Professional Documents
Culture Documents
Naskah Drama ba-WPS Office
Naskah Drama ba-WPS Office
One day, when the word justice has become extinct. Being the holding of the examination. Unes and
Justin are sitting at the bench, Nadine and Melati sit together in front of them, while Glory sit alone
beside Justin
The subjects of the examination was mathematics, all students looked confused and overwhelmed
look at the questions. And there was a conversation between 5 friends, Unes,glory,Justin,Nadine,and
Melati.
(Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian. Unes dan
Justin duduk sebangku, Nadine dan Melati duduk sebangku di depannya, sedangkan Gloryi duduk sendiri
disamping Justin.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan
kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Unes, Glory, Justin, Nadine
dan Melati)
Dini: A and C.
Sita: If the answer number 10, 11, and 15, what is the answer, Ban?
Sita: The questions is very hard, they are still not yet to do it.
Four of them cheat as other student. But, not Budi, he looked enjoy and do the question himself
without cheat.
Budi: Cheat or giving a cheat is a bad thing, the sin is same. I will not cheat because it is a sin, but also
giving a cheat to you. I am sorry.
Adi: Ok, fine. Take care yourself Bud and we take care ourselves.
Then, Banu expend a book from the hole at the bench secretly, then see the formula and the answer
in it. Then, Sita ask the answer of it.
It causes the voice of Banu is louder than others. The teacher listen it and come to them.
Four of them given a punishment in the yard to honor the flag pole.
Sita: I am regret!
Adi,Dini&Banu: I am too..(Together)
After that, Budi out of the class and come to them. Then, Budi follow them to stand and honor like
others.
Then, they do the punishment with full smile and laugh. A friendship will defeat all the bad things.
ARTINYA:
Suatu ketika disaat keadilan sudah menjadi kata yang punah. Sedang diadakannya ujian. Adi dan Banu
duduk sebangku, Sita dan Dini duduk sebangku di depannya, sedangkan Budi duduk sendiri disamping
Banu.
Mata pelajaran yang sedang di ujiankan adalah matematika, semua murid terlihat kebingungan dan
kewalahan melihat soalnya. Dan terjadi lah percakapan antara 5 sekawan, Adi, Budi, Banu, Sita dan Dini.
Dini: “A dan C”
Sita: “Soalnya sulit sekali, masih banyak yang belum aku kerjakan”
Mereka berempat saling contek-mencontek seperti pelajar lainnya. Tapi tidak dengan Budi, dia terlihat
rileks dan mengerjakan soal ujian sendiri tanpa mencontek.
Budi: “Mencontek atau pun memberi contek adalah hal buruk, yang dosa nya sama. Aku tidak mau
mencotek karena dosa, begitu pula memberi contek ke kalian. Aku minta maaf. Sita: “Tapi saat ini,
sangat mendesak, Bud”
Adi: “Ya sudah, baiklah. Urus saja dirimu sendiri Bud, dan kami urus diri kami. sendiri.”
Banu lalu mengeluarkan buku dari kolong bangkunya secara diam-diam, kemudian melihat rumus dan
jawaban di dalamnya. Lalu Sita menanyakan hasilnya.
Karena suara Banu yang agak terdengar keras, Guru pun mendengarnya dan menghampiri mereka
berempat.
Setelah itu, Budi keluar dari kelas dan menghampiri mereka. Kemudian Budi ikut berdiri hormat seperti
yang lain.
Budi: “Tidak, aku ingin menjalani hukuman kalian juga.Kita sahabat kan? Aku ingin kita bersama”
Lalu mereka semua menjalani hukuman dengan penuh senyum dan tawa. Persahabatan akan
mengalahkan segala keburukan.