years After Development: Clin J adults in the last days of life. :29.
Pain. 2010 Nov;269:813–30. 2017 [cited 2020 Aug 21].
12. https://www.who.int/health- 20. Groninger H, Center C.
topics/palliative-care. Pharmacologic Management of Pain
13. https://www.who.int/en/news- at the End of Life. 2014;901:7.
room/fact-sheets/detail/palliative- 21. Masman AD, van Dijk M, van
care. Rosmalen J, Baar FPM, Tibboel D,
14. Chang VT, Sorger B, Rosenfeld KE, Boerlage AA. The Rotterdam
Lorenz KA, Bailey AF, Bui T, et al. Elderly Pain Observation Scale
Pain and palliative medicine. J (REPOS) is reliable and valid for
Rehabil Res Dev. 2007;442:279. non-communicative end-of-life
15. Hui D, Nooruddin Z, Didwaniya N, patients. BMC Palliat Care. 2018
Dev R, De La Cruz M, Kim SH, et Dec;171:34.
al. Concepts and Definitions for
“Actively Dying,” “End of Life,”
“Terminally Ill,” “Terminal Care,”
and “Transition of Care”: A
Systematic Review. J Pain Symptom
Manage. 2014 Jan;471:77–89.

Volume 14, Nomor 1, Tahun 2022 53

You might also like